TripTrus.Com - Dalam beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak film karya anak bangsa tayang di layar perak. Yang menarik, film-film itu pun mengambil lokasi pembuatan yang layak menjadi tujuan wisata. Film dan objek wisata dapat saling mendukung satu sama lain.
Apalagi jika film tersebut berlokasi indah. Ditambah lagi di era modern ini traveling sudah jadi gaya hidup bagi sebagian besar anak muda.
Film Laskar Pelangi misalnya, ia berhasil mendongkrak perkembangan roda pariwisata di Belitung. Adapula 5 Cm, sebuah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Donny Dhirgantoro. Beberapa waktu setelah film tersebut naik layar, angka kunjungan ke Gunung Semeru pun makin meningkat.
Nah, penasaran film Indonesia apa saja yang berhasil mendongkrak objek wisata di Tanah Air? Berikut rangkuman 7 objek wisata yang menjadi lebih ramai karena dijadikan latar dalam film dilansir dari berbagai sumber.
1. Petualangan Sherina (2000) - Observatorium Bosscha
Most of the problems in life are because of two reasons: We act without thinking or We keep thinking without acting. #vocation #instatravel #travelercantik #backpackercantik #sweetpeanut #beautyoftravel #wonderfulindonesia #jejakpetualang #parapetualangcantik #indonesia_paradise #indonesia_photography #indonesiantraveller #travel #travelblogger #travelphotography #travelstagram #travelstories #bolangadventure #indozonetravel #ayodolan #jalanjalanmen #bandung #bosscha #observatory #lembang
A post shared by Beauty Of Travel (@beautyoftravel_) onAug 24, 2018 at 7:41am PDT
Masih ingat adegan di mana Sherina dan Saddam bersembunyi di sebuah gedung dari kejaran penculik? Ya, gedung itu adalah Observatorium Bosscha. Tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia ini terletak di daerah Lembang, Bandung.
Di dalamnya terdapat bebrapa buah teleskop besar, di antaranya adalah teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Schmidt Bima Sakti, Refraktor Bamberg, dan Cassegrain GOTO.
2. Java Heat (2013) - Candi Borobudur
#jogjascenery
A post shared by Amelia (@ameliawidiansyh) onAug 26, 2018 at 7:34am PDT
Java Heat adalah satu-satunya film yang mendapatkan izin syuting di kawasan Candi Borobudur. Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini memang memiliki aturan yang sangat ketat.
Untuk mendapatkan izin syuting, tim film Java Heat ini bahkan harus mengurus izin ke pihak UNESCO, pemerintah Indonesia, kelompok masyarakat Buddha, dan beberapa lembaga lain.
3. The Raid 2 (2014) - Benteng Van der Wijck
Benteng Van Der Wijck merupakan benteng persegi delapan satu-satunya di indonesia. Dibangun tahun 1818 di Gombong, Jateng. Kayanya sih masih sodara sama Kapal Van Der Wijck, dibuat 1921 di Fyenoord, Rotterdam namun tenggelam di perairan Lamongan. Dan mungkin masih kerabat jauh sama Saluran Van Der Wijck, saluran yg pembangunannya tidak ada penggunaan teknologi mesin sama sekali, yg dibangun tahun 1909 di daerah Yogyakarta. Sosok yang mungkin menyatukan mereka bertiga adalah Carel Herman Aart Van Der Wijck yg lahir di Ambon 1840. hmmmmm hubungan yg rumit. #sejarah #benteng #hati #hmmm
A post shared by Hasan Hasbulah (@hhasbulah) onAug 25, 2018 at 4:37pm PDT
Benteng ini terletak di daerah Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Ia berdiri pada tahun 1818 atas prakarsa Jenderal Van den Bosch.
Dulunya, benteng ini didirikan dengan tujuan untuk memperkuat pertahanan dan mempersempit ruang gerak musuh di Kedu Selatan. Nah, dalam film The Raid 2, benteng ini dijadikan sebagai tempat tahanan.
4. AADC 2 (2016) - Gereja Ayam
‘Chicken church’ #bucketlist #indonesia #java #travel #drjvideo #bukitrhema https://youtu.be/A38GKzge9z0
A post shared by Johan Van Drunen (@drj_video) onAug 25, 2018 at 11:15pm PDT
Objek wisata ini menjadi semakin hit berkat film AADC 2. Bangunan yang sempat terbengkalai sejak tahun 1990-an ini terletak di atas Bukit Rhema di daerah Kembanglimus, Magelang, Jawa Tengah.
[Baca juga : "5 Spot Tempat Wisata Tersembunyi Di Indonesia Dengan Pemandangan Mewah!"]
5. Susah Sinyal (2017) - Air terjun Tanggedu
#tanggedu #sumba #ntt #exploresumba #airterjuntanggedu πβ°πβ°
A post shared by Rizky Aditya Rahmad (@rizkyadityarahmad) onAug 26, 2018 at 7:40pm PDT
Objek wisata yang satu ini sempat muncul dalam film Susah Sinyal garapan Ernest Prakasa.
Meski untuk menuju ke sana harus menempuh perjalanan yang jauh dan agak melelahkan, pemandangan yang disuguhkan oleh air terjun yang berjarak sekitar 45 km dari Kota Waingapu ini sungguh tidak mengecewakan.
6. Yowis Ben (2018) - Kampung Tridi
So many colours that actually you feel inside your heart. Actually, when you started your day, you never know which one the lucky colour that you use as a power of fighter. Take your time. Keep remember that every colour has their own meaning. #colorful #amazing #amazingmalang #wonderfullindonesia #malangcity #kampungtridi
A post shared by Mahda Lena (@lenamahda869) onAug 25, 2018 at 10:20pm PDT
Jika Singapura mempunyai Kampong Glam, Malang memiliki Kampung Tridi. Dalam menggarap filmnya yang berjudul Yowis Ben, Bayu Skak menjadikan Kampung Tridi sebagai salah satu latar tempat utamanya.
Ratusan rumah yang berada di dekat Sungai Bratas tersebut sengaja dicat dengan gambar-gambar 3 dimensi, sehingga tampak nyata. Pengunjung dapat memanfaatkan tembok-tembok yang dihiasi dengan mural untuk berswafoto.
7. Love For Sale (2018) - Pantai Pasir Putih Cihara
The three great elemental sounds in nature are the sound of rain, the sound of wind in a primeval wood, and the sound of outer ocean on a beach ~Henry Benson~ . #beachlife #pantaipasirputihcihara #wisatabanten #eksplorelebak #keluarbentar #cihara
A post shared by Lucky eNeS (@luckynurvi) onJul 15, 2018 at 1:30am PDT
Pantai Pasir Putih Cihara yang terletak di Banten ini merupakan salah satu latar tempat dalam film Love For Sale. Tak hanya memiliki hamparan pasir yang indah serta batu-batu karang, di pantai ini juga terdapat cekungan berbentuk setengah lingkaran yang bisa dijadikan tempat berenang. (Sumber: Artikel liputan6.com Foto vakansinesia.com)
TripTrus.Com - Pengen coba tempat liburan anti mainstream? Selagi masih ada waktu, coba deh visit tempat liburan terbaru. Destinasi wisata kekinian ini harus masuk ke daftar liburan 2018 kamu nih. Seru banget menjelajahi keindahan surga tersembunyi di Indonesia.
Selain instagramable, kamu juga bisa menikmati ruang terbuka tempat berkumpul santai. Lumayan untuk menambah koleksi foto kece badai. Yuk, intip 5 spot tempat wisata tersembunyi di Indonesia dengan pemandangan mewah!
1. Sudah Berkunjung ke Danau Labuan Cermin, Kalimantan Timur? Nikmati Pemandangan Indah yang SpektakulerSimply fall in love with life π» . . . #travelgram #exploreindonesia #indotravellers #labuancermin
A post shared by Vira Prisandi (@viraprisandi) onJun 21, 2018 at 2:14am PDT
Jika berkunjung ke Danau Labuan Cermin, pasti kamu akan terpesona dengan air danau yang jernihnya memanjakan mata. Dikelilingi pepohonan hijau rimbun, sangat mendukung kalau kamu ingin melepaskan penat.
2. Pulau Moyo, Sumbawa Destinasi Menakjubkan Cocok untuk Kamu si Petualang SejatiLegendary "Mata Jitu Waterfall", πMoyo Island, Sumbawa NTB - Indonesia #hiddenparadise #moyoisland #pulaumoyo #sumbawa #sumbawabesar #ntb #indonesia #photooftheday #dedikevinmolajake #pesonaindonesia #matajitu #travelblogger #travel #traveling #traveler #traveller #sumbawaisland #hiddenparadise #paradiseisland #beautiful #beautifuldestinations #pieceofheaven #matajituwaterfall #beautifulplace #pesonaindonesia #wonderfulindonesia #lensaindonesia #beautifulview #amazingplace #travelphotography
A post shared by Dedi Kevin Molajake (@dedi_kevin_molajake) onJun 19, 2018 at 7:02am PDT
Suasana Pulau Moyo masih sangat alami dan nggak ramai pengunjung. Jika kamu senang menjelajah, sebaiknya kamu harus liburan ke sini. Ada pantai, hutan tropis, hingga air terjun Mata Jitu yang airnya berwarna hijau kebiruan.
3. Tertarik Melihat Birunya Air di Pulau Labengki, Sulawesi Tenggara? Pasti Bikin Nggak Mau Pulang DehBlue Lagoon in Labengki is the definition of amazing. We had to do a vertical rock climbing a teeny bit before getting to the lagoon. Stones can be a bit sharp, be sure to bring hand gloves. Water was clear and cold, we just float around while some of us jumped into the water from the rock cliff. . #labengki #indonesia #wonderful #wonderfulindonesia #bluelagoon #kakabantrip #akujalanjalanloh #sultra #exploresultra #exploreindonesia #indahnyaindonesia #travelgram #travel #travelrack #asia #celebes #wanderlust #sulawesitenggara
A post shared by Elisse (@elissems) onAug 21, 2018 at 7:26pm PDT
Rasakan sensasi berkunjung ke mini Raja Ampat di Pulau Labengki. Surga tersembunyi Indonesia ini nggak terlalu jauh dari pusat kota Kendari. Ada sebuah laguna cantik bernama Blue Lagoon, memiliki air berwarna biru jernih dengan hamparan karang dan biota laut di dalamnya.
4. Dapatkan Pengalaman Seru Menginap Sambil Menikmati Jutaan Bintang dalam Pantai Ora, MalukuPANTAI ORA Pantai Ora adalah suatu pantai yang terletak pulau Seram, kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Pantai yang berlokasi di ujung barat teluk Sawai ini berada di sebelah desa Saleman dan desa Sawai, di tepi hutan Taman Nasional Manusela. Pantai Ora memiliki karakteristik pantai yang berpasir putih dengan air yang sangat jernih dan tenang dengan kekayaan terumbu karang, ikan dan aneka ragam biota laut lainnya. Pantai Ora dan desa Sawai merupakan objek wisata di teluk Sawai yang setiap tahunnya dapat menyedot sekitar 500 wisatawan dari dalam dan luar negeri (2013). Pantai Ora memiliki resor penginapan yang mengambang di atas pantai. Sementara di desa Sawai terdapat pondok wisata yang berada di antara pemukiman penduduk yang juga terapung di pantai. Berbagai kegiatan wisata yang dapat dilakukan di pantai Ora antara lain wisata alam, wisata tirta, snorkeling, selam, wisata kuliner, jelajah gua dan fotografi. #wisata #pantai #ora #pantaiora #maluku #wisatamaluku #wisataalam #wisataindonesia
A post shared by Andika Tirta Dwi Saputra (@andika_tds) onAug 18, 2018 at 8:13pm PDT
Mau liburan ke Maldives tapi mahal? Coba ke Pantai Ora, keindahan panoramanya begitu indah. Jernihnya laut di sini membuatmu dapat melihat karang dan ikan tropis tanpa harus menyelam.
[Baca juga : "5 Tempat Wisata Indonesia Yang Jadi Destinasi Favorit Wisatawan Asing"]
5. Siapa yang Nggak Tau Taman Nasional Baluran, Banyuwangi? Kece banget kayak Little AfricaKu tak perduli tentang apa yang orang katakan tentangku, karena yg ku tau inilah jalanku yg mungkin banyak diantara mereka memandang sebelah mata sehingga yg terlihat hanya sebuah kekurangan. Ku kan terus berjalan sehingga pada suatu hari mereka membuka kedua matanya dan melihat siapa aku ini. --------------------------------------------------------------- . ACE JALAN JALAN --------------------------------------------------------------- . " Jalan Lagi, Jalan Terus Yuk Jalan Jalan" ---------------------------------------------------------------- Lokasi. : Taman Nasional Baluran Banyuwangi Jawa Timur . -------------------------------------------------------------- #acejalanjalan #baluranbayuwangi #banyuwangi #baluran #banyuwangi #opentrip #opentripbanyuwangi #mypermatawisata #sapanusantara #vloger #vlogerbogor #dirgahayurepublikindonrsia #indibesiamerdeka #visitbanyuwangi #wonderfullbanyuwangi
A post shared by ace burhanudin (@ace_burhanudin) onAug 20, 2018 at 5:16am PDT
Di Taman Nasional Baluran kamu bebas menjelajah padang savana seluas di Afrika. Ditambah lagi ada satwa liarnya juga loh, seperti banteng, rusa, monyet, hingga burung merak. Kawasan ini memiliki gunung, hutan evergreen, hutan mangrove, dan pantai berpasir putih.
So, manakah destinasi terkeren yang akan kamu kunjungi di liburan tahun 2018? Nggak perlu nunggu akhir tahun, kamu bisa ajukan cuti dari jauh hari kok. (Sumber: Artikel blog.jakmall.com Foto vakansinesia.com)
TripTrus.Com - Hamparan lebih dari 17000 pulau di Indonesia tentunya menjadi surga bagi para pecinta travelling. Bukan hanya di telinga wisatawan lokal, kekayaan tempat wisata Indonesia juga menjadi perbincangan di antara wisatawan dunia dan menjadi destinasi wajib mereka. Ingin tahu mana sajakah daerah yang masuk ke dalam daftar tempat wisata Indonesia yang menjadi favorit wisatawan asing? Temukan inspirasi bagi perjalanan Anda dari daftar berikut, yuk!
1. Raja Ampat
#rajaampat #indonesia β«οΈ”Viajar sirve para ajustar la imaginación a la realidad, y para ver las cosas como son en vez de pensar cómo serán” (Samuel Johnson). No sabéis la cantidad de veces que nos imaginamos este momento y aún así la emoción de estar allí superó nuestras expectativas de largo π • βͺοΈ”The use of travelling is to regulate imagination by reality, and instead of thinking how things may be, to see them as they are” (Samuel Johnson). We dreamed with this moment several times, but we have to confess that the reality was more exciting than we expected π • #asia #travelasia #southeastasia #travel #luxurytravel #beautifulseasia #beautifuldestinations #bali #nowdiscovering #instagood #travelblogger #thetraveltag #speechlessplaces #indonesia_photography #passionpassport #iamtb #lugaresimperdibles #backpackerstory #lifestyleblogger #wonderful_places #travelcouple #intravelist #picoftheday #darlingescapes #exploreindonesia #visitindonesia #travelandleisureasia #iatiporelmundo
A post shared by Marta & Juanjo | Travel Couple (@justwotravel) onAug 20, 2018 at 12:30pm PDT
Bagian timur Indonesia memiliki caranya sendiri untuk memikat hati para wisatawan. Hamparan kepulauan hijau nan memukau menjadi sebuah tempat wisata Indonesia yang bukan hanya menarik untuk dikunjungi, tetapi juga sulit untuk dilupakan. Ya, Kepulauan Raja Ampat memang menjadi sebuah tempat wisata Indonesia yang menjadi destinasi berlibur kelas dunia.
Manjakanlah mata Anda dengan pemandangan gugusan pulau karang yang kecil dan ditumbuhi pepohonan di Kepulauan Wayag yang terletak di Desa Waigeo Barat. Setelah itu, kunjungi Pulau Misool, satu dari empat pulau terbesar di Raja Ampat yang berbatasan dengan Laut Seram dan perairan lepas dan menjadi jalur lintas hewan besar seperti ikan paus. Berbicara mengenai biota laut, Anda pun dapat menyapa pari manta, hewan cantik yang senang bersolek. Sebagai sebuah tempat wisata Indonesia yang menghadirkan paket lengkap mulai dari pemandangan eksotis dan juga kuliner yang menarik, sebaiknya Anda tidak pulang sebelum menikmati makanan khas di sana yang dapat dibilang cukup ekstrem. Penduduk di Raja Ampat dapat menyajikan Anda hidangan dengan ulat sagu yang dibakar seperti sate atau bahkan mengajak Anda untuk ngemil insonem (cacing laut). Seru, bukan? 2. Bali
Might be one of the best beaches in Bali, what do you think guys? What's your favorite beach? @balilife @dekdeoka β β Follow -@balilifefood - Best places to eat in Bali π° -@balilifeliving - Best places to stay in Bali π β β β #Balilife #bali #ΠΠ°Π»ΠΈ #bali2018 #balimodel #balibeach #semester #balangan #baliisland #baliearthquake #baliswing #balanganbeach #canggu #giliislands #seminyak #balivlog #explorebali #reisen #lembongan #ubud #lombokearthquake #beautifuldestinations #bestvacations
A post shared by Bali Life - The Best Life (@balilife) onAug 22, 2018 at 12:42pm PDT
Menyebutkan tempat wisata Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing, Bali adalah tempat yang harus masuk ke dalam daftar Anda. Bagaimana tidak? Keindahan Pulau Dewata telah terkenal hingga ke penjuru dunia dan keberadaannya menjadi destinasti wajib yang harus dikunjungi oleh wisatawan asing. Sebagai sebuah pulau yang terbilang lebih kecil dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, Bali menghadirkan sebuah wisata yang lengkap.
Mulailah perjalanan Anda dari gunung yang indah seperti keberadaan Gunung Batur dengan kalderanya yang memikat. Lalu, nikmati juga kehidupan dataran tinggi nan menenangkan di Ubud dan beri makna perjalanan Anda dengan wisata religi, historis, dan budaya di tempat wisata Indonesia, Bali. Setelah itu, manjakan mata Anda dengan sunset menawan di puluhan pantai di Bali yang masih cukup sepi dikunjungi wisatawan. Jangan lupa menyertakan wisata kuliner dan rasakan spa khas ala Bali yang dapat menenangkan. Tidak perlu khawatir dengan biayanya, berbagai pilihan harga ditawarkan di sana. Bahkan, wisatawan asing pun kerap mengunjungi tempat wisata Indonesia ini dengan cara backpacking, lho!
3. Wakatobi
π #tomia#sunset#wakatobi#tomiaisland
A post shared by Aulia Imam (@auliaimam) onAug 22, 2018 at 6:31am PDT
Bagi Anda yang minat dengan desir ombak dan lautan nan cantik, Wakatobi adalah destinasi yang dapat menghadirkan pengalaman bahari yang menyenangkan. Anda dapat mengisi waktu liburan di Wakatobi dengan kegiatan-kegiatan seru seperti berenang, snorkeling, memancing, dan tentunya menikmati keindahan bawah laut dengan diving. Tempat wisata Indonesia yang satu ini terdiri dari 141 pulau eksotis dengan empat pulau utama yakni Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Dengan keindahan kehidupan bawah lautnya, Wakatobi akrab dikenal sebagai oleh para penyelam kelas dunia. Saat berada di sana, sempatkanlah berkunjung ke Taman Laut Nasional Kepulauan Wakatobi, spot taman laut yang mempunyai beragam spesies dari 25 gugusan terumbu karang yang tersebar di seluruh daerah Wakatobi. Meskipun pesona bawah lautnya yang terkenal, Anda pun akan disajikan dengan seni dan budaya yang kaya, misalnya berbagai tarian seperti tarian perang suku Buton. Tinggal di Desa suku Bajo, yakni perumahan di atas laut juga akan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
[Baca juga : "Cara Menghindari Penipuan Berkedok Open Trip Dan Tour Leader"] Terletak di daerah yang jauh dari kota besar, bukan berarti Anda harus kesulitan mengunjungi destinasi yang terkenal dengan Pantai Seratus Mata Air atau Molii Sahatu dan Pantai Wakatobi ini. Untuk mencapainya, berbagai moda transportasi bisa menjadi pilihan Anda. Jika memiliki waktu yang cukup lama, alternatif transportasi laut dengan kapal cepat dari Makassar atau Kendari menuju Wangi Wangi. Sementara itu, jika waktu yang dimiliki cukup terbatas, sejumlah maskapai penerbangan telah menyediakan perjalanan udara dengan rute menuju Makassar atau Kendari yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan pesawat perintis menuju Wangi Wangi. Jangan lupa, saat mengunjungi daerah seperti Wakatobi ini, kenyamanan dalam berwisata tetap menjadi prioritas. 4. Kalimantan
π #tomia#sunset#wakatobi#tomiaisland
A post shared by Aulia Imam (@auliaimam) onAug 22, 2018 at 6:31am PDT
Pulau terbesar di Indonesia ini punya caranya sendiri untuk memikat para wisatawan. Kunjungan Anda ke sana justru akan memakan waktu yang cukup lama, sebab kekayaan alam dan budaya yang sangat banyak jumlahnya menarik untuk dinikmati satu per satu. Pada bagian barat Kalimantan, Danau Sentarum misalnya, menjadi tempat yang perlu dikunjungi. Bagaimana tidak? Danau ini memiliki kekhasan yakni tampak seperti kumpulan air yang merendam hutan. Namun, cobalah datang di musim kemarau, danau tidak Anda temukan. Justru, hutan dan padanglah yang akan terlihat.
Dengan berkunjung ke Kalimantan, Anda pun akan mulai menghargai alam dengan melihat konservasi orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Selain itu, rasakan juga seurnya berbelanja di atas jukung atau perahu di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berbicara mengenai tempat wisata Indonesia, tidak lengkap tanpa menyebutkan pantai-pantai cantik. Kalimantan pun memiliki berbagai destinasi pantai yang tentunya tidak ingin Anda lewatkan seperti Pulau Beras Basah, Pantai Tanah Merah Samboja, dan Kepulauan Derawan. Jangan lupa, ambil juga gambar terbaik dari liburan Anda di danau nan cantik di Danau Labuan Cermin, Biduk Biduk.
5. Yogyakarta
More temples to explore #prambanan #yogyakarta #java #indonesia #asia #travel #temple #hinduism #culture
A post shared by Arne (@arne_on_bali) onAug 22, 2018 at 8:14pm PDT
Sebuah kota di selatan Pulau Jawa ini begitu ramai dikunjungi oleh wisatawan asing setiap harinya. Keramahan Yogyakarta yang juga dikenal dengan nama pendeknya, Jogja, ini selalu menjanjikan wisata yang menyenangkan bagi para wisatawan. Mungkin, bagi Anda yang belum tahu, liburan di Yogyakarta adalah wisata kuliner dan berbelanja di sepanjang Jalan Malioboro. Namun, bukan hanya itu. Yogyakarta pun menyajikan berbagai keindahan seperti pantai-pantai yang memukau di selatan dan daerah Gunung Kidul dan juga dataran tinggi serta gunung yang memukau.
Sebagai kota yang penuh dengan budaya, kesenian, dan anak muda, berbagai festival pun kerap dilaksanakan di kota ini seperti Festival Kesenian Yogyakarta dan juga Artjog setiap tahunnya. Jangan bersedih bila Anda berkunjung saat tidak ada festival, sebab berbagai tempat wisata Indonesia yang merupakan peninggalan sejarah seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan serta museum-museum yang menyajikan edukasi juga bisa menjadi destinasi Anda berlibur. (Sumber: Artikel dbs.com Foto flickr.com)
TripTrus.Com - Beberapa kasus penipuan di dunia wisata berkedok sebagai operator open trip atau tour leader penyelenggara wisata. Untuk terhindar dari operator open trip dan tour leader bermasalah, ada berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan. "Untuk open trip, bisa mencari referensi dari teman yang sudah pernah menggunakan jasa open trip itu, biasanya memang dari word of mouth (kabar langsung dari orang dekat)," kata CEO Triptrus.com, platform marketplace digital yang menaungi operator tur independen, Bramantyo Sakti dihubungi KompasTravel. Wisatawan yang rajin juga biasanya akan melakukan cek terhadap situs, media sosial, komentar para pengguna jasa operator open trip.
[Baca juga : Ini Arti "Open Trip" Sesungguhnya]
Bram menyebutkan, operator open trip yang memiliki jejak buruk, biasanya akan dibicarakan di forum wisatawan online. Bisnis open trip dengan jejak buruk bisnisnya juga akan lesu dan tak digunakan lagi. Sayangnya masih ada beberapa oknum yang akhirnya hanya mengganti nama operatornya. Inilah yang patut diwaspadai.
Selain operator open trip, perorangan yakni tour leader juga dapat membuka jasa perjalanan wisata. Untuk menghindari kasus penipuan berkedok tour leader, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Tour Leader Indonesia, Rudiana mengatakan ada berbagai upaya pencegahan.
"Jangan gunakan jasa tour leader dari travel agent abal-abal," kata Rudiana dihubungi KompasTravel. Jika pada akhirnya memilih menggunakan jasa tour leader yang tidak bernaung dalam agen perjalanan, Rudiana menyarankan agar wisatawan melihat jejak kerja sang tour leader. "Bisa tanya rekomendasi orang-orang, minimal sudah bawa 10 kali dan kualitasnya memang bagus," jelas Rudiana.
Alternatif lain adalah melihat apakah tour leader tersebut termasuk dalam Asosiasi Tour Leader Indonesia.Tour leader yang tergabung dalam asosiasi menurut Rudiana biasanya telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Selain itu, akan lebih mudah jika ada pengaduan atas kerja tour leader yang kurang memuaskan. "Teliti sebelum membeli. Artinya jangan mudah percaya untuk penawaran open trip yang sumbernya tidak jelas, apalagi tanpa menggunakan travel agent yang terpercaya, fatal akibatnya," jelas Rudiana. Baru-baru ini terjadi kasus tour leader meninggalkan sekelompok turis Indonesia saat berwisata di Maroko. Sekelompok turis Indonesia ditinggalkan saat ingin menyeberang dari Maroko ke Spanyol. (Sumber: Artikel travel.kompas.com Foto vakansinesia.com)
TripTrus.Com - Berkembangnya era internet di Indonesia semakin memperkenalkan istilah open trip. Bentuk wisata satu ini juga digemari oleh generasi muda, khususnya generasi milenial. Apa sebenarnya open trip ini? " Open trip adalah perjalanan oleh orang yang mem-booking destinasi sendiri, tetapi tiket dan akomodasinya sudah ada. Jadi tidak tergantung grup," kata Ketua Dewan Penasehat Indonesia Tour Leader Association, Rudiana saat dihubungi KompasTravel. Rudiana mencontohkan, misal A memesan tur wisata selama di Thailand, tetapi tiket penerbangan dan hotel sudah membeli sebelumnya.
Menurut Rudiana, open trip juga dapat diselenggarakan atas inisiatif agen perjalanan atau perorangan. Misalnya sebuah agen perjalanan menyelenggarakan perjalanan dengan destinasi, jadwal, dan rute yang telah ditentukan. "Biasanya harga open trip memang lebih murah karena memutuskan sendiri dan menyesuaikan bujet. Makanya banyak diambil oleh anak muda," jelas Rudiana.
[Baca juga : 4 Kuliner Khas Cianjur Yang Unik Dengan Rasa Menggigit]
Senada dengan Rudiana, CEO Triptrus.com yang merupakan platform marketplace digital yang menaungi operator tur independen, Bramantyo Sakti, mengatakan open trip lebih digandrungi oleh anak muda yang tidak mengutamakan kenyamanan dan fasilitas saat berwisata. "Kalau dari segi agen perjalanan ini untuk memenuhi kuota peserta, kalau dari segi traveller memudahkan karena tidak perlu cari orang banyak agar bisa wisata," jelas Bram. Sejak 2010, era kemunculan media sosial juga menjadi penanda pertumbuhan open trip. Menurut Bram, wisata ala open trip sangat sesuai untuk menjelajah wilayah Indonesia yang masih minim informasi mengenai transportasi, akomodasi, dan amenitas. (Sumber: Artikel travel.kompas.com Foto vakansinesia.com)
TripTrus.Com - Barangkali terdengar tak lazim: mengarak pengantin kopi berjenis kelamin lelaki dan perempuan. Namun ini benar-benar terjadi di Keboen Kopi Karanganjar atau De Karanganjar Koffieplantage, Dusun Karanganyar Timur, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Blitar.
Mengarak temanten —atau pengantin dalam bahasa Indonesia—merupakan ritual yang tiap tahun dilaksanakan pengelola perkebunan. Tujuannya untuk menyambut panen raya. Biasanya digelar pada Juni atau Juli.
Halo halo... Ayo... siapa yg penasaran sama yang namanya "manten kopi???" Simak dan baca ya... Slide samping #mantenkopi #blitar #karanganjar #karanganjarkoffieplantageblitar #wisatakaranganjarblitar #keboenkopikaranganjar #ritual #ritualpetikkopi #ritualbudaya #wisatakebun #eksplorblitar #eksplorid #nusantara #indonesia #kopi #coffee #event #eventbudaya #eventtahunan
A post shared by De Karanganjar Koffieplantage (@keboenkopikaranganjar) onJun 21, 2018 at 10:42pm PDT
“Sebagai wujud syukur sekaligus doa supaya kegiatan memanen kopi berjalan lancar,” kata pemilik De Karanganjar Koffieplantage kepada Tempo pada Minggu, 21 Januari 2017 di Blitar.
Ritual mengarak temanten diawali dengan memetik biji kopi di kebun. Biji kopi yang dipilih sebagai pengantin adalah yang tumbuh di pohon paling subur. Para tokoh masyarakat yang dianggap sesepuh akan memotong dua batang kayu di pohon itu.
[Baca juga : 4 Kuliner Khas Cianjur Yang Unik Dengan Rasa Menggigit]
Kemudian, para sesepuh mengidentifikasi mana batang dengan biji yang dianggap berjenis perempuan atau wadon dan laki-laki atau lanang. “Yang tahu mana lanang mana wadon cuma sesepuhnya,” tutur Herry.
Lepas dipetik, kopi lanang dan wadon dibungkus kain mori dan diarak keliling perkebunan serta keliling kampung. Nama arak-arakan ini ngunduh manten. Biasanya diikuti oleh semua karyawan perkebunan. Masing-masing membawa sesajen yang juga berisi biji-biji kopi. Pengaraknya berkostum adat Jawa, seperti blangkon untuk laki-laki dan kebaya lurik untuk perempuan.
Tak cuma diikuti rombongan yang membawa sesajen, ngunduh manten diikuti oleh iringan gending gamelan. Seperti pengantin sesungguhnya, biji-biji kopi itu kemudian dibawa ke pendopo untuk diletakkan di “pelaminan” seusai diarak.
Kalau sudah sampai di pendopo, ritual dianggap kelar. Para karyawan perkebunan dan masyarakat sekitar lantas mengadakan kenduri atau selamatan. Mereka berkumpul melingkar dan mengudap makanan bersama-sama, selayaknya pesta.
Ritual mengarak temanten ini terbuka untuk umum. Wisatawan dari luar daerah pun boleh mengikuti proses upacaranya tanpa dipungut biaya khusus. Sebagai syarat, bila ingin ikut ritual, wisatawan hanya perlu datang mengenakan sandangan adat Jawa.
Ritual ini biasanya digelar pagi-pagi. Bila tak ingin ketinggalan momentum, wisatawan bisa menginap di homestay yang disediakan pengelola perkebunan di kawasan De Karanganjar Koffieplantage. Biayanya berkisar Rp 150 ribu per kamar.
Adapun akses menuju De Karanganjar Koffieplantage terbilang gampang-gampang susah. Letaknya memang tak jauh-jauh amat dari Stasiun Blitar. Jaraknya berkisar 16 kilometer. Namun tak ada angkutan umum yang khusus mengantar pengunjung ke sana. Jadi, perlu menyewa kendaraan pribadi.
Biaya untuk sewa mobil berkisar mulai Rp 100 ribu. Sedangkan sewa motor rata-rata Rp 75 ribu. Bisa juga naik ojek online dengan tarif Rp 30-40 ribu atau ojek konvensional dengan tarif sesuai dengan negosiasi. (Sumber: Artikel-Foto tempo.co)
TripTrus.Com - Ibarat gula tanpa garam, liburan tak sekalian jelajah kuliner terasa kurang. Apalagi jika kulinernya nikmat dan susah ditemukan di tempat lain. Seperti di Cianjur yang memiliki kuliner unik dan tak mudah ditemukan di tempat lain. Beberapa di antaranya juga menjadi oleh-oleh yang diincar banyak wisatawan. Lalu, apa saja kuliner khas Cianjur yang unik dengan rasa menggigit ini? Yuk, simak daftarnya.
1. Tauco Cap MeongTauco cap meong #tauco #taucocapmeong #cianjur #food #traditional
A post shared by Cynthia.Vienna (@viennathepooh) onSep 30, 2016 at 7:57pm PDT
Liburan ke Cianjur, terasa kurang jika belum mampir ke Toko Tauco Cap Meong. Tempat ini memang tidak menyediakan menu makanan siap saji. Namun, ada sebotol tauco atau bumbu dari kedelai yang siap dibawa pulang. Kemasannya juga beragam, dari botol kecil hingga ukuran besar. Meski banyak sekali bumbu cepat saji yang lebih kekinian, tauco ini tetap bertahan. Bahkan difavoritkan karena rasanya tak berubah. Hal ini tidak lain karena proses memasaknya yang tak pernah berubah sejak pertama dibuat di tahun 1880-an.
2. GecoAsiknya makan GECO, makanan khas Cianjur yg diminati berbagai kalangan. Yu makan GECO, mumpung masih weekend. Seperti apa rasanya... Simak videonya di channel youtube cianjur on "GECO MAKANAN KHAS CIANJUR BELINYA NGANTRI" #geco #gecocianjur #tauco #taucocianjur #cianjuron #cianjuronesia #cianjurnyakitakita #makanankhascianjur #makanankhasnusantara #makanantradisional #makananjadul #oleh-olehcianjur #makanandicianjur #kulinercianjur #makananorangcianjur #katuanganurangcianjur
A post shared by infocipunjur (@infocipunjur) onMar 17, 2018 at 8:30pm PDT
Jika tak sabar untuk menikmati tauco khas Cianjur di rumah, cobalah menyantap geco. Makanan ini terdiri dari tauco, tauge segar yang direbus setengah matang, ketupat, kentang potong, telur rebus potong, serta mie aci yang terbuat dari kanji. Tak hanya itu, ada tambahan cuka lahang (fermentasi pohon enau), kecap manis serta sambal agar rasanya semakin spesial. Penjual geco kini tak sebanyak zaman dulu. Bahkan, bisa dihitung yang masih bertahan. Jika bisa menemukan penjualnya, kamu pasti beruntung sekali.
[Baca juga : Candra Naya, Cagar Budaya Yang Terhimpit Gedung Pencakar Langit]
3. Moci Cianjur#mochi #moci #mochicianjur #mocicianjur #kuliner #kulinercianjur #kulinerlegendaris #kulinerlegendariscianjur #oleholehcianjur #vanilla #manisanmuliasari #tokomanisanmuliasari
A post shared by Limited Edition 'kuliner' (@kulinerlimitededition) onJun 17, 2018 at 8:26pm PDT
Siapa yang tak doyan dengan mochi. Jajanan asal Jepang ini memiliki tekstur kenyal serta lembut yang bikin lidah tak berhenti bergoyang. Di Cianjur sendiri, ternyata juga ada mochi. Tak jauh beda dengan lainnya, camilan ini berisikan kacang tanah manis yang ditumbuk. Selain itu, ada varian lain yang tak kalah menggoda. Kamu pun juga bisa menikmati es mochi, paduan jajanan kenyal dengan es. Rasanya tak perlu diragukan lagi.
4. Roti Manis Tan Keng Cu#tankengcu #rotitankengcu #roti #bread #kuliner #kulinercianjur #kulinerlegendaris #kulinerlegendariscianjur
A post shared by Limited Edition 'kuliner' (@kulinerlimitededition) onDec 24, 2017 at 1:35am PST
Selain toko Tauco Cap Meong, ternyata Cianjur juga memiliki toko roti legendaris. Namanya Roti Manis Tan Keng Cu. Berdiri sejak tahun 1926, toko ini menyediakan aneka roti empuk dengan cita rasa gurih. Tidak hanya soal rasanya yang enak, roti inni juga terkenal murah. Tak heran, hampir seabad masih tetap dicintai oleh warga Cianjur.
Nah, itulah kuliner khas Cianjur yang tak hanya bisa dimakan di tempat tapi juga dijadikan oleh-oleh. Jadi, kapan nih liburan ke Cianjur? (Sumber: Artikel travelingyuk.com, Foto flickr.com)
TripTrus.Com - Ada sekelumit cerita bangsa Tiongkok di rumah ini. Candra Naya namanya. Bangunan yang terletak di Jakarta Barat ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki Indonesia. Ada yang menarik dari bangunan ini. Siapa saja akan terdiam sesaat ketika pertama kali melihatnya. Penasaran, mari kita cari tahu apa yang membuat pengunjung itu tak mampu berkata-kata.
ini yg namanya harmonis. kekunoan bersatu dgn kekinian, perbedaan yg tajam ini bersanding keren di #chandranaya jalan gajah mada, #jakarta barat. . met #imlek2018 buat sahabat yang merayakan.. semoga berbahagia dan doa serta harapannya bisa terwujud.. Aamiin
A post shared by si yepe (@kuncir.dua.tanpa.pita) onFeb 15, 2018 at 6:31pm PST
Candra Naya begitu ia dikenal, merupakan bekas kediaman Mayor Khouw Kim An. Ia adalah Mayor Tionghoa yang terakhir di Batavia, pada pemerintahan tahun 1910-1918 dan diangkat kembali pada tahun 1927-1942. Tidak ada catatan pasti yang menandakan tahun pendiriannya, tapi diperkirakan Candra Naya didirikan sekitar tahun Dingmao (kelinci api), yaitu tahun 1807 oleh Khouw Tian Sek dalam rangka menyambut kelahiran anaknya yang bernama Khouw Tjeng Tjoan setahun kemudian. Namun adapula versi lainnya yang menceritakan bahwa yang membangun Candra Naya ini adalah Khouw Tjeng Tjoan pada tahun 1867 dan masih masuk kedalam tahun Dingmao.
[Baca juga : Menelusuri Kawasan Glodok Sebagai Kota Pecinan]
Khouw Tian Sek adalah seorang tuan tanah yang memiliki tiga orang putra dan masing-masing diberikan satu buah gedung. Salah satunya adalah Khouw Tjeng Tjoan yang mendapatkan gedung Candra Naya di Jalan Gajah Mada 188 Jakarta Barat. Ia menggunakan Candra Naya sebagai kantor sekaligus tempat tinggalnya. Rumah itu kemudian diwariskan kepada salah satu anaknya yang bernama Khouw Kim An yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1876. Sejak diangkatnya Khouw Kim An sebagai Mayor Tionghoa, maka rumah itu dikenal juga dengan sebutan Rumah Mayor. Khouw Kim An mulai menempati gedung Candra Naya pada tahun 1934, setelah sebelumnya tinggal di Bogor.
Desain arsitektur rumah Candra Naya sangat kental dengan budaya Tiongkok. Pada bagian atapnya melengkung yang kedua ujungnya terbelah dua. Bentuk seperti ini disebut “Yanwei” atau ekor walet. Struktur atap yang melengkung ini juga terdapat pada bangunan kelenteng yang menandakan status sosial penghuninya. Kemudian, pada pemisah antara halaman depan dan halaman samping terdapat jendela penghubung yang disebut jendela bulan atau moon gate. Secara keseluruhan bangunan Candra Naya ini terdiri dari ruang tamu, ruang semi pribadi, ruang pribadi, ruang pelayan dan halaman. Sedangkan untuk ornamennya yang menempel ada Ba Gua (Delapan Diagram) yang berupa pengetuk pintu berbentuk segi delapan untuk penolak bala, hiasan berupa jamur lingzhipada pintu masuk utama yang melambangkan umur panjang dan ragam hias bergambar buku, papan catur, kecapi serta gulungan lukisan di bagian atas teras depan yang melambangkan sang pemilik rumah adalah seorang cendekiawan (scholar) juga seorang hartawan.
Candra Naya terletak di Jl Gajah Mada No 188, Jakarta Barat. Rumah Mayor ini kini diapit oleh gedung-gedung pencakar langit di komplek bangunan Green Central City. Ada Hotel Novotel yang menjulang tinggi disebelah kiri dan waralaba 711 di sebelah kanan. Dilihat dari bagian depan, Candra Naya tampak begitu kecil di antara bangunan-bangunan raksasa yang berada di sekelilingnya. Meskipun ukurannya tidak begitu besar, tapi Candra Naya seperti magnet bagi siapa saja yang melihatnya. Dengan gaya arsitektur tiongkok kuno, rumah ini begitu terlihat mencolok diantara yang lain. Terlebih lagi dengan gaya arsitekturnya yang manawan. Kondisi inilah yang membuat siapa saja yang melihatnya seakan terdiam sesaat. Siapa sangka di antara kompleks hotel bintang lima, terselip bangunan bersejarah.
Jika Anda ingin berkunjung ke Candra Naya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)
TripTrus.Com - Pemukiman Tionghoa atau biasa disebut Pecinan (China Town) terdapat hampir di berbagai kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kawasan Pecinan, dalam sejarahnya selalu menjadi penopang sekaligus jantung yang menggerakan detak perekonomian. Diantara denyut kehidupan, kawasan pecinan bernama Glodok di Jakarta Barat, terdapat jejak sejarah warga etnis Tionghoa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Jakarta.
Glodok biasa warga Jakarta mengenalnya. Pada siang hari daerah ini menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, sedangkan pada malam hari berubah menjadi pusat hiburan baik legal maupun ilegal. Konon nama Glodok bermula dari bunyi air “grojok-grojok” di daerah itu karena semula merupakan tempat pemberhentian dan pemberian minum kuda–kuda penarik beban. Namun menurut Mariah Waworuntu, seorang pemerhati sejarah dari Universitas Indonesia, nama Glodok berasal dari kata grobak, tempat membawa dan menjual air dari pancoran, yaitu glodok.
[Baca juga : Melihat Sisi Sejarah Dari Jembatan Kota Intan]
Dalam sejarahnya, jauh sebelum Belanda membangun Batavia tahun 1619, orang-orang Tiongkok sudah tinggal di sebelah timur muara Ciliwung tidak jauh dari pelabuhan. Mereka menjual arak, beras dan kebutuhan lainnya termasuk air minum bagi para pendatang yang singgah di pelabuhan. Namun, ketika Belanda membangun loji di tempat itu, mereka pun diusir. Baru, setelah terjadinya pembantaian orang Tionghoa di Batavia pada 9 Oktober 1740, orang-orang Tionghoa ditempatkan di kawasan Glodok.
Dikawasan Glodok inilah terdapat beberapa bukti sejarah perjalanannya seperti, De Groot Kanaal (Kali Besar), Toko Merah, Jalan Perniagaan, Gang Kali Mati, Toko Obat Lay An Tong, SMUN 19, Rumah Keluarga Souw, gedung kantor Harian Indonesia, Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio) dan Gereja Santa Maria Fatima.
Located in the Chinatown of Jakarta - Glodok. This temple is originally named Kim Tek Ie (ιεΎ·ι’) was completed in 1650 (368 years as of 2018), making it the oldest temple in Jakarta. . Fun fact: The Indonesian word for temple (“klenteng”) originated from one of the hall in this temple, the Kwan Im Teng (θ§ι³δΊ).
A post shared by Tommy π» (@hwangtommy) onMay 10, 2018 at 10:25am PDT
Yang pertama adalah De Groot Kanaal (Kali Besar). Sekitar tahun 1950-an sebelum air sungai tercemar seperti sekarang, digunakan sebagai tempat mencuci dan mandi. Kedua adalah Toko Merah. Tidak jauh dari Kali Besar, di salah satu sisinya terdapat bangunan dengan bata merah. Orang mengenalnya dengan sebutan “Toko Merah” yang dibangun oleh Gustaff Baron Van Imhoff tahun 1730. Sepuluh tahun kemudian, bangunan ini menjadi saksi peristiwa pembantaian semua keturunan Tionghoa beserta keluarga, bayi, pasien rumah sakit dan lanjut usia atas perintah Gubenur Jendral Adrian Valckenier. Ketiga adalah Jalan Perniagaan. Sebelum bernama Jalan Perniagaan, jalan ini dikenal juga dengan sebutan Patekoan. Patekoan berarti delapan buah poci. Konon, dahulu ada seorang Kapiten Tionghoa bernama Gan Djie yang mempunyai istri orang Bali yang sangat baik hati. Tiap hari dia menyediakan delapan poci berisi air teh di jalanan itu, agar masyarakat yang melintas dapat mereguk air dengan gratis apabila mereka kehausan. Angka delapan merupakan angka keberuntungan masyarakat Tionghoa.
Keempat adalah Gang Kali Mati, sekarang bernama Pancoran V banyak terdapat pedagang yang menjual makanan khas Tionghoa. Kelima adalah Toko Obat Lay An Tong. Meskipun bangunan ini sudah tidak digunakan sebagai toko obat lagi, namun bangunan tua ini masih terjaga keasliannya dari lantai sampai dinding dan atapnya yang belum mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Keenam adalah SMUN 19. Bangunan ini merupakan tempat pertama kali berdirinya sebuah organisasi Tionghoa bernama Tionghoa Hwee Kuan (THHK) atau Perhimpunan Tionghoa pada 17 Maret 1900. Satu tahun kemudian, THHK mendirikan sekolah modern pertama yang disebut Tiong Hoa Hak Tong. Gedung ini kini ditempati oleh SMUN 19.
Ketujuh adalah Rumah Keluarga Souw. Tidak jauh dari SMUN 19, rumah ini dibangun tahun 1816 dan hingga kini masih menjadi milik keluarga tersebut. Rumah milik keluarga kaya raya ini masih terjaga keasliannya, meskipun sudah terlihat kusam dan tua. Kedelapan adalah gedung kantor Harian Indonesia. Gedung yang terletak di Toko Tiga Seberang adalah kantor harian berbahasa mandarin pertama di Indonesia, yaitu Harian Indonesia. Saat ini gedung kantor itu tidak difungsikan dan dipagar tinggi karena sekarang kegiatan kantor harian ini dipindahkan ke daerah Gajah Mada, satu gedung dengan harian kantor Republika
Kesembilan adalah Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio), disebut juga dengan Kelenteng Duta Besar, untuk menghormati dewa yang dipuja yaitu Toa Se Kong atau Paduka Duta Besar. Kesepuluh adalah Gereja Santa Maria Fatima, letaknya tidak jauh dari Kelenteng Toa Se Bio. Gereja ini khusus bagi warga Tionghoa. Awalnya gereja ini merupakan kediaman seorang Luitenant der Chinezenbermarga Tjioe. Oleh karena itu gereja ini kental dengan arsitektur yang diperuntukkan bagi pejabat Tionghoa masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Untuk menjangkau kawsan Glodok dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota dan turun di halte Glodok. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)
TripTrus.Com - Masih berada di kawasan wisata Kota Tua, tidak jauh dari gedung Fatahillah ada sebuah jembatan yang berwarna merah marun. Sangat kontras dilihat dengan kondisi di sekelilingnya. Jembatan ini kini dikenal dengan nama Jembatan Kota Intan. Dahulu jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda dengan benteng Inggris, tapi kini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Termasuk Anda!
Jalan-jalan ke Kota Tua memang menyenangkan, ada banyak bangunan bersejarah di sini seperti Jembatan Kota Intan. Diberikan nama demikian karena letaknya dekat dengan salah satu Bastion Kastil Batavia bernama Bastion Diamont (intan). Mungkin tidak banyak yang mengetahui jika sebenarnya nama jembatan ini sempat berganti-ganti.
[Baca juga : 6 Tujuan Wisata Kota Tua Jakarta]
Jembatan Kota Intan ini awalnya adalah jembatan biasa yang dibangun pada tahun 1628 yang bernama Jembatan Engelse Brug atau Jembatan Inggris. Jembatan kayu ini memiliki panjang 30 meter dan lebar 4,43 meter. Jembatan tersebut berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda (VOC) dan Inggris (IEC) yang saat itu berseberangan dan dibatasi oleh Kali Besar. Setahun kemudian tepatnya tahun 1629, jembatan ini sempat mengalami rusak parah akibat serangan Kerajaan Banten dan Mataram yang menyerang Benteng Batavia.
Kondisi yang memprihatinkan itu segera dipulihkan oleh Belanda, mengingat fungsi jembatan yang sangat vital dan berganti nama menjadi jembatan De Hoenderpasar Brig atau Jembatan Pasar Ayam. Disebut demikian karena lokasinya yang berdekatan dengan pasar ayam. Dua puluh lima tahun kemudian atau tepatnya tahun 1655, jembatan ini lagi-lagi mengalami kerusakan dan perbaikan. Tapi kerusakan kali ini bukan karena peperangan melainkan karena bencana banjir dan korosi air asin yang berasal dari laut. Setelah pasca perbaikan, namanya pun kembali berganti menjadi Jembatan Het Middelpunt Brug yang berarti Jembatan Pusat.
Pada 1938 fungsi jembatan diubah menjadi jembatan gantung. Tujuannya agar dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan mencegah kerusakan akibat banjir, namun bentuk dan gayanya tidak pernah diubah. Nama jembatan inipun kembali berubah menjadi Jembatan Phalsbrug Juliana atau Juliana Bernhard, karena waktu itu Ratu Juliana yang menjadi ratu di Belanda. Sebelumnya, jembatan juga diberi nama Jembatan Wilhemina (Wilhemina brug), ibu dari Juliana.
Jembatan Kayu Ini Memiliki Panjang 30 Meter dan Lebar 4,43 Meter. Jembatan Kota Intan adalah sebuah jembatan ‘jungkit’ yang berwarna merah marun warisan Belanda dengan konstruksi besi dan kayu yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta [Berbagai Sumber] . . . πΈ June 16, 2018 . . . #oldtown #bridge #jembatankotaintan #kotatuajakarta #jakartaoldtown #historical #heritage #underconstruction #visitjakarta #wheninjakarta #enjoyjakarta #holiday #cityexplore #walkingtour #citysightseeing #architecture #publicarea #trip #travel #traveling #adventure #tourism #jakarta #wisatakotatua
A post shared by Fransiska Tan (@fransiskatan) onJun 16, 2018 at 3:43am PDT
Kemudian pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, nama jembatan inipun lagi-lagi diubah menjadi seperti yang kita kenal hingga kini yakni Jembatan Kota Intan. Nama ini disesuaikan dengan nama lokasinya yang berdekatan dengan bastion Kastil Batavia yang diberi nama Bastin Diamont (Intan). Selama perjalanan Jembatan Kota Intan ini Belanda sempat membangun beberapa jembatan serupa di Batavia atau yang sekarang menjadi Jakarta. Namun jembatan-jembatan itu sudah tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah Jembatan Kota Intan. Untuk melestarikan keberadaannya, maka pada tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, menetapkan Jembatan Kota Intan sebagai benda cagar budaya.
Saat ini Jembatan Kota Intan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan. Tak sedikit pula yang menjadikan Jembatan Kota Intan ini sebagai objek foto untuk prewedding atau pra-menikah. Selain karena nilai historisnya, jembatan ini memiliki keunikan pada bangunannya.
Untuk mengunjungi Jembatan Kota Intan ini, Anda tidak dipungut biaya tiket, hanya saja dimintai biaya untuk kebersihan dan parkir. Jembatan Kota Intan terletak di Ancol, Pademangan, Jakarta Barat. Untuk menjangkaunya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)