shop-triptrus



Sejarah Centrale Stichting Wederopbouw atau CSW

TripTrus.Com - Pada tanggal 1 Juni 1948 pemerintah Kotapraja membentuk Centrale Stichting Wederopbouw yang disingkat CSW, sebuah yayasan yang bertugas sebagai pelaksana pembangunan kota baru di Onderdistrict Kebajoran Ilir. Bersamaan dengan itu dimulai pembangunan kota baru Kebajoran. Setelah terjadi pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, CSW berganti nama menjadi 'Jajasan Pemugaran Pusat'. Menurut catatan sejarah kota Batavia, CSW tidak lepas dari rencana pengembangan sebuah kota baru di daerah Kebayoran (kini masuk wilayah Jakarta Selatan). Di masa itu kota Batavia sudah begitu padat. Pada tahun 1940 jumlah penduduk kota telah mencapai 700.000 jiwa dan delapan tahun kemudian meningkat jadi 1.174.252 jiwa. Populasi penduduk sebanyak itu tak mungkin ditampung di kota Jakarta tanpa pemekaran.Salah satu wilayah selatan yang diincar pemerintah Kotapraja untuk pengembangan adalah Onderdistrict Kebajoran Ilir yang jarak tempuhnya 4,5 kilometer dari pusat kota. Luasnya sekitar 730 hektare dan direncanakan dibangun 80.000 unit rumah berikut fasilitas sosial dan jalan raya. Ketika itu juga direncanakan dibangun gedung perkantoran, pasar dan pertokoan, kawasan industri termasuk juga sarana ibadah dan sekolah. Persoalannya: di atas tanah itu berdiri pemukiman penduduk asli Betawi. Statusnya erfpach, hak garap. Sampai tahun 1950 populasi penduduk Kebajoran Ilir berjumlah 4.900 jiwa yang umumnya bertani. Pemerintah Kotapraja tetap ingin mewujudkan membangun kotabaru di Kebajoran Ilir meski mendapat tantangan dari 2.500 warga setempat yang enggan melepas tanah dan meliputi tiga desa di onderdistrict tersebut. Wedana Kebajoran pada awalnya juga menyatakan menolak rencana pemerintah Kotapraja.Akhirnya melalui perdebatan sengit, proyek tetap dilangsungkan. Gubernur District Federal Djakarta, RSS Hilman Djajadiningrat membentuk 'Komisi Pendjualan' yang meliputi empat orang Indonesia dan empat orang Belanda. Komisi ini tugasnya bernegosiasi dengan warga, walau warga tetap bersikeras tak mau menjual tanahnya. Hal itu membuat Gubernur Hilman mengancam menggunakan onteigeningsrecht, hukum pencabutan hak atas tanah. Tahun 1948 proses pembebasan tanah pun rampung meski masih ada pembayaran ganti rugi yang belum tuntas. CSW hingga kini menjadi sebuah perempatan tidak jauh dari kantor PLN Kebayoran, kantor Sekretariat Asean dan kantor Kejaksaan Agung. (Sumber: Artikel jakarta.go.id Foto beritabuzz.blogspot.co.id)
...more

Panorama Pabangbon, Lokasi Wisata yang Lagi Hits di Bogor

TripTrus.Com - Panorama Pabangbon di Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dapat menjadi pilihan bagi Anda yang ingin berwisata dengan lokasi yang tak jauh dari Ibu Kota. Lokasi ini bahkan bisa menjadi lokasi selfie bagi yang ingin menikmati pemandangan alam Bogor. Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, hanya dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam dari Kota Bogor untuk mengunjungi wisata Pabangbon.        View this post on Instagram 🍃Adventure 🍃 . . . #bogor #bogorhits #explorebogor #bogortraveller #visitbogor #bogorpisan #welovebogor #wisatabogor #pabangbonlewiliangbogor #pabangbon #pabangbonbogor #pabangbonhits #likeforlikes #likeforfollow #like4likes #liked #followforfollowback #lfl #fff A post shared by @ mirandaviarila854 onOct 21, 2018 at 2:51am PDT Harga tiket masuk ke kawasan ini pun terbilang murah. Per orang hanya dikenakan tarif Rp 10 ribu. Spot pertama di Panorama Pabangbon dan menjadi magnet wisatawan adalah rumah pohon pinus. Di sini pengunjung disuguhkan pemandangan alam Gunung Halimun yang indah dan dapat berselfie ria.  Spot berikutnya adalah perahu selfie yang identik dengan laut dijajarkan dengan pemandangan alam yang sangat hijau. Jangan lupa berfoto dengan wahana flying fox. Sambil bermain flying foxpengunjung bisa diberhentikan di tengah perjalanan untuk bisa berfoto dengan pemandangan perbukitan hijau nan indah. [Baca juga : "Peradaban Gunung Karst Di Ciampea Kabupaten Bogor Terancam Punah"] Wisata pohon pinus juga identik dengan hammock kain warna-warni yang digantungkan di pohon untuk melepas lelah sejenak dan menghirup udara kota Bogor yang sejuk.  Dari Panorama Pabangbon, wisatawan dapat mengunjungi Air Terjun Cilame yang jaraknya hanya sekitar 10 menit. Curug Cilame ini termasuk curug yang aman dan ramah wisatawan, karena pihak pengelola memberikan tangga khusus dan pegangan dari bambu. (Sumber: Artikel liputan6.com Foto youtube.com)
...more

10 Tempat Wisata Populer Untuk Liburan Akhir Tahun

TripTrus.Com - Kamu berencana untuk liburan akhir tahun ini ? Namun masih binggung tujuan wisata mana saja yang paling populer di akhir tahun? Daftar tujuan wisata terpopuler di Indonesia pada akhir tahun ini. Untuk tempat wisata di Indonesia, tahun ini masih tetap didominasi oleh tujuan-tujuan traveling di Pulau Bali. Penentuan tempat ini didasarkan pada banyaknya komentar, review dan share dari pengguna TripAdvisor mengenai destinasi yang dimaksud. Di urutan pertama bertengger nama Ubud, Bali sebagai tempat paling populer untuk dikunjungi tahun ini. BerikutIni 10 Tempat Wisata Populer Di Indonesia Yang Cocok Di Jadikan Destinasi Liburan Akhir Tahun Anda. 1. Ubud (Foto: beautifulbalitours.com) Di puncak daftar masih bertengger nama Ubud, kawasan pedesaan di Pulau Bali. Ubud bukan sembarang desa, tapi ini adalah desa yang dikemas untuk wisata eksklusif. Pusat spa terbaik di Indonesia dan salah satu yang terbaik di dunia berada di Ubud. Keren bukan? Di sana juga terdapat cagar alam yang menjadi rumah aneka satwa khususnya monyet. Tak ketinggalan pula bahwa Ubud adalah rumah bagi villa-villa dengan pemandangan super keren bak di surga. 2. Jakarta (Foto: deakincollege.edu.au) Daftar di urutan kedua ini sebenarnya paling mengagetkan dimana menempatkan ibukota Jakarta sebagai salah satu tujuan yang paling populer tahun 2016. Padahal kota ini terkenal sesak, macet dan banjir serta tak ketinggalan polusi udaranya. Tapi jika kita melihat dan menilik lebih dalam maka wajar jika Jakarta menjadi salah satu kota yang paling banyak dikunjungi dan populer. Jakarta adalah salah satu pintu gerbang wisatawan asing sebelum menjelajahi daerah lain di Indonesia. Kota ini pun tak melulu identik dengan macet dan bising, jauh di utara Jakarta ada Kepulauan Seribu yang sangat tenang dengan banyak gugusan pulau kecil bak di Maladewa. Di dalam kota juga banyak tempat keren mulai dari kawasan Kota Tua, TMII, Ancol dan masih banyak lagi. Ada pula kafe-kafe kece di Jakarta yang cocok di jadikan untuk hangout dan bersantai di akhir liburan anda . 3. Yogyakarta (Foto: blog.hulaa.com) Yogyakarta memang layak menyandang predikat istimewa karena setiap traveler yang sudah berkunjung ke sana pasti suatu hari ingin kembali ke sana lagi. Kota ini penuh dengan arsitektur mengagumkan dan suasana spiritual yang kental. Destinasinya pun beragam dari pantai hingga bangunan kuno peninggalan zaman kerajaan. Jogja merupakan pusat kebudayaan di Indonesia. 4. Bukit Lawang (Foto: klimbingkoreanmountains.wordpress.com) Bukit Lawang mungkin masih sedikit asing di telinga traveler namun tempat ini mampu bertengger di posisi 4 sebagai tujuan wisata paling populer tahun ini versi TripAdvisor Travelers’ Choice. Bagi yang belum tahu, Bukit Lawang adalah destinasi wisata populer yang berlokasi di ujung Taman Nasional Gunung Leuser. Sedangkan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah kawasan konservasi flora dan fauna yang terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Di sini terdapat konservasi dari hewan langka seperti orangutan dan harimau Sumatera. 5. Senggigi (Foto: toptourist.com) Siapa sih yang tidak kenal Pantai Senggigi, pantai ini sama terkenalnya dengan Pantai Kuta di Bali hanya saja lokasinya berada di pulau seberang timur Pulau Dewata tepatnya di Pulau Lombok. Senggigi adalah salah satu spot menyelam terfavorit para traveler dunia. Di kawasan Senggigi ini traveler akan menemukan Pura Batu Bolong, sebuah kuil Hindu yang dibangun di atas lengkung batu nan dramatis. Yang tidak kalah kerennya di Senggigi adalah fenomena sunsetnya. Semua traveler yang datang berlibur pasti akan dibuat kagum dengan matahari terbenam di Senggigi, bahkan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. 6. Magelang (Foto: radarjogja.co.id) Selain Jogja untuk menikmati budaya Jawa yang begitu kental bisa juga didapatkan traveler dengan berkunjung ke Magelang. Kabupaten ini sangat terkenal dengan Candi Borobudurnya yang begitu gagah dan menjadi satu-satunya candi Buddha terbesar di dunia. Magelang tidak hanya memiliki destinasi wisata Candi Borobudur saja, kabupaten di Jawa Tengah yang bertetanggaan dengan Yogyakarta ini juga memiliki segudang destinasi wisata keren diantaranya rafting sungai Progo dan Elo, trekking Gunung Merapi, dan menikmati budaya Jawa yang kental. 7. Bandung (Foto: sofianaaustralia.com) Bandung sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia yang letaknya cukup dekat dengan Jakarta menjadi tujuan wisata terpopuler berikutnya. Daerah ini menawarkan pilihan wisata lengkap mulai dari wisata belanja, kuliner hingga wisata alam yang menggoda. Sungguh sangat lengkap ! Akhir-akhir ini Bandung memang tengah populer dengan pilihan wisata alam yang sangat banyak. Kini Bandung telah memiliki taman botani yang indah, perkebunan teh yang luas, lapangan golf hingga pemandangan apik via Tebing Keraton. 8. Labuan Bajo (Foto: komodotour.co.id) Di posisi delapan ada Labuan Bajo sebuah desa nelayan kecil yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Di tempat ini terdapat pelabuhan yang menjadi pintu gerbang wisatawan yang ingin pergi ke Pulau Komodo dan gugusan pulau kecil lainnya. Di samping itu perairan di Labuan Bajo juga terkenal sangat jernih dengan pemandangan yang indah di permukaan maupun di dalam lautnya. Tak heran jika daerah ini kini menjadi buruan para traveler baik dari dalam maupun luar negeri. 9. Kuta (Foto: edysmiletour.com) Tidak perlu memperkenalkan kawasan Kuta di Bali. Pasalnya daerah ini sudah sangat terkenal hingga ke penjuru dunia, bahkan traveler yang belum pernah datang ke sanapun pasti sudah familiar dengan nama daerah ini. Pantai Kuta begitu terkenal dan menjadi pusat konsentrasi wisatawan dunia yang berlibur di Bali. Di pantai ini traveler bisa menyaksikan sunset yang sempurna selain berenang, berselancar, atau berjemur di pantainya yang indah. Kalau mau warga sekitar ada yang menawarkan jasa pijat di pinggir pantai atau mengepang rambut seperti gaya rege. 10. Surabaya (Foto: picodio.com) Surabaya selain menjadi ibukota provinsi Jawa Timur juga dikenal sebagai kota industri yang modern, pusat ekonomi dan perdagangan. Di kota ini pula terdapat markas bagi TNI Angkatan laut Indonesia. Jika diperhatikan kota ini memang kurang pas untuk dijadikan destinasi wisata alam karena hampir seluruh wilayahnya diisi penuh bangunan bertingkat seperti Jakarta. Pun demikian di kota terbesar kedua setelah DKI Jakarta ini masih mempunyai sudut-sudut cantik yang layak dikunjungi seperti hutan bambu dan hutan mangrove. Destinasi lain yang cocok untuk wisata adalah Museum Sampoerna, Monumen Kapal Selam hingga Taman Bungkul yang digadang-gadang sebagai taman kota terbaik se-Asia. (Sumber: Artikel BeritaOnline24 Foto Amieykha)
...more

Liburan Seru Dan Kece Di Pantai Indah Kapuk, Yuk Cek Aktivitasnya!

TripTrus.Com - Buat lo yang lagi cari alternatif liburan ga jauh-jauh dari Jakarta, Pantai Indah Kapuk (PIK) bisa jadi pilihan pas banget! Bukan cuma tempat nongkrong hits, PIK juga punya segudang aktivitas seru buat lo dan keluarga. Udah terkenal sebagai kawasan elite di Jakarta, PIK juga gampang banget dijangkau karena akses transportasinya lengkap, dari tol sampai TransJakarta. Bahkan, tahun ini PIK masuk Proyek Strategis Nasional lho! Langsung aja, ini dia beberapa aktivitas yang bisa lo cobain di PIK buat ngisi liburan. 1. Main Seru di Aloha PIK Kalau lo suka tempat yang vibes-nya tropical, Aloha PIK wajib banget didatengin! Tempat ini punya playground seru buat anak-anak, pantai pasir putih buat santai, dan food court buat lo yang mau kulineran. Dengan konsep ala Hawaii, spot ini super instagramable. Plus, yang paling penting, masuknya gratis dan buka tiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam. 2. Nyantai di Pantai Pasir Putih PIK 2 Lo yang mau chill bisa ke Pantai Pasir Putih PIK 2. Pemandangannya keren banget, ada pasir putih yang bersih dan gedung-gedung megah di sekitar. Lo bisa jalan santai, sepedaan, atau sekadar nikmatin kuliner bareng keluarga di sini. Lokasinya di daerah Kamal Muara, Jakarta Utara, dan deket sama banyak spot hits lainnya di PIK 2. 3. Kulineran ala Chinatown di Pantjoran PIK       View this post on Instagram A post shared by @bubumaika Nah, kalau lo suka wisata kuliner, mampir ke Pantjoran PIK! Di sini ada banyak banget tenant makanan, baik yang halal maupun non-halal. Suasana dan dekorasi ala Tionghoa bikin lo serasa lagi di Chinatown asli, apalagi dengan dominasi warna merah dan adanya pagoda tertinggi di Jakarta yang jadi ikon tempat ini. [Baca juga : "Destinasi Seru Dan Anti Mainstream Di Jember Yang Mungkin Belum Lo Tau!"] 4. Main Skuter di Pantai San Antonio Lo suka aktivitas yang seru tapi santai? Coba main skuter di Pantai San Antonio! Ada lintasan panjang buat lo jalan-jalan atau main skuter, sepeda, bahkan mobil listrik kecil buat anak-anak sampai dewasa. Sambil jalan, lo bisa liat pemandangan laut dan mampir ke kafe-kafe di sekitar buat nyantai. 5. Nongkrong Keren di Cove at Batavia PIK Ini dia spot hits buat nongkrong ala anak muda, Cove at Batavia. Tempatnya didesain mirip area di Los Angeles, keren banget buat foto-foto! Di sini ada banyak tenant makanan dari pizza, burger, gelato, sampai seafood. Mending dateng sore-sore biar dapet view sunset yang epic banget langsung ke arah laut. Gimana, udah ada bayangan mau ngapain aja di PIK? Jangan lupa siapin outfit yang kece dan kamera buat foto-foto, karena setiap sudut di sini worth it banget buat diabadikan. Jadi, tunggu apa lagi? Langsung deh ajak temen, pacar, atau keluarga buat seru-seruan bareng di PIK! (Sumber Foto @jkt.spot) 
...more

5 Destinasi Wisata Sejarah Murah Meriah di Jakarta

TripTrus.Com - Punya hobi menikmati wisata sejarah? Tak perlu jauh-jauh pergi ke luar kota untuk bisa memuaskan minat Anda. Sebab, Jakarta punya banyak sekali destinasi menarik yang bisa dikunjungi untuk melakukan trip tersebut. "Selain bersejarah, tempat wisata Jakarta ini pun terkenal sebagai destinasi murah meriah. Jadi, tak perlu takut isi dompet akan terkuras saat ingin mengunjungi destinasi wisata ini." Berikut daftar tempat wisata sejarah murah meriah yang bisa Anda kunjungi di waktu liburan akhir pekan, seperti: 1. Kawasan Kota Tua   History of Djakarta #batavia #jakarta #old #kotatua #oldcity #bw #black #history #2018 #camera # A post shared by Freelense Photography (@old_lense) onJan 7, 2018 at 7:47pm PST Kalau yang satu ini tentulah sudah tahu. Ya, Kawasan Kota Tua Jakarta memang jadi peninggalan kolonial Belanda yang masih bertahan hingga saat ini. Jejak-jejak masa lampau sangat terasa ketika Anda melihat berbagai macam bangunan tua yang berdiri kokoh di sana. Arsitektur bernuansa Eropa klasik yang kental bisa membuat Anda seperti berada di masa lampau. Berwisata sejarah makin seru karena di tempat ini terdapat berbagai atraksi wisata menarik, mulai dari trip museum, sewa sepeda ontel, tempat wisata kuliner, hingga beragam keseruan lainnya. 2. Kepulauan Seribu   Berwisata ke pulau kelor, cipir, dan onrust. Pulau2 yang menjadi saksi sejarah perjalanan panjang dari Batavia sampai Jakarta. Pulau yang menjadi garda terdepan pertahanan Batavia sekaligus pengasingan bagi narapidana bahkan yang terjangkit penyakit. Tempat yang terkesan mengisolasi manusia ini pun pernah digunakan sebagai asrama haji bagi mereka kaum muslim yang akan pergi haji dengan kapal. Pertanyaan yang menarik yang kemudian muncul adalah, mengapa Belanda mengurusi haji? Padahal kita tau Belanda adalah kerajaan kristen. A post shared by kholidzam (@kholidzaim) onNov 26, 2017 at 5:00am PST Selain menikmati keindahan pulau dan pantai yang cantik, Anda pun bisa berwisata sejarah saat masuk ke kawasan Kepulauan Seribu dengan mendatangi Pulau Kelor, Pulau Cipir, dan Pulau Onrust yang dijadikan sebagai cagar budaya. Di pulau-pulau ini terdapat bangunan bersejarah seperti Benteng Martello, reruntuhan gedung tua, museum, hingga makam Kartosuwirjo. Kalau ingin datang ke sana, Anda bisa ikut  open trip yang diselenggarakan jasa agen travel. Rata-rata biaya yang diperlukan berkisar Rp 150-300 ribu untuk tur sejarah satu hari penuh.   3. Monumen Nasional   Jangan hanya suka dengan profesi mu, cintai profesi mu semua yang terasa ringan seberat apapun cobaannya. . . . #HappyMonday #GoodMorning #Jakarta #ThePowerOfSilent #MancungDikit A post shared by Surya Darma (@suryaceh) onJan 7, 2018 at 3:41pm PST Monumen Nasional atau biasa disebut Monas adalah salah satu ikon wisata Indonesia yang sudah dikenal dunia. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat melawan penjajahan Belanda. Saat berada di Monas jangan lupa kunjungi Museum Sejarah Nasional dan Ruang Kemerdekaan untuk melihat beragam diorama yang bercerita tentang gigihnya para pahlawan mengusir bangsa kolonial.  4. Monumen Pancasila Sakti   Sabtu belajar sejarah. #Jakarta #museum #ayokemuseum #history A post shared by travellie (@travellie__) onSep 9, 2017 at 8:03am PDT Monumen Pancasila Sakti dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan revolusi yang wafat dalam tragedi G30S/PKI. Selain monumen, daya tarik utama di sini tentunya adalah Sumur Lubang Buaya, tempat jenazah tujuh pahlawan revolusi dibuang dulu. Ada juga Museum Pengkhianatan PKI, Museum Paseban, rumah sederhana yang dulu dijadikan dapur umum, pos komando, dan rumah penyiksaan. 5. Museum Bahari   Selamat pagi, cuaca mendung diiringi rintik hujan yang turun dari langit yang menandakan berkah di pagi hari ... tetap semangat kawan-kawan ... #museumbahari #menara #syahbandar #enjoyjakarta #newyear2018 #ayokemuseum A post shared by Museum Kebaharian Jakarta (@museumkebaharianjkt) onJan 3, 2018 at 5:02pm PST Museum Bahari dulunya adalah gudang rempah-rempah VOC yang berada di tepi Teluk Jakarta yang merupakan pusat perniagaan penting pada masanya. Nuansa sejarah sangat terasa saat berada di dalam museum ini. Pasalnya, arsitektur yang digunakan masih mempertahankan keaslian bangunannya. Bisa dilihat dari tiang penyangga gedung yang terbuat dari kayu ulin berdiri kokoh hingga saat ini. Anda bisa mendapatkan banyak informasi menarik tentang dunia bahari Indonesia di sini. (Sumber: Artikel liputan6.com, Foto Amieykha)
...more

Candra Naya, Cagar Budaya yang Terhimpit Gedung Pencakar Langit

TripTrus.Com - Ada sekelumit cerita bangsa Tiongkok di rumah ini. Candra Naya namanya. Bangunan yang terletak di Jakarta Barat ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki Indonesia. Ada yang menarik dari bangunan ini. Siapa saja akan terdiam sesaat ketika pertama kali melihatnya. Penasaran, mari kita cari tahu apa yang membuat pengunjung itu tak mampu berkata-kata.   ini yg namanya harmonis. kekunoan bersatu dgn kekinian, perbedaan yg tajam ini bersanding keren di #chandranaya jalan gajah mada, #jakarta barat. . met #imlek2018 buat sahabat yang merayakan.. semoga berbahagia dan doa serta harapannya bisa terwujud.. Aamiin A post shared by si yepe (@kuncir.dua.tanpa.pita) onFeb 15, 2018 at 6:31pm PST Candra Naya begitu ia dikenal, merupakan bekas kediaman Mayor Khouw Kim An. Ia adalah Mayor Tionghoa yang terakhir di Batavia, pada pemerintahan tahun 1910-1918 dan diangkat kembali pada tahun 1927-1942. Tidak ada catatan pasti yang menandakan tahun pendiriannya, tapi diperkirakan Candra Naya didirikan sekitar tahun Dingmao (kelinci api), yaitu tahun 1807 oleh Khouw Tian Sek dalam rangka menyambut kelahiran anaknya yang bernama Khouw Tjeng Tjoan setahun kemudian. Namun adapula versi lainnya yang menceritakan bahwa yang membangun Candra Naya ini adalah Khouw Tjeng Tjoan pada tahun 1867 dan masih masuk kedalam tahun Dingmao. [Baca juga : Menelusuri Kawasan Glodok Sebagai Kota Pecinan] Khouw Tian Sek adalah seorang tuan tanah yang memiliki tiga orang putra dan masing-masing diberikan satu buah gedung. Salah satunya adalah Khouw Tjeng Tjoan yang mendapatkan gedung Candra Naya di Jalan Gajah Mada 188 Jakarta Barat. Ia menggunakan Candra Naya sebagai kantor sekaligus tempat tinggalnya. Rumah itu kemudian diwariskan kepada salah satu anaknya yang bernama Khouw Kim An yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1876. Sejak diangkatnya Khouw Kim An sebagai Mayor Tionghoa, maka rumah itu dikenal juga dengan sebutan Rumah Mayor. Khouw Kim An mulai menempati gedung Candra Naya pada tahun 1934, setelah sebelumnya tinggal di Bogor. Desain arsitektur rumah Candra Naya sangat kental dengan budaya Tiongkok. Pada bagian atapnya melengkung yang kedua ujungnya terbelah dua. Bentuk seperti ini disebut “Yanwei” atau ekor walet. Struktur atap yang melengkung ini juga terdapat pada bangunan kelenteng yang menandakan status sosial penghuninya. Kemudian, pada pemisah antara halaman depan dan halaman samping terdapat jendela penghubung yang disebut jendela bulan atau moon gate. Secara keseluruhan bangunan Candra Naya ini terdiri dari ruang tamu, ruang semi pribadi, ruang pribadi, ruang pelayan dan halaman. Sedangkan untuk ornamennya yang menempel ada Ba Gua (Delapan Diagram) yang berupa pengetuk pintu berbentuk segi delapan untuk penolak bala, hiasan berupa jamur lingzhipada pintu masuk utama yang melambangkan umur panjang dan ragam hias bergambar buku, papan catur, kecapi serta gulungan lukisan di bagian atas teras depan yang melambangkan sang pemilik rumah adalah seorang cendekiawan (scholar) juga seorang hartawan. Candra Naya terletak di Jl Gajah Mada No 188, Jakarta Barat. Rumah Mayor ini kini diapit oleh gedung-gedung pencakar langit di komplek bangunan Green Central City. Ada Hotel Novotel yang menjulang tinggi disebelah kiri dan waralaba 711 di sebelah kanan. Dilihat dari bagian depan, Candra Naya tampak begitu kecil di antara bangunan-bangunan raksasa yang berada di sekelilingnya. Meskipun ukurannya tidak begitu besar, tapi Candra Naya seperti magnet bagi siapa saja yang melihatnya. Dengan gaya arsitektur tiongkok kuno, rumah ini begitu terlihat mencolok diantara yang lain. Terlebih lagi dengan gaya arsitekturnya yang manawan. Kondisi inilah yang membuat siapa saja yang melihatnya seakan terdiam sesaat. Siapa sangka di antara kompleks hotel bintang lima, terselip bangunan bersejarah. Jika Anda ingin berkunjung ke Candra Naya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota.  (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)
...more

Lebak Outfest Sawarna Karst Festival 2023, Pesta Pantai Karang Bokor yang Seru Abis!

TripTrus.Com - Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, nge-buka resmi nih acara Lebak Outfest Sawarna Karst Festival 2023 yang digelar di Pantai Karang Bokor, Kecamatan Bayah, pas Sabtu kemaren, tanggal 30 September 2023. Acara ini bukan main-main, guys, ini acara khusus buat mereka yang doyan petualangan alam dan peduli banget sama alam Lebak.       View this post on Instagram A post shared by FORUM POTENSI KOTA CILEGON (@forumpotensi_kotacilegon) Dalam omongannya, Bupati Lebak enggak bisa lebih setuju lagi dengan acara keren ini. Kata Iti, acara ini jadi kesempatan bagus buat nunjukin pesona wisata Lebak yang keren banget. "Karang Bokor dan Goa Langir ini bagian dari Geo Park Bayah Dome yang harus kita jaga, rawat, dan kembangin. Ini kan jadi harta berharga daerah kita. Selain itu, kita bisa dorong perekonomian warga sekitar dan usaha-usaha kecil di daerah sini," ujar Iti. [Baca juga : "Festival Raja Ampat 2023, Lebih Gokil Dengan 3 Event Dalam Satu!"] Sementara itu, Firman Hidayatullah, ketua pelaksana Sawarna Karst Festival, ngasih tahu kalau ada sekitar 270 peserta yang dateng ke acara ini. Bahkan ada yang dateng dari luar kota, kayak Medan, Bogor, Bandung, dan Bali. Mantap, kan? "Dengan adanya Sawarna Karst Festival ini, kita bisa lebih akrab sama komunitas Climbing dan Camping Ground. Dan yang lebih penting, kita bisa nunjukin lokasi-lokasi wisata seru yang ada di Lebak," tambah Firman. Firman juga berharap, ke depannya acara ini bisa digelar terus dengan semangat yang lebih rame lagi. Semoga aja, ya, acara kayak gini bisa jadi agenda rutin di Lebak. Biar makin rame dan makin asyik! (Sumber Foto @atini_pw) 
...more

Letusan Krakatau, Kramat Karam, dan Klenteng Tjoe Soe Kong

TripTrus.Com - "emak, bapak si nona mati, sayang disayang tiap malam saya tangisin, Kramat Karem ada lagunya", tiga kalimat tersebut adalah lirik Keramat Karam, lagu yang dinyanyikan almarhum Masnah Pang Tjin Nio dengan iringan Gambang Kromong (GK) Naga Mustika. Lagu itu mengabadikan saat-saat ketika sekujur kawasan pantai Tangerang dilanda tsunami akibat letusan Gunung Krakatau. Tidak diketahui siapa pencipta lagu ini. Cerita tutur masyarakat Tionghoa Tangerang, atau Cina Benteng, menyebutkan lagu itu muncul tidak lama setelah tsunami melanda sekujur kawasan pantai dan menewaskan banyak orang.       View this post on Instagram Nothing can dim the light, which shines from within.. A post shared by Emma ( I am a nature lover ) (@tinjj88) onJul 30, 2017 at 9:25pm PDT Versi lain lagu ini digubah Sanusi dan dinyanyikan dengan irama ragtime Orkes Kerontjong Sinar Djakarta. Yang membedakan, versi gambang keromong mendayu-dayu, versi keroncong agak sedikit menghentak. Liriknya juga relatif berbeda. Cerita tentang letusan Gunung Krakatau 1883 dan dampaknya terhadap kawasan pantai Tangerang dan Batavia terekam dalam cerita tutur di Klenteng Tjoe Soe Kong dan ditulis Tio Tek Hong dalam buku Keadaan Jakarta Tempo Doeloe. Tjoe Soe Kong adalah klenteng tertua di Tangerang. Letaknya di Kampung Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Warga sekitar, terutama keturunan Tionghoa Benteng, lebih suka menyebutnya Klenteng Tanjung Kait. Sedangkan nama lain klenteng ini adalah Rong Jia Yi Da Bo Gong Miao dan Qing Shui Zhu Sui. Buku saku yang dikeluarkan pengelola menyebutkan Klenteng Tjoe Soe Kong dibangun akhir abad ke-17. Andries Teisseire, pedagang gula Belanda yang mencari komoditas sampai ke Tangerang, menulis adanya klenteng ini saat berkunjung ke Tanjung Kait tahun 1792. Informasi resmi menyebutkan klenteng dibangun imigran dari Propinsi Anxi, Hokkian, Tiongkok Selatan. Semula, klenteng dibangun dengan sangat sederhana, dan menjadi daya tarik setelah mendapat banyak sumbangan benda-benda khas klenteng dari pedagang-pedagang Cina di Batavia. Berbeda dari kebanyakan klenteng di pesisir Pulau Jawa, Klenteng Tjoe Soe Kong tidak dibangun untuk menghormati dewa, tapi seorang shinshe yang hidup di era Dinasti Song. Tjoe Soe Kong, nama tabib itu, berasal dari Propinsi Cuanciu, Propinsi Hokkian. Selama hidup, Soe Kong mengabdikan diri untuk mengobati penduduk yang sakit. Ia mendatangi rumah-rumah penduduk yang sakit, mengobati, dan memberi obat, tapi tak pernah mau diberi imbalan. Versi lain menyebutkan Tjoe So Kong lahir saat Cina diperintah Kaisra Ren Cong dari Dinasti Song. Tahun 1083, wilayah Anxi dilanda kekeringan parah. Tjoe Soe Kong memimpin upacara meminta hujan, dan berhasil. Ia diminta menetap di Anxi, tepat di kaki Gunung Peng Lai. Setelah meningal, masyarakat Anxi yang petani tebu mendirikan klenteng untuk menghormati Tjoe Soe Kong. Di Mauk, masyarakat Tionghoa -- yang juga menanam tebu dan membuat gula -- mendirikan klenteng yang sama. Semula, Klenteng Tjoe Soe Kong di Mauk berupa gubuk tapi menjadi bukti masyarakat yang mapan. Klenteng menjadi pusat pertemuan komunitas Tionghoa di Mauk dan kampung-kampung lain sepanjang pantai Tangerang. [Baca juga : "Menjelajahi Pesona White Sand Island Bintan Yang Memukau"] Tahun 1883, saat Gunung Krakatau meletus, Klenteng Tjoe Soe Kong adalah satu-satunya bangunan selamat dari tsunami. Rumah-rumah penduduk di sekitar klenteng tersapu air bah. Banyak keluarga kehilangan orang tercinta. Seorang seniman orkes gambang, saat itu gambang belum dikenal, mengabadikannya dalam lagu berjudul Kramat Karam atau Gambang Kramat. Wirya Dharma, sesepuh warga Tionghoa Mauk dan generasi kelima imigran asal Anxi, mengatakan klenteng direnovasi tahun 1959 oleh Lim Tiang Pah -- anak Lim Tju Ban, anak Lim Tjeng Houw yang selamat dari tsunami karena berlindung di klenteng. Kini, klenteng diperbesar, indah, dan menjadi salah satu tempat wisata di Tangerang. Penduduk juga membangun altar untuk Hok Tek Ceng Sin, dewa bumi yang banyak dipuja penduduk Tionghoa di pesisir Pulau Jawa. Ada pula altar untuk Embah Rachman, Empe Dato, dan Dewi Neng. Bagian belakang klenteng adalah vihara Buddha. Pada hari-hari tertentu, klenteng menggelar acara yang dihadiri warga dari luar Tangerang. Klenteng Tjoe Soe Kong juga saksi bisu Pembantaian Cina 1740 di Batavia. Saat itu, ratusan warga Tionghoa Batavia yang selamat melarikan diri ke Mauk. Sebagian menetap, dan lainnya melanjutkan pelarian sampai ke seberang Sungai Cisadane dan menetap di desa-desa di Kecamatan Panongan saat ini. (Sumber: Artikel sportourism.id Foto onthehardway.blogspot.com)
...more

Melihat Sisi Sejarah Dari Jembatan Kota Intan

TripTrus.Com - Masih berada di kawasan wisata Kota Tua, tidak jauh dari gedung Fatahillah ada sebuah jembatan yang berwarna merah marun. Sangat kontras dilihat dengan kondisi di sekelilingnya. Jembatan ini kini dikenal dengan nama Jembatan Kota Intan. Dahulu jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda dengan benteng Inggris, tapi kini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Termasuk Anda! Jalan-jalan ke Kota Tua memang menyenangkan, ada banyak bangunan bersejarah di sini seperti Jembatan Kota Intan. Diberikan nama demikian karena letaknya dekat dengan salah satu Bastion Kastil Batavia bernama Bastion Diamont (intan). Mungkin tidak banyak yang mengetahui jika sebenarnya nama jembatan ini sempat berganti-ganti. [Baca juga : 6 Tujuan Wisata Kota Tua Jakarta] Jembatan Kota Intan ini awalnya adalah jembatan biasa yang dibangun pada tahun 1628 yang bernama Jembatan Engelse Brug atau Jembatan Inggris. Jembatan kayu ini memiliki panjang 30 meter dan lebar 4,43 meter. Jembatan tersebut berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda (VOC) dan Inggris (IEC) yang saat itu berseberangan dan dibatasi oleh Kali Besar. Setahun kemudian tepatnya tahun 1629, jembatan ini sempat mengalami rusak parah akibat serangan Kerajaan Banten dan Mataram yang menyerang Benteng Batavia. Kondisi yang memprihatinkan itu segera dipulihkan oleh Belanda, mengingat fungsi jembatan yang sangat vital dan berganti nama menjadi jembatan De Hoenderpasar Brig atau Jembatan Pasar Ayam. Disebut demikian karena lokasinya yang berdekatan dengan pasar ayam. Dua puluh lima tahun kemudian atau tepatnya tahun 1655, jembatan ini lagi-lagi mengalami kerusakan dan perbaikan. Tapi kerusakan kali ini bukan karena peperangan melainkan karena bencana banjir dan korosi air asin yang berasal dari laut. Setelah pasca perbaikan, namanya pun kembali berganti menjadi Jembatan Het Middelpunt Brug yang berarti Jembatan Pusat. Pada 1938 fungsi jembatan diubah menjadi jembatan gantung. Tujuannya agar dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan mencegah kerusakan akibat banjir, namun bentuk dan gayanya tidak pernah diubah. Nama jembatan inipun kembali berubah menjadi Jembatan Phalsbrug Juliana atau Juliana Bernhard, karena waktu itu Ratu Juliana yang menjadi ratu di Belanda. Sebelumnya, jembatan juga diberi nama Jembatan Wilhemina (Wilhemina brug), ibu dari Juliana.   Jembatan Kayu Ini Memiliki Panjang 30 Meter dan Lebar 4,43 Meter. Jembatan Kota Intan adalah sebuah jembatan ‘jungkit’ yang berwarna merah marun warisan Belanda dengan konstruksi besi dan kayu yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta [Berbagai Sumber] . . . 📸 June 16, 2018 . . . #oldtown #bridge #jembatankotaintan #kotatuajakarta #jakartaoldtown #historical #heritage #underconstruction #visitjakarta #wheninjakarta #enjoyjakarta #holiday #cityexplore #walkingtour #citysightseeing #architecture #publicarea #trip #travel #traveling #adventure #tourism #jakarta #wisatakotatua A post shared by Fransiska Tan (@fransiskatan) onJun 16, 2018 at 3:43am PDT Kemudian pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, nama jembatan inipun lagi-lagi diubah menjadi seperti yang kita kenal hingga kini yakni Jembatan Kota Intan. Nama ini disesuaikan dengan nama lokasinya yang berdekatan dengan bastion Kastil Batavia yang diberi nama Bastin Diamont (Intan). Selama perjalanan Jembatan Kota Intan ini Belanda sempat membangun beberapa jembatan serupa di Batavia atau yang sekarang menjadi Jakarta. Namun jembatan-jembatan itu sudah tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah Jembatan Kota Intan. Untuk melestarikan keberadaannya, maka pada tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, menetapkan Jembatan Kota Intan sebagai benda cagar budaya. Saat ini Jembatan Kota Intan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan. Tak sedikit pula yang menjadikan Jembatan Kota Intan ini sebagai objek foto untuk prewedding atau pra-menikah. Selain karena nilai historisnya, jembatan ini memiliki keunikan pada bangunannya. Untuk mengunjungi Jembatan Kota Intan ini, Anda tidak dipungut biaya tiket, hanya saja dimintai biaya untuk kebersihan dan parkir. Jembatan Kota Intan terletak di Ancol, Pademangan, Jakarta Barat. Untuk menjangkaunya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)
...more

ButikTrip.id
remen-vintagephotography
×

...