shop-triptrus



Rekomendasi Wisata 2024, Kali Biru Genyem Papua Surga Tersembunyi Yang Bikin Mata Ngiler!

TripTrus.Com - Sob, tahun 2024 nih, ada destinasi keren banget buat liburan, yaitu Kali Biru Genyem di Papua! Tempat ini bener-bener keren, bikin nganga deh. Mulai dari gunung sampe pantai, Papua punya potensi pariwisata yang nggak main-main, geng! Kali Biru Genyem, located di Berab, Nimbokrang, Jayapura, Papua, adalah spot alam yang lagi hits banget. Kolam alami dengan air biru jernih yang masih alami banget. Bahkan, banyak yang upload foto Kali Biru di media sosial, loh.       View this post on Instagram A post shared by Papua Digital Media Kabupaten Jayapura (@pdmkabupatenjayapura) Nggak cuma itu, di sini juga bisa lihat burung Cenderawasih, yang mana langka banget. Udah kayak masuk surga gitu, bisa nyemplung di kolam air jernihnya, tapi tetep harus hati-hati ya, karena kedalamannya sampe 5 meter. Siang hari paling oke buat mampir ke Kali Biru Genyem, pas matahari bisa bikin airnya keliatan makin kece. Selain renang, bisa juga selfie ria dengan latar belakang alam Papua yang alami banget. Tempatnya di kaki gunung, udaranya seger banget. Pemandangan sungai yang cantik plus udara sejuk, cocok banget buat refreshing dari rutinitas yang bikin bosen. Uniknya lagi, Kali Biru Genyem ini di hutan lindung, jadi bisa sambil ngelihat burung langka Papua, terutama burung Cendrawasih. Kalau beruntung, bisa aja ketemu hewan langka ini lagi asyik-asyiknya di hutan lindung. [Baca juga : "Wih, Pulau Mansinam Di Papua Katanya Bakal Dirombak Jadi Tempat Wisata Religi Yang Keren Abis Tahun"] Gak cuma alamnya, di sini juga bisa lihat kebudayaan lokal di Kampung Berab Genyem. Penginapan juga ada, atau bisa ikutan paket wisata edukasi, misalnya belajar menganyam noken langsung dari masyarakat setempat. Perjalanan dari Bandara Sentani ke Kali Biru Genyem memang agak jauh, sekitar dua jam lah. Tapi jangan khawatir, pemandangan alam Papua bakal nemenin perjalanan kamu, geng! Selama perjalanan, kamu bisa nikmatin pemandangan perbukitan dan pegunungan yang bikin hati adem. Jadi, gimana? Pengen coba explore Kali Biru Genyem di Jayapura, Papua? Mantap, deh! Nggak bakal nyesel, pasti bakal dapet pengalaman liburan yang beda dari yang lain! (Sumber Foto @seto.buntel) 
...more

Kenali 5 event wisata Sulut yang masuk dalam Karisma Event Nusantara

TripTrus.Com - Pariwisata Sulut mencoba kembali bangkit dengan berbagai event wisata yang sudah dikenal selama ini. Industri pariwisata kembali menggeliat setelah dua tahun terpuruk karena pandemi Covid-19. Seiring dengan semakin terkendalinya penularan virus Corona dan jangkuan vaksinasi Covid-19 yang semakin meluas, pemerintah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat termasuk di sektor wisata.       Lihat postingan ini di Instagram Sebuah kiriman dibagikan oleh Makatana MINAHASA (@natansumolang) Kini pelaku pariwisata yang ditopang oleh pemerintah daerah berupaya melakukan promosi wisata. Salah satu bentuk promosi wisata adalah dengan menggelar berbagai event wisata, dengan tujuan utama mendatangkan kunjungan wisatawan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekaraf) RI ikut membantu pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota mempromosikan wisatanya melalui program Karisma Event Nusantara (KEN). Karisma Event Nusantara (KEN) merupakan salah satu strategi kolaborasi Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan daerah melalui penyelenggaraan event berkualitas yang bertujuan untuk mempromosikan destinasi pariwisata, meningkatkan kunjungan wisatawan, pemberdayaan potensi lokal, serta memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sebanyak 110 event pariwisata dan ekonomi kreatif telah berhasil ditetapkan masuk dalam program KEN tahun 2022 yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Proses penilaian berdasarkan pada nilai keunikan event (unique selling proposition), peran event dalam menjaga kelestarian lingkungan (environmentally friendly) serta bagaimana event berkontribusi sebagai penggerak ekonomi lokal di daerah. 5 event wisata Sulut di KEN Dai 110 event wisata yang masuk dalam program KEN 2022 tersebut, lima diantaranya merupakan event wisata yang akan digelar di Sulawesi Utara. Kelima event tersebut adalah Likupang Tourism Festival, Tomohon Internastional Flower Festival, Festival Pesona Selat Lembeh, Bunaken Festival dan Festival Danau Tondano. 1. Likupang Tourism Festival Waktu: 29 – 31 Juli 2022Lokasi: Kabupaten Minahasa Utara Likupang Tourism Festival merupakan event pariwisata yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara, dan menjadi event unggulan Minahasa sejak tahun 2021. Event ini diisi dengan beragam lomba, atraksi, pameran, pertunjukan seni budaya, konser musik, seminar pariwisata berkelanjutan hingga kegiatan penanaman karang serta mangrove. Pada tahun 2022, event Likupang Tourism Festival akan bertemakan “Minahasa Utara Hebat” yang memiliki keunikan dengan menonjolkan kearifan budaya lokal yang berbasis bahari. Tujuan utama dari event ini adalah promosi potensi pariwisata Likupang memperkenalkan kearifan budaya lokal di Minahasa Utara, meningkatkan ekonomi lokal dan mengenalkan produk destinasi berbasis alam maupun budaya, serta meningkatkan lapangan kerja dan perekonomian yang didorong oleh sektor pariwisata. Adapun rincian kegiatan Likupang Tourism Festival 2022 yaitu Atraksi Kesenian, Pameran, Penanaman Karang dan Mangrove, Lomba Bakar Ikan, Lomba Batoto, Seminar Lingkungan, Lomba Lari Lintas Alam, Fin Swim, Pelatihan Pengelolaan Sampah, dan acara hiburan lainnya. 2. Tomohon International Flower Festival Waktu: 8-12 Agustus 2022Lokasi: Kota Tomohon Event Tomohon International Flower Festival telah berlangsung sejak 2008. Adapun tujuan penyelenggaraan event ini adalah dalam rangka turut serta mempromosikan Tomohon sebagai destinasi wisata dunia, sentra industri florikultura di wilayah Indonesia Timur, serta juga sebagai kota penyelenggara event bertemakan bunga ber-skala internasional. Selain daripada itu, event ini juga bertujuan untuk meningkatkan sektor ekonomi, diantaranya adalah terbukanya lapangan kerja di berbagai sektor (EKRAF, UMKM dan entrepreneurship), meningkatnya kunjungan wisatawan, semakin banyak investor yang berinvestasi di Kota Tomohon dan meningkatnya pembangunan hotel atau penginapan, café dan resto, objek wisata, serta industri pariwisata lainnya. Pada tahun 2022, Tomohon International Flower Festival akan diselenggarakan secara hybrid dengan rincian kegiatan yaitu pelaksanaan perlombaan parade bunga di area jalan parade sepanjang 3 km. Nantinya akan ditampilkan 10 hingga 15 float kendaraan hias bunga serta peragaan kostum karnaval bertema bunga. Selain itu di event Tomohon International Flower Festival juga akan diadakan Tourism, Trade, Investment and Floriculture Expo. 3. Festival Pesona Selat Lembeh Waktu: 6-10 Oktober 2022Lokasi: Kota Bitung Festival Pesona Selat Lembeh menjadi salah satu kegiatan yang diselenggarakan untuk memaksimalkan 5 Pesona yang ada di Kota Bitung. Berawal dari kegiatan kemasyarakatan di industri perikanan sejak tahun 2009, event ini kemudian dijadikan kegiatan tahunan Kota  Bitung serta terus dikembangkan agar bisa menjadi kegiatan yang bertaraf nasional bahkan internasional dan dapat memberikan beragam nilai guna dalam upaya pembangunan kepariwisataan di Kota Bitung. Adapun target capaian bagi masyarakat Kota Bitung diantaranya adalah meningkatkan kecintaan terhadap kota Bitung, meningkatkan indeks kebahagiaan warga, meningkatkan rasa bangga terhadap Kota dan Pemerintah Kota, memberikan dampak ekonomi terutama kepada para pekerja di sektor pariwisata. Di tahun 2022 ini, Festival Pesona Selat Lembeh akan hadir dengan beberapa rangkaian acara yaitu Sailing Pass, Kampung Wisata Award, Explore Kampung Wisata, Bitung International Underwater Photography Competition, Coral Transplantation, Mural competition, Pengucapan Virtual, dan 360 Virtual Exhibition dan Virtual Bazaar. 4. Bunaken Festival Waktu: 27-28 Oktober 2022Lokasi: Kota Manado Event yang diawali pada tahun 2014 dan akan diselenggarakan kembali di 2022 dengan konsep “Eco-tourism and Environmental awareness based on SDGs (Sustainable Development Goals)”. Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara selaku penyelenggara, berkomitmen untuk membangun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Bunaken. Di tahun 2022 ini, event Bunaken Festival akan dilaksanakan dengan adaptasi konsep baru sesuai protokol kesehatan. Tentunya dengan beberapa rangkaian acara yang baru dan lebih menarik. Adapun rangkaian acara tersebut diantaranya adalah Traditional “Katinting” Boat Parade, Clean Bunaken, Performing Arts and Culture, Fashion on the Beach, Coral Planting, 100 of Babies Sea Turtle being Released, dan Mangroove Tree Planting. Selain itu hadir juga konsep terbaru serta penerapan inovasi dan adaptasi yang menyesuaikan dengan kondisi era pandemi ini yaitu Cashless Payment for Homestay in Bunaken. [Baca juga : "Pengamat: Pariwisata Indonesia Perlahan Bangkit Seiring Libur Lebaran"] 5. Festival Danau Tondano Waktu: 3-5 November 2022Lokasi: Kabupaten Minahasa Festival Danau Tondano adalah salah satu gelaran untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Minahasa yang dilaksanakan dan diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa sejak tahun 2007. Di tahun 2022 ini, Festival Danau Tondano akan kembali diselenggarakan dengan tema “Minahasa Rebound”. Visi dan misi dari event ini yaitu Minahasa maju dalam ekonomi dan budaya, berdaulat, adil dan sejahtera, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan mendorong sektor pertanian, perikanan dan pariwisata. Adapun tujuannya adalah mempromosikan kawasan pariwisata di Kabupaten Minahasa. Dampak ekonomi yang diharapkanadalah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta pelaku usaha wisata di sekitar Danau Tondano serta pemberdayaan masyarakat industri pariwisata dengan melibatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Keunikan utama dalam event ini terletak pada Danau Tondano itu sendiri. Danau Tondano merupakan danau yang memiliki nilai sejarah dan memiliki daya tarik serta nilai jual wisata. Beberapa rangkaian acara yang akan dilaksanakan diantaranya adalah Festival Perahu Wisata, Pentas Seni dan Budaya, dan Festival Kuliner. (Sumber: Artikel zonautara.com Foto @wirabuanaraya) 
...more

Melihat Situs Waruga di Minahasa Utara

Memasuki salah satu situs bersejarah di Minahasa Utara ini butuh sedikit perjuangan untuk mencarinya. Letaknya yang berada di belakang perumahan dan lahan penduduk membuat salah satu situs bersejarah di Sulawesi Utara ini agak tersembunyi. Inilah Situs Waruga Sawangan yang merupakan kuburan tua peninggalan zaman megalitik orang Minahasa. Waruga di Minahasa diperkirakan berkembang pada sekitar awal abad ke-13 sebelum Masehi. Kemunculan Waruga pertama kali di daerah Bukit Kelewer, Treman, dan Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara. Kemunculan Waruga kemudian terus berkembang di berbagai daerah di Sulawesi Utara hingga awal abad ke-20 Masehi. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa masih percaya jika roh leluhur memiliki kekuatan magis. Untuk itu, kuburan dibuat secara khusus dengan seindah mungkin. Waruga terdiri dari dua bagian, bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah. Uniknya, waruga tidak dibuat oleh kerabat atau keluarga dari orang yang meninggal akan tetapi dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur lengkap. Suatu hari bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi keluarga yang ditinggalkan. Sebenarnya di Sulawesi Utara banyak terdapat situs Waruga, salah satunya di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Terdapat 143 buah Waruga di desa ini yang dibagi dalam beberapa ukuran yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, Waruga berukuran kecil dengan ketinggian antara 0-100 cm sebanyak 10 buah. Kedua, Waruga berukuran sedang dengan ketinggian antara 101-150 cm sebanyak 52 buah. Ketiga, Waruga berukuran besar dengan ketinggian antara 151-250 cm sebanyak 81 buah. Waruga sendiri berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari suku kata Wale Maruga yang memiliki arti rumah dari badan yang akan kering. Waruga juga memiliki arti lainnya yakni Wale Waru atau kubur dari Domato atau sejenis tanah lilin. Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...more

5 Destinasi Wisata Teh di Indonesia

TripTrus.Com - Hamaparan luasnya kebun teh yang hijau kerap kali menarik perhatian wisatawan. Tak usah khawatir, Indonesia jadi salah satu gudangnya kebun teh cantik yang tentu menghasilkan daun teh enak berkualitas. Umumnya, objek wisata kebun teh selalu jadi buruan pelancong yang suka singgah ke dataran tinggi. Anda pun tak boleh melewatkannya, karena banyak aktivitas yang bisa dilakukan di area perkebunan.   menuju senja frame @tengil__ #senja #senjasore #senjahujandanceritayangtelahusai #lanscape #lanscape_lovers #lanscapes #fff #f4follow #lanscapephotography #kemuning #kemuningkaranganyar #kebunteh #kebuntehkemuning A post shared by @ pascalyoga1 onMar 19, 2018 at 8:02pm PDT Nah, di Indonesia kebun teh paling terkenal cantik rata-rata ada di Pulau Jawa. Pasti pencinta teh tahu di mana letak perkebunan teh cantik yang juga menghasilkan daun teh pilihan terenak. Saat mendatangi daerah-daerah berikut ini, jangan lupa mampir ke objek wisata kebun tehnya. Pastinya udara dingin yang merangsang Anda lebih rileks dan hijaunya hamparan perkebunan tersebut bisa membuat Anda jatuh cinta dengan suasananya. Berikut adalah lima daftar objek wisata kebun teh yang terkenal cantik di Tanah Air. Simak lebih lanjut yuk agar tidak penasaran! 1. Agro Wisata Kebun Gunung Mas Orang Jakarta dan sekitarnya pasti kenal objek wisata perkebunan teh di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ada kegiatan seru yang bisa dilakukan di sana, yaitu tea walk. Pilihan rutenya ditentukan sekira 4 km, 6 km dan 8 km. Bagi pemula cocoknya Anda bisa melakukan kegiatan tersebut selama 30 menit alias memilih rute berjarak 4 km. Anda bisa mengajak serta keluarga untuk menghabiskan weekend ini di dataran tinggi tersebut, yang selalu jadi andalan destinasi wisata singkat orang-orang Jabodetabek. Jika lelah, Anda bisa menunggangi kuda untuk memandangi hamparan luas perkebunan teh yang hijau nan segar. 2. Wisata Agro Teh Wonosari Orang Jawa Timur pasti kenal dengan objek wisata kebun teh di Wonosari, Lawang, Jawa Timur. Ya, tepatnya lokasi dari kebun teh ini di dekat Kota Malang. Saat melancong ke Kota Apel itu, coba mampir ke kebun tehnya. Ada banyak kegiatan seru, mulai dari tea walk hingga icip-icip teh terbaiknya di sebuah kedai. Udaranya sangat dingin menusuk, sehingga Anda butuh mengenakan pakaian hangat. Kalau pulang, Anda juga bisa membawa pulang bungkusan daun teh hijau kering yang mantap untuk diseduh. Kalau membawa anak-anak pergi kesana, Anda bisa mengajaknya berenang sampai puas. Jangan khawatir, air kolamnya diisi air hangat supaya nyaman. 3. Kebun Teh Tambi Sapuran Di dataran tinggi, tepatnya daerah Wonosobo, Jawa Tengah, selain ada hamparan tanaman kentang dan wortel, Anda juga bisa menemukan surganya kebun teh. Menurut rekomendasi, kebun teh ini paling cantik di Indonesia. Karena kontur tanahnya berupa perbukitan kecil yang ditumbuhi tanaman teh berkualitas. Lokasi ini sangat Instagramable bagi kalangan wisatawan zaman now. Jangan lupa mampir dan foto-foto cantik di sana. Letaknya kebun teh ini di sisi Gunung Sindoro. Usut punya usut, kebun teh ini salah satu peninggalan bangsa Belanda yang melegenda. 4. Kebun Teh Kayu Aro Tak hanya di Pulau Jawa, di Jambi, Sumatera pun ada objek wisata kebun teh yang terkenal. Namanya, Kebun Teh Kayu Aro yang punya banyak sisi menarik. Berdasarkan sejarah, kebun teh ini menjadi lokasi yang tertua di Indonesia. Menariknya, tak hanya hamparan luas daun teh yang menghiasi area kebun. Anda bisa melihat wujud Gunung Kerinci dari kejauhan yang terpampang nyata. Biasanya objek wisata ini dijadikan tempat untuk melepas lelah di kalangan para pendaki profesional. 5. Kebun Teh Bali Amerta Tak cuma ada hamparan kebuh kopi dan pantainya yang biru, di Bali juga ada kebun teh yang seru dijelajahi. Kalau bosan berkeliling ke deretan pantai cantik di Uluwatu, tidak ada salahnya Anda coba datang ke Kebun Teh Bali Amerta. Lokasinya ada di Bangli, pasti dijamin bikin Anda terpikat. Namun, kebun teh di sini tergolong baru dibudidayakan. Jangan khawatir, hasil daun teh hijaunya juga sangat baik diminum oleh para pencintanya. (Sumber: Artikel okezone.com, Foto freepik.com)
...more

5 Masjid Tertua dan Bersejarah di Jakarta - Part 1

TripTrus.Com - Ditengah hingar-bingar DKI Jakarta, masih banyak berdiri bangunan-bangunan bersejarah, salah satunya adalah Masjid. Berikut ini  beberapa Masjid tua dan bersejarah yang masih kokoh berdiri di tengah angkuhnya ibu kota : 1. Masjid Al-Alam, Cilincing       View this post on Instagram Masih seputar Cilincing Jadi ternyata Cilincing itu juga punya sejarah dan peranan penting untuk Indonesia pada masa kolonial. Misalnya ini, ini adalah bangunan utama dari masjid al alam di daerah Cilincing yang didirikan untuk mengelabui kolonial belanda agar tidak datang ke Masjid Al - Alam Si pitung di daerah Merunda yang merupakan salah satu basecamp pejuang2 kita.. Karena itu lah, masjid ini jadi salah satu cagar budaya di Jakarta. Dan, sebagai cagar budaya bangunan utama masjid ini harus tetap dipertahankan sebagaimana bentuk aslinya. . . . . . - Upload bersama @instanusantara #instanusantara #instanusantarajakarta #inub3377 #injkt3377 . . . . . #cilincing #jakarta #enjoyjakarta #jakartagoodguide #jakartawalkingtour #history #masjidalalam #Skygasm #skyporn #bluesky #architecture #mosque #nikon #nikonphotography #iamnikon #nikonid #nikonindonesia #nikon1j5 A post shared by Rizka Dwi Mulyani (@zka.rizka) onFeb 28, 2018 at 4:51am PST Kejayaan Jayakarta berahir pada tanggal 12 Maret 1619, kota Kejayaan itu luluh lantak dan bersisa oleh serbuan pasukan V.O.C Belanda dibawah pimpinan J.P. Coen yang kemudian melakukan bumi hangus terhadap kota Jayakarta dan kemudian mengganti nama kota tersebut dengan nama Batavia. Perlawanan terhadap penjajahan Belanda tak pernah usai di Batavia, salah satu tokoh Pahlawan Masyarakat Betawi yang begitu melenda adalah Si-Pitung. Menurut penuturan tokoh masyarakat Marunda, Pahlawan tanah Betawi ini banyak menghabiskan waktunya untuk istirahat dan bersembunyi dari kejaran kompeni di Masjid Al-Alam yang dibangun oleh Fatahillah ini. Dulu Bang Pitung menggunakan masjid ini untuk sembunyi dari kejaran tentara Belanda. Konon, bila beliau bersembunyi di masjid ini, dia bisa tidak terlihat oleh Belanda. Itu sebabnya, masjid ini seringkali disebut sebagai Masjid Si Pitung. Di bangunan masjid terdapat lubang kecil berbentuk setengah oval di bagian kiri masjid. Konon, kala itu lubang tersebut sering digunakan untuk mengintai tentara musuh. Telepas dari semua kisah legenda pada masjid ini, bila melihat tahun pembangunannya, Masjid Al Alam ini merupakan masjid tertua di Jakarta, wajar bila kemudian di tahun 1975 pemerintah provinsi DKI Jakarta menetapkan Masjid Al Alam sebagai Cagar Budaya. 2. Masjid Jami’ As-Salafiyah, Jatinegara Kaum       View this post on Instagram Merayakan tahun baru hijriyah.serunya pawai obor A post shared by Yusuf Hamad (@yusufhamad86) onOct 1, 2016 at 7:48am PDT Masjid Jami’ Assalafiyah atau juga dikenal sebagai Masjid Pangeran Jayakarta di kawasan Jatinegara Kaum, Klender, Jakarta Timur ini, tak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan Pangeran Jayakarta, penguasa terahir Jayakarta sebelum kekalahannya menghadapi serbuan pasukan VOC (Belanda) dibawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Kekalahan pasukan Pangeran Jayakarta dalam perang melawan VOC itu berakibat pada dibumihanguskannya Jayakarta oleh pasukan VOC termasuk keraton dan Masjid Kesultanan Jayakarta yang berdiri megah di sekitar kawasan yang kini dikenal sebagai Hotel Omni Batavia. Belanda menganggap Pangeran Jayakarta tewas di dalam sebuah sumur di kawasan Mangga Dua, Jakarta, namun nyatanya yang diberondong peluru oleh pasukan Belanda di dalam sumur tersebut tak lebih dari selembar jubah dan sorban Pangeran Jayakarta yang sengaja dilemparnya ke dalam sumur tersebut untuk mengelabui pasukan Belanda, sedangkan beliau bersama para pengikutnya berhasil melarikan diri ke wilayah yang kini dikenal sebagai Jatinegara Kaum, membuka daerah baru serta mendirikan masjid yang kini dikenal dengan nama Masjid Jami’ Assalafiyah. Bahkan putra beliau yang bernama Pangeran Senapati diperintahkan untuk pergi sejauh mungkin dari Jayakarta untuk menghindari kejaran Belanda sekaligus menyebarkan ajaran Islam ke luar Jayakarta, pada ahirnya menetap di wilayah Cibarusah kabupaten Bekasi dan mendirikan Sebuah masjid yang dikemudian hari menjadi pusat perjuangan pasukan Hisbullah melawan penjajahan Belanda di wilayah Bekasi, masjid tersebut kini bernama Masjid Al-Mujahidin Cibarusah. 3. Masjid Jami’ Al Atiq, Kampung Melayu       View this post on Instagram Merayakan tahun baru hijriyah.serunya pawai obor A post shared by Yusuf Hamad (@yusufhamad86) onOct 1, 2016 at 7:48am PDT Melihat bentuk arsitektur masjid yang berdiri pada abad ke-16 ini, tampak pada atap bangunannya yang bersusun dan lambang panah sebagai simbol bersejarah seperti beberapa masjid yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, antara lain Masjid Demak, Masjid Sunan Giri, dan Gresik. Kesamaan itu di antaranya adalah bentuk atap masjid sebelumnya yang tidak menggunakan genteng dari tanah liat, melainkan kayu sirap. Anehnya, peninggalan bersejarah seperti omamenbagian langit-langit yang terdapat di dalam masjid, raib entah ke mana rimbanya. Ada yang mengatakan, telah diamankan oleh Dinas Museum Pemda DKI Jakarta. Berdirinya Masjid Al-Atiq konon bertepatan dengan berdirinya masjid yang berada di Banten dan Karang Ampel, Jawa Tengah, se- hingga dikatakan sebagai cabang masjid yang didirikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin, namun, masjid tersebut merupakan bangunan yang terakhir penyelesaiannya. Mengikuti perkembangan zaman, masjid ini telah beberapa kali direnovasi, kendati luas masjid sebelumnya dapat dilihat pada batas keempat tiang yang berdiri kokoh di dalamnya. Pada tahun 1619, ketika VOC masih berkuasa, keadaan bangunan masjid sangat memprihatinkan. Maka, ketika pengikut Pangeran Jayakarta tengah menelusuri Batavia melalui Sungai Ciliwung dengan menggunakan perahu, salah satu rombongan secara kebetulan melihat sebuah bangunan masjid yang tidak terpelihara, bahkan nyaris roboh, sehingga akhimya rombongan segera memutuskan untuk menetap di wilayah itu, sekaligus memperbaiki bangunan masjid yang telah ada sebelumnya. Keterangan lain yang pemah dituturkan oleh jamaah Masjid Al- Atiq dari generasi ke generasi, konon masjid ini merupakan tempat persembunyian Si Pitung dan Ji’ih, jagoan Betawi yang terkenal karena membela rakyat kecil dan menentang Kolonial Belanda saat itu, setelah melarikan diri dari penjara Meester Comelis (kini Jatinegara) pada tahun 1890-an. Si Pitung dan Si Ji’ih disembunyikan di masjid ini selama berbulan-bulan atas perintah mualim (kiai) setempat. [Baca juga : "Lima Sub Event Dirilis Dalam Cap Go Meh Singkawang 2019"] 4. Masjid Al Anshor, Pekojan       View this post on Instagram Inilah masjid tertua di Jakarta yang masih ada. Karena sebenarnya masjid tertua di Jakarta pernah dibangun di sekitar Jl. Kalibesar, Kota Tua, namun sudah hancur . Sumber pustaka menyebutkan bahwa masjid ini mulai diketahui keberadaannya sejak 1648. Dibangun oleh orang-orang Moor yang pada masa itu disebut sebagai orang Khoja. Itulah mengapa kampungnya disebut Pekojan . Agak gamang saya menulisnya sebagai MASJID TERTUA. Lebih mudah bagi saya menyebutnya sebagai LOKASI masjid tertua. Karena, satu-satunya yang tua di masjid ini tinggal sumurnya. Bahkan makam kunonya pun sudah berubah bentuk seperti yang sering kita lihat sekarang . Bentuk, bangunan, semua telah dirombak total dari aslinya. Sedikit menyisakan atap limasan, namun itu pun sudah bukan aslinya. Penjaga masjid yang saya temui menjelaskan, palang kayu di bagian atap masih merupakan kayu asli. Namun saya tak merasakan unsur tuanya sama sekali. Sedih . Bukan cuma kondisi fisik masjid yang menyedihkan, demikian pula kondisi lingkungannya. Sebuah media pernah menyebutnya sebagai masjid empat abad yang terkepung jemuran. Dan itu benar . Lho, ini kan cagar budaya? Mungkin akan ada yang bertanya. Saya tak punya jawabnya . #jakartawalkingtour #sejarahjakarta #ceritajakarta #wisatajakarta #wisatasejarah #wisatasejarahjakarta #jelajahjakarta #jakarta #jelajahbudaya #jelajahsejarah #pekojan #kampungarabpekojan #masjidtuajakarta #masjidalanshorpekojan #jalanjalan #jalankaki #travelling #myheritagetrip #bubublusukan A post shared by Renni Indritha (@rennindritha) onMar 26, 2018 at 2:43am PDT Keberadaan masjid ini untuk pertama kalinya diketahui dari sebuah laporan berangka tahun 1648 yang ditujukan kepada Dewan Gereja di Batavia. Mesigit ini berada di perkampungan yang ketika itu ditinggali terutama oleh orang-orang koja (juga disebut kojah atau khoja, pedagang) kaum Moor, yakni muslim dari pesisir Koromandel, India. Belakangan, orang-orang Arab dari Hadramaut juga turut berdatangan menghuni kampung yang kini dinamai Pekojan. Masjid al-Anshor berdiri di atas tanah wakaf dari seorang-orang India dengan sertifikat nomor: M.166 tanggal 18-03-92 AIW/PPAIW: W3/011/c/4/1991 tanggal 8-5-1991. Kini, masjid ini juga dimasukkan sebagai cagar budaya yang dilindungi undang-undang di bawah pengawasan Dinas Musium dan Sejarah DKI Jakarta. Status cagar budaya ini ditetapkan melalui SK Gubernur No.cb.11/1/12/72 tanggal 10 Januari 1972 (dimuat dalam Lembaran Daerah no.60/1972). Masjid al-Anshor adalah masjid tertua di Jakarta yang masih berdiri hingga saat ini. Masjid yang pertama didirikan di Batavia, setidaknya yang pertama tercatat, kemungkinan adalah masjid milik Gouw Cay alias Jan Con, seorang sekretaris dari Souw Beng Kong -kapitan Cina pada masa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen. Gouw Cay, seorang tukang kayu Tionghoa muslim dari Banten, pada tahun 1621 memperoleh sebidang tanah di Kampung Bebek, yang terletak di sebelah utara Angke. Di atas tanah tersebut ia berniat mendirikan sebuah masjid. Tidak diketahui setepatnya mengenai pelaksanaan rencana pendirian masjid itu selanjutnya, namun pada beberapa peta dari abad-19 dapat dilihat adanya sebuah masjid di Kampung Bebek. 5. Masjid Raya Al-Arif, Pasar Senen       View this post on Instagram Nungguin dia sholat jumat 😌😌 A post shared by Rif & Mel's trip (@rizkiamelia) onAug 25, 2016 at 8:48pm PDT Pada mulanya masjid ini disebut Masjid Jami Jagal Senen, Karena memang dibangun ditengah tengah perkampungan para tukang jagal hewan ternak di pasar Senen, baru kemudian di tahun 1969 namanya diganti dengan nama Masjid Raya Al-Arif Jagal Senen. Masjid ini didirikan oleh seorang pedagang dari Bugis, Upu Daeng H Arifuddin bersama dengan masyarakat setempat sekitar tahun 1695. Selain untuk syiar Islam, juga sebagai tempat beribadah para pedagang, masyarakat dan perantau. Dengan dana seadanya ditambah sumbangan para jamaah, masjid itu akhirnya berdiri dengan nama Masjid Jami’ Kampung Jagal. Upu Daeng Arifuddin, dikenal sebagai keturunan Raja Goa dan juga pejuang yang disegani saat melawan kolonial Belanda. Arifuddin wafat pada tahun 1745. Makamnya terletak di bagian barat masjid. Ada pula makam empat sahabat Arifuddin. Masjid ini pernah direnovasi atas sumbangan pengusaha garmen asal Pondokkopi, Jakarta Timur, sebesar Rp 400 juta. Masjid Al-Arif sempat terancam dibongkar pada tahun 1969 oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, yang berniat melebarkan area Pasar Senen. Pemerintah Jepang saat menjajah Indonesiajuga berencana membongkar masjid, namun gagal. Dia mengungkapkan, saat pejabat pemerintah Jepang mengabadikan masjid itu, sebelum dibongkar, pada foto hasil cetakannya muncul sosok lelaki berjubah putih yang tak lain adalah sosok Arifuddin. (Sumber: Artikel-Foto situsbudaya.id)
...more

Waktu Terbaik Mengunjungi Pulau Sumba

TripTrus.Com - Objek wisata di Pulau Sumba semakin hari semakin diminati wisatawan, khususnya mancanegara. Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole mengatakan, hingga 2015 wisatawan Asing masih mendominasi pengunjung di Pulau Sumba ."Jumlah wisatawan asing 9 ribu dan domestiknya 4 ribu," kata Agustinus di Kementrian Pariwisata, Jakarta Pusat. Tiga wisawatan Asing yang kerap datang ke Sumba ialah dari warga negara Singapura, Prancis, dan Jepang. Wisata Alam menjadi wisata favorit yang ditawarkan di pulau Sumba , maka pengunjung yang datang ke Sumba harus memilih waktu yang tepat agar terhindar dari musim hujan. Ini penting untuk Anda yang ingin surfing.Agustinus menambahkan waktu yang terbaik untuk wisawatan mengunjungi pulau Sumba ialah Juli. "Bulan Juli paling bagus untuk surfing di pantai, cuacanya cerah , " tambahnya.Selain pantai, pulau Sumba juga memiliki air terjun yang indah yaitu air terjun lapopu yang airnya begitu jernih. Rumah- rumah di pedesaan Sumba juga begitu unik."Rumah bangunan di perkampungan Sumba ada tiga tingkat, tingkat pertama buat taruh makanan kemudian tingkat kedua buat tidur dan masak, tingkat ketiga buat duduk/ bale-bale pertemuan," tutupnya. (Sumber: Artikel metrotvnews.com Foto Lewaguy)
...more

Desember Penuh Warna, Festival Asik Buat Liburan Lo di 2024

TripTrus.Com - Yo, Desember udah di depan mata nih, bulan paling rame buat jalan-jalan di Indo! Banyak banget acara seru, dari tradisi unik sampai konser musik keren, bikin akhir tahun lo makin pecah. Nah, gue udah rangkumin nih beberapa event kece yang sayang banget kalo dilewatin. Yuk, simak biar lo bisa atur liburan lo sekarang juga!       View this post on Instagram A post shared by GenPi Sumbar (@genpisumbar) 1. Seni Budaya yang Bikin Lo Makin Cinta Indonesia Event seni dan budaya ini bukan cuma seru, tapi juga bikin lo makin cinta sama keberagaman Indo. Festival Tumbe (1–4 Desember, Banggai Laut, Sulsel) Lo bakal ngeliat tradisi "Tumbe," ritual adat khas Banggai buat persiapan pernikahan adat. Ada pawai perahu tradisional yang dihias super cantik, tari-tarian lokal, dan bazar makanan khas yang dijamin bikin lo betah nongkrong. Pesona Minangkabau (5–8 Desember, Tanah Datar, Sumbar) Di sini, lo bisa liat prosesi adat Minang kayak prosesi "Manjalang Mintuo" (mengunjungi mertua) dan pacu jawi (balapan sapi di sawah). Plus, jajanan Minang otentik kayak rendang sama galamai bakal memanjakan lidah lo. Festival Rupat (6–8 Desember, Bengkalis, Riau) Selain seni Melayu seperti tari zapin, lo juga bakal disuguhi lomba sampan layar yang seru banget. Jangan lupa mampir ke pantai pasir putih Rupat yang instagrammable abis. Pangandaran Festival (6–7 Desember, Pangandaran, Jabar) Event ini ngasih vibes liburan all-in-one: dari lomba paddleboard, pameran seni lukis pasir, sampe konser musik pantai buat bikin malam lo makin pecah. Sultra Tenun Karnaval (7 Desember, Kendari, Sultra) Ini parade warna-warni banget, bro! Lo bisa liat kain tenun Sultra yang di-mix jadi busana kreatif. Ada juga live demo bikin tenun, cocok buat lo yang suka seni dan kerajinan. 2. Tradisi Unik yang Cuma Ada di Indo Event ini bakal bikin lo kagum sama tradisi lokal yang out-of-the-box. Perang Topat (10–18 Desember, Lombok Barat, NTB) Lo bakal liat perang ketupat yang bukan cuma seru, tapi juga punya makna menjaga harmoni antara umat Hindu dan Muslim di Lombok. Selain perang simbolis, ada juga bazar makanan tradisional khas Lombok! Pesona Selat Lembeh (11–13 Desember, Bitung, Sulut) Snorkeling dan diving di Selat Lembeh udah juara, ditambah atraksi kayak lomba perahu hias dan festival kuliner seafood segar. Lo juga bisa explore spot underwater photography yang terkenal mendunia! Lima Danau Festival (12–15 Desember, Solok, Sumbar) Kombinasi seni tradisional seperti randai dan tari piring dengan view epik lima danau: Danau Singkarak, Danau Talang, Danau Di Atas, Danau Di Bawah, dan Danau Kembar. Sunset-nya? Juara! [Baca juga : "Event Seru Akhir Tahun Di Jakarta Yang Wajib Lo Kunjungi!"] 3. Musik dan Hiburan yang Bikin Malam Lo Pecah Dari konser musik sampe festival, vibe-nya dijamin bikin lo happy. Jogjarockarta Festival (15 Desember, Jogja) Pecinta musik rock, ini surganya lo! Ada lineup musisi top dari dalam dan luar negeri. Selain konser, ada merchandise area buat lo yang mau koleksi barang-barang band kesayangan. Denpasar Festival (22–25 Desember, Bali) Event tahunan ini menampilkan seni kontemporer dan tradisional Bali. Ada tari kecak kolosal, fashion show kain endek, sampe pertunjukan musik indie yang cozy banget. Swara Prambanan (31 Desember, Prambanan, Jogja) Malam tahun baru lo bakal beda di sini. Lo bakal disuguhi konser musik dengan latar megah Candi Prambanan yang dihias lighting spektakuler. Ada juga fireworks show buat penutup yang epik. 4. Event Lain yang Nggak Kalah Seru Kalo lo suka pengalaman unik, cobain event ini! Jelajah Ruang Menoreh Geo Heritage Run & Walk (7 Desember, Kulon Progo, Jogja) Lari atau jalan santai sambil explore alam Menoreh yang penuh sejarah geologi. Rutenya lewat kebun teh, hutan pinus, dan view sunset Gunung Merapi! Festival Tanjung Waka (13–15 Desember, Kepulauan Sula, Malut) Kombinasi lomba dayung tradisional dan upacara adat khas Sula. Ada juga pameran mutiara Maluku Utara yang kece banget. Festival 1000 Degan (15–25 Desember, Tegal, Jateng) Event ini cocok buat pecinta kuliner. Lo bisa nyobain 1000 jenis olahan kelapa muda, dari es degan sampe makanan modern kaya pudding dan cake degan. Desember ini Indo tuh beneran kaya sama budaya, alam, sama hiburan. Jadi, lo udah tau mau kemana? Cus, catet tanggalnya, ajak temen, keluarga, atau pacar lo buat eksplor semua event ini. Jangan sampe ketinggalan, bro! 🌟 (Sumber Foto @udaunisawahlunto) 
...more

Agustus Full Vibes: Festival Lokal Gak Main-Main, Bro-Sis Traveler Wajib Cek!

TripTrus.Com - Bro-sis traveler, lo udah nyadar belum sih kalo Agustus 2025 tuh bakalan jadi bulan paling rame vibes lokalnya? Sumpah, dari ujung barat sampe timur Nusantara, festival-festival kece udah ngantri buat manjain mata, perut, sama jiwa lo yang butuh healing tapi tetep pengen rooted sama budaya kita. Musik, budaya, makanan, plus pemandangan alamnya, semua dibungkus dalam satu paket yang Instagrammable dan pastinya worth banget buat dijadiin konten. Daripada lo cuma jadi silent viewer IG story temen, mending lo yang ambil peran utama. Coba deh start dari Festival Wowine 2025, ini tuh surganya pecinta tradisi NTT, bro-sis! Musik, tarian, dan kearifan lokalnya tuh bakal ngebikin lo makin cinta sama Indonesia. Nuansa adat yang masih kental dan keramahan warga lokal bikin lo serasa balik ke rumah nenek di kampung, hangat dan penuh kenangan. Abis itu, ada Tomohon International Flower Festival 2025 yang warnanya secantik vibe lo pas lagi liburan. Bayangin deh, lo jalan di tengah parade bunga warna-warni yang super niat dekorasinya. Cocok banget buat lo yang demen estetik dan punya jiwa flower child. Tomohon bener-bener bisa bikin feed lo naik level, plus udaranya adem pula! Lanjut ke Wolobobo Ngada Festival 2025, tempat di mana lo bisa menikmati seni budaya Ngada yang otentik. View-nya luar biasa sih, spot ini wajib lo masukin ke itinerary. Dari puncak bukit sampe suasana adatnya, semuanya terasa magis. Buat lo yang haus pengalaman baru, di sinilah tempat lo explore sisi eksotis Nusa Tenggara Timur.       View this post on Instagram A post shared by soulful ngada (@soulful.ngada) Kalo lo mau pengalaman budaya yang kuat, Festival Budaya Lembah Baliem 2025 bisa jadi jawaban. Bro-sis traveler, lo bakal liat langsung perang-perangan adat yang epic, lengkap dengan kostum dan tarian Papua yang gokil banget. Ini bukan festival biasa, ini sejarah hidup yang lo saksikan langsung. Beneran, priceless vibes! Gak mau jauh-jauh? Tenang, Tapin Art Fest 2025 di Kalimantan juga siap manjain lo dengan art performance kece, kuliner lokal, dan vibes kreatif anak daerah yang keren abis. Lo bisa nongkrong santai sambil nyicipin jajanan tradisional, terus lanjut nonton pameran dan pertunjukan seni yang anti mainstream. Nah, buat lo yang suka fashion, Jember Fashion Carnaval 2025 wajib lo gas! Parade busana megah dan unik yang gak kalah sama Met Gala. Outfit-nya tuh totalitas banget, bro-sis, dan semua elemen lokal dikemas jadi satu fashion show jalanan yang epic. Bisa jadi inspirasi OOTD lo juga lho! Terus, ada juga nih Festival Golo Koe di Labuan Bajo, tempat lo bisa menikmati keindahan Maria Assumpta dan budaya lokal Flores dalam satu festival yang sakral tapi tetap meriah. Spot ini pas banget buat lo yang nyari ketenangan spiritual tapi juga pengen explore Labuan Bajo beyond Komodo. Festival Rote Malole 2025 juga gak kalah keren, bro-sis! Di sini lo bakal dimanjain sama pantai indah, budaya lokal yang kuat, dan vibe chill yang jarang lo temuin di tempat lain. Buat lo yang pengen escape dari hiruk-pikuk kota, Rote tuh tempat healing yang sesungguhnya. [Baca juga : "Explore Banten Lama: Surga Sejarah & Religi Buat Lo Yang Mau Healing Plus Belajar!"] Kalo lo demen yang berbau air, jangan skip Festival Perahu Bidar Tradisional 2025! Balap perahu khas Palembang ini seru banget, bro! Musik, teriakan semangat tim, dan air yang ciprat-ciprat bikin adrenaline lo naik. Dan yes, cocok banget buat konten cinematic slowmo lo! Abis itu ada Gili Festival 2025 di Lombok yang vibes-nya santai tapi tetep hidup. Lo bisa explore underwater life, nikmatin live music di pantai, dan makan seafood segar sampe puas. Kombinasi laut, musik, dan sunset tuh beneran ngebikin lo lupa deadline. Buat lo yang cinta tradisi, Pacu Jalur Tradisional 2025 di Riau tuh harus masuk bucket list! Lomba perahu panjang dengan iringan musik khas ini gak cuma seru, tapi juga penuh nilai sejarah. Lo bisa belajar banyak sambil menikmati suasana meriah ala kampung halaman. Ada juga nih Festival Budaya Sa Ijaan: Magic From The Sea 2025 yang ngasih lo experience budaya pesisir Kalimantan Selatan. Musik laut, tari-tarian magis, sampe ritual tradisional bikin festival ini beda dari yang lain. Bro-sis, ini tuh literally magic vibes dari laut! Buat pecinta beat dan ritme, Aceh Perkusi 2025 bakal bikin jantung lo berdebar seneng. Di sini lo bisa nikmatin pertunjukan alat musik pukul tradisional Aceh yang megah. Bener-bener jadi experience sound lokal yang powerful dan susah dilupain! Lo tim sweet tooth? Wajib hadir ke Jakarta Dessert Week 2025! Dessert kekinian dari banyak toko hits ngumpul semua di sini. Lo bisa nyobain kreasi manis dari yang lokal sampe fusion yang unik banget. Cocok buat update IG Story sambil jajan lucu! Dan terakhir nih, jangan lupa mampir ke West Java Festival 2025! Jawa Barat tuh selalu punya cara unik buat nunjukin budayanya, mulai dari musik, kuliner, sampe pertunjukan seni lokal yang bikin lo makin cinta sama tanah Sunda. Nah bro-sis traveler, tunggu apalagi? Jangan sampe momen sekali setahun ini lo lewatin cuma karena nunda-nunda. Cus lah atur jadwal, kumpulin circle, dan siapin mental buat eksplor semua vibes lokal kece ini. Hidup cuma sekali, jangan cuma scrolling—sekarang giliran lo yang update konten epic dari tiap penjuru Nusantara bareng TripTrus! (Sumber Foto @bagusrizkif)
...more

8 Tempat Wajib Dikunjungi Saat di Lasem

Sudah pernah dengar cerita tentang Lasem? Sebuah kecamatan kecil di pesisir utara Pulau Jawa yang masih masuk wilayah Kabupaten Rembang. Lokasinya yang relatif jauh dari kota besar membuat Lasem terkadang agak terlupakan. Daerah yang telah menjadi saksi peradaban manusia sejak jutaan tahun lalu ini menyimpan berjuta misteri dan potensi wisata sejarah yang siap digali. Ada apa sajakah disana? Berikut 8 tempat yang wajib dikunjungi di Lasem; 1. Kelenteng Cu An Kiong (Foto: travel.kompas.com) Gerbang dengan ornamen naga menyambut para pengunjung di halaman kelenteng. Aroma hio menyeruak seisi ruangan. Beberapa patung dewa disimpan di altar, di depannya terdapat sesaji persembahan berupa aneka buah-buahan. Membuat terpaku, takjub dengan aura kelenteng ini yang begitu kuat. Kelenteng tua di Desa Soditan Lasem ini sudah berusia ratusan tahun dan termasuk salah satu yang bersejarah. Interiornya unik, dindingnya dipenuhi rangkaian lukisan tentang dewa-dewi. 2. Omah Lawang Ombo (Foto: kesemsemlasem.com) Entah mengapa bulu kuduk langsung berdiri begitu memasuki rumah kuno ini. Rumah bergaya Tiongkok ini adalah salah satu bekas gudang candu pada masa abad 18 dulu. Opium/candu adalah komoditi yang sangat berharga namun terlarang. Sehingga perdagangannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Namun sekarang tidak sembarangan orang bisa masuk kesini karena harus mendapat ijin dulu dari pengelolanya. 3. Kelenteng Gie Yong Bio (Foto: clara-indonesia.com) ‘Ah, kelenteng doang! Apa menariknya?’ Eits! Jangan underestimate dulu. Jika biasanya hanya ada patung dewa-dewi di kelenteng, maka lain halnya disini. Untuk menghormati & mengenang jasa Raden Panji Margono, seorang tokoh masyarakat muslim Lasem dari suku Jawa ketika masa perjuangan melawan penjajahan dulu, di kelenteng ini ada altar khusus untuk Raden Panji Margono yang diletakkan di ruangan khusus. Besarnya pun sama dengan altar kongco yang lain. Tak jarang mereka yang bersembahyang di kelenteng ini juga menghampiri pula altar Raden Panji Margono. Disini kita merasakan betapa indahnya nilai-nilai toleransi dan saling menghargai. 4. Masjid Jami’ Lasem (Foto: lasemsyarifah.blogspot.com) Bukan sekedar masjid biasa. Interiornya penuh dengan kaligrafi dan ukiran kayu khas pantura timur Jawa. Lokasinya yang berada di jalan raya utama membuat masjid ini mudah dijangkau. Orang-orang datang kesini selain untuk menunaikan ibadah sholat, banyak juga yang datang untuk berziarah ke makam waliullah yang disemayamkan di sekitar masjid. Diantaranya ada makam Mbah Sambu, salah seorang penyebar agama Islam zaman Kerajaan Majapahit. Ada juga makam Adipati Tejakusuma 1 dan makam simbah KH Ma’shum, salah seorang ulama besar Lasem yang dihormati hingga sekarang. Sebutan lain untuk Lasem adalah kota santri, karena banyaknya pondok pesantren disini. 5. Kampung Batik Karangturi (Foto: cbfmrembang.wordpress.com) Belum ke Lasem kalau belum belanja batik. Salah satu juragan batik favorit adalah rumah batik Bu Sutera yang ada di desa Karangturi. Jadi bentuknya ya hanya rumah kuno khas Lasemgitu. Sekedar saran, jika ingin mencarinya, bertanyalah kepada orang kampung sekitar. Yang khas dari batik Bu Sutera adalah motif & teknik pembuatan batiknya yang masih asli menjaga tradisi turun temurun. Ada motif kricak, laseman, gunung ringgit, tiga negeri, dan motif klasik lainnya. Harganya juga relatif terjangkau. 6. Pantai Caruban (Foto: tribunnews.com) ‘Memang di Lasem ada pantai yang bagus?’ Ada dong! Pantai Caruban terletak tak begitu jauh dari terminal Lasem. Kita bisa kesana dengan naik delman atau ojek dengan menyusuri jalan sempit diantara tambak garam dan bandeng. Pantai ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit pada masanya, karena konon disinilah salah satu lokasi pangkalan armada maritim Majapahit kala itu. Bahkan tak jarang kini masih ditemukan pecahan-pecahan gerabah di sekitar pantai. 7. Wisata Kuliner Lontong Tuyuhan (Foto: uckywiicky.blogspot.com) Bagi penikmat wisata kuliner, wajib hukumnya icip-icip kuliner khas Lasem yang satu ini. Lontong Tuyuhan namanya. Sejenis opor ayam kuah kuning beraroma rempah yang disajikan dengan irisan-irisan besar lontong. Tuyuhan merupakan nama sebuah kawasan tempat menu ini berasal. Murah meriah dan dijamin kenyang. Yang unik adalah kita bisa memilih lauk bagian dari ayam mana yang ingin kita santap. Kalau yang menjadi favorit pengunjung adalah bagian kerangka perut ayam betina yang masih penuh dengan calon telur. Di Lasem, tidak perlu menunggu lebaran untuk bisa makan opor. 8. Warung Kopi (Foto: jointkopi.com) ‘Monggo mas, ini pisang gorengnya masih panas.’ Ibu penjual menyodorkan secangkir kopi susu panas dan sepiring pisang goreng yang baru diangkatnya dari penggorengan. Duduk di bangku kecil berdampingan dengan bapak-bapak warga sekitar Kampung Karangturi yang siang itu sedang nongkrong di warung kopi. Nongkrong di warung kopi sudah menjadi bagian dari keseharian warga Lasem rupanya dan itu tak mengenal waktu, dari pagi sampai malam sah-sah saja. Biasanya ada 2 pilihan sajian kopi, mau kopi hitam/kopi tubruk ataupun kopi susu. Tergantung selera masing-masing. Kopi dari perkebunan sekitar Kab Rembang ini ditumbuk hingga sangat halus, bahkan ada yang 10 kali proses penggilingan. Inilah khasnya kopi Lasem. (Sumber: Artikel phinemo.com Foto geografientrepreneur.yolasite.com)
...more

ButikTrip.id
remen-vintagephotography
×

...