shop-triptrus



Merasakan Surga Pantai Ora

Trip ke Pantai Ora bisa ditemukan di: http://triptr.us/Bh TRIPTRUS - Apa ada TripTroops yang ingin merasakan pantai di luar negeri seperti di Hawaii atau di Maladewa? Tidak harus siapkan paspor dan repot urus visa untuk datang ke pantai yang keindahannya cuma bisa dilihat media elektronik. Di Desa Saleman, Seram Utara, tepatnya di Pulau Seram, Maluku Tengah, Maluku, terdapat Pantai Ora yang keindahannya menyaingi keindahan pantai di Maladewa. Meski untuk mencapai Pantai Ora diperlukan beberapa kali pergantian moda transportasi, tetapi sesampainya di Pantai Ora, semua kepenatan akan hilang melihat pemandangan Pantai Ora. Di tepi Pantai Ora terdapat hamparan pasir putih yang bersih dan terang. Lalu lepas dari pasir, TripTroops langsung menemukan air yang biru, jernih, dan tenang yang akan membuat TripTroops merasakan seperti sedang berada di dalam mimpi. Lalu udara yang bersih serta sinar matahari di kulit akan membuat TripTroops merasa seperti sedang berasa di Maladewa. Yang lebih membuat trip ke Pantai Ora lebih istimewa adalah adanya tempat menginap yang berdiri di atas laut. Tidak hanya resort saja, beberapa homestay -- yang merupakan rumah penduduk -- juga dibangun di atas laut. Suara ombak berdebur dan angin laut akan membuai kita ke alam mimpi. Selesai beristirahat, pagi di Pantai Ora dipenuhi dengan kicauan burung dan hembusan udara sejuk. Tapi kini saatnya membuka pintu kamar dan melihat hamparan laut tepat di depan mata. Lalu bergegas mengambil peralatan snorkeling dan melihat pemandangan bawah laut yang memesona. Indahnya terumbu karang Pantai Ora, yang jadi habitat bagi ratusan spesies ikan, akan membuat TripTroops tidak mau keluar dari air. Pemandangan ini juga bisa dilihat tanpa harus turun ke air, karena bisa dengan mudah disaksikan dari kamar tempat menginap, walau tidak terlalu jelas. TripTroops juga bisa menyewa perahu dari nelayan untuk keliling melihat Taman Nasional Manusela. Dengan perahu, TripTroops bisa masuk ke sungai Salawai untuk melihat proses pembuatan sagu, atau melihat berbagai jenis burung di Teluk Sulaiman. Kalau TripTroops juga suka trekking, hutan di dekat Desa Sawai adalah pilihan yang tepat di Pulau Seram. TripTroops bisa melihat tempat penangkaran burung Kakatua Seram dan burung Nuri Seram. Yang pasti, menikmati suasana pantai ala Maladewa lebih terjangkau di Pantai Ora. Rugi kalau belum nge-trip ke lokasi yang disebut sebagai Heaven on Earth (Surga di Dunia).
...more

Liburan 2025: Saatnya Lo Healing Beneran, Bukan Cuma Demi Feed Aesthetic!

TripTrus.Com - Lo pernah kepikiran gak sih, pengen liburan tapi yang bukan cuma sekadar pindah tempat doang? Nah, 2025 bakal jadi tahunnya healing yang bener-bener nyentuh hati, bukan cuma demi likes di IG. Para raja traveling kayak Airbnb sampe Booking.com udah ngintip data dan ngeluarin ramalan tren wisata buat tahun depan. Bukan ngasal, mereka pake riset dan kebiasaan user buat ngebentuk tren. Bahkan kata si Jenny Southan, CEO-nya Globetrender, tren liburan tuh bantu kita paham dunia yang makin chaos ini. Intinya, liburan tuh bukan cuma soal destinasi, tapi soal makna dan arah hidup juga, bro. 1. Kencan Sama Malem: Wisata Noctourism yang Bikin Merinding tapi Nagih       View this post on Instagram A post shared by Visit Norway (@visitnorway) Lo anak malem banget? Sini merapat. Tahun depan tren jalan-jalan malem alias noctourism bakalan makin rame. Tapi bukan yang keluyuran random ya, ini lebih ke eksplor tempat yang magical banget kalo diliat malem-malem. Contohnya pantai bioluminesensi yang nyala sendiri sampe aurora borealis yang makin terang gegara aktivitas matahari yang gila. Spot kece kayak Islandia, Norwegia, dan Svalbard bakal rame dikunjungi. Dan ini tuh bukan sekadar konten doang, tapi lo juga bisa ngerasain keindahan alam yang beda banget vibes-nya sama siang bolong. 2. Calmcation: Mode Diam Aktif, Gadget Mati, Jiwa Nyala Bosan sama notifikasi? Telinga lo capek denger suara klakson? Lo butuh calmcation, bro. Ini tipe liburan yang ngejauhin lo dari dunia digital dan nyambungin lo ke alam. Banyak banget tempat di Eropa, terutama di Finlandia dan Norwegia, yang nyediain kabin anteng, tanpa sinyal, tanpa keramaian. Contohnya di Majamaja, lo bisa ngerasain hidup tanpa gadget dan connect ke alam asli. Ada juga yang nyediain alat pengukur kebisingan, biar lo sadar betapa hectic-nya dunia yang lo tinggalkan. Liburan ini buat yang pengen recharge hati dan refresh pikiran, bukan cuma selfie doang. 3. Robot Jadi Tour Guide? Gak Masalah, Asal Itinerary Makin Kece Lo tim males mikir pas liburan? Udah waktunya lo serahin semua ke AI. Di 2025, teknologi makin masuk ke dunia traveling. Dari mulai bikin itinerary, booking, sampe nyari spot hidden gem, AI bisa bantu semua. Kayak Byway yang bikin rute anti-pesawat pake AI, sampe TripAdvisor yang udah integrate AI biar lo bisa nemuin tempat idaman lo lebih gampang. Di bandara juga makin canggih, koper lo disortir otomatis, bro. Tapi kalo lo oldschool, tenang… brosur fisik masih eksis kok. Teknologi dan nostalgia bisa jalan bareng, kayak duet Gen Z sama boomer. 4. Jodoh Datangnya di Jalan-Jalan: Cinta Lokasi Is Real Lo udah capek swipe kanan-kiri di dating apps tapi tetep jomblo? Mungkin jodoh lo lagi nunggu di next destinasi liburan. Sekarang makin banyak orang yang nemuin pasangan pas lagi traveling. Banyak travel agent yang nawarin trip buat solo traveler yang pengen ketemu temen baru, bahkan cinta baru. Contohnya Flash Pack sama G Adventures. Lo tinggal join trip, ngobrol, sharing cerita, siapa tau pulang-pulang udah gak sendiri lagi. Ini jauh lebih natural dan seru daripada cuma chatting di app doang, seriusan! [Baca juga : "Lo Belum Keren Kalo Belum Ke Sumba, Bro! Destinasi Hidden Gem Yang Lagi Naik Daun Di 2025!"] 5. Tempat Sepi = Surga Baru Buat Liburan Lo pernah ngerasa sumpek banget pas liburan karena rame banget? Nah, lo gak sendirian. Di 2025, orang mulai ngehindarin destinasi yang udah terlalu mainstream. Sekarang malah banyak yang nyari tempat antah-berantah tapi vibes-nya dapet banget, kayak Zanzibar, Madagaskar, sampe Uzbekistan. Bahkan tempat kayak Norfolk yang dulu kalah saing sama Cornwall sekarang mulai naik daun. Airbnb juga mulai nyodorin lokasi yang underrated tapi cakep maksimal kayak East Sussex. Intinya, liburan sekarang bukan soal pamer tempat, tapi soal nemuin ketenangan yang asli. 6. Safari Anti Panas-Panasan: Nyari Adem, Bukan Keringetan Iklim makin gak bisa ditebak, jadi orang-orang mulai males ke tempat panas. Makanya sekarang banyak yang milih destinasi dingin buat healing. Kayak Norwegia, Islandia, dan Finlandia yang jadi favorit baru. Safari pun ikut bergeser waktunya—biasanya Desember, sekarang mending Maret. Jadi buat lo yang pengen liat singa, zebra, gajah, jangan lupa atur ulang rencana. Ini bukti kalo kita harus lebih peka sama bumi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada, bukan maksa cuaca ngikutin maunya kita. 7. Nostalgia Trip: Balik ke Era yang Bikin Lo Senyum-Senyum Sendiri Lo kangen masa kecil? Pengen flashback ke jaman Polly Pocket atau dengerin Oasis sambil makan ciki di warung? Nah, nostalgia trip adalah jawabannya. Tren ini makin hype karena banyak orang nyari perasaan “dulu enak banget ya.” Di Eropa dan AS, kamp dewasa yang vibe-nya kayak summer camp zaman dulu mulai rame. Bahkan Airbnb punya penginapan tema nostalgia, kayak rumah ala 90-an sampe tempat nginep ala Barbie. Seru banget buat lo yang pengen healing sambil throwback. Lo sekarang tim mana, bro? Tim aurora hunter, pencari damai, atau penggali memori masa kecil? Apapun pilihannya, 2025 tuh waktunya lo ngejalanin liburan dengan hati yang lebih tulus dan kepala yang lebih ringan. Udah gak zaman liburan cuma buat konten doang. Sekarang saatnya liburan yang nyambungin lo sama diri sendiri, sama orang lain, sama alam juga. Yuk, gas dari sekarang rencanain liburan yang bukan cuma berkesan, tapi juga bermakna. Dunia nunggu lo buat dijelajahi dengan cara yang lebih real dan jujur. (Sumber Foto @kytourism)
...more

Menelusuri Lembah Hijau Rawa Dano

TripTrus.Com - Pernah menikmati pemandangan lembah hijau yang luas membentang? Jika belum, mengunjungi wisata alam Rawa Danau yang  terletak di Kampung Panenjoan, Desa Luwuk Kecamatan Gunung Sari kabupaten Serang adalah tempatnya. Dari namanya saja mungkin Anda dapat menebak bahwa objek wisata ini merupakan objek wisata alam berbentuk rawa. Anda tepat, wisata alam Rawa Danau ini merupakan sebuah tempat wisata alam yang didominasi dengan rawa-rawa dengan sebuah danau. Wisata alam Rawa Danau awalnya merupakan kepundan gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi. Seiring berjalannya waktu, tempat ini berubah menjadi sebuah danau dan akhirnya menjadi rawa-rawa di atas danau.       View this post on Instagram A post shared by Informasi Banten (@goodbanten) onJan 25, 2020 at 12:47pm PST Pemandangan lembah Bukit Hijau Rawa Danau dapat dilihat dari Pos Terpadu yang berada di ketinggian 300 meter diatas permukaan laut. Masyarakat sekitar biasa menyebutnya “Paninjauan”. Ditempat ini, anda bisa melihat pemandangan Kawasan Cagar Alam Rawa Danau dari ketinggian. Selain Rawa Danau, dari sini juga terlihat deretan pegunungan yang berada di Kabupaten Pandeglang. Kerap kali dijumpai sekumpulan Monyet Hutan yang berkumpul diatas pohon dan juga hewan lainnya seperti Burung Elang dan juga Musang. Cagar Alam Rawa Danau mempunyai kawasan konservasi endemis seluas 2.500 hektar. Ini merupakan rawa pegunungan satu-satunya yang masih tersisa di Pulau Jawa. Mengapa disebut Rawa Danau? Rawa atau danau ini merupakan kepundan gunung berapi yang sudah mati kemudian berubah menjadi danau. Lalu Seiring jalannya waktu danau tersebut berubah menjadi rawa-rawa. Oleh karena itulah disebut Rawa Danau. Pada tanggal 16 November 1921 Gubernur Jenderal Belanda menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam sesuai dengan GB Nomor 60 Stbl. Hingga kini Rawa Danau masih dalam pengawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah Serang. Objek wisata Cagar Alam Rawa Danau merupakan tempat yang sering dikunjungi masyarakat Serang, Cilegon dan sekitarnya karena selain untuk menikmati keindahan alam, kasawan ini juga memiliki udara yang segar dan cukup sejuk karena masih banyak ditumbuhi pepohonan rindang. Kecamatan Mancak terkenal sebagai sentra Kelapa, Melinjo, dan Durian. Dari perkebunan rakyat menghasilkan antara lain Kelapa, Kopi, Cengkeh, Lada dan Jambu Mete. Selain itu daerah ini juga menghasilkan beraneka ragam buah-buahan antara lain Pisang, Mangga, Kecapi, Rambutan, Jambu Air, Jambu Batu, Salak, Nanas, Pepaya, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Singkong dan lain-lain. [Baca juga : "7 Spot Eksotis Di Wisata Pulau Sangiang, Wajib Eksplor!"] Cagar Alam Rawa Danau memang memikat wisatawan. Selain pemandangannya yang alami serta udaranya yang segar, tidak jarang pengunjung sengaja datang untuk menikmati Durian khas Mancak yang diperoleh langsung dari kebunnya. Di sepanjang jalan di kawasan ini banyak dijumpai durian dengan harga yang murah. Tersedia banyak pilihan tempat karena durian yang dijual tersebut rata-rata berasal dari kebun di sekitar lokasi yang pohonnya dapat anda lihat. Tidak perlu khawatir jika tidak sedang musim durian. Karena durian asal Palembang, Lampung dan wilayah lainnya juga dijual disini. Selain durian, buah rambutan dan kecapi juga populer disini. Untuk perjalanan pulang, Anda tinggal meneruskan perjalanan sambil mengikuti plang penunjuk jalan ke arah Cilegon untuk menuju ke pintu tol. Anda tidak akan tersesat karena jalan yang dilalui tidak terlalu banyak persimpangan. Disamping itu plang penunjuk jalan pun cukup jelas. Jadi, jangan ragu untuk mampir di Cagar Alam Rawa Danau. Selamat berlibur. (Sumber: Artikel dispar.bantenprov.go.id Foto pesona.travel)
...more

Kuliner Enak di Lembah Harau

Tahun 2017 lalu, tim infoSumbar berkesempatan hadir di event Pasa Harau, sebuah event pariwisata yang digagas oleh masyarakat di Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Di event ini kita bisa menikmati kuliner, keindahan alam dan pertunjukkan tradisi sekaligus. Untuk urusan kuliner ada satu yang menarik dari Lembah Harau ini. Dan kuliner ini konon hanya ada di dua daerah di Kabupaten Limapuluh Kota, satu di Lembah Harau dan satu lagi di Limposi Tigo Nagari. Kuliner minang yang satu ini adalah Goreng Pucuk Daun Kopi. Sesuai dengan namanya kuliner minang ini terbuat dari pucuk daun kopi. Pucuk Daun Kopi ini kemudian digoreng sampai krenyes bersama cabe halus dengan minyak yang tidak terlalu banyak. Hasilnya adalah pucuk daun kopi yang gurih, krenyes dan sedikit pedas. Cocok untuk jadi cemilan sebenarnya. Tapi di Lembah Harau, goreng pucuk daun kopi disajikan sebagai lauk utama saat makan. Dengan hidangan nasi yang agak lembek atau lambiak dalam bahasa minang. Selain Goreng Pucuk Daun Kopi biasanya juga ada pengganti samba lado, yaitu parutan kelapa yang dicampur lado (cabe) sehingga warnanya menjadi merah.Menikmati kuliner tersebut di tepi persawahan Lembah Harau dengan diapit oleh tebing-tebing yang megah, rasanya sungguh syahdu.  Sumber:http://pasaharau.com/kuliner-enak-di-lembah-harau/ infosumbar.net Foto:pasaharau.com
...more

Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 1

Masih ingat  heboh  penamaan KRI Usman Harun? Tak dinyana si pemberani Harun Thohir  yang  menuai kontroversi karena namanya dipakai sebagai nama kapal perang itu adalah orang Bawean. Ya, pulau yang berada di Laut Jawa dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik Jawa Timur itu memang dikenal luas di Singapura dan  Malaysia sebagai tanah asal para pelaut yang bekerja di kapal-kapal mereka. Orang Bawean dan kawasan pemukiman mereka di kedua negara jiran itu mendapat julukan sebagi  Orang Boyan dan Kampung Boyan. Sebagian besar penduduk laki2nya memang melanglang buana untuk bekerja di Malaysia, Australia dan Singapura. Tidak mengherankan jika wajah kemakmuran terlihat hampir di seluruh penjuru pulau karena penghasilan para TKI itu terhitung di atas rata2 penghasilan orang Indonesia.Di sudut2 dusun bangunan rumah megah adalah hal yang lumrah. Luas Bawean sekitar 194 km2 terdiri dari 2 kecamatan yakni Sangkapura dan Tambak dengan jumlah penduduk 70 ribu jiwa yang kebanyakan bekerja sebagai petani  dan nelayan. Terdapat dua kecamatan di pulau  ini  yakni  Sangkapura dan Tambak.     Peta Bawean MENUJU BAWEAN Pulau yang jaraknya hanya  120 km dari Pelabuhan Gresik itu memiliki kontur daratan  yang berbukit-bukit sehingga bisa memandang lepas jauh kelautan. Sangat mempesona berada di ketinggian pulau ini sambi lmemandang cakrawala jingga saat senja. Padahal waktu tempuh menuju pulau yang juga dijuluki sebagai Pulau Putri ini hanya 3,5 jam dengan kapal cepat atau 8 jam dengan kapal ferry  dari dermaga Gresik. Harga tiket kapal cepat terhitung murah untuk sekali jalan, kelas ekonomi Rp 130 000, kelas eksekutif Rp 150 000 dan kelas VIP Rp 160 000.     Kapal Cepat Express Bahari - Penyeberangan ke Bawean Sedangkan menumpang kapal ferry harga tiketnya hanya Rp 70.000 dengan fasilitas tempat tidur di barak tanpa AC. Jika ingin lebih nyaman, bisa bernegosiasi dengan Anak Buah Kapal untuk menempati kamar tidur mereka yang berAC, kamar mandi bersih, sofa dan bunk bed. Mobil pun bisa masuk ke dalam kapal ferry ini dengan membayar Rp 800 000 sekali jalan dari dan ke Bawean. Pelabuhan Lamongan menjadi alternatif untuk keberangkatan dan kedatangan kapal ferry  ini, terutama di saat laut bergelombang tinggi menuju atau dari Pelabuhan Gresik. KEUNIKAN Gelombang  tinggi dan cuaca yang terkadang  kurang  bersahabat  memang  menjadi  kendala  utama untuk  menjadikan  Bawean  sebagai  salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur.  Kendati  pulau tersebut  mempunyai  potensi  wisata  yang  luar biasa untuk  dijadikan  tempat  berlibur.  Pantai  pasir  putih  seperti  Pantai Kuta  Bali,  pemandangan  bawah  laut  yang  menakjubkan  seperti  Bunaken  Sulawesi  Utara,  danau  air  tawar  yang  eksotis  karena  bisa  berubah  warna  sesuai  musim,  pulau-pulau  gosong  yang  cantik  karena  hamparan  pasir  putih  dikelilingi  air  laut  jernih,  pemandangan  sunset  yang  spektakuler   di berbagai  sudut  pulau,  pemandian  air  panas   yang  masih  alami ala kampung  orang  kepulauan,  air terjun  yang  masih  alami  dan  yang  terpenting  adalah  bagaimana  lidah dan  perut  kita dimanjakan  oleh  beragam   jenis   makanan  ala  Bawean.  Seperti  martabak, kocok2  alias fish cake,  baso ikan dan sambal  Bawean  yang sedap  luar  biasa. Selain itu  pulau  Bawean  juga  dikenal  mempunyai  jenis   rusa  asli yakni  Rusa Bawean  (Axis kuhlii) yang merupakan  fauna  endemik.  Satwa  yang  dilindungi  dalam Cagar Alam Pulau Bawean  ini  jumlahnya semakin menyusut  setiap tahun  karena  perubahan  hutan  hujan  menjadi  hutan jati, sehingga  ketersediaan  makanan  bagi  satwa  pemakan  tanaman  semak  ini juga semakin  berkurang. Saat  ini  jumlah  rusa  Bawean  yang hidup liar  diperkirakan  tinggal 400-600 ekor.   Belum  lama  ini  pemerintah  mengelola  sebuah  tempat  penangkaran  rusa  di Desa Pudakit Timur, berjarak kira-kira  6 km dari Pelabuhan  Bawean.  37  ekor  rusa  hidup  dalam  penangkaran  yang  letaknya  terpencil  di sebuah lembah.  Terpencil  karena  rusa-rusa  tersebut  memang  sangat  peka  terhadap  suara.  Sehingga  saat  menyambangi  penangkaran tersebut pengunjung  diminta  untuk berbicara  pelan,  tidak berisik  dan memotret  tanpa  lampu kilat. Lokasi  yang  tersembunyi  dan  sunyi menjadi   obat  tersendiri  menyaksikan  rusa  penghuni   asli  Pulau Bawean itu.    Rusa Bawean di Penangkaran Klik rangkaian artikel tentang Pulau Bawean di bawah ini. Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 1 Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 2 Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 3
...more

Kece Abis! Lake Toba Fashion Week 2023 Bikin Heboh di Kawasan Danau Toba

TripTrus.Com - Lake Toba Fashion Week (LTFW) 2023 bakal heboh banget bulan Oktober nanti! Pemprov Sumatera Utara dan kabupaten-kabupaten sekitarnya udah deal untuk bikin event seru ini di Sipinsur Park Geosite, wilayah Kabupaten Humbanghasundutan.       View this post on Instagram A post shared by Lake Toba Fashion Week 2023 (@ltfw2023) Ini acara pertama kali di kawasan Danau Toba yang melibatkan delapan kabupaten sekaligus, geng. Ada Kabupaten Toba, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Pakpak Bharat jadi tuan rumah. Di acara ini, bakal ada banyak kegiatan seru, mulai dari pameran produk UMKM, fashion show, workshop bisnis, pagelaran seni, sampai workshop buat model, desainer, dan fotografer. Semua kabupaten yang ikut dalam rapat koordinasi LTFW 2023 nunjukin dukungan mereka buat suksesin event tahunan ini. Rapatnya digawes Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumut, Nawal Lubis, di Medan. Ada juga yang ikut rapat, kayak Sekda Kabupaten Humbahas Tonny Sihombing, para kepala OPD di Sumut, dan OPD dari wilayah Kawasan Danau Toba. Gak ketinggalan, ada Ketua Dekranasda Kawasan Danau Toba dan Wakil Ketua Harian Dekranasda Sumut, Dian Arief S Trinugroho, plus Sekretaris Dekranasda Sumut, Hasnah Lely Siregar. [Baca juga : "Medan Bakal Geber Pameran Start Up, Cerita Sukses Dan Keberagaman Budaya Jadi Sorotan"] Nawal Lubis bilang, event keren kayak gini bisa promosiin Danau Toba sebagai destinasi andalan Sumut dan bikin UMKM di sekitarnya melesat. "Danau Toba Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Kita tanpa Danau Toba bukan Sumut, jadi kita ramein Danau Toba, biar makin terkenal, dan juga biar bisa dorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lewat kunjungan wisatawan," katanya. Nawal Lubis juga ajak semua pihak buat ikutan dan bantu suksesin LTFW 2023 ini, geng. Sekda Kabupaten Humbahas, Tonny Sihombing, bilang, event ini buat naikin pamor produk UMKM dan pariwisata di Kawasan Danau Toba. "Kita terus promosiin pariwisata di Kawasan Danau Toba yang selama ini belum dapet perhatian maksimal, baik di dalam maupun luar negeri," katanya. (Sumber Foto @diskominfo.sumutprov.go.id) 
...more

Stasiun Bergaya Artdeco Peninggalan Belanda

TripTrus.Com - Keberadaaan transportasi kereta api di Indonesia telah hadir jauh sebelum negara ini merdeka. Kehadiarannya di Indonesia pertama kali ditandai dengan pembangunan jalur kereta api di desa Kemijen pada Juni 1864, oleh Gubernur jenderal Hindia Belanda, L.A.J Baron Sloet van den Beele. Jalur yang dibangun sepanjang 26 km menuju desa Tanggung kemudian dibuka untuk umum pada Agustus 1867. Keberhasilan pembangunan jalur kereta pertama di Indonesia tersebut kemudian menginspirasi hadirnya berbagai jalur kereta lain, bahkan tak hanya di Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dibangun di berbagai pulau lain. Merunut sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia, tak heran jika di berbagai kota di Indonesia terdapat bangunan stasiun yang tak hanya indah, tapi juga menyimpan segudang cerita sejarah. Tim Liputan6.com telah memilih 6 stasiun di berbagai daerah yang memiliki bentuk bangunan art deco peninggalan Belanda. Melansir dari situs resmi PT KAI, berikut stasiun tersebut: Stasiun Solo Jebres   "Solo Jebres Station & Mt.Lawu" #solo #stasiun #solojebres #kai #keretaapi #indonesianrailway #indonesia #jawa #jawatengah #centraljava #java #gununglawu #photographer #lawu #sunrise #morningglory #nikonindonesia #nikon #iamindonesia #iamnikon A post shared by Photographer (@yansantoso) onMay 10, 2017 at 4:59am PDT Solojebres merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jalan Ledoksari No 1, Purwadiningratan, Jebres, Surakarta. Stasiun ini didirikan oleh Staatsspoorwegen di tahun 1884, yang kini menjadi stasiun heritage, bangunan cagar budaya yang dilindungi dan dilestarikan pemerintah. Stasiun Solo Jebres dahulu merupakan stasiun besar yang menjadi pemberhentian semua kereta api ekonomi yang ada di Indonesia. Stasiun Bogor Dibalik kesibukannya melayani penumpang, stasiun Bogor ternyata menyimpan sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia. Dibangun pada 1881, stasiun yang berada pada ketinggian 246 meter di atas permukaan laut ini tiap hari melayani ribuan penumpang commuter line. Stasiun Belawan   Bagian sisi stasiun arah pelabuhan Belawan (8/12) #kalogers #visitmedan #itsheritage #stasiunbelawan #rameverywhere A post shared by see ram (@kalog.palembang) onNov 7, 2016 at 10:19pm PST NV Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) merupakan perusahaan kereta api milik swasta Belanda yang dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda. Pembentukan DSM merupakan usulan Mr Cremer, manager perusahaan perkebunan tembakau bernama Deli Maatschappij . Dirinya menyarankan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membuka jalur kereta api yang memudahkan pengangkutan hasil produksi. Kemudian pada Januari 1883, dibangunlah jalan kereta api antara Belawan-Medan-Deli Tua-Timbang Langkat (Binjai). Stasiun Padalarang   Stasiun Podo Larang A post shared by Febrian Angga Prasetyo (@febrian_angga_prasetyo) onDec 11, 2017 at 2:59am PST Stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api tahap ketiga yang menghubungkan Cianjur dan Bandung pada 1884. Dibangun dengan sentuhan art deco yang kental, bagian atap stasiun ini dibentuk sangat tinggi dan bertembok tebal. Keunikan lainnya yang dapat ditemui di stasiun ini adalah ditemukannya jendela-jendela besi dan brangkas. Dibangun oleh perusahaan Staatspoorwagen, lokasi stasiun ini berada di Kota Cianjur dan dikelilingi oleh pertokoan dan pemukiman padat. Stasiun Tuntang   Turing #tendbir ke #kedungjati #bringin #tuntang. Seru-seruan sama teman-teman. Gak kebut-kebutan kok. Yakin deh. #focusbikes #izalcomax #cycling #cyclist #gowes #outsideisfree @tendbircyclingclub_semarang @bikeaholic_smg A post shared by Aryanto Nugroho (@arynugroho77) onDec 9, 2017 at 10:58pm PST Meski memiliki ukuran yang kecil, stasiun Tuntang menyimpan cerita sejarah perkeretaapian yang panjang. Bangunan stasiun Tuntang hingga saat ini masih mempertahankan bentuk bangunan peninggalan dari peusahaan pemerintah Belanda, Nederlandsch Indische Spoorwe Maatsschappij dari tahun 1905. Stasiun ini hanya beroperasi hingga 1980-an, setelah jalur Ambawara – Kedungjati rusak dan ditinggalkan penumpang. Namun saat ini stasiun Tuntang masih digunakan menjadi jalur persinggahan kereta wisata dari Museum Kereta Api Ambarawa. Stasiun Sukabumi   Where the adventure begins... #sukabumi #stasiunsukabumi #oldbuilding #oldies A post shared by Nova•M (@novamayliana) onJun 17, 2017 at 2:18am PDT Setelah Nederlandsch Indische Spoorweg Maatscappij (NISM) berhasil membangun jalur kereta api Jakarta-Bogor pada 1873, pemerintah kolonial kemudian melanjutkan pembangunan jalur hingga sampai ke wilayah Priangan, Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Namun NISM menyatakan tidak sanggup membangun jalur kereta api tersebut karena harus membekah hutan di pegunungan Jawa barat. Proyek ini kemudian dilanjutkan oleh perusahaan kereta api negara staatspoorwegen, dan proyek pertam berhasil diselesaikan pada 1882. Bertepatan dengan tahun itu pula diresmikan pengoperasian staisun Sukabumi. Stasiun Cianjur   (peserta 066) Stasiun kereta api Cianjur ➖ ➖ #cianjurbangetpc1 #landscapephotography #landscape #geonusantara #indonesia_photography #serikat_fi #instanusantara #visitcianjur #likeforlike @getinsta.official #thatsdarling #getinsta #repost #infocianjur #radarcianjur #moodgrams #moodphotography #expofilm #infopendaki #instagram #natgeo #nationalgeographic A post shared by Cianjur.banget (@cianjur.banget) onNov 18, 2017 at 2:05pm PST Stasiun Cianjur (CJ) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Sayang, Cianjur. Stasiun yang terletak pada ketinggian +439 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini dibangun oleh Staatsspoorwegen. Karena itu, bangunan stasiun mengadopsi bangunan yang bernuansa kental khas Eropa. Selain itu, bangunan Stasiun Cianjur termasuk bangunan tua yang dilindungi. (Sumber: Artikel bumn.go.id Foto jktjalanjalan)
...more

7 Lautan Penuh Lumba-Lumba ini Ada di Indonesia, Keren!

TRIPTRUS - Lumba-lumba adalah mamalia laut yang dikenal sangat ramah. Bahkan ia kerap membantu orang-orang yang kebetulan tenggelam di dalam lautan. Lumba-lumba juga memiliki suara ultrasonik yang konon bisa digunakan untuk terapi orang yang memiliki sindrom autis. Terpenting lagi, lumba-lumba juga bisa dilatih untuk melakukan atraksi-atraksi yang sangat hebat di lautan. Barangkali anda semua sudah melihat lumba-lumba di tempat pertunjukan, atau di kebun binatang dan taman air. Tapi pernahkah anda semua menyaksikan lumba-lumba di alam terbuka? Melihat mereka berenang dan meloncat di pinggiran kapal yang melintas. Tak perlu jauh-jauh, Indonesia memiliki banyak spot yang bisa anda gunakan untuk melihat lumba-lumba. Mari simak selengkapnya. 1. Perairan Misool, Raja Ampat – Papua Perairan di Misool, Raja Ampat memang dikenal sangat indah. Lautnya yang masih jernih dipadu dengan pulau yang masih alami membuat lokasi ini bak secuil surga di bumi Papua.  Anda yang menyukai pengalaman menyelam dan menyusuri keindahan bawah laut akan menyukai Misool yang tidak ada bandingannya. Perairan di Misool dikenal sangat kaya akan biota laut. Di kawasan ini memiliki banyak spesies hiu kecil dan juga paus. Untuk anda yang menyukai lumba-lumba yang ramah, kawasan ini memiliki 3 spesies lumba-lumba. Biasanya mereka akan keluar dan mengikuti kapal-kapal wisatawan yang melintas. 2. Teluk Kiluan – Lampung Teluk Kiluan dapat ditempuh sekitar 3-4 jam dari pusat Bandar Lampung. Lokasi ini menjadi primadona wisatawan yang sangat menyukai petualangan bahari yang tiada batas. Pengunjung bisa menyewa kapal untuk berlayar sambil menikmati indahnya pemandangan dan jika beruntung bisa melihat atraksi lumba-lumba yang sangat memukau. Kawasan ini memiliki dua jenis lumba-lumba yang jumlahnya diperkirakan ada ratusan. Pertama adalah lumba-lumba hidung botol dan yang kedua adalah lumba-lumba paruh panjang. Lumba-lumba jenis paruh panjang memiliki tubuh yang relatif kecil dan suka sekali melompat di udara untuk menghibur semua orang. 3. Pantai Lovina – Bali Pantai Lovina adalah pantai yang paling dikenal di Bali meski suasananya masih sangat alami. Terletak di ujung utara Bali, pantai ini menyajikan pengalaman berharga bagi semua wisatawan yang ingin menikmati kehidupan lumba-lumba. Biasanya, saat bagi datang, mereka akan meloncat-loncat di lautan beriringan dengan kapal laut di sebelahnya. Atraksi dari lumba-lumba di Bali bagian Buleleng ini lambat laun menjadi incaran banyak orang. Terutama mereka yang tidak menyukai suasana gegap gempita di Bali bagian selatan. Pantai dengan puluhan lumba-lumba ini bisa membuat wisatawan, bahkan anda merasa nyaman dan ingin berlama-lama di sana. 4. Kawasan Pulau Peucang – Banten Pulau Peucang memang belum banyak diketahui oleh wisatawan di Indonesia. Meski demikian, kawasan ini menyajikan pengalaman yang sangat berharga, salah satunya adalah berenang dengan lumba-lumba di laut lepas. Ya, berenang dengan mamalia laut ini tanpa harus naik kapal laut yang kadang sangat berisik. Di dunia ini, mungkin hanya ada dua spot wisata yang menyajikan pengalaman berenang dengan lumba-lumba. Pertama adalah di Florida, Amerika dan yang kedua di Pulau Peucang, Banten, Indonesia. Bila anda kebetulan berada di kawasan Banten, jangan lupa untuk mampir dan menikmati sensasi berenang dengan para lumba-lumba di laut lepas. 5. Perairan Taman Nasional Komodo – Nusa Tenggara Timur Perairan di kawasan Taman Nasional Komodo juga dikenal menyajikan pengalaman bertemu dengan lumba-lumba yang mengesankan. Lumba-lumba ini biasanya keluar saat pagi hari. Kala matahari masih akan keluar di ufuk timur, lumba-lumba mulai melakukan aktivitas paginya dengan melompat-lompat di udara. Biasanya mamalia laut ini terlihat di perairan yang menuju Pulau Padar dan Pulau Kalong. Pulau Padar adalah situs warisan budaya dunia UNESCO sejak tahun 1991. Dari pulau ini, kadang anda bisa menyaksikan lumba-lumba yang bergerak dengan bebas di lautan. 6. Perairan Pulau Siladen – Sulawesi Utara Pulau Siladen terletak di kawasan Taman Nasional Bunaken. Turis yang datang ke sini tak lagi hanya menikmati taman bawa laut yang sangat indah itu. Tapi juga mencari peruntungan untuk bertemu dengan kawanan lumba-lumba. Biasanya mereka suka menampakkan diri permukaan laut atau berenang di dalam air. Lumba-lumba biasanya akan muncul di pagi hari. Mereka suka sekali mengikuti kapal-kapal yang bergerak menuju Pulau Siladen. Mereka biasanya berjumlah 20-30 ekor dan akan mengawal wisatawan yang takjub menyaksikan tingkah mereka. 7. Kepulauan Derawan – Kalimantan Timur Kepulauan Derawan adalah spot baru dalam tujuan penyelam di Indonesia. Setelah Bunaken dan raja Ampat, kawasan ini juag dikenal memiliki keindahan bawah laut yang sangat luar biasa. Bahkan bisa dibilang terbaik di kawasan Pulau Kalimantan. Di tempat ini pelancong juga bisa berenang di Danau Kakaban yang banyak menyimpan ubur-ubur tak beracun. Selain wisata bawah laut serta ubur-ubur yang unik. Kawasan ini juga menyajikan pengalaman melihat lumba-lumba. Hewan ini biasanya suka keluar begitu mendengar suara mesin dari kapal. Mereka akan berenang di sisi kiri dan kanan kapal seperti seorang penyambut. Inilah  tujuh lautan di Indonesia yang dikenal memiliki banyak sekali lumba-lumba. Pesona laut Indonesia yang sangat mempesona. (Sumber: Artikel boombastis.com Foto dw.com)
...more

Sejarah Masjid Al-Makmur Raden Saleh

TripTrus.Com - Salah satu Masjid tua di Jakarta yang dibangun pada tahun 1923/1924. Masjid ini merupakan pindahan dari sebuah Mushola/Masjid sederhana dari kayu dan gedek, yang kurang lebih sejak tahun 1850 pernah berada dalam kebun luas pelukis termasyhur Raden Saleh. Istrinya Raden Saleh yang diceraikan (1864), menjual tanah beserta rumahnya kepada keluarga Alatas. Kurang lebih tiga puluh tahun sesudahnya bekas rumah Raden Saleh dibeli (1897) oleh Vereeniging voor Ziekenverpleging, yang membuka Koningin Emma Ziekenhuis, yaitu Rumah sakit Cikini, pada tahun berikutnya. Masjid ini dipindahkan dengan cara memanggulnya secara bergotong-royong beberapa meter ke arah timur ke tempat sekarang, yakni di tepi Ciliwung dan Jl. Raden Saleh. Pemindahan ini dilakukan demi kepentingan jemaat, supaya dapat menggunakan air Ciliwung yang masih bersih pada awal ke-20. Sayid Ismail bin Sayid Abdullah bin Alwi Alatas menjual sebagian tanah bekas milik istri Raden Saleh kepada Koningin Emma Stichting untuk membangun dan mengurus Rumah Sakit Cikini. Pada tahun 1906 pengadilan memenangkan Sayid Ismail sebagia pemilik tanah yang sah. Maka, ia menjual tanah tempat Masjid ini berdiri kepada rumah sakit (1923). Pada tahun 1924 pihak rumah sakit ingin supaya Masjid yang masih berdiri di atas tanah yang dibelinya itu dipindahkan lebih jauh. Tetapi, jemaat maupun beberapa tokoh umat Islam di Batavia menentang rencana itu, karena tanah ini dianggap wakaf dari Raden Saleh untuk membangun Masjid. Sebuah panitia yang didukung antara lain oleh H. Agus Salim kemudian membangun masjid kembali hingga menjadi yang kokoh seperti sekarang. Pada tahun 1932/1934 terjadi perombakan dan penambahan gedung dengan dukungan Sarikat Islam. Menara masjid ini luar biasa untuk Jakarta, karena tidak lancip di atas, melainkan membentuk kubah. Masalah tanah baru selesai pada tahun 1991, waktu pihak Rumah Sakit Cikini menyerahkan tanahnya kepada Pengurus Masjid Al-Makmur. Dua tahun kemudian dilaksanakan pemugaran dan perluasan lagi. (Sumber: Artikel jakarta.go.id Foto sindonews.com)
...more

ButikTrip.id
remen-vintagephotography

Upcoming Trips

Open Trip Pulau Sebesi Krakatau Lampung
30 Dec 2025 - 01 Jan 2026
Open Trip Dieng Plateau
30 Dec 2025 - 01 Jan 2026
Open Trip Pendakian Gunung Prau Dieng
30 Dec 2025 - 01 Jan 2026
Open Trip Pulau Pahawang 3 Hari 2 Malam
30 Dec 2025 - 01 Jan 2026
Open Trip Pulau Pahawang + Teluk Kiluan
30 Dec 2025 - 01 Jan 2026
×

...