TripTrus.Com - Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya terletak di Wisata PLTA Kracak Leuwiliang. Terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, wisata ini menawarkan kombinasi indah antara air terjun yang memukau dan pesona PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang mengagumkan. Bagi pecinta alam dan petualangan, Wisata PLTA Kracak Leuwiliang adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.
Wisata PLTA Kracak Leuwiliang menawarkan pengalaman yang unik bagi pengunjungnya. Anda dapat menikmati pemandangan spektakuler dari air terjun setinggi sekitar 60 meter yang menjulang di tengah hutan lebat. Suara gemuruh air terjun dan keindahan alam sekitarnya akan membuat Anda terpesona.
View this post on Instagram
A post shared by Surga Bogor (@surga_bogor)
Selain itu, keberadaan PLTA yang berada di samping air terjun juga menambah daya tarik wisata ini. Anda dapat melihat bagaimana tenaga air dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Pengunjung dapat melihat secara langsung bagaimana sistem PLTA bekerja dan memahami kontribusinya dalam penyediaan energi bersih.
Selain menikmati keindahan alam dan PLTA, Wisata PLTA Kracak Leuwiliang juga menawarkan fasilitas yang memadai. Terdapat area parkir yang luas, toilet umum, dan warung makan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Anda juga dapat berjalan-jalan di sekitar area wisata yang dipenuhi dengan hijaunya pepohonan dan udara segar.
Bagi pecinta petualangan, Anda dapat melakukan trekking menyusuri hutan sekitar wisata. Nikmati keindahan alam yang masih alami, ditemani dengan suara burung dan aroma segar dari pepohonan. Jangan lupa untuk membawa perlengkapan yang sesuai dan berhati-hati selama perjalanan.
Wisata PLTA Kracak Leuwiliang dapat dikunjungi sepanjang tahun. Namun, disarankan untuk menghindari musim hujan yang dapat membuat jalur trek menjadi licin dan air terjun yang berlimpah. Pilihlah waktu yang tepat untuk memaksimalkan pengalaman wisata Anda.
Bagi Anda yang ingin mengunjungi Wisata PLTA Kracak Leuwiliang, Anda dapat mencapai lokasi ini dengan kendaraan pribadi atau menggunakan transportasi umum. Setelah sampai di area wisata, Anda akan dikenakan biaya masuk yang terjangkau.
[Baca juga : "Menelusuri Keajaiban Dan Keangkeran Budaya Lokal"]
Dalam perjalanan menuju Wisata PLTA Kracak Leuwiliang, pastikan untuk menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan sekitar. Hargailah keindahan alam yang ada dan bantu melestarikannya untuk generasi mendatang.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati keindahan alam dan pesona PLTA di Wisata PLTA Kracak Leuwiliang. Rasakan kehadiran air terjun yang megah dan nikmati suasana yang tenang dan damai. Dapatkan pengalaman tak terlupakan di tengah keindahan alam Jawa Barat yang memukau. (Sumber Foto @nanihandy)
...moreTripTrus.Com - Sepanjang wilayah Pantai Utara Timur dari Demak-Kudus hingga ke Jawa Timur dikenal sebagai daerah-daerah persinggahan para Walisongo untuk menyebarkan agama Islam. Tak heran, jika budaya dan sisa-sisa peninggalan sejarah Islam masih melekat di daerah tersebut.
Seperti di Kota Kudus, terdapat makam Sunan Muria dan Sunan Kudus, sebagai penyebar agama Islam yang sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi peziarah. Dengan kehadiran dua tokoh tersebut, banyak meninggalkan kisah dan artefak kebudayaan Islam yang masih dapat dijumpai di sejumlah tempat. Salah satunya peninggalan masjid-masjid yang memiliki sejarah panjang. Berikut 5 masjid tua bersejarah di Kudus yang bisa menjadi pengingat dan bahan pelajaran generasi saat ini.
1. Masjid Langgar Dalem
Masjid Langgar Dalem terletak di Desa Langgar Dalem, Kec. Kota Kudus. Masjid ini merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah pada masa awal perkembangan islam, khususnya di wilayah Kudus. Berdasarkan sengkalan memet yang dibaca trisula pinulet naga di perkirakan Masjid Langgar Dalem didirikan pada tahun 885 H atau 1480 M. Berdirinya Masjid Langgar Dalem ini dihubungkan dengan Sunan Kudus yang merupakan salah satu tokoh penyebar agama islam dan merupakan salah satu dari Walisango. Hal itu dibuktikan juga dengan cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Kudus, yang menceritakan bahwa Masjid Langgar Dalem dibuat oleh para seniman dari Madura. Para seniman tersebut merupakan tawanan perang yang kemudian dibawah oleh Sunan Kudus untuk membangun kota Kudus. Dan jika dilihat secara sepitas, Ciri dari keunikan Masjid Langgar Dalem terletak pada bentuk atapnya yang berupa atap tumpang susun tiga yang dilengkapi dengan hiasan mustoko dipuncaknya.
2. Masjid Jami' Nganguk Wali Kramat
View this post on Instagram
A post shared by Azkayra (@afnahaqy987) onJan 11, 2020 at 12:41am PST
Masjid berukuran 25×20 meter ini ada kaitannya dengan Kyai Telingsing. Sang kyai adalah seorang keturunan Tionghoa yang bernama asli The Ling Sing (Tan Ling Sing/Tee Ling Sing). Disebut sebagai Masjid Nganguk Wali, karena konon masjid ini didirikan oleh para wali yang pengawasannya kemudian diserahkan kepada Kyai Telingsing. Pada blandar masjid terdapat tulisan yang berasal dari ajaran Kyai Telingsing, yaitu sholat sacolo saloho donga sampurna atau shalat adalah sebagai do’a yang sempurna, serta ada pula tulisan berbunyi lenggahing panggenan tersetihing ngaji yang bermakna menempatkan diri pada yang benar, suci dan terpuji. Salah satu yang membuat Masjid Nganguk Wali kini lebih menarik untuk dikunjungi adalah dinding tembok luar dan gapura paduraksa yang memisahkan pelataran luar dengan pelataran dalam yang lebih tinggi, dihubungkan sejumlah undakan. Pada lubang gapura terdapat struktur kayu yang diukir indah. Gapura ini belum lama dibuat, untuk mengembalikan bentuk bangunan aslinya.
3. Masjid Madureksan
Masjid yang terletak di Dukuh Madureksan, Kel. Kerjasan, Kec. Kudus ini, dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1520 M. Masjid Madureksan dibangun oleh Sunan Kudus sebelum dibangunnya Masjid Menara Kudus. Pada masa itu, Masjid ini digunakan sebagai tempat ibadah dan dakwah oleh Sunan Kudus dan para santrinya. Selain itu, juga digunakan sebagai tempat musyawarah berbagai permasalahan agama dan menyusun siasat perang. Selain Sunan Kudus, ada seorang tokoh yang mewarnai keberadaan Masjid Madureksan ini, ia adalah Kyai Telingsing. Ulama asal Tiongkok ini juga memiliki peranan besar dalam penyebaran Islam di Kota Kudus. Bergulirnya waktu, bangunan Masjid Madureksan mulai terpendam hingga kedalaman 70 sentimeter. Hal ini disebabkan bangunan jalan dan pemukiman sekitar yang lebih tinggi, menjadikan Masjid ini seperti terpendam. Sehingga pada tahun 1998, Masjid Madureksan dipugar total dan berdiri sebuah bangunan baru seperti yang masyarakat kenal saat ini.
[Baca juga : "5 Masjid Tertua Dan Bersejarah Di Banten - Part 3"]
4. Masjid Menara Kudus (Al Aqsa)
View this post on Instagram
A post shared by @mamotomo onApr 30, 2020 at 6:21pm PDT
Masjid ini tergolong unik karena desain bangunannya, yang merupakan penggabungan antara Budaya Hindu dan Budaya Islam. Hal itu menjadi bukti, bagaimana sebuah perpaduan antara Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Hindu telah menghasilkan sebuah bangunan yang tergolong unik dan bergaya arsitektur tinggi. Sebuah bangunan masjid, namun dengan menara dalam bentuk candi dan berbagai ornamen lain yang bergaya Hindu. Gaya arsitektur candi pada Menara Kudus menyerupai candi-candi di Jawa Timur, salah satunya seperti Candi Jago di Malang. Selain itu, bangunan masjid ini juga menyerupai Menara Kukul di Bali. Menurut sejarah, masjid Kudus dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 956 H atau 1549 M. Menurut cerita, Sunan Kudus membangun menara ini dengan cara menggosok-gosokkan batu bata yang satu dengan lain sehingga menjadi lengket. Selain itu, terdapat juga mustaka mirip atap tumpang pada masjid tradisional Jawa. Fungsi dari menara itu adalah untuk tempat mengumandangkan adzan.
5. Masjid Wali Loram Kulon (Jami At Taqwa)
Nama resmi masjid ini adalah Masjid Jami At-Taqwa, namun masyarakat setempat lebih suka menyebutnya Masjid Wali Loram Kulon. Masjid ini berada di Desa Loram Kulon, Kec. Jati, Kab. Kudus. Seperti laiknya bangun masjid pada zaman dahulu, masjid ini dibuat dengan kayu jati yang telah dilengkapi dengan menara, sumur tempat berwudhu dan bedug. Bangunan asli masjid ini dibangun pada 1596-1597 oleh seorang Tionghoa Muslim asal Campa bernama Tjie Wie Gwan atas perintah Sultan Hadlirin. Namun seiring bertambahnya usia, masjid ini dilakukan pemugaran pada awal 1990-an. Bagian yang sama sekali tidak diubah pada bagian gapura paduraksa yang berada di depan masjid. Ada aksara arab berbunyi “Allhumma baariklana bil khoir” dan di bawahnya ada terjemahannya yang berbunyi “Ya Allah, berkahilah kebaikan kepada kami” yang tertera di gapura itu. Seperti Masjid Menara Kudus, Masjid Wali Loram Kulon ini juga berarsitektur Jawa Hindu dan mengkombinasikannya dengan gaya Timur Tengah. (Sumber: Artikel kemdikbud.go.id, isknews.com, situsbudaya.id, islamic-center.or.id, indonesiakaya.com, inibaru.id Foto instagram.com/artetaarie)
...moreAkhir pekan adalah waktu yang tepat untuk melepas lelah dan menghilangkan segala beban pikiran yang telah menumpuk selama beberapa hari. Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan adalah dengan jalan-jalan, apalagi kalau ke Lembah Harau, yang karena keindahannya bahkan dijuluki sebagai The Yosemite of Indonesia. Bukan tanpa alasan julukan itu diberikan, karena memang keindahannya sebanding dengan Lembah Yosemite yang ada di Sierra Nevada, California, Amerika Serikat.
Lembah Harau sendiri berada dalam wilayah administratif Kabupaten Limapuluh Kota atau berada ± 138 km dari Padang ± dan 47 km dari Bukittinggi atau sekitar ± 18 km dari Kota Payakumbuh dan ±2 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota.
Lembah Harau merupakan sebuah lembah atau ngarai yang terbentuk dari patahan turun akibat peristiwa tektonik sehingga membentuk wilayah lembah yang datar dan diabit oleh dua dinding perbukitan dengan tebing yang curam. Dinding perbukitan di Lembah Harau inilah yang membuatnya dijuluki Yosemite of Indonesia karena bentuk dan warnanya mirip dengan dinding bukit di Lembah Yosemite.
Bukit yang mengapit Lembah Harau memiliki ketinggian 100-500 meter dan sangat cocok dikembangkan untuk olahraga ekstrim panjat tebing. Setidaknya ada 300 lokasi panjat tebing di Lembah Harau yang menjadikannya salah satu surga bagi pecinta olahraga panjat tebing. Selain untuk olahraga panjat tebing, keindahan Lembah Harau dengan tebingnya yang kemerah-merahan menjadi surga tersindiri bagi para fotografer atau bagi Anda yang sekedar ingin menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan. Bila anda ingin membaca lebih detail tentang artikel ini silahkan klik website dibawah ini.
Sumber: http://pasaharau.com/menyibak-keindahan-lembah-harau-the-yosemite-of-indonesia/ Foto:http://pasaharau.com
Kindly inform all of you we will have spectacular event on July, 13th to 15th 2018, these traditions of the Minangkabau will be presented at the Pasa Harau Art & Cultural Festival, the will be centered at the beautiful Harau Valley in Limo puluah koto Regency. Located about an hour’s drive from Bukittinggi city. The Harau Valley dubbed the Yosemite of Indonesia, has green rice fields hemmed in by huge granite rocks. Where refreshing waterfalls tumble down to irrigate the fields!!! ❤❤❤❤ Check it out and DON'T MISS IT!!!!! https://pasaharau.com/ Are you ready to find another heaven in Indonesia? Come on! #indonesia #pasaharau #pasaharauartandculturefestival #minangkabau #westsumatera #limopuluahkota #limapuluhkota #art #culture #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #ayokeindonesia #welcometoindonesia #travelling #event #duniamenujuharau #roadtopasaharau2018 #beautifuldestinations
A post shared by siska oktaviani (@chu8y) onApr 10, 2018 at 2:17am PDT
...moreDi pertengahan tahun 2012, sebuah penawaran dari maskapai penerbangan lokal membuat saya tertarik untuk segera packing dan pergi ke Banjarmasin. Seorang teman yang berdomisili di Banjarmasin menginformasikan sebuah kegiatan menarik yang belum pernah saya coba. Berbekal ransel dan tiket penerbangan murah, saya pun berangkat ke Banjarmasin.
Tiba di Banjarmasin, saya jadi mengerti kenapa ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini mempunyai julukan “Kota Seribu Sungai”. Kota yang terletak di delta sungai Barito dan sungai Martapura ini terdiri dari “pulau-pulau” kecil yang dikepung oleh sungai.
Setelah menyempatkan diri menikmati Ketupat Kandangan yang nikmat dan mengunjungi pasar terapung Lok Baintan, saya bergegas menuju Loksado – sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dari Terminal Kandangan di Banjarmasin, saya menaiki bus dan menempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam untuk mencapai Loksado. Tapi, setelah turun dari bus, saya masih harus menempuh sekitar 1 jam dengan menaiki ojek.
Sebelum menaiki ojek, saya sudah mempersiapkan diri untuk menempuh jalur yang rusak dan tidak nyaman. Tapi ternyata saya salah. Jalur menuju Loksado melewati jalanan yang rapih dan pemandangan di kanan-kiri jalan teramat sangat indah. Bukit-bukit yang hijau serta udara yang segar membuat perjalanan menuju Loksado tidak terasa melelahkan.
Tiba di Loksado, saya pun langsung beranjak menuju guesthouse yang direkomendasikan teman. Balkon di penginapan menampilkan pemandangan yang lagi-lagi membuat saya kehilangan kata-kata. Tapi saya ingat tujuan saya ke Loksado, yaitu mencoba Balanting Paring (bamboo rafting).
Untungnya penginapan yang saya tempati bisa menawarkan bamboo rafting. Karena memang ini tujuan saya ke sini, langsung saya iyakan tawaran itu. Satu hal yang diinformasikan oleh informasi guesthouse tersebut adalah bamboo rafting lebih nyaman dilakukan pada saat sore hari, karena cuacanya tidak terlalu panas dibandingkan siang hari.
Pada saat saya tiba di lokasi Sungai Loksado di mana bambu rafting tersebut dapat dilakukan, nampak dua orang turis dari Jerman yang sedang bersiap-siap untuk mencoba bamboo rafting. Biasanya per rakit di kenakan biaya Rp 250,000, harga disamakan untuk turis lokal ataupun mancanegara dan satu rakit dapat menampung dua atau tiga orang dengan satu pemandu. Penumpang juga tergantung dari berat badan, bila terlalu berat biasanya pemandu akan menyarankan posisi duduk di atas rakit bambu tersebut agar penumpang merasa nyaman saat mengarungi Sungai Loksado yg sudah terkenal di mancanegara dari bamboo rafting-nya.
Dari informasi bapak yang memandu rakit yang saya naiki, rakit bambu di Loksado kebanyakan tidak dimiliki langsung oleh pendayungnya, tapi ada beberapa yang didayung oleh pemilik rakit itu.
Jika biasanya rafting menggunakan perahu karet dan mengenakan berbagai peralatan keamanan lengkap – seperti pelampung dan helm, bamboo rafting di Loksado tidak menggunakan alat-alat tersebut. Cuma berbekal nyali dan dayung dari bambu, para pengunjung yang menaiki rakit dari bambu akan mengarungi sungai Loksado selama dua jam.
Menurut pemandu rakit saya, yang harus diperhatikan saat mengayuh dayung berupa sebatang bambu panjang itu adalah jangan sampai bambu jadi tersangkut pada bebatuan di dasar sungai, karena akan sulit untuk mengambil bambu yang tersangkut di dasar sungai, sehingga rakit tidak dapat dikayuh. Beberapa kali bambu yang saya gunakan tersangkut batu, bahkan bambu yang dipegang pemandu sempat hampir lepas karena tersangkut. Dan yang membuat saya sedikit kaget, bambu itu hampir mengenai kepala saya.
Setelah sekitar dua jam mengayuh, akhirnya saya tiba di titik akhir perjalanan rakit. Meski lelah dan pakaian sebagian besar basah, tapi saya puas – bahkan mungkin kurang puas karena kegiatan yang mendebarkan itu membuat saya ingin mencoba lagi. Yang pasti, keesokan harinya saya sebelum meninggalkan Loksado sempat mampir ke Air terjun Haratai dgn menggunakan sepeda motor selama 45 menit dari penginapan. Akhirnya saya mengakiri perjalanan saya di Kalimantan Selatan ini dengan kebanggaan dan kenangan tersendiri.
Photos courtesy of: Marlina Liem
Marlina Liem adalah seorang traveler yang ingin mengunjungi seluruh dunia. Tapi sebelum itu, Marlina ingin mengunjungi seluruh Indonesia. Trip-trip lain oleh Marlina dapat dilihat di Facebook (Marlina Liem).
...moreUntuk Trip ke Tanjung Bira, klik di: http://triptr.us/Ba
TRIPTRUS - Suku Bugis dan Makassar terkenal akan ketangguhan mereka di laut. Dengan Pinisi, mereka mengarungi tujuh samudra. Di Tanah Beru, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pembuatan Pinisi sudah dilakukan secara turun temurun. Hampir semua pria yang ada di Tanah Beru bekerja sebagai pembuat perahu pinisi. Perahu buatan para pengrajin ini bahkan sudah dikenal ke seluruh dunia.
Kisah awal pembuatan pinisi berasal dari legenda yang menceritakan sebuah kapal yang terpecah jadi tiga bagian di desa Ara, Tanah Beru, dan Lemo-lemo. Legenda ini menjadi pemersatu ketiga desa tersebut, yaitu dengan bekerjasama mereka dapat menaklukkan lautan. Kapal pinisi terbagi menjadi dua jenis, Lamba atau lambo. Kapal pinisi modern berukuran besar ini lebih populer dan menggunakan tenaga motor sebagai penggerak – selain layar. Jenis lain adalah Palari, yang berukurang lebih kecil dan banyak digunakan sebagai kapal nelayan.
Yang unik dari pembuatan pinisi adalah, meski kapal dibuat di Tanah Beru, tapi tidak ada satupun pria dari desa itu yang berlayar dengan pinisi. “Tugas” itu diserahkan kepada para pelaut dari Tanjung Bira. Sementara dari desa Lemo, kebanyakan bertindak sebagai pemodal pembuatan kapal pinisi.
Kini, pinisi tidak terbatas pada penggunaan sebagai kapal dagang atau kapal nelayan. Banyak pesanan pinisi datang dari luar negeri. Dan di Tanah Beru Anda bisa melihat beberapa orang asing yang berlibur menikmati pantai pasir putih di Tanjung Bira, sekaligus melihat perkembangan pembuatan kapal yang mereka pesan.
...moreTripTrus.Com- Tempat ini berusia 157 tahun dan sudah berhenti beroperasi sejak 1998. Setelah 20 tahun kosong, kini pabrik tersebut disulap menjadi cagar wisata budaya yang kekinian tanpa menghapuskan unsur sejarah dengan nama De Tjolomadoe.
Masa depan bukan hanya tempat yang kamu tuju, namun tempat yang kamu ciptakan melalui pikiran, niat, dan di lanjutkan tindakan nyata 👌😉 . . #detjolomadoe #karanganyar
A post shared by ARINTAN (@arintanlt) onApr 18, 2018 at 5:15am PDT
Gagasan Presiden Jokowi sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Solo kini terwujud berkat sinergi empat perusahaan BUMN yang membentuk perusahaan join venture bernama PT Sinergi Colomadu. Proses pembangunan cagar budaya ini memakan waktu hanya 351 hari.
Soft launching De Tjolomadoe ditandai dengan konser kelas dunia bertajuk "Hitman David Foster and Friends", yang menghadirkan penyanyi Internasional seperti David Foster, Anggun C Sasmi, Brian McKnight, Yura Yunita, Dira Sugandi, Sandhy Sondoro, dan band IV of Spades.
[Baca juga : Seba Baduy Angkat Potensi Wisata Banten]
Empat perusahaan BUMN yang terdiri dari PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero), dan PT Jasa Marga Properti membentuk joint venture dengan nama PT Sinergi Colomadu.
"Semoga inisiasi De Tjolomadoe ini dapat memacu BUMN untuk berinovasi dan bersinergi, sehingga bisa menjalankan peran sebagai agen pembangunan yang bukan hanya bersifat fisik namun juga menguatkan karakter dan budaya bangsa," kata Rini M Soemarno Menteri BUMN RI. (Sumber: Artikel liputan6.com, Foto Heru Wijaya)
...moreTripTrus.Com - Pemerintah menunda pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara pada Juli 2021, karena kasus COVID-19 meningkat. Tapi, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) berharap akhir bulan depan Bali bisa dibuka.
"Kami meminta kepada pak Gubernur (Bali) mengajukan pembukaan Bali untuk wisatawan domestik dan asing akhir Juli tetap dijalankan," ujar Sekjen DPP ASITA Bahriyansyah Momod kepada MNC Portal.
Menurutnya para pelaku usaha wisata di Bali sudah siap menerima wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, dengan mengedepankan protokol kesehatan. Khususnya pada destinasi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan untuk Work From Bali.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Hans & Tin Alli (@thecofficelife)
"Dan kami dapat masukan dari rekan-rekan (pelaku usaha wisata) Bali bahwa Bali masih berstatus aman, dan ada kenaikan Covid, tapi bukan di area destinasi, akan tetapi daerah di luar sentuhan wisatawan," terangnya.
ASITA juga mendorong kebijakan stimulus yang direncanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dapat segera dijalankan, yakni berkaitan dengan wacana Bali menjadi pilot project wisata vaksin.
Sementara itu, ASITA akan membuat sistem marketing digital untuk menarik minat wisatawan. Hal ini sekaligus mendorong menggunakan platform yang sudah di gagas oleh kemenpar yang merunjuk pada InfrastructurePerformance, Database Performance, dan Application Performance (ASYST).
Menurut Bahriyansyah, ini cukup baik membantu mendorong seluruh stakeholder memasarkan di satu pintu, dan pengawasan dapat terjaga termasuk review dan menentukan langkah kebijakan ke depan.
"Ini usualan kami ASITA dan stake holder mitra kami, baik dari transport akomodasi rental dan lain-lainnya di Indonesia, terkhusus Bali," ujarnya.
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan akan terus mempersiapkan, dan mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali. Sebab pandemi telah membuat Bali menjadi sepi, dan mengusahaka agar wisawatan dapat kembali datang ke Bali.
Selain itu, dibukanya Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) atau Travel Corridor Arrangement (TCA) pada bulan Juli 2021 masih menunggu kepastian. Mengingat lonjakan Covid-19 masih dalam keadaan belum aman.
[Baca juga : "PO Sumber Alam Hadirkan Paket Wisata Dengan Bus Klasik"]
Kita harus terus mempersiapkan terutama dari segi end to end CHSE," katanya dalam Weekly Press Briefing melalui virtual. Disamping itu, Gubernur Bali I Wayan Koster berharap rencana pembukaan kunjungan wisatawan mancanegara atau TCA tetap berjalan sesuai target, yaitu pada akhir Juli 2021 yang akan datang.
"Saya sebagai gubernur sangat berharap, jadwal dapat kita penuhi. Kita laksanakan pada akhir Juli nanti," pungkasnya. (Sumber: Artikel travel.okezone.com Foto @balivillabali)
...moreTripTrus.Com - Tangerang Selatan adalah kota satelit warga komuter. Tapi di sana ada jejak sejarah perjuangan Daan Mogot yang harus disayang warganya.Adalah Monumen Palagan Lengkong, atau yang sering disebut Monumen Lengkong di Tangerang Selatan. Bangunan ini dibuat pada tahun 1993, untuk mengenang peristiwa Lengkong yang menewaskan 34 taruna dan 3 perwira, yakni Mayor Daan Mogot, Lettu Soebianto dan Lettu Soetopo.Di sebelah monumen, ada sebuah rumah kecil yang terlihat tua. Di depannya, terlihat tulisan 'Cagar Budaya Palagan Lengkong'. Lengkap dengan logo Pemda Tangerang dan sejarah mengenai tempat tersebut.
View this post on Instagram
Untuk mengenang Peristiwa Lengkong ada dua tempat bersejarah yang pertama adalah Taman Makam Pahlawan (TMP) taruna yang bertempat di Jl. Daan Mogot (JL. Raya Jakarta-Serang) KM 24,5 dan yang kedua adalah monumen Lengkong yang berada di wilayah Serpong Tangerang. Monumen yang dibangun berdampingan dengan Taman Daan Mogot itu berdiri tahun 1993 di atas lahan seluas 500 meter persegi. Pada dinding prasasti monumen terukir nama-nama taruna dan perwira yang gugur pada peristiwa pertempuran Lengkong. Sedangkan di dalam museumnya, terpampang foto-foto perjuangan para taruna militer di Indonesia berserta akademinya. . Monumen Lengkong kini dijadikan sebagai tempat peringatan peristiwa pertempuran Lengkong yang diperingati setiap tanggal 25 Januari. Bahkan, keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu menetapkan peristiwa tersebut sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer. Hal itu dituangkan lewat Surat Telegram KSAD Nomor ST/12/2005 bertanggal 7 Januari 2005. [#paskibra2k18 #paskibrapeduli #pembarismuda #peristiwalengkong #sejarahlengkong #monumenlengkong #abouttng]
A post shared by Paskibra MTsN 3 Kab.Tangerang (@paskibraksatriaarjuna) onFeb 11, 2018 at 2:27am PST
Sayang seribu sayang, monumen yang berlokasi di sebuah taman bernama Taman Daan Mogot ini sepi pengunjung. Bahkan, saat detikTravel berkunjung, hanya ada petugas kebersihan.
Di rumah kecil tua itu, setiap harinya tertutup dan terkunci. Menurut Hamdan, petugas kebersihan, kunci itu dipegang oleh anggota TNI."Rumah ini setiap harinya terkunci, kuncinya punya anggota (Militer). Jadi nggak terbuka setiap hari," ujarnya pada detikTravel. Menurut Hamdan, rumah itu tidak berisi. Namun, dari luar lingkungannya sering dibersihkan. "Nggak ada isinya. Coba aja melongok, kosong," tambahnya.
Hamdan menambahkan, rumah tersebut memang terbuka di saat-saat tertentu. Seperti pada peringatan peristiwa Lengkong 21 Januari. "Kalau bulan Januari itu suka diletakkan foto-foto, dibuka untuk beberapa orang-orang penting. Nah, kalau itu baru ramai suka ada acara," ucapnya.Dalam beberapa referensi yang ditelusuri detikTravel, rumah ini adalah bekas markas tentara Jepang yang dilucuti senjatanya oleh pasukan Daan Mogot pada 25 Januari 1946. Namun ada insiden senjata yang berujung dengan baku tembak. Daan Mogot dan pasukannya gugur.
Meskipun sepi pengunjung saat didatangi, tetapi menurut Hamdan biasanya ada sejumlah traveler yang berasal dari Jakarta mengunjungi monumen Palagan Lengkong. Lokasi Monumen Palagan Lengkong sebenarnya cukup strategis. Di jantung kota BSD, dekat Mc Donald's BSD Plaza tepatnya Jalan Raya Pagedagan, Lengkong Kulon BSD.
[Baca juga : "Indahnya Telaga Saat, Danau Eksotis Di Puncak Tertinggi Bogor"]Padahal, ini bisa jadi potensi pariwisata yang ada di tengah kota Mandiri BSD City. Sudut wilayah tersebut terkenal dengan bangunan-bangunan modern yang asyik untuk rekreasi. Jika saja, lebih dikemas dengan baik dan promosi yang mumpuni, pasti bisa jadi wisata sejarah akhir pekan yang seru. (Sumber: Artikel travel.detik.com Foto megapolitanpos.com)
...moreTripTrus.Com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan melakukan pengetatan aturan di tempat wisata pada masa libur Natal dan Tahun Baru. Aturan itu akan membatasi jumlah pengunjung ke objek wisata maksimal 75 persen.
"Salah satu syarat masuknya (ke tempat wisata) mewajibkan wisatawan melakukan scan QR menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Jadi tempat wisata dibatasi maksimal 75 persen," kata Ridwan Kamil dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 8 Desember 2021.
Menurut Ridwan, momen libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan membuat tempat wisata di Jawa Barat didatangi banyak wisatawan. Maka, pihaknya akan melakukan skrining ketat bagi pengunjung menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh EXPLORE JAWA BARAT (@explore.jawa.barat)
Ridwan mengatakan penggunaan PeduliLindungi akan terus disosialisasikan kepada pengelola wisata agar aplikasi tersebut bisa digunakan secara maksimal bukan sebatas formalitas. “Kami melakukan sampling banyak ditemukan bahwa PeduliLindungi itu hanya formalitas yang tidak dipergunakan, seolah-olah ada di pintu gerbangnya tapi tidak dilakukan pengecekan,” ujarnya.
Bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ridwan sedang menyiapkan mekanisme untuk menyosialisasikan kepada pengelola wisata terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang dirasa kurang maksimal. “Jadi kami sudah melakukan menyiapkan mekanisme sosialisasi dan akan memberikan sanksi penutupan dan sanksi lainnya jika ditemukan bahwa proses skrining kepada pengunjung terkait aplikasi PeduliLindungi itu tidak dipergunakan semestinya,” ujarnya.
Kepolisian Daerah Jawa Barat juga akan turut mengamankan tempat wisata untuk memastikan penerapan protokol kesehatan di tempat wisata.
[Baca juga : "Tempat Wisata Di Indonesia Yang Mendunia"]
Ridwan Kamil meminta agar Satgas kabupaten/kota mengawasi ketat dan memastikan pengelola tempat wisata menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Pemda diminta tegas kepada pengelola wisata yang melanggar.
Pada masa libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah memutuskan membatalkan kebijakan PPKM Level 3 di semua daerah pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022. Dalam kebijakan baru, PPKM disesuaikan dengan kondisi faktual daerah, di mana tempat wisata dibuka dengan kapasitas 75 persen. (Sumber: Artikel travel.tempo.co Foto @bessmansionhotelsby)
...more