shop-triptrus

Trips n Tips

Kuliner Enak di Lembah Harau

Sumatera Barat

Tahun 2017 lalu, tim infoSumbar berkesempatan hadir di event Pasa Harau, sebuah event pariwisata yang digagas oleh masyarakat di Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Di event ini kita bisa menikmati kuliner, keindahan alam dan pertunjukkan tradisi sekaligus. Untuk urusan kuliner ada satu yang menarik dari Lembah Harau ini. Dan kuliner ini konon hanya ada di dua daerah di Kabupaten Limapuluh Kota, satu di Lembah Harau dan satu lagi di Limposi Tigo Nagari.

Kuliner minang yang satu ini adalah Goreng Pucuk Daun Kopi. Sesuai dengan namanya kuliner minang ini terbuat dari pucuk daun kopi. Pucuk Daun Kopi ini kemudian digoreng sampai krenyes bersama cabe halus dengan minyak yang tidak terlalu banyak.

Hasilnya adalah pucuk daun kopi yang gurih, krenyes dan sedikit pedas. Cocok untuk jadi cemilan sebenarnya. Tapi di Lembah Harau, goreng pucuk daun kopi disajikan sebagai lauk utama saat makan. Dengan hidangan nasi yang agak lembek atau lambiak dalam bahasa minang. Selain Goreng Pucuk Daun Kopi biasanya juga ada pengganti samba lado, yaitu parutan kelapa yang dicampur lado (cabe) sehingga warnanya menjadi merah.Menikmati kuliner tersebut di tepi persawahan Lembah Harau dengan diapit oleh tebing-tebing yang megah, rasanya sungguh syahdu. 

Sumber:http://pasaharau.com/kuliner-enak-di-lembah-harau/ infosumbar.net Foto:pasaharau.com

...more

Pesona Kepulauan Anambas

Riau

Kepulauan Anambas, sebuah wilayah kepulauan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau memiliki deretan laguna berwarna biru terang dengan koral dan biota laut yang melimpah menjadi pemandangan yang menakjubkan, membentang. Pesona lain yang dimilki Kepulauan Anambas adalah deretan bebatuan putih di beberapa pulau, serta hamparan pasir putih yang menawan, hal ini membuat Kepulauan Anambas mengalahkan Maldives, sehingga CNN (Cable News Network) sebuah saluran berita kabel dari Amerika Serikat  menobatkan Anambas sebagai kepulauan tropis terindah di Asia pada tahun 2012.

Jumlah pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 255 buah pulau, sekitar 26 pulau dihuni oleh penduduk dari berbagai suku baik Melayu, Cina, Padang, dan Suku Jawa yang mendiami daerah transmigrasi. Sementara 229 pulau lainnya tidak berpenghuni. 

Untuk mengunjungi Kepualauan Anambas, kita bisa menggunakan jalur laut maupun udara. Ada 2 (dua) bandara di Kabupaten termuda Provinsi Kepulauan Riau itu. Satu bandara di Pulau Matak yang merupakan bandara khusus milik perusahaan Medco Energy, tetapi pesawat reguler yang melayani route Tanjung Pinang-Palmatak hanya setiap hari sabtu dan senin. Sedangkan bandara yang lain  adalah bandara yang baru dibangun oleh Pemerintah Pusat di Pulau Jemaja. Bandara di Pulau Jemaja ini telah disinggahi pesawat kecil yang melayani route Tanjung Pinang – Jemaja seminggu sekali. Ada baiknya memesan tiket jauh-jauh hari untuk pergi ke Anambas, mengingat kapasitas penumpang kecil itu hanya 12 orang. 

Sementara menggunakan jalur laut, setiap hari ada kapal ferry dari Tanjung Pinang dan Batam menuju Anambas dengan waktu tempuh sekitar 7-8 jam. Ada juga kapal milik PT. Pelni yaitu KM Bukit Raya yang melayani jalur laut dari Tanjung Pinang ke Anambas setiap 15 (lima belas) hari sekali dengan waktu tempuh sekitar 16 (enam belas) jam.

Pulau Nongkat adalah salah satu pulau yang indah di Kepulauan Anambas dengan pantai pasir putih dan tumpukan bebatuan di tepian pulau. Airnya bening sekali, hamparan airnya menyemburatkan warna biru tua dan hijau terang dengan dasar laut yang bersih serta hamparan terumbu karang yang indah. Di Nongkat, kita dapat snorkeling dan berenang, karena lautnya dangkal dan bersih. Penduduk sekitar Palmatak, sering berkunjung ke Pulau Nongkat saat liburan. Bermain pasir dan berenang sepuasnya di laut yang bening, bersih dan dangkal. Hampir semua sudut di perairan ini menawarkan pesona pemandangan laut yang indah.

Tak jauh dari Pulau Nongkat, ada Pulau Menyali, Pulau Mangkian, Pulau Mandar Riau Darat dan Pulau Mandar Riau Laut dengan hamparan pasir putih serta lambaian pohon nyiur yang diterpa angin. Pulau-pulau itu tidak berpenghuni tetapi sepertinya sengaja ditanami pohon kelapa dengan rapi. 

Di utara Pulau Menyali, ada Pulau Penjalin yang berbatasan dengan laut Cina Selatan. Di Pulau Penjalin akan kita temui teluk kecil dengan hamparan pasir putih. Pulau ini memiliki pasir putih yang panjangnya sekitar 2 kilometer dengan bentangan pasir putih 50 meter. 

Bila kita berkunjung ke Pulau Jemaja, di Kepuluan Anambas, kita akan mendapati pantai yang total panjang garis pantainya sepanjang 8 kilometer dengan pasir yang putih dan berbulir halus. Pantai itu bernama Pantai Padang Melang, terletak di pulau Jemaja, sekitar 123 Km dari Kota Tarempa, Ibu kota Kepulauan Anambas. Bisa dibilang inilah pantai terpanjang yang dimiliki Indonesia !.

Apabila sedang di Pulau Jemaja, luangkan waktu yang cukup dan menginap di Pulau Jemaja, baik tinggal di hotel atau homestay/rumah penduduk yang tersedia di sana. Ada banyak tempat indah yang layak dikunjungi. Salah satunya adalah Pulau Kuku, sebuah pulau yang pernah menjadi tempat pengungsian orang-orang Vietnam ketika mereka dilanda perang Vietnam yang terjadi pada tahun 1957-1975 antara Vietnam dengan Amerika Serikat.

Di Pulau Kuku masih terdapat makam para pengungsi Vietnam, bekas helipad, dan bangkai kapal pengungsi Vietnam yang masih teronggok di bibir pantai. Para eks pengungsi Vietnam yang masih hidup atau keturunannya hampir setiap tahun berkunjung ke Pulau Kuku berziarah ke makam kerabat dan lelulur mereka yang dimakamkan di Pulau Kuku. Masih banyak penduduk Jemaja yang bisa berbahasa Vietnam karena mereka dulu menemani para pengungsi Vietnam. orang-orang Vietnam yang berkunjung ke Pulau Kuku menyebutkan dirinya “kembali ke kampung halaman”, karena begitu kuatnya hubungan emosional antara para eks pengungsi Vietnam atau keturunannya dengan Pulau Kuku dan Jemaja pada umumnya.

Atraksi wisata yang tak kalah menarik di Pulau Jemaja adalah beragam seni tradisi dan budaya lokal yang masih ada di Jemaja. Salah satunya adalah Tari Gobang, sebuah tari tradisional dengan kostum aneh, para penarinya menggunakan topeng (wajah tertutup penuh), menggunakan jas, bersepatu, dengan topi seperti topinya para demang di Jawa. Ada juga yang bertopeng bengis seperti raksasa, monyet, atau paras yang menyerupai hantu. Konon ada yang menyebutkan bahwa tari gobang ini adalah tarian yang berasal dari makhluk bunian, ada juga yang menyebutkan bahwa tari gobang ini berasal kesenian suku laut yang dimainkan kala mereka singgah di Pulau Jemaja.

Ada ragam seni tradisi dan budaya lokal di Kepulauan Anambas yang menarik sebagai atraksi wisata budaya. Seni tradisi Mendu, yakni seperti teater tradisional yang menjadi tontonan rakyat. Dinamakan Mendu karena dalam pertunjukkannya kebanyakan memainkan ceritera tentang Dewa Mendu yang sangat terkenal di kalangan masyarakat 'suku laut' (orang pesuku) di kepulauan Tujuh. Ada juga pertunjukan silat, dan perlombaan gasing sebagai perlombaan rakyat yang sangat diminati kaum laki-laki di Anambas.

Sumber:https://www.jogloabang.com Foto:https://www.pesonaindo.com/tours/paket-wisata-kepulauan-anambas-tour/

 

...more

Lembah Harau

Sumatera Barat

Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 138 km dari Padang dan sekitar 47 km dari Bukittinggi atau sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Harau diyakini berasal dari kata ‘parau’, istilah lokal yang artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Penduduknya sering berteriak histeris dan akhirnya menimbulkan suara parau. Dengan ciri suara penduduknya banyak yang parau didengar maka daerah tersebut dinamakan ‘orau’ dan kemudian berubah nama menjadi ‘Arau’ hingga akhirnya penyebutan lebih sering menjadi ‘harau’.

Melakukan perjalanan sejauh 44 kilometer ke arah Pekanbaru dan Riau maka Anda akan berhenti di Lembah Harau dengan tebing batu granit curam setinggi 80-300 meter. Di Lembah Harau ini terdapat air terjun bernama Bunta Waterfall atau secara lokal disebut Sarasah Bunta. Air terjun ini mengalirkan air tawar segar dari dataran tinggi dengan tiga air terjun lainnya di lembah ini. Sarasah Bunta ini mempunyai air terjun yang berunta-unta indah apabila terpancar sinar matahari seperti bidadari yang sedang mandi sehingga dinamakan Sarasah Bunta. Lembah Harau sebenarnya merupakan cagar alam seluas 669 hektar. Hasil survei tim geologi asal Jerman tahun 1980 menemukan jenis batuan yang ditemukan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Legenda masyarakat Sarasah Aka Barayunjuga menceritakan bahwa di sekitar Cagar Alam Lembah Harau dulunya adalah laut.

Lembah Harau ini terdiri dari tiga kawasan yaitu Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang. Resort Aka Barayun memiliki keindahan air terjun dan kolam renang ditambah nuansa alam yang asri. Selain itu juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan mampu memantulkan suara (echo). Di sini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay lengkap dengan fasilitasnya. Di sinilah penggemar olah raga panjat tebing seperti menemukan surganya. Dinding curam bukan hanya menjadi daya tarik bagi fotografer tetapi pemanjat tebing pun tertarik memanjat dinding di lembah ini dimana terdapat 300 lokasi panjat tebing.

Di sisi lain, pagar tebing cadas yang curam telah menciptakan relief cantik sekaligus menantang terutama Anda yang menyukai olahraga panjat tebing. Kecuraman tebing di tempat ini mencapai 90 derajat dengan ketinggian yang mencapai 150 hingga 200 meter. Tak salah rasanya jika Lembah Harau menjadi surga bagi pecinta panjat tebing. Para pemanjat menjuluki lembah ini sebagai Yosemite-nya Indonesia. Bila anda tertarik dengan Lembah Harau, setiap tahunya pemerintah mengadakan festival Lembah Harau untuk info lebih lanjut silakan klik link dibawah ini http://www.triptrus.com/event/festival-lembah-harau-2018. 

Sumber:http://travel.kompas.com/ Foto:https://www.lihat.co.id/wisata/lembah-harau-payakumbuh-sumbar.html 

 

Kindly inform all of you we will have spectacular event on July, 13th to 15th 2018, these traditions of the Minangkabau will be presented at the Pasa Harau Art & Cultural Festival, the will be centered at the beautiful Harau Valley in Limo puluah koto Regency. Located about an hour’s drive from Bukittinggi city. The Harau Valley dubbed the Yosemite of Indonesia, has green rice fields hemmed in by huge granite rocks. Where refreshing waterfalls tumble down to irrigate the fields!!! ❤❤❤❤ Check it out and DON'T MISS IT!!!!! https://pasaharau.com/ Are you ready to find another heaven in Indonesia? Come on! #indonesia #pasaharau #pasaharauartandculturefestival #minangkabau #westsumatera #limopuluahkota #limapuluhkota #art #culture #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #ayokeindonesia #welcometoindonesia #travelling #event #duniamenujuharau #roadtopasaharau2018 #beautifuldestinations

A post shared by siska oktaviani (@chu8y) onApr 10, 2018 at 2:17am PDT

...more

Tahun 2018, Ada 77 Festival Wisata di Banyuwangi

Banyuwangi, Jawa Timur

TripTrus.Com - Memasuki tahun 2018, Banyuwangi merilis 'Top 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

 

Udah check long weekend di tahun 2018 ??! ・ ・ #banyuwangi #majesticbanyuwangi #sunriseofjava #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #indonesia #tourism #travel #destination #banyuwangifestival #banyuwangiethnocarnival #tourdeijen #gandrungsewu

A post shared by RickhadPradana #RP (@uncleicad) onFeb 1, 2018 at 4:01am PST

Berbagai acara tersebut akan menjadi wisata atraktif yang mengeksplorasi seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah yang bisa jadi pilihan menarik untuk wisatawan. Calender of Event tersebut dilaunching langsung oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Menpar mengapresiasi konsistensi Banyuwangi yang aktif mengemas acara dalam rangka mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, tiap tahunnya.

"Banyuwangi jadi kota kecil yang diambil paling banyak event-nya buat jadi 100 event terbaik Indonesia. Dua masuk top 100, dan satu masuk top 10 yaitu Banyuwang Etno Carnival," tuturnya saat pidato pembukaan acara.

Anas mengatakan 77 acara tersebut diharapkan akan mendongkrak kunjungan pariwisata di Kota Banyuwangi. Selain itu juga untuk mendukung program Kemenpar Visit Indonesia Wonderfull Indonesia, dengan target 17 juta wisatawan mancanegara di 2018.

Menurutnya agenda Banyuwangi Festival yang telah digelar rutin sejak 2012 bisa menjadi panduan bagi wisatawan yang ingin menikmati beragam potensi wisata Banyuwangi.

”Banyuwangi Festival kami yakini sebagai cara ampuh untuk meningkatkan awareness orang pada Banyuwangi. Dan sudah terbukti, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara menikmati aneka atraksi wisata di Banyuwangi Festival,” kata Anas.

Ia juga menambahkan, Banyuwangi Festival tahun ini lebih istimewa dengan berbagai atraksi wisata baru berbasis potensi dan kearifan lokal.

Atraksi primadona wisatawan juga bakal dikemas lebih menarik, seperti Festival Banyuwangi Kuliner dan Art Week (12-15 April), Jazz Pantai Banyuwangi, (12-13 Mei), Banyuwangi Ethno Carnival (29 Juli), Ijen Summer Jazz (22 September), dan Festival Gandrung Sewu (20 Oktober).

Sejumlah atraksi baru dihadirkan, seperti Festival Tahu-Tempe (9-13 Februari) untuk memperkenalkan kampung pembuatan tahu dan tempe di Banyuwangi dan Festival Imlek yang akan menampilkan tradisi khas warga Tionghoa (17 Maret).

Selain itu, ada Festival Karya Tari (31 Maret), Fishing Festival (7 April), Festival Cokelat (12 Mei), dan Festival Kuntulan (3-6 Oktober).

”Atraksi-atraksi baru kami harapkan semakin memperkaya dan memperkuat posisi Banyuwangi dalam peta persaingan pariwisata. Seperti Fishing Festival, akan kami padukan dengan paket-paket wisata memancing yang kini sedang tren. Juga Festival Cokelat untuk mengangkat kakao kami yang sudah rutin diekspor ke berbagai negara,” kata Anas.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menambahkan, pendekatan sport tourism tetap mewarnai pergelaran Banyuwangi Festival 2018. Mulai dari Banyuwangi Underwater Festival (4-6 April), International Ijen Green Run (8 April), Banyuwangi International BMX (30 Juni), dan Tour de Ijen (26-29 September).

”Khusus sport tourism ini memang kami mengambil pasar yang sangat segmented, tak banyak tergarap daerah lain. Secara konsisten ini mulai membuahkan hasil, di mana komunitas-komunitas BMX se-Indonesia, misalnya, rutin berlatih di Banyuwangi karena kami punya sirkut berstandar internasional,” ujarnya di sela acara Bramuda.

Ada juga berbagai atraksi fesyen, seperti Green and Recycle Fashion Week (24 Maret), Banyuwangi Fashion Festival (14 Juli), Banyuwangi Batik Festival (17 November), dan Festival Kebaya (5 Desember). “Kini aja juga festival untuk menumbuhkan empati sosial masyarakat seperti Festival Anak Berkebutuhan Khusus (10 Februari) dan Festival Anak Yatim (13-15 September),” tutup Bramuda. (Sumber: Artikel kompas.com, Foto flickr.com/miftaharjo)

...more

Banyuwangi Sumbang Acara Paling Banyak untuk Kalender Wisata Indonesia

Banyuwangi, Jawa Timur

TripTrus.Com - Tahun 2018 ini, Banyuwangi akan mengadakan 77 acara festival dan karnaval yang mengundang wisatawan. Dari semuanya, ada tiga acara yang dipilih Kementerian Pariwisata untuk masuk menjadi 100 acara unggulan, di Calender of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, mengatakan Banyuwangi jadi kota kecil yang paling banyak diambil acaranya menjadi 100 acara terbaik pariwisata Indonesia. Dari 77 festivalnya di 2018, ada tiga acara menjadi bagian dari program 100 CoE WI 2018.

"Event yang masuk CoWI 2018 itu kriterianya dilihat dari cultural values, comercial values, konsistensi, jadi udah dilakukan berapa taun, dan reportnya bagaimana. Juga direct dan indirect impact," tuturnya di Kementerian Pariwisata.

Berikut tiga festival di Banyuwangi yang masuk ke CoE WI 2018.

1. Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), 10 November 2018

 

Its not enough . Be brave and improve yourself. Prove that you can do it 😇🙏💪 I give ma best not for fight, For BANYUWANGI to GOD 🙏😇 #ArmyofGod #banyuwangiethnocarnival #banyuwangiethnocarnival2016

A post shared by CottonCandy🍥1998 (@paulinapinkylim11__) onNov 7, 2016 at 6:28am PST

Salah satu acara terbesar Banyuwngi ini masuk dalam TOP 10 Nasional Events (EoE WI) disejajarkan dengan acara ternama kelas internasional dari Indonesia.

Banyuwangi Ethno Carnival atau Karnaval Etnik Banyuwangi atau sering disebut BEC adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Rute yang dilalui adalah dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati Banyuwangi melewati jalan-jalan protokol Kota Banyuwangi sepanjang 2,2 kilometer.

2. International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), 23-26 September 2018

 

#banyuwangi#isunbanyuwangi#etape2#internationaltourdebanyuwangiijen2016

A post shared by Lutfi Aldi Bing Sla 🎖 (@lutfialdibings12) onMay 11, 2016 at 7:53pm PDT

Tur balap sepeda ini diselenggarakan tiap tahun sejak 2012. ITdBI diikuti para pembalap dari puluhan negara asing antara lain : Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.

Tahun ini, ITdBI berlangsung selama 3 hari dari etape pertama sampai etape keempat. ITdBI menempuh total rute sejauh 555 kilometer.

Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan berpacu mendaki Gunung Ijen, yang terkenal di dunia dengan fenomena api birunya.

3. Gandrung Sewu, 20 Oktober 2018

 

Gandrung Sewu . #gandrungsewu #gandrungsewu2017 #banyuwangi #explorebanyuwangi #ayodolan #jawatimur #telkomselmerahputih #geonusantara #humanpotrait #canonindonesia #canon6d #canonphotography #canon70200mm #womaninframe #beutifuldestination #portrait #portraitmood #culture #people #human

A post shared by Tri Junaedi Sabri (@tri.junaedi.sabri) onFeb 2, 2018 at 10:08am PST

Acara tarian tradisional yang menyertakan 1000 penari secara masal ini masuk TOP 100 Nasional Events (CoE WI) 2018. Berlokasi di pinggir pantai, ribuan penari tersebut menarikan tari gandrung, dan ditonton ratusan ribu orang wisatawan.

Selama gelaran tersebut terdapat beberapa sesi atau segmen. Dalam satu sesi, penari akan menarikan ragam gending, tarian tradisional Banyuwangi. Beberapa diantaranya ialah gending kembang pepe, seblang lukento, sekar jenang, sondreng-sondreng dan kembang dirmo. (Artikel: kompas.com, Foto flickr.com/harizzan)

...more

Cheng Ho dan Daya Tarik Wisatawan Cina di Indonesia

TripTrus.Com, DKI Jakarta

TripTrus.Com - Laksamana Cheng Ho menjadi daya tarik sendiri untuk menggaet wisatawan Cina. Banyak warga Cina yang tidak mengetahui persis seorang kasim Muslim yang menjadi kepercayaan Kaisar Yongle, kaisar ketiga Dinasti Ming, yang berkuasa pada 1403-1424 itu.

"Iya, (dalam sejarah) dia dikenal sebagai pelaut," ujar Lu Yao Xing, seorang sopir.

Lu mengaku tidak banyak mengetahui tentang sejarah terkait sosok Cheng Ho, kecuali hanya dikenal sebagai seorang pelaut pada zaman dahulu kala. "Nama dia ada di buku sejarah," katanya mengenai Zheng He atau Cheng Ho menurut lidah orang Indonesia.

Jangankan mengenai perjalanan Cheng Ho, sebagian besar masyarakat Cina juga tidak mengerti bahwa tokoh muslim Cina yang diperkirakan hidup pada 1371-1433 itu pernah berlayar hingga Nusantara.

Apalagi bila dikaitkan dengan beberapa masjid di Jawa dan Sumatra yang mengadopsi nama Cheng Ho, pemahaman mereka belum sampai ke situ. "Saya tahu nama itu dari pelajaran sejarah di sekolah dasar," kata Jing Ruixue, warga Liupanshui, Provinsi Guizhou.

 

Damai di bumi bersatu dengan dharma baik dari seluruh umat manusia. . . #Berwisata #Dharma #Karma #SamPooKong #LaksamanaChengHo #Semarang

A post shared by diondamas (@gruupapas) onDec 30, 2017 at 12:28am PST

Dalam salah satu catatan biografi, Cheng Ho bernama asli Ma He atau dikenal juga sebagai Ma Sanbao yang berasal dari Provinsi Yunnan, satu wilayah di barat daya daratan Cina yang berbatasan dengan Provinsi Guizhou di timur laut, Daerah Otonomi Guangxi (timur), Provinsi Sichuan (barat laut), Daerah Otonomi Xizang (barat), dan India, Myanmar, serta Vietnam (barat, selatan, dan timur).

Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kebiri.

Ditinjau dari marganya "Ma", Cheng Ho seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku mayoritas Han, namun beragama Islam. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya.

Dari tujuh kali ekspedisi itu, enam di antaranya Cheng Ho menyinggahi Jawa dan Sumatera, yakni pada periode 1405-1407, 1407-1408, 1409-1411, 1413-1415, 1416-1419, dan 1430-1433. Pada tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati, Cirebon), Jawa Barat. Saat itu dia menghadiahi beberapa cendera mata khas Cina kepada Sultan Cirebon.

Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan Ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras.

Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, Jawa Tengah, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) dan patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana. Namun pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi yang berkuasa pada 1424-1425 memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan.

Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435). Setelah periode tersebut, dia sudah tidak lagi melakukan pelayaran atas kebijakan penguasa pada saat itu karena anggaran yang terbatas.

Namun, ekspedisi Cheng Ho itu telah menginspirasi pemerintah Cina dalam menginisiasi Belt and Road sebagai gambaran dari peta blok Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21. Cina yang terhubung dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan masuk dalam kawasan "Road" yang digagas Presiden Xi Jinping dan disampaikan di depan anggota DPR-RI di Senayan, Jakarta, pada Juni 2013.

Sebelumnya Xi juga mengumumkan Belt yang menghubungkan Cina dengan negara-negara di Eropa dan Afrika di Astana, Kazakhstan.

Lebih Edukatif

Kementerian Pariwisata RI mencoba mengambil inisiatif tersebut seiring dengan makin lebarnya ceruk pasar wisatawan Cina. Hal itu juga bagian dari ikhtiar untuk mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan Cina ke Indonesia yang masih belum pulih 100 persen dari trauma dampak letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali.

Sebagai tuan rumah Asian Games XVIII/2018, terbuka peluang bagi Indonesia untuk memasarkan wisata sejarah ekspedisi Cheng Ho tersebut.

Asian Games yang digelar di Palembang, Sumatera Selatan, dan Jakarta, memberikan manfaat tersendiri bagi warga China yang ingin mendukung atlet idolanya berlaga di pesta olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade musim panas sekaligus berwisata.

Apalagi Cheng Ho memiliki jejak sejarah di Palembang. Pada awal abad ke-15, Kota Palembang diduduki perompak Chen Zuyi yang berasal dari Cina. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407.

Laksamana Cheng Ho juga dianggap berperan dalam penyebaran Islam di Palembang. Armada Cheng Ho sebanyak 62 unit kapal dan tentara yang berjumlah 27.800 orang pernah empat kali berlabuh di Palembang.

Oleh karena masyarakat setempat mengadopsi nama Cheng Ho pada salah satu masjid di Jakabaring yang juga dikenal sebagai pusat olahraga sekaligus tempat penyelenggaraan Asian Games tahun ini. Masjid dua lantai yang mampu menampung sekitar 600 orang itu didesain dengan memadukan arsitektur bergaya Cina dan budaya lokal masyarakat Palembang.

Menara di kedua sisi masjid yang dibangun pada 2008 tersebut meniru bangunan klenteng-klenteng di Cina dengan dominasi warna merah dan hijau giok.

Di Palembang juga terdapat tempat-tempat lain yang tidak bisa dipisahkan dari adat dan tradisi masyarakat Cina, seperti Kampung Kapitan yang langsung menghadap Sungai Musi dengan latar belakang Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak.

Selain Palembang, Jakarta dan Semarang juga patut menjadi daya tawar bagi Kemenpar untuk mengundang wisatawan dari daratan Cina. Di kawasan Ancol, Jakarta Utara, ada makam Wu Ping, juru masak Cheng Ho, dan istrinya Siti Wati, yang merupakan penduduk lokal. Kemudian di Semarang juga ada kelenteng Sam Po Kong yang merupakan petilasan persinggahan pertama Cheng Ho.

Belum lagi Masjid Cheng Ho di Kabupaten Pasuruan dan Kota Surabaya. Tempat-tempat tersebut tidak kalah bernilainya bagi masyarakat Cina yang sebagian besar menggemari wisata sejarah dengan mengunjungi museum atau situs-situs tertentu. (Sumber: Artikel republika.co.id, Foto flickr.com/erlzaid)

...more

5 Museum Kereta Api Indonesia Ini Cocok Buat Destinasi Long Weekend

TripTrus.Com, DKI Jakarta

TripTrus.Com - Suka berpergian dengan kereta api? Atau justru baru mau coba untuk pertama kalinya? Nah, kalau iya, kamu juga wajib mengenal sejarah kereta api, minimal soal asalnya, deh.

Indonesia memiliki sejarah panjang dengan kereta api, tepatnya sejak zaman penjajahan Belanda. Semua kisah dan seluk-beluknya bisa kamu temui di museum-museum kereta api yang ada di Indonesia. Nggak cuma soal sejarah tertulis, di museum kereta api, kamu juga bisa menikmati berbagai macam koleksi, mulai dari gerbong hingga lokomotif jadul yang nilai sejarahnya besar banget.

Nah, buat kamu yang long weekend ini punya rencana memperdalam ilmu kereta api, kami punya daftar lima museum kereta api yang ada di Indonesia. Siapa tahu bisa jadi referensi kamu travelling ya!

1. Museum Kereta Api Sawahlunto  

See you Sawahlunto 👋👌 . . . #instalike #traveling #traveller #adventure #exploresawahlunto #museumkeretaapisawahlunto #mesjidagungnurulislamsawahlunto #gudangransumsawahlunto #loebangmbahsoero #puncakcemara #visitsumbar #wonderfulindonesia

A post shared by Defriansyah (@defriansyah26) onJul 30, 2017 at 11:17pm PDT

Terletak di Sawahlunto, Sumatera Barat, Museum Kereta Api Sawahlunto awalnya berfungsi sebagai stasiun. Namun, karena nggak banyak yang dapat dioperasikan secara komersil, pada 2005 lalu, stasiun ini diubah menjadi museum. Dari koleksi, Museum Kereta Api Sawahlunto memiliki 106 buah koleksi rangkaian dan perlengkapan kereta api yang terdiri dari lima unit gerbong, satu unit lokomotif uap, dua buah jam, 34 buah alat-alat sinyal atau komunikasi, puluhan foto dokumentasi, sembilan unit miniatur lokomotif, tiga buah brankas , lima unit dongkrak rel, tiga set label pabrik, tiga buah timbangan, sebuah lonceng penjaga, dan sepasang baterai lokomotif.

2. Museum Kereta TMII Jakarta

Kalau Sawahlunto terlalu jauh buat kamu, di Jakarta juga ada museum kereta api, lho! Letaknya ada d Taman Mini Indonesia. Di sini, kamu bisa menemukan koleksi kereta api yang cukup beragam, terutama koleksi di era 70-80an dengan kondisi yang terawat. Di sini, kamu bisa melihat 24 koleksi lokomotif uap hingga diesel yang dipajang. Terdapat juga Kereta Api Luar Biasa (KLB) yang sempat menjadi kereta api operasional Presiden Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta Museum saat kemerdekaan. Stasiun ini diresmikan pada tahun 1991 lalu dan masih menjadi salah satu daya tarik wisata yang berkunjung ke TMII.

3. Museum Kereta Api Bondowoso  

#MuseumKeretaApiBondowoso #AyoKeMuseum #SelfieStasiun

A post shared by @ luqmanarif87 onJan 1, 2017 at 5:43am PST

Stasiun ini menjadi salah satu elemen penting di zaman perjuangan. Pasalnya, di Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso, kamu bisa bersua dengan “Gerbong Maut”! Buat yang belum tahu, Gerbong Maut adalah tiga gerbong yang ditumpangi sekitar 100 pejuang Indonesia yang menjadi tawanan Belanda. Mereka disekap dalam perjalanan 16 jam dari Bondowoso ke Surabaya dengan menahan lapar dan udara tipis hingga akhirnya semua pejuang tersebut meninggal dunia. Tertarik buat mengulik? SIlahkan datang ke kota Bondowoso di Jawa Timur.

4. Museum Kereta Api Graha Parahyangan Bandung  

History of railway station #railfans #indonesia #grahaparahyangan #museum #bandung

A post shared by Yusuf Maulana (@cupexpert) onDec 19, 2014 at 6:08pm PST

Kalau kamu lagi ke Bandung, bisa mampir ke Jalan Dayang Sumbi No 10, deh. Di sana, tereletak Museum Kereta Api Bandung dengan nama Graha Parahyangan. Berbeda dengan ketiga museum kereta di atas, di Graha Parahyangan, kamu bisa melihat beberapa barang bersejarah seperti mesin pembuat karcis, mesin cetak tanggal karcis, alat komunikasi telegraf, telepon kayu, serta alat hitung odhever. Mesin pembuat karcis itu sendiri telah digunakan PT KA sebagai mesin untuk mencetak tiket kereta selama 100 tahun lebih! Di sana, juga terdapat banyak foto koleksi kereta api Indonesia dari zaman Belanda.

5. Museum Kereta Api Ambarawa  

Ternyata gede dan luas stasiunnya #ambarawarailwaymuseum #museumkeretaapiambarawa #keretaapi #train #trainmuseum #ambarawahitz #keretaapikuno #ancientrailway #lokomotif #lokomotifuapambarawa #piknikmurah #piknikmurmer #wisatakeretaambarawa

A post shared by SEN2 (@senjunsen) onJan 21, 2018 at 5:08pm PST

Bisa dibilang, museum yang satu ini menjadi bagian terpenting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Letaknya di kota Ambarawa yang sejuk membuat museum ini banyak dikunjungi para pelancong yang kebetulan singgah dari perjalanan Yogyakarta-Semarang atau Semarang-Solo. Soal koleksi, Museum Kereta Api Ambarawa memiliki 22 buah lokomotif uap beserta rangkaian gerbong tua yang terbuat dari kayu. Belum puas? Kamu juga bisa menikmati wisata kereta dari Stasiun Ambarawa-Bendono, Ambarawa Railway Mountain Tour dengan kereta uap dan hamparan pemandangan alam yang mengagumkan. (Sumber: Artikel pegipegi.com, Foto Amieykha)

...more

Ini 7 Lokasi Pengamatan Gerhana Bulan Total di Jakarta

DKI Jakarta, Indonesia

TripTrus.Com - Wilayah DKI Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia akan disuguhkan sebuah fenomena alam yang sangat jarang terjadi. Tepatnya pada malam hari ini, Rabu 31 Januari 2018, masyarakat Tanah Air bakal bisa menyaksikan gerhana bulan total yang disebut-sebut membuat tatanan langit menjadi lebih "cantik".

Berdasarkan data Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DKI Jakarta, Rabu 31 Januari 2018, gerhana bulan total akan berbarengan dengan fenomena supermoon dan blue moon yang terjadi mulai pukul 19.51 hingga 21.07 WIB. Ketika itu posisi bumi berada di antara matahari dan bulan di satu garis lurus yang sama.

 

Jangan lewatkan fenomena langka ‘Super Blue Blood Moon’ Rabu (31/1/2018) malam. Super Blue Blood Moon pernah terjadi 152 tahun lalu (13 Maret 1866). Saksikan secara Live Streaming hanya di Okezone.com, pukul 18.15 WIB. #okezone #okezonedotcom #infographic

A post shared by Okezone.com (@okezonecom) onJan 30, 2018 at 4:35pm PST

 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati mengatakan, guna menindaklanjuti instruksi Gubernur Anies Rasyid Baswedan, pihaknya telah menyiapkan tujuh lokasi pengamatan untuk warga Ibu Kota yang ingin menyaksikan secara langsung fenomena alam yang terakhir terjadi 150 tahun lalu itu.

Tempat-tempat itu berada di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Monumen Nasional, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Taman Fatahillah Kota Tua, Kepulauan Seribu, Taman Mini Indonesia Indah, dan Taman Impian Ancol.

Ia menambahkan, dari setiap lokasi pengamatan gerhana bulan total tersebut, pihaknya telah menyiapkan sebuah penanggung jawab untuk melayani warga yang hendak berdatangan ke lokasi. Masyarakat bisa datang ke sana guna menyaksikan kejadian alam itu sejak pukul 17.00 hingga pukul 23.00 WIB.

Berikut ini ketujuh lokasi pengamatan gerhana bulan total di DKI Jakarta disertai nama penanggung jawabnya:

1. Planetarium Taman Ismail Marzuki dan Plaza Teater Jakarta (gratis)

Kontak: Pak Eko (08128563352)

2. Monumen Nasional, Kawasan Monas (gratis) dan Tugu Monas (membayar tiket masuk)

Kontak: Bu Ratih (0817876862) dan Pak Budi (0811984200)

3. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan (gratis)

Kontak: Bu Rofiqoh (081282354360)

4. Taman Fatahillah Kota Tua (gratis)

Kontak: Pak Norvi (08159929011)

5. Kepulauan Seribu (gratis)

Kontak: Bu Neneng (082298765661)

6. Taman Mini Indonesia Indah (membayar tiket masuk)

Kontak Protokol TMII: Ibu Lis (0813 982 691 91)

Kontak Anjungan dan Graha Wisata: Fitri (021-8400418)

7. Taman Impian Ancol (membayar tiket masuk)

Kontak: Ancol Contact Center (021-29222222)

Demikianlah 7 lokasi di Jakarta untuk warga Ibu Kota yang ingin menyaksikan secara langsung fenomena alam yang terakhir terjadi 150 tahun lalu itu. (Sumber: Artikel okezone.com)

...more

Lasem, Pecinan di Pantura Yang Instagramable!

Lasem, Kabupaten Rembang

TripTrus.Com - Generasi millennial, dikenal sebagai generasi yang lebih memilih menghabiskan uang untuk berlibur dibandingkan membeli rumah. Demi memperoleh pengalaman liburan yang sedang tren, mereka rela merogoh kocek yang tidak sedikit.

"Jelas bukan sembarangan destinasi liburan, generasi millennial memiliki beberapa kriteria tertentu yang dijadikan pertimbangan layak atau tidaknya mereka mengunjungi destinasi wisata."

 

Selain berjuta misteri masa lampau, Lasem memiliki Batik motif yang sangat khas. Dikarenakan motif Batik Lasem tercipta dari berbagai unsur, seperti: Sejarah, Alam dan Budaya perpaduan antara Jawa dengan Tionghoa. Coraknyapun menggambarkan falsafah hidup dan moral. Serta warnanya yang memiliki cirri khas serupa merah darah ayam atau dalam bahasa Jawa “abang getih pitik”. Setidaknya setelah UNESCO pada tahun 2009 mengakui batik sebagai warisan dunia, batik Lasem mengalami perkembangan. Usaha batik di Lasem memang semakin menggeliat, berbagai showroom, workshop batik baru tumbuh dan menjadi salah satu tujuan turis ke Lasem. Setidaknya ada satu hal yang mesti diperhatikan, yaitu regenerasi pembatik yang memasuki usia senja. Karena hal tersebut menjadi kunci keberlangsungan Batik Lasem. Regram 📷@iwetramadhan

A post shared by Vakansi Indonesia (@vakansinesia) onJan 8, 2018 at 5:28pm PST

Destinasi berkarakter instagramable merupapak salah satu kriteria generasi millennial menentukan destinasi liburan.  Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan travel Expedia, studi pada traveler muda usia 18-34 menemukan bahwa 2 dari 3 responden mengatakan, Instagrammability sebuah lokasi adalah faktor penting sebelum mereka memesan tiket.

Bagi generasi millennial, Lasem bisa dimasukkan ke dalam salah satu detinasi liburan mereka. Berbagai sudut Lasem sangat instagramable., dikarenakan begitu banyak bangunan tua bergaya Cina Hindia, yang masih berdiri kokoh. Aksen bangunan seperti jendela dan pintu  berbagai warna menjadi pemanis dalam bingkai foto.  Beberapa workshop batik dan juga beberapa klenteng bisa menjadi latar untuk berfoto.

Selain berkarakteristik instagramable, Lasem juga bisa memberikan berbagai pengetahuan bagi generasi millennial.  Karena Lasem sendiri dikenal sebagai Tiongkok Kecil yang memiliki sejarah serta budaya yang menarik untuk diketahui.

Tunggu apalagi? Siapkan perlengkapan berfotomu sebelum berkunjung ke Lasem ya! (Sumber: Artikel-Foto Amieykha)

...more

Meriahnya Perayaan Imlek di Berbagai Penjuru Nusantara

TripTrus.Com, DKI Jakarta

TripTrus.Com -  Februari selalu menjadi momen yang istimewa bagi banyak orang. Bukan hanya berkat kehadiran Hari Kasih Sayang atau Valentine, bulan depan kamu juga mesti bersiap buat merayakan Tahun Baru Imlek! Yup, budaya yang berasal dari Tiongkok ini telah menjelma menjadi bagian penting masyarakat Indonesia. Nggak heran jika di momen Imlek 2018 ini nanti, KLovers akan menjumpai aksesoris dan pernak-pernik berwarna merah yang menghiasi beberapa pusat perbelanjaan dan fasilitas umum.

 

warna warni hiburan rakyat festival imlek solo _ #streetphotography #everybodystreet #serikat_sp #serikat_fi #kotasolo #soloevent #festivalimlek

A post shared by Bogi Ardana (@mase_boogie) onJan 23, 2017 at 8:52am PST

"Menariknya, berkat keanekaragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia, perayaan Imlek tiap daerah pun memiliki kekhasan tersendiri. Penasaran seperti apa? Ketahui lebih jauh, yuk!"

1. Solo

Solo dikenal sebagai salah satu kota yang amat kental menjunjung tinggi budaya Jawa. Hal yang menarik terjadi tiap peringatan Imlek, di mana nuansa Jawa yang amat kental itu akan dipadukan dengan kemeriahan adat Tionghoa! Dalam acara yang bertajuk Grebeg Sudiro tersebut, kamu dapat menyaksikan gunungan kue keranjang dan aneka hasil bumi yang diarak oleh bapak-bapak berbusana lurik. Kemudian di belakangnya menyusul karnaval barongsai dan pertunjukkan dari berbagai komunitas dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

2. Semarang

Semarak perayaan Imlek di Semarang berpusat di kawasan Pecinan bernama Pasar Semawis. Di sini, kemeriahan Imlek dijamin bisa bikin kamu terharu. Jalanan dihiasi dengan lampion dan aksesori Imlek warna-warni. Ada pula sebuah panggung yang disediakan untuk aneka pertunjukkan seperti wayang potehi, barongsai, wushu, tambur, dan lain sebagainya. Makin menyenangkan karena di sana pun kamu bisa wisata kuliner! Puas-puasin deh menikmati aneka penganan khas Tionghoa yang dipadu dengan kuliner asli Semarang!

3. Singkawang

Singkawang adalah sebuah kota yang berada di provinsi Kalimantan Barat. Meskipun wilayahnya tak lebih besar dari kota-kota di pulau Jawa, tapi daerah yang berada sejauh 145 kilometer dari Pontianak itu dikenal sebagai penyelenggara Cap Go Meh terbesar di Asia Tenggara. Tak mengherankan bila selama periode perayaannya, Singkawang bakal didatangi oleh ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara. Yang menarik, Cap Go Meh di Singkawang telah berakulturasi dengan kebudayaan setempat. Penasaran kan, gimana jadinya? 

4. Jogja

Jogja selalu menghadirkan keistimewaan dalam momen apapun, tak terkecuali saat Imlek. Untuk merayakan tahun baru etnis Tionghoa itu, di Kampung Ketandan Malioboro bakal diselenggarakan Pekan Budaya Tionghoa. Konten acaranya juga menarik banget. Beberapa yang nggak boleh kamu lewatkan di antaranya atraksi budya dan pameran kuliner Tionghoa, serta pawai puluhan barongsai! Jadi, kalau ingin traveling di Jogja yang ‘berbeda' di Jogja, datang pas perayaan Imlek, deh! (Sumber: Artikel kapanlagi.com, Foto Bennylin)

...more
ButikTrip.com
remen-vintagephotography

Upcoming Trips

Treaking Gunung Papandayan
25 - 26 Apr 2025
Trekking Gunung Papandayan
02 - 03 May 2025
Baduy Dalam
03 - 04 May 2025
Trekking Gunung Papandayan
09 - 10 May 2025
×

...