TripTrus.Com - Salah satu Masjid tua di Jakarta yang dibangun pada tahun 1923/1924. Masjid ini merupakan pindahan dari sebuah Mushola/Masjid sederhana dari kayu dan gedek, yang kurang lebih sejak tahun 1850 pernah berada dalam kebun luas pelukis termasyhur Raden Saleh. Istrinya Raden Saleh yang diceraikan (1864), menjual tanah beserta rumahnya kepada keluarga Alatas. Kurang lebih tiga puluh tahun sesudahnya bekas rumah Raden Saleh dibeli (1897) oleh Vereeniging voor Ziekenverpleging, yang membuka Koningin Emma Ziekenhuis, yaitu Rumah sakit Cikini, pada tahun berikutnya. Masjid ini dipindahkan dengan cara memanggulnya secara bergotong-royong beberapa meter ke arah timur ke tempat sekarang, yakni di tepi Ciliwung dan Jl. Raden Saleh. Pemindahan ini dilakukan demi kepentingan jemaat, supaya dapat menggunakan air Ciliwung yang masih bersih pada awal ke-20.
Sayid Ismail bin Sayid Abdullah bin Alwi Alatas menjual sebagian tanah bekas milik istri Raden Saleh kepada Koningin Emma Stichting untuk membangun dan mengurus Rumah Sakit Cikini. Pada tahun 1906 pengadilan memenangkan Sayid Ismail sebagia pemilik tanah yang sah. Maka, ia menjual tanah tempat Masjid ini berdiri kepada rumah sakit (1923). Pada tahun 1924 pihak rumah sakit ingin supaya Masjid yang masih berdiri di atas tanah yang dibelinya itu dipindahkan lebih jauh. Tetapi, jemaat maupun beberapa tokoh umat Islam di Batavia menentang rencana itu, karena tanah ini dianggap wakaf dari Raden Saleh untuk membangun Masjid.
Sebuah panitia yang didukung antara lain oleh H. Agus Salim kemudian membangun masjid kembali hingga menjadi yang kokoh seperti sekarang. Pada tahun 1932/1934 terjadi perombakan dan penambahan gedung dengan dukungan Sarikat Islam. Menara masjid ini luar biasa untuk Jakarta, karena tidak lancip di atas, melainkan membentuk kubah. Masalah tanah baru selesai pada tahun 1991, waktu pihak Rumah Sakit Cikini menyerahkan tanahnya kepada Pengurus Masjid Al-Makmur. Dua tahun kemudian dilaksanakan pemugaran dan perluasan lagi. (Sumber: Artikel jakarta.go.id Foto sindonews.com)
...moreTripTrus.Com - Kekayaan wisata Indonesia disadari betul oleh generasi milenial. Buktinya, mayoritas generasi milenial Indonesia lebih suka berwisata dalam negeri.
Generasi milenial semakin memperluas jangkauan liburan mereka lebih dari gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan. Hal itu berdasarkan survei dari situs pemesanan hotel Agoda.com.
"Millenials ingin bertualang lebih jauh dan melakukan banyak hal ketika traveling. Namun riset kami menunjukkan bahwa pilihan pertama mereka adalah menghabiskan waktu di keindahan alam Indonesia. 80 persen (responden) menyatakan pilihan ini sebagai nomor satu," tutur Country Director Agoda International Indonesia, Gede Gunawan dalam rilis yang diterima KompasTravel, Kamis (27/4/2017).
Riset yang sama juga menyatakan bahwa mencari ketenangan dan nuansa alam menjadi pilihan pertama dari wish list anak muda Indonesia.
Seiring musim hujan yang sebentar lagi selesai, para wisatawan domestik tengah mencari kesempatan untuk quick getaway di tengah musim liburan yang mulai memasuki peak season. Data dari Agoda menunjukkan bahwa reservasi hotel di bulan Mei 2017 meningkat sebesar 28,2 persen dibandingkan bulan April.
Agoda.com menghimpun lima destinasi sekaligus tempat menginap yang bisa jadi referensi liburan untuk generasi milenial Indonesia. Pertama adalah Pertiwi Resorts & Spa di Ubud (Bali), kemudian Grand Ussu Hotel & Convention di Puncak (Bogor), Kelimutu Crater Lakes Eco Lodge (Flores), AlterNative Stay (Raja Ampat), dan Ijen Resort & Villas (Banyuwangi). (Sumber: Artikel kompas.com Foto jakpost.net)
...moreTripTrus.Com - Sob, tahun 2024 nih, ada destinasi keren banget buat liburan, yaitu Kali Biru Genyem di Papua! Tempat ini bener-bener keren, bikin nganga deh. Mulai dari gunung sampe pantai, Papua punya potensi pariwisata yang nggak main-main, geng!
Kali Biru Genyem, located di Berab, Nimbokrang, Jayapura, Papua, adalah spot alam yang lagi hits banget. Kolam alami dengan air biru jernih yang masih alami banget. Bahkan, banyak yang upload foto Kali Biru di media sosial, loh.
View this post on Instagram
A post shared by Papua Digital Media Kabupaten Jayapura (@pdmkabupatenjayapura)
Nggak cuma itu, di sini juga bisa lihat burung Cenderawasih, yang mana langka banget. Udah kayak masuk surga gitu, bisa nyemplung di kolam air jernihnya, tapi tetep harus hati-hati ya, karena kedalamannya sampe 5 meter.
Siang hari paling oke buat mampir ke Kali Biru Genyem, pas matahari bisa bikin airnya keliatan makin kece. Selain renang, bisa juga selfie ria dengan latar belakang alam Papua yang alami banget.
Tempatnya di kaki gunung, udaranya seger banget. Pemandangan sungai yang cantik plus udara sejuk, cocok banget buat refreshing dari rutinitas yang bikin bosen.
Uniknya lagi, Kali Biru Genyem ini di hutan lindung, jadi bisa sambil ngelihat burung langka Papua, terutama burung Cendrawasih. Kalau beruntung, bisa aja ketemu hewan langka ini lagi asyik-asyiknya di hutan lindung.
[Baca juga : "Wih, Pulau Mansinam Di Papua Katanya Bakal Dirombak Jadi Tempat Wisata Religi Yang Keren Abis Tahun"]
Gak cuma alamnya, di sini juga bisa lihat kebudayaan lokal di Kampung Berab Genyem. Penginapan juga ada, atau bisa ikutan paket wisata edukasi, misalnya belajar menganyam noken langsung dari masyarakat setempat.
Perjalanan dari Bandara Sentani ke Kali Biru Genyem memang agak jauh, sekitar dua jam lah. Tapi jangan khawatir, pemandangan alam Papua bakal nemenin perjalanan kamu, geng! Selama perjalanan, kamu bisa nikmatin pemandangan perbukitan dan pegunungan yang bikin hati adem.
Jadi, gimana? Pengen coba explore Kali Biru Genyem di Jayapura, Papua? Mantap, deh! Nggak bakal nyesel, pasti bakal dapet pengalaman liburan yang beda dari yang lain! (Sumber Foto @seto.buntel)
...moreMau lihat langsung keindahan bawah laut Gorontalo? Klik di: http://triptr.us/Bl
TRIPTRUS - Di bagian utara Sulawesi, banyak sekali keindahan yang bawah laut untuk dinikmati. Contoh saja Taman Laut Bunaken, Wakatobi, atau Togean yang keindahannya sudah dikenal oleh dunia. Di provinsi Gorontalo, ada dua taman laut yang tidak kalah indahnya dengan nama-nama itu.
Taman Laut Olele dan Taman Laut Bilitia, adalah gerbang tersembunyi yang menyimpan pemandangan bawah air yang menakjubkan. Kedua taman laut ini terletak di Teluk Tomini, di arah selatan Gorontalo. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kedua taman laut ini punya pemandangan bawah air yang sama indahnya.
Taman Laut Olele terletak di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Dengan menempuh sekitar kurang lebih 1 jam dari Gorontalo dengan kendaraan darat, atau sekitar 30 menit jika menaiki speedboat dari Gorontalo. Sebelum menceburkan diri ke Taman Laut Olele, kita sudah bisa menghela nafas lega melihat sebaran pasir putih dan pemandangan birunya air laut yang seakan-akan mengundang kita untuk segera mengenakan tabung oksigen atau snorkel dan segera melihat pemandangan bawah air yang bisa membuat love at first sight.
Salah satu hal yang unik yang bisa ditemui di Taman Laut Olele adalah banyakknya bunga karang besar bernama Salvador Dali sponge (Petrosia lignosa) yang tersebar di sekitar Taman Laut Olele. Spon itu diberi nama karena bentuknya yang mengingatkan orang pada lukisan maestro aliran surealisme, Salvador Dali.
Jajaran berbagai jenis terumbu karang dengan beragam warna, ratusan spesies laut yang berenang di antara para penyelam. Ada sembilan dive spot di Olele yang punya keunggulan dan keunikan masing-masing. Bagi penyelam pemula Taman Laut Olele adalah tempat yang pas untuk belajar menyelam atau snorkeling. Suasana pantai yang sepi dan air laut yang tenang sangat ideal untuk belajar menguasai peralatan olahraga bawah air.
Pesona Taman Laut Olele membuat banyak penyelam yang lebih senang terdiam menikmati pemandangan di depan mereka, sehingga seringkali terjadi kemacetan karena serombongan penyelam akan terhambat oleh penyelam lain yang sedang asyik menikmati pemandangan di hadapan mereka.
Pemerintah Gorontalo menetapkan kawasan Olele sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) sejak tahun 2006, setelah setahun sebelumnya menetapkan Desa Olele sebagai kawasan wisata. Di Olele juga mulai banyak muncul rumah-rumah penduduk yang ditawarkan sebagai tempat menginap bagi para pengunjung.
Sementara itu, di seberang Pantai Botuhuwato, Desa Kramat, Kecamatan Managgu, terdapat Pulau Bitilia - dengan Taman Laut Bitilia - yang secara pesat mulai dijadikan incaran para wisatawan nusantara dan mancanegara sebagai destinasi olahraga menyelam dan snorkeling. Untuk mencapai Pulau Bitilia diperlukan waktu sekitar 30 menit dengan perahu motor dari Botuhuwato atau dari Pantai Boleamo Indah.
Sama seperti Olele, Taman Laut Bitilia juga memiliki daya tarik yang tidak henti-hentinya membuat para penyelam berdecak kagum. Tapi tidak seperti Olele, Ombak di Bitilia sedikit lebih besar, tapi relatif tidak akan menyulitkan kegiatan menyelam atau snorkeling.
Membayangkan keindahan bawah air Taman Laut Olele dan Taman Laut Bitilia rasanya tidak cukup jika tidak merencanakan untuk suatu hari, kalau bisa dalam waktu dekat, mengunjungi keduanya.
Photos courtesy of: indonesia.travel, fllickr.com, vivanews.co.id, murexdive.com
...moreSudah pernah dengar cerita tentang Lasem? Sebuah kecamatan kecil di pesisir utara Pulau Jawa yang masih masuk wilayah Kabupaten Rembang. Lokasinya yang relatif jauh dari kota besar membuat Lasem terkadang agak terlupakan.
Daerah yang telah menjadi saksi peradaban manusia sejak jutaan tahun lalu ini menyimpan berjuta misteri dan potensi wisata sejarah yang siap digali. Ada apa sajakah disana? Berikut 8 tempat yang wajib dikunjungi di Lasem;
1. Kelenteng Cu An Kiong
(Foto: travel.kompas.com)
Gerbang dengan ornamen naga menyambut para pengunjung di halaman kelenteng. Aroma hio menyeruak seisi ruangan. Beberapa patung dewa disimpan di altar, di depannya terdapat sesaji persembahan berupa aneka buah-buahan. Membuat terpaku, takjub dengan aura kelenteng ini yang begitu kuat. Kelenteng tua di Desa Soditan Lasem ini sudah berusia ratusan tahun dan termasuk salah satu yang bersejarah. Interiornya unik, dindingnya dipenuhi rangkaian lukisan tentang dewa-dewi.
2. Omah Lawang Ombo
(Foto: kesemsemlasem.com)
Entah mengapa bulu kuduk langsung berdiri begitu memasuki rumah kuno ini. Rumah bergaya Tiongkok ini adalah salah satu bekas gudang candu pada masa abad 18 dulu. Opium/candu adalah komoditi yang sangat berharga namun terlarang. Sehingga perdagangannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Namun sekarang tidak sembarangan orang bisa masuk kesini karena harus mendapat ijin dulu dari pengelolanya.
3. Kelenteng Gie Yong Bio
(Foto: clara-indonesia.com)
‘Ah, kelenteng doang! Apa menariknya?’
Eits! Jangan underestimate dulu. Jika biasanya hanya ada patung dewa-dewi di kelenteng, maka lain halnya disini. Untuk menghormati & mengenang jasa Raden Panji Margono, seorang tokoh masyarakat muslim Lasem dari suku Jawa ketika masa perjuangan melawan penjajahan dulu, di kelenteng ini ada altar khusus untuk Raden Panji Margono yang diletakkan di ruangan khusus. Besarnya pun sama dengan altar kongco yang lain. Tak jarang mereka yang bersembahyang di kelenteng ini juga menghampiri pula altar Raden Panji Margono. Disini kita merasakan betapa indahnya nilai-nilai toleransi dan saling menghargai.
4. Masjid Jami’ Lasem
(Foto: lasemsyarifah.blogspot.com)
Bukan sekedar masjid biasa. Interiornya penuh dengan kaligrafi dan ukiran kayu khas pantura timur Jawa. Lokasinya yang berada di jalan raya utama membuat masjid ini mudah dijangkau. Orang-orang datang kesini selain untuk menunaikan ibadah sholat, banyak juga yang datang untuk berziarah ke makam waliullah yang disemayamkan di sekitar masjid. Diantaranya ada makam Mbah Sambu, salah seorang penyebar agama Islam zaman Kerajaan Majapahit. Ada juga makam Adipati Tejakusuma 1 dan makam simbah KH Ma’shum, salah seorang ulama besar Lasem yang dihormati hingga sekarang. Sebutan lain untuk Lasem adalah kota santri, karena banyaknya pondok pesantren disini.
5. Kampung Batik Karangturi
(Foto: cbfmrembang.wordpress.com)
Belum ke Lasem kalau belum belanja batik. Salah satu juragan batik favorit adalah rumah batik Bu Sutera yang ada di desa Karangturi. Jadi bentuknya ya hanya rumah kuno khas Lasemgitu. Sekedar saran, jika ingin mencarinya, bertanyalah kepada orang kampung sekitar. Yang khas dari batik Bu Sutera adalah motif & teknik pembuatan batiknya yang masih asli menjaga tradisi turun temurun. Ada motif kricak, laseman, gunung ringgit, tiga negeri, dan motif klasik lainnya. Harganya juga relatif terjangkau.
6. Pantai Caruban
(Foto: tribunnews.com)
‘Memang di Lasem ada pantai yang bagus?’
Ada dong! Pantai Caruban terletak tak begitu jauh dari terminal Lasem. Kita bisa kesana dengan naik delman atau ojek dengan menyusuri jalan sempit diantara tambak garam dan bandeng. Pantai ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit pada masanya, karena konon disinilah salah satu lokasi pangkalan armada maritim Majapahit kala itu. Bahkan tak jarang kini masih ditemukan pecahan-pecahan gerabah di sekitar pantai.
7. Wisata Kuliner Lontong Tuyuhan
(Foto: uckywiicky.blogspot.com)
Bagi penikmat wisata kuliner, wajib hukumnya icip-icip kuliner khas Lasem yang satu ini. Lontong Tuyuhan namanya. Sejenis opor ayam kuah kuning beraroma rempah yang disajikan dengan irisan-irisan besar lontong. Tuyuhan merupakan nama sebuah kawasan tempat menu ini berasal. Murah meriah dan dijamin kenyang. Yang unik adalah kita bisa memilih lauk bagian dari ayam mana yang ingin kita santap. Kalau yang menjadi favorit pengunjung adalah bagian kerangka perut ayam betina yang masih penuh dengan calon telur. Di Lasem, tidak perlu menunggu lebaran untuk bisa makan opor.
8. Warung Kopi
(Foto: jointkopi.com)
‘Monggo mas, ini pisang gorengnya masih panas.’
Ibu penjual menyodorkan secangkir kopi susu panas dan sepiring pisang goreng yang baru diangkatnya dari penggorengan. Duduk di bangku kecil berdampingan dengan bapak-bapak warga sekitar Kampung Karangturi yang siang itu sedang nongkrong di warung kopi.
Nongkrong di warung kopi sudah menjadi bagian dari keseharian warga Lasem rupanya dan itu tak mengenal waktu, dari pagi sampai malam sah-sah saja. Biasanya ada 2 pilihan sajian kopi, mau kopi hitam/kopi tubruk ataupun kopi susu. Tergantung selera masing-masing. Kopi dari perkebunan sekitar Kab Rembang ini ditumbuk hingga sangat halus, bahkan ada yang 10 kali proses penggilingan. Inilah khasnya kopi Lasem. (Sumber: Artikel phinemo.com Foto geografientrepreneur.yolasite.com)
...moreTripTrus.Com - Bro-sis traveler, siap-siap nih Juli 2025 bakal ramai event kece di seantero Indo! Ada festival budaya, lari pagi sehat, kuliner nostalgia, sampai konser malam di taman bumi—semuanya hits banget buat lo anak Gen Z atau milenial yang butuh konten fresh dan vibes liburan yang gak mainstream. Lo tinggal pilih: pingin jalan bareng topeng di Lampung, nostalgia kuliner Jogja, party lokal di Kaltim, seru-seruan gratis di Sukabumi, atau nonton gemerlap Geopark Night Specta di Gunungkidul. Siapkan DSLR, sneakers, dan dirimu yang hyped!
1. K-Fest Lampung – Festival Budaya & Olahraga (1–6 Juli)
K-Fest ke-34 di Lampung ini menggila banget: ada Karnaval Topeng Lampung (5 Juli), Krakatau Run pagi-pagi (6 Juli), dan UMKM bazar penuh kuliner & kreasi lokal (1–6 Juli). Malam puncak-nya? Ada Mr. JONOJONI bikin ketawa plus pengumuman kontes topeng—pas banget buat lo yang pingin healing budaya sambil ngerasa Indonesia banget!
2. Kangen Dolan Teras Malioboro – Festival Kuliner Nostalgia Jogja (19–23 Juni)
Lo yang kangen sama vibe Jogja, siap-siap balik ke masa lalu! “Kangen Dolan Teras Malioboro” hadir lagi—sajian gudeg, cenil, wedang uwuh, musik keroncong dan akustik, semua gratis! Ajak squad lo buat kulineran sore sampe malam, sambil baca spot Instagramable seantero Teras Malioboro. Nostalgia maksimal!
3. Sebuntal Fest 2.0 – Party & Kreativitas Lokal di Kutai Kartanegara (15–19 Juli)
Sebuntal Fest kembali lagi di Marangkayu, Kutai Kartanegara. Ada musik, tarian, fashion show, lomba mewarnai, zumba party, plus 30+ tenant UMKM yang jualan jajanan dan produk lokal viral. Cocok buat lo yang pingin explore festival lokal yang fun, penuh warna, dan support bisnis kecil wilayah!
[Baca juga : "Pulau Sangiang, Liburan Lo Gak Cuma Healing, Tapi Juga Nambah Cerita Mistis & Seru!"]
4. Geofest Sukabumi – Geopark Festival Gratis (5 Juli)
Sukabumi juga gak mau ketinggalan nih! GeoFest 2025 free event di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu terjadwal puncak 5 Juli. Acara ini dikemas edukatif banget: ada talkshow, edukamp, pameran, dan sambutan resmi Bupati Sukabumi. Cocok buat lo yang butuh liburan murah meriah plus belajar tentang kelestarian alam!
5. Gunungkidul Geopark Night Specta Vol. 7.0 – Simfoni Taman Bumi (18–19 Juli)
View this post on Instagram
A post shared by JASA JAHIT GUNUNGKIDUL JOGJA (@elfata.fashion)
Event malam spektakuler di Amphitheater Embung Nglanggeran, Gunungkidul. Dimulai dengan lomba poster untuk pelajar DIY, tari tayub kolosal, bazar UMKM, talkshow coklat Nglanggeran, hingga konser gamelan orkestra plus bintang tamu. Masukannya gratis, atmosfernya epic, rekomended untuk culture-seeker!
Bro-sis, lo liat gak? Juli 2025 ini bakal penuh event seru dan edukatif dari ujung barat ke timur Indo. Tinggal pilih vibes-nya—budaya, lari pagi, kuliner nostalgia, kreativitas lokal, atau keajaiban geopark malam hari. Semua low budget, sekali jalan bisa dapet konten & experience Instagram-worthy. Jadi, lo tim yang mana? Jangan tunggu “viral”, mending jalan duluan! (Sumber Foto @sanggarpakem)
...moreTripTrus.Com - Halo Sobat Triptrus, apa kabar? Selama Ramadan, ibadah religius biasanya meningkat, termasuk mengunjungi berbagai situs religi untuk mempelajari sejarah Islam lebih dalam. Salah satunya adalah dengan mengunjungi Masjid Terindah di Indonesia Selama Ramadan.
Namun, tidak hanya masjid yang besar dan megah, di Indonesia juga terdapat beberapa masjid cantik yang dapat memanjakan mata para pengunjungnya. Penasaran masjid apa saja? Yuk, simak artikel kami.
View this post on Instagram
A post shared by Ariswbr (@ariswbr)
1. Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
Masjid Raya Baiturrahman adalah ikon masjid dari kota Banda Aceh dan menjadi ikon monumental pasca Tsunami Aceh di tahun 2004. Arsitektur masjid ini bergaya kuno ala negara India, sehingga membuat masjid ini menjadi tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Namun, tentu saja tidak boleh mengabaikan kegunaan utama masjid sebagai tempat ibadah. Masjid Raya Baiturrahman dibangun pada tahun 1612 M oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi, seperti perluasan dan penambahan kubah.
2. Masjid Agung, Semarang
Masjid Agung Semarang dikenal karena memiliki arsitektur unik serta menjadi masjid termegah di Indonesia, salah satunya adalah memiliki payung hidrolik raksasa yang mirip dengan di Masjid Nabawi, Mekkah. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi objek wisata terpadu, pusat pendidikan, dan pusat syiar agama Islam. Masjid Agung Semarang dilengkapi dengan beragam fasilitas, seperti perpustakaan, auditorium, ruang akad nikah, serta museum perkembangan Islam.
3. Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin
Masjid ini merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan yang memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar dengan konstruksi panggung yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah. Masjid Sultan Suriansyah merupakan simbol dimulainya pergerakan Islam di area Kalimantan Selatan. Meskipun sudah mengalami beberapa kali pemugaran, struktur dasar masjid ini masih dipertahankan karena termasuk dalam cagar budaya peninggalan Kesultanan Banjar. Sebagai salah satu ikon bersejarah di daerah Banjarmasin yang bersebelahan dengan Sungai Kuin, masjid ini bisa menjadi rekomendasi wisata religi yang dapat dikunjungi.
[Baca juga : "Hal Yang Harus Dibawa Ketika Berpergian Ketika Ramadhan"]
4. Masjid Jami, Malang
Masjid Jami Malang memiliki dua gaya arsitektur, yaitu Jawa dan Arab. Masjid yang sering dikenal dengan nama Masjid Agung Jami Kota Malang ini dibangun pada tahun 1890 dan selesai pada tahun 1903. Selain sering didatangi oleh para jamaah untuk melakukan ibadah, Masjid Jami juga kerap dikunjungi wisatawan dan pecinta fotografi yang mengagumi keindahan bentuk bangunannya. Berlokasi strategis di tengah kota dan masih satu kawasan dengan alun-alun kota Malang. (Sumber: Artikel Shalahudin Hikam Al Ayubi Foto @qeluyuran)
...moreTripTrus.Com - Para traveler tentu akan merencanakan tujuan wisatanya jauh-jauh hari. Apalagi Indonesia memiliki destinasi wisata yang banyak sekali dari Sabang hingga Merauke.
Meski tak sepopuler kota lainnya di Jawa Tengah, Gombong, kecamatan di wilayah kabupaten Kebumen rupanya menyimpan banyak tempat wisata menarik. Tak hanya alam, tapi beberapa bangunan kuno yang masih berdiri tegak. Bahkan beberapa di antaranya masih dimanfaatkan hingga saat ini. Bangunan kuno itu menjadi tempat tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan begitu saja.
Berikut ini beberapa tempat wisata seperti dirangkum dari buku Jelajah Pusaka, yang merupakan salah satu program Roemah Martha Tilaar, yang bisa dikunjungi untuk berlibur.
1. Benteng Van Der Wijck
View this post on Instagram
Ya, sudah sepatutnya kita berbangga menjadi orang Indonesia sendiri, dengan ciri khasnya sendiri, keramah tamahan, adat istiadat yang penuh dengan nilai luhur yang banyak di sukai para turis serta berbagai macam budaya yang wajib kita jaga supaya bisa berkelanjutan dan tidak punah karena itu merupaka aset wisata dan menjadi daya tarik tersendiri. Rasa bangga bisa kita wujudkan khususnya buat orang Gombong dengan terus menimba ilmu dan berkarya supaya bisa menjadi generasi yang cerdas dan kreatif yang mampu melahirkan ide ide baru untuk dunia, termasuk untuk dunia pariwisata. . Regrann from @vanderwijc . #kebumenzone #kebumenindah #bentengvanderwijck #kebumenkeren #kebumenhits #wisatakebumen #wisatajateng #tamansejarah #dolankebumen #explorekebumen #visitkebumen #plesirkebumen
A post shared by kebumenzone (@kebumenzone) onJun 25, 2018 at 9:06am PDT
Terletak di desa Sidayu, kecamatan Gombong, benteng berbentuk heksagonal ini merupakan peninggalan kolonial Belanda pada abad 19. Melihat dari bentuk bangunannya, benteng ini lebih berfungsi sebagai pos logistik dan bukan sebagai benteng pertahanan.
Dalam perjalanan waktu, benteng ini sempat menjadi sekolah anak-anak Euroasia, interniran (menempatkan orang atau sekelompok orang di suatu tempat tinggal tertentu dan mengasingkannya), tawanan perang dan markas beberapa kesatuan militer.
2. Waduk Sempor
View this post on Instagram
This is kebumen ๐ #waduksempor #kebumenkeren #jelajahkebumen #kebumenexplore #piknik #kembaranvillage #renokartikasewamobilkebumen
A post shared by Adi Kencleng33 (@adi_kencleng33) onFeb 22, 2019 at 7:50pm PST
Berjarak 7 kilometer dari sebelah utara Kecamatan Gombong, waduk ini merupakan bendungan serba guna yang mendukung daerah sungai Cincingguling atau yang biasa disebut sebagai sungai Sempor yang mengalir dari utara kaki Gunung Serayu Selatan. Pada tahun 1967, sempat terjadi peristiwa memilukan di waduk ini. Saat itu waduk jebol dan memakan korban jiwa hingga 127 orang. Nama-nama korban lalu diabadikan dalam monumen Sempor yang berdiri hingga saat ini.
Air dari waduk itu banyak digunakan untuk irigasi sawah-sawah penduduk dan pembangkit listrik tenaga air. Pemandangan yang indah dan suasana yang tenang, membuat tempat ini kerap dijadikan tujuan wisata masyarakat lokal atau luar daerah.
3. Pabrik Rokok Sintren
View this post on Instagram
Simbah masih tetap setia nglinting rokok klembak menyan dari jaman masih gadis. #rokoksintrenklembakmenjan #gombongheritage #pesonaindonesia
A post shared by Ade CS (@adecsetyawan) onJan 7, 2017 at 6:54am PST
Pabrik rokok ini diawali dari pasangan suami istri The Tjoan (Agus Subianto) dan Tjo Goe Nio (Setiawati) yang memproduksi rokok klembak menyan merek Sintren, Togog dan Bangjo. Saat ini usaha tersebut masih dijalankan oleh tiga anak dari sembilan anak keturunannya. Pabrik rokok ini terletak di daerah Wonokriyo, Gombong.
[Baca juga : "10 Destinasi Menarik Pulau Morotai"]
4. Klenteng Hok Tek Bio
View this post on Instagram
Selamat malam semoga kita tidak menjadi orang yang sibuk mengurusi moral orang lain. Have a good day ahead๐ #explorekebumen #kebumenkeren #klentenghoktekbiogombong
A post shared by wiw (@prtwirhm_) onFeb 6, 2019 at 8:45am PST
Klenteng ini berada di tepi sungai Gombong, di kawasan Pecinan Kedung Ampel, Gombong. Sebagai tuan rumah atau dewa pelindung adalah Hok Tek Ceng Sin atau Dewa Bumi. Klenteng ini disebut juga Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD), karena di sini dilakukan juga ibadah dari tiga aliran agama, Kong Hu Chu, Tao dan Buddha. Klenteng ini sendiri berdiri tahun 1950-an.
5. Kerkhof (Makam Belanda)
View this post on Instagram
lonely broken angel..... Gombong Dutch cemetery....
A post shared by sigit asmodiwongso rmt (@sigit_rmt) onOct 20, 2017 at 5:55am PDT
Merupakan kelengkapan dari kompleks militer Belanda. Di kompleks makam ini masih terdapat makam Letnan C.F.H Campen yang dibunuh di salah satu jalanan Gombong pada 23 Januari 1886. Campen sendiri ditempatkan di Gombong untuk menjadi salah satu instruktur di Pupillenschool.
Terletak di desa Sidayu, kecamatan Gombong, benteng berbentuk heksagonal ini merupakan peninggalan kolonial Belanda pada abad 19. Melihat dari bentuk bangunannya, benteng ini lebih berfungsi sebagai pos logistik dan bukan sebagai benteng pertahanan.
Dalam perjalanan waktu, benteng ini sempat menjadi sekolah anak-anak Euroasia, interniran (menempatkan orang atau sekelompok orang di suatu tempat tinggal tertentu dan mengasingkannya), tawanan perang dan markas beberapa kesatuan militer. (Sumber: Artikel viva.co.id Foto brobali.com)
...moreTripTrus.Com - Waktunya bener-bener udah deket buat prepare liburan seru di akhir tahun. Nah, biar liburan kamu makin asyik dan kaga bikin kantong bolong, ada beberapa tips jitu yang bisa kamu terapin, mulai dari perencanaan yang nggak abal-abal sampe siapin duit cadangan.
Liburan yang seru dan nggak bikin boros itu mungkin banget, asalkan kita pinter-pinter atur budget biar finansial tetep oke dan cash flow nggak kacau.
View this post on Instagram
A post shared by Museum of Modern & Contemporary Art in Nusantara (@museummacan)
Yuk, simak tips hemat liburan akhir tahun yang bakal bikin dompet aman dan hati senang!
Jadi, biar liburan kamu gak ngebut ngeborosin, cara kita atur budget liburan bisa jadi penentu utama. Nah, nih, tips-tipsnya!
1. Jangan Liburan di Tanggal Ramai atau Saat Musim Liburan
Kalo kamu mau hemat, hindarin banget liburan di tanggal merah, libur nasional, atau saat orang pada cuti panjang, misalnya libur Idul Fitri atau libur anak sekolah.
Selain tempat wisata pada rame, jalan-jalan juga pada macet, harganya bisa melejit. Makanya, pilih tanggal sebelum tanggal merah biar liburan kamu lebih enjoy.
2. Rencanain Dana yang Nggak Bikin Kehabisan
Nah, setelah tentuin kapan liburan, langsung aja atur anggaran dengan jujur dan sesuai keadaan. Ini penting, biar kamu nggak bengong tengah jalan gara-gara kehabisan duit.
Rencanain dana sesuai keadaan beneran penting, biar kita tau mau liburan yang kayak gimana. Mewah atau sederhana yang penting berkesan. Biar pengeluarannya bisa kita atur dengan hati-hati.
3. Jangan Terlalu Mepet Pesan Tiket dan Penginapan
Setelah tanggal dan anggaran fix, langkah berikutnya pesen tiket dan tempat nginep jauh-jauh hari. Misalnya, liburan tanggal 1 Desember, pesen tiketnya udah dari H-2 minggu atau H-4 minggu sebelumnya.
Nggak sedikit yang pas pesen tiket dan hotel dikejar deadline, harganya malah bisa mahal. Jadi, better amanin dari jauh-jauh hari.
[Baca juga : "Jateng Geber Ratusan Event Buat Nge-boost Pariwisata Di 2024"]
4. Kejar Promo dan Diskon, Bro!
Untungnya pesen tiket dan hotel jauh-jauh hari, kita bisa ngejar promo dan diskon, nih.
Sekarang kan udah banyak banget platform yang nyediain tiket pesawat, kereta, bus, sampe tempat nginep online. Mereka sering banget ngasih promo atau diskon tiap bulannya. Jadi, buruan cek biar bisa hemat di akomodasi.
5. Bawa BeKal Buat Hemat
Biar lebih hemat lagi, boleh banget bawa bekal pas liburan, asal nggak dilarang ya.
Nggak perlu bekal yang ribet, cukup bawa makanan instan yang tinggal dihangatkan, sambel, atau mie instan kalo liburan ke luar negeri. Jadi, kamu bisa makan dengan nyaman tanpa perlu keluarin duit banyak di tempat wisata.
Jadi, itu dia tips hemat liburan yang bisa kamu coba. Ingat, liburan itu nggak harus bikin dompet berasa kempes. Ada juga liburan yang bisa irit, kok. Selamat berlibur, yaa! (Sumber Foto @el.journeys)
...more