Sekilas Pulau Pahawang

Perjalan pertama saya kali ini bersama dengan teman-teman dari tim @ngetripkuy, yaitu jatuh pada Kota Bandar Lampung. Berbicara tentang pulau-pulau yang berada di Provinsi Lampung, Pulau Pahawang sendiri menjadi daya tarik untuk di kunjungi selain Pulau Kiluan dan Krakatau. Pulau Pahawang sendiri pun di bagi menjadi dua, yaitu Pahawang Besar dan Pahawang kecil. Pahawang Besar di huni oleh masyarakat lokal, sedangkan Pahawang Kecil itu sudah di beli oleh pasangan berkenegaraan Prancis. Untuk menuju Pahawang Kecil yang notabene menjadi pulau pribadi, pelancong hanya dapat diperbolehkan bermain di bibir pantainya saja.

Selain Pahawang Besar dan Pahawang Kecil, terdapat satu pulau lain yang tak kalah indah, yaitu bernama Pulau Kelagian. Pulau Kecil ini tidak berpenghuni sama sekali. Saat kita berada di Pulau Kelagian, kita dapat menikmati pulau ini sambil berteduh di bale-bale yang ada. Setiap akhir pecan, pulau ini pun banyak kedatangan pengunjung sekedar untuk bermain air ataupun menikmati keindahan Pulau Kelagian. Tetapi, harap berhati-hati saat bermain air di pantai Pulau Kelagian, karena Pulau kelagian termasuk dalam daerah palung, jadi harap berhati-hati, dan tidak melewati batas yang telah ditentukan. Menuju Pulau Kelagian Pagi itu, pukul 8 kami sudah bersiap di lobby hotel untuk menuju dermaga Ketapang yang bertujuan melanjutkan ke Pulau Pahawang. Kami berangkat dari Tanjung Karang menuju Dermaga Ketapang menggunakan 2 bis ukuran sedang. Perjalanan dari Tanjung Karang menuju Dermaga memakan waktu sekitar 1-2 jam, selama perjalan itu, Pak Sammy, Guide kami menceritakan tentang wisata lampung dan tragedi Krakatau tahun 1883 silam.

Tak terasa perjalanan menuju dermaga yang menghabis waktu tak sebentar itupun berakhir juga, karena setengah dari perjalanan saya habiskan untuk tidur. Sesampainya di Pelabuhan Ketapang, kami menaiki kapal kecil langsung menuju Pulau Kelagian, menurut anak buah kapal di pelabuhan, wkatu yang dibutuhkan hanyak 30 menit saja untuk menuju Kelagian. Selama perjalanan laut menuju Kelagian, kami disuguhkan pemandangan indah, mulai dari pulau-pulau kecil berbentuk bukit, pantai-pantai berpasir putih, hingga burung camar yang selalu manarik perhatian selama perjalanan. Ketika kapal sudah hampir berlabuh, saya pu kagum dengan keindahan Pulau Kelagian sendiri, pasir putih hingga gradasi air laut yang memang sangat menawan. Tanpa pikir panjang, kami pun langsung turun dari kapal, dan ada beberapa teman yang langsung bermain air di Pulau ini. Di pulau Kelagian kita dapat menemukan bale ada pondokl untuk sekedar berteduh, kita pun dapat memesan makanan dan minuman di pulau ini, karena pulau ini tak hanya terdapat bale saja,tetapi terdapat warung juga yang menjual berbagai makanan dan minuman segar.


Jika di bagian depan Pulau Kelagian kita dapat melihat pasir putih, berbeda dengan bagian belakang Kelagian, kita dapat menemukan pantai berbatu, tak kalah indah dengan pantai pasir putih di bagian depan. Setelah menikmati kedua pantai itu, saya pun menuju bagian tengah Pulau Kelagian, disini saya menemukan ayunan, tak banyak piker, langsung saja saya gunakan ayunan itu untuk bersantai.

Bermain Air di Pahawang

Tak terasa sudah terlalu lama kita berlabuh di Kelagian, ABK pun memanggil kami untuk melanjutkan perjalanan, dan perjalanan selanjutnya menuju spot snorkeling di Pahawang. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju spot ini sekitar 30 menit saja. Ketika kapal berhenti pertanda sudah sampai di spot snorkeling, teman-teman pun langsung memakai peralatan tempur. Tanpa ada hitungan menit pun kapal sudah mulai kosong, mereka sudah asik bermain air. Dan tanpa aba-aba lagi, saya pun ikut untuk bermain air di spot snorkeling ini. Pemandangan di spot ini cukup indah, banyak karang yang indah disini, tetapi saya tidak menemukan ikan nemo yang kata guide, kita dapat melihat nemo disini, tetapi keanekaragaman karang nya menjadi daya tarik sendiri.

Karena saya tak dapat menemukan ikan nemo tersebut, saya pun cukup puas dapat melihat karang dan ikan-ikan kecil lainnya. Cukup menarik ketika saya ber-snorkeling ­­disini, karena ketika berada di air, salah satu guide memberikan saya sebuah pisang. Pikir saya, pisang tersebut untuk saya makan, tetapi salah, pisang tersebut digunakan untuk memancing ikan supaya dapat mendekat dengan saya.

1 jam berlalu, semua peserta sudah kembali lagi ke perahu masing-masing. Ini tanda bahwa para sudah merasa lapar. setelah semua berada di kapal, kapal pun melaju ke Pahawang Besar untuk membawa kita makan siang disana. Tidak memakan waktu lama untuk menuju ke Pahawang Besar. Sesampainya di Pahawang Besar, semua langsung turun menuju dermaga dan melanjutkan ke rumah warga, karena makan siang kami sudah di siapkan di rumah warga.

Makan Siang di Pinggir Pantai
IMG_3553

Oke, kelapa muda menjadi salah satu minuman yang saya ambil pertama, karena belum ke pantai jika belum menikmati kelapa muda. Kelapa sendiri cukup menyembuhkan dahaga setelah bermain air sebelumnya. Menu makan siang kali ini, kami disuguhi ikan bakar dan sayur asam. Benar-benar asyik menikmati makan siang bersama teman-teman Media Sosial. Penuh canda dan tawa terdengar di tengah rombongan, membuat waktu berlalu begitu cepat.

#1Traveler1Book
Mari Berbagi Buku Cerdaskan Bangsa dengan membawa minimal 1 (satu) buah buku, kemudian bagikan kepada anak-anak usia sekolah (5-15 tahun) di destinasi trip ini. Foto anak-anak itu dengan bukunya, lalu share foto tersebut ke Twitter, Facebook dan akun media sosial lainnnya yang kamu miliki dengan hashtag #1Traveler1Book.