Nama Le Mayeur merupakan nama yang diambil dari seorang seniman keturunan bangsawan belgia. Seniman yang lahir tahun 1880 ini adalah lulusan insinyur bangunan di Universitas Libre, Brussel. Pada tahun 1923 Le Mayeur untuk pertama kalinya mengunjungi pulau dewata bali. Pada awalnya, kunjunganya ke Bali merupakan kunjungan biasa selama 8 bulan. Akan tetapi setelah melihat keindahaan alam pulau Bali dan juga berbagai macam kesenian dan kebudayaan yang ada di Bali, Le Mayeur memutuskan untuk mendirikan rumah dan sanggar melukis di sekitar pantai Sanur. Selain itu, hal yang membuat Le Mayeur untuk memutuskan tinggal di bali adalah sosok penari legong, Ni Nyoman Pollok yang menarik hatinya dan kemudian mempersuntingnya sebagai istri.
Kehidupan rumah tangga Le Mayeur dan Ni Nyoman Pollok sejatinya tidak begitu bahagia. Pasangan seniman ini tidak mempunyai keturunan yang kelak akan meneruskan karyanya. Le Mayeur tidak menghendaki Ni Nyoman mengandung meskipun sebenarnya sangat menginginkanya. Alasanya sederhana, Le Mayeur khawatir kalau keindahan tubuh Ni Nyoman Pollok rusak karena hamil dan melahirkan mengingat bahwa Ni Nyoman Pollok adalah model lukisanya.