shop-triptrus

Trips n Tips

Mirip Gunung Fuji, Waduk Embung Kledung Tereksotis di Temanggung

Kab Temanggung, Jawa Tengah

TripTrus.Com - Travelling ke Temanggung, belum lengkap tanpa mengeksplor keindahan Gunung Kembar Sindoro dan Sumbing. Dua gunung ini menjadi ikon Temanggung yang memiliki pesona tersendiri.

Karena berada di lereng gunung, Temanggung memiliki cuaca sejuk. Sama halnya Wonosobo, Temanggung juga memiliki objek wisata yang bernuansa alam, sunrise dan sunset yang menjadi andalannya.

      View this post on Instagram

Repost from @thisisindonesia | . . Embung Kledung, Kab. Temanggung, Jawa Tengah (Central Java) . Photo by @mas_saptanugraha . . #embungkledung #temanggung #jawatengah #centraljava #wonderfulindonesia #beautifulplaces #beautifulview #indonesiantravel #indonesianature #beautifulscenery #tourism #travel #paris #london #tokyo

A post shared by Zoeeeeeenak (@zoeeeeeenak) onOct 7, 2018 at 2:03am PDT

Tetapi, jika Anda berada di bagian selatan Gunung Sindoro, akan melihat keindahan waduk mini atau kolam raksasa Embung Kledung. Dengan layar belakang Gunung Sindoro, Anda akan melihat pemandangan yang mirip Gunung Fuji di Jepang.

Embung Kledung dibangun dengan tujuan mengatasi kesulitan air pada musim kemarau dan pengembangan kawasan wisata baru.

[Baca juga : "Perkebunan Teh Malasari Bogor, Spot Wisata Eksotis Peninggalan Belanda"]

Daya tarik yang ditawarkan objek wisata ini adalah pemandangan waduk mini dengan latar Gunung Sindoro sambil melihat keindahan Gunung Sumbing dari kawasan perbukitan.

Di Embung tersebut, traveler akan disuguhkan dengan pemandangan indah. Saat berada di sana, Anda akan merasa seperti di luar negeri. Suasananya yang dingin ditambah dengan pemandangan hijau paling digemari wisatawan. Jika ingin berkunjug ke tempat ini disarankan untuk datang pada pagi atau sore hari karena udaranya sejuk. (Sumber: Artikel inews.id Foto travel.detik.com)

...more

Perkebunan Teh Malasari Bogor, Spot Wisata Eksotis Peninggalan Belanda

Desa Malasari, Kab Bogor, Jawa Barat

TripTrus.Com - Wisata ke Bogor menikmati keindahan alam, belum lengkap tanpa mengunjungi perkebunan teh Malasari yang berada di Desa Wisata Malasari, Bogor, Jawa Barat. Perkebunan teh ini tak hanya menyajikan keindahan landmark nan hijau, tetapi juga memiliki keunikan tersendiri dari bentuk perkebunannya.

      View this post on Instagram

View keren dari perkebunan teh malasari dan liat indahnya gunung salak dan gunung gede pangrango dalan satu frame ketika matahari sedang terbit. Hamparan kebun teh hijau dan pemandangan di baliknya yang sangat luar biasa😍. πŸ“Ž Referensi Foto : (@abee_aries), (@s.annwar) πŸ”Ž Partner : @indoflashlight Lokasi.🌏 Perkebunan Teh malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. || #indoflashlight #indoflashlightjabar #indoflashlightbogor #bogor #jawabarat #indonesia #kemenpar #perkebunantehmalasari

A post shared by Indoflashlightbogor (@indoflashlightbogor) onOct 3, 2018 at 3:31pm PDT

Bentuknya yang mirip terasering dan tertata rapi merupakan peninggalan leluhur penduduk Malasari dan pemerintah kolonial Belanda. Tak heran jika, traveler yang memilih berwisata ke perkebunan ini akan takjub dengan eksotismenya. Destinasi wisata ini menjadi spot paling diincar traveler milenial.

Ada banyak spot keren untuk traveler berswafoto. Mulai dari hamparan hijau perkebunan teh, hingga kemegahan Gunung Salak dan Gunung Gede. Berada di dataran tinggi perkebunan teh ini, Anda dapat menikmati dua gunung fenomenal ini di Bogor.

[Baca juga : "Beginilah Kisah Kawasan Pecinan Temanggung"]

Karena perkebunan teh ini termasuk peninggalan Belanda, tidak heran jika di sana Anda juga akan menemukan beberapa peninghalan yang cukup tua seperti Pendopo Boepati 1947. Pendopo ini merupakan cikal bakal Pemerintahan Kabupaten Bogor.

Desa Wisata Malasari merupakan jantungnya Halimun, merupakan desa yang memiliki kekayaan biodiversitas tertinggi di Pulau Jawa. Untuk mencapai perkebunan teh Malasari, traveler harus melewati Gerbang Taman Nasional Halimun. Anda harus berhati-hati, sebab jalan untuk menuju ke sini agak berbatu dan berkelok. Tetapi juga sudah berada di perkebunan, akan terbayar dengan pemandangan kebun teh yang memesona. (Sumber: Artikel inews.id Foto  vakansinesia.com)

...more

Beginilah Kisah Kawasan Pecinan Temanggung

Kab Temanggung, Jawa Tengah

TripTrus.Com - Indonesia merupakan salah satu negara yang disebut sebut memiliki tingkat toleransi tinggi. Betapa tidak, hampir di seluruh kota/kabupaten dari Sabang sampai Merauke terdapat berbagai etnis yang hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat pribumi. Tak terkecuali etnis Tionghoa.

Ratusan tahun sudah mereka bermukim di bumi pertiwi dan hidup berdampingan secara rukun dengan masyarakat pribumi. Berbagai sendi kehidupan mulai perekonomian hingga kebudayaan menjadi hal yang tak dapat lagi dipisahkan dari kedua belah pihak.

Sejarah panjang tersebut tampaknya masih membekas sampai detik ini. Berbagai bangunan bergaya oriental masih dapat kita jumpai di seluruh tempat. Masyarakat biasa menyebutnya dengan istilah “Pecinan”. Khusus di Kabupaten Temanggung, komplek Pecinan masih dapat dijumpai di Kecamatan Parakan, wilayah yang disinyalir menjadi pusat aktifitas etnis Tionghoa kala itu.

[Baca juga : "Kopi Aren Organik Sumut Jadi Kawasan Agro Wisata"]

Tembok-tembok tua nan kokoh lengkap dengan jendela serta daun pintu berbahan kayu berwarna memudar menjadi penanda jejak sejarah bahwa mereka telah lama menyatu dengan penduduk setempat.

Sejarah menyebut, pada tahun 1700 ada beberapa pendatang yang membuat bangunan rumah tinggal dengan gaya arsitektur Cina di pemukiman tersebut. Mulai dari Siek Kian Ing pada tahun 1700, Tiong Tiam Tjing (1703), Go Hong Ging (1790) dan Seik Siang I (1793). Ada pula rumah keluarga Lie yang dibangun pada tahun 1870 dan sekarang ditempati oleh generasi ketujuh.

      View this post on Instagram

They can imitate you, but they can't duplicate you Coz you got something spesial -dessert,dawin- ----------------------------- 🏑 Rumah keluarga Li, atau dulu disebut rumah OBL temanggung πŸ“· xiaomi redmi2 by @sthopesofia #jelajahsejarah #rumahobl #exploretemanggung #kotatoeamagelang #komunitasktm #explorejateng #hijabtraveller #mytripwithhijab #capgomeh #jelajahpecinantemanggung #pecinantemanggung

A post shared by Rahma Setiani, SIP (@setianirahma) onFeb 28, 2016 at 6:12pm PST

“Di kawasan Pecinan Parakan juga terdapat sebuah rumah milik etnis Tionghoa yang kami anggap sebagai situs istimewa dan masuk ke dalam inventarisasi Kota Pusaka di Temanggung. Selain bentuk fisik bangunan yang masih asli, tempat yang telah berusia lebih dari dua abad ini juga pernah dikunjungi oleh keturunan dinasti asal Tiongkok langsung,” beber Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Woro Andijani.

Terpisah, Lidya Samsetyagraha, salah seorang warga keturunan bahkan memberikan bukti nyata lain bahwa selama ini telah terjadi akulturasi kebudayaan asli Tiongkok dengan masyarakat setempat. Seperti tercermin pada sajian kuliner yang biasa terhidang saat perayaan Imlek di banyak lokasi.

Yakni lontong cap go meh. Sebenarnya di dalam tatanan budaya masyarakat Tionghoa sendiri, makanan ini sama sekali tidak ada. Akan tetapi justru menjadi salah satu sajian khas pada rangkaian perayaan cap go meh oleh warga keturunan yang tinggal di Indonesia.

“Makanan ini merupakan bukti nyata adanya asimilasi dengan kebudayaan lokal sekaligus kesetaraan kami yang telah membumi layaknya penduduk lain di negara ini,” pungkasnya. (Sumber: Artikel merdeka.com Foto  Klenteng Kong Ling Bio)

...more

Kopi Aren Organik Sumut Jadi Kawasan Agro Wisata

Brastagi, Tana Karo, Sumatera Utara

TripTrus.Com - Sumatera Utara (Sumut) menawarkan destinasi wisata baru: Agro Wisata. Objek wisata ini berada dilintas kota Berastagi Tanah Karo. Kawasan ini memang layak menjadi agro wisata, mengingat sarana dan prasarananya sangat komplet, lengkap bahkan memuaskan berada di kawasan ini.

Mulai dari pembibitan kopi, kebun kopi, pengolahan (pengeringan sampai produksi bahan jadi), begitu juga dengan Aren, mulai dari pembibitannya, budidayanya (dikolaborasi dengan Kopi), pengolahan Air Nira jadi Gula Semut. “Juga perpaduan antara bubuk Kopi dan Gula aren Serbuk atau Gula Semut,” papar wirausahawan bidang pertanian dan pariwisata Sumut, Benson Kaban di Medan.

      View this post on Instagram

Musim hujan memang berperan cukup penting dalam menghasilkan ceri kopi yang akan berbuah. Tapi jika musim hujan datang bersamaan di saat musim panen, maka itu juga berarti ancaman bagi ceri kopi yang sedang matang. Curah hujan yang tinggi bisa membuat ceri kopi berguguran ke tanah. #tanahkaro #karohighland #kopikaro #berastagi #kabanjahe #jumakacihe by: πŸ“Έ @jangkung__mjl

A post shared by Juma Kacihe (@jumakacihe) onOct 8, 2018 at 6:13am PDT

Dijelasan, kawasan Agro Industri sekaligus menjadi destinasi wisata baru di Kota Berastagi, posisi lokasi sangat strategis, dekat dengan Peternakan Sapi dan produksi Susu Segar Berastagi, Pabrik Produksi Markisa Dewi Berastagi, Pagoda tertinggi se-Asia Tenggara. Juga ada pusat Jajanan Peceren, Kampus Quality, hotel berbintang (Sibayak, Micky Holiday, Sinabung, Mutiara, Green Ori, Horison) dan kota Berastagi, juga hanya berjarak sekitar 15 Km dari kota Kabupaten, Kota Kabanjahe dan sekitar 60 Km dari Ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.

[Baca juga : "Sensasi Perpaduan Kopi, Kuliner, Dan Wisata Merapi"]

“Industri Kopi Aren tersebut merupakan industri organik, tanpa bahan kimia. Proses yang diterapkan adalah proses alami yang dipadu dengan sentuhan teknologi modern. Hal tersebut akan sangat baik sebagai produk wisata edukasi, khususnya kepada anak usia dini dan anak usia pendidikan dasar,” tandasnya.

Lokasi agrowisata akan menempah mentalnya untuk lebih mencintai lingkungan hidup, punya kesadaran dalam hal pelestarian alam dan menggunakan dan mengkonsumsi produk organik, dalam hal ini khusus tentang Gula yang sehat, mengingat situasi terkini produk industri makanan anak-anak sangat banyak mengandung pemanis buatan atau bahan kimia. Tidak tertutup kemungkinan Kolaborasi Kopi Aren akan memproduksi Permen “kopi Aren” yang baik dikonsumsi anak-anak.

“Dilokasi tersebut juga akan dibangun satu Cafe bernama “Cafe Aren”. Di cafe tersebut akan ada menu mulai dari aren segar/Air Nira, Kopi Asli dan produk Kopi yang diseruput dengan Air Nira yang dipanaskan dan Juga produk Industri bubuk kopi dan serbuk Gula Aren yang sudah di mix,” ujarnya. Bangunan cafe tersebut di dominasi dari produk turunan Aren, mulai dari Atap, Tiang dan dinding, Lantai dan Peralatan lainnya seperti Meja dan Kursi termasuk dalam perlengkapan lainnya.

“Terkait dengan pemasarannya, selain mengandalkan “market pleace” toko online dan publikasi media massa, tim pemasaran juga akan melakukan satu gerakan pemasaran yang digabung dengan semangat Pariwisata, dinamakan “aksi eksekusi lapangan,” sambungnya.

Sebagai catatan, tambah dia seperti dilansir laman Wartaekonomi.co.id, Kopi Aren masih sekedar nama Produk, sedangkan Merek Produk belum ditentukan hingga waktu agroindustri ini akan dimulai. (Sumber: Artikel-Foto bisniswisata.co.id)

...more

Sensasi Perpaduan Kopi, Kuliner, dan Wisata Merapi

Desa Kepuharjo, Kec Cangkringan, Kab Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

TripTrus.Com - Ternyata ada keterkaitan antara kopi, kuliner, dan wisata. Buktinya, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melirik Kedai Kopi Merapi di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan.

Tak main-main memang, kedai kopi itu dijadikan potensi wisata kuliner yang prospektif di daerah tersebut karena diminati wisatawan mancanegara dan nusantara. "Kedai Kopi Merapi ini sangat potensial menjadi wisata kuliner minat khusus andalan di Kabupaten Sleman," ucap Kepala Dinas Pariwisata, Kabupaten Sleman, Sudarningsih, di Sleman, Jumat, 20 April 2018, dilansir Antara.

      View this post on Instagram

Kopi adalah media . . #kedaikopimerapi #kopimerapi #jogja #bukantraveler #enjoythefreedom

A post shared by vanz (@van_iponkz) onJul 18, 2018 at 2:26am PDT

Menurutnya, Dinas Pariwisata berkomitmen untuk terus mempromosikan Kedai Kopi Merapi ini sebagai potensi wisata kuliner andalan di Kabupaten Sleman. "Wisatawan di lereng Merapi di kawasan Kaliurang maupun Lava Tour Cangkringan dapat menikmati kopi khas lereng Gunung Merapi di kedai ini setelah menikmati suasana alam dengan jip wisata Merapi," katanya.

[Baca juga : "Begini Kolaborasi Petani Kopi Robusta Dengan Dinas Pariwisata"]

Ia menjelaskan, saat ini Kopi Merapi sudah banyak dikenal di masyarakat luas baik lokal Sleman, DIY, luar daerah, hingga mancanegara. "Bahkan, saat ini, Bupati Sleman Sri Purnomo sedang mempromosikan kopi Merapi ini di Finlandia karena negara tersebut tertarik dengan rasa maupun keunikan kopi Merapi," katanya.

Pengelola Kedai Kopi Merapi, Sumijo mengatakan, saat ini, pengunjung di Kedai Kopi Merapi sudah mulai ramai didatangi berbagai kalangan. "Ada dari masyarakat biasa, pejabat, pengusaha, selebritas, dan kalangan artis banyak yang berkunjung ke sini," ujarnya.

Awal Mula Desa Wisata Kopi

Rata-rata dalam satu bulan pengunjung di Kedai Kopi Merapi ini mencapai 10 ribu lebih. Sedangkan yang paling ramai biasanya pada akhir pekan dan musim liburan. "Kalau omzet per bulan bisa mencapai Rp 180 juta dari penjualan minuman kopi, bubuk kopi, berbagai makanan khas Merapi maupun suvenir," Sumijo memaparkan.

Awal mula kedai kopi berdiri, yakni dari usaha perkebunan kopi yang banyak digeluti masyarakat Dusun Petung sebelum erupsi Merapi pada 2010. "Dusun Petung awalnya memang disiapkan sebagai desa wisata kopi karena memang dusun ini ada kebun kopi. Kemudian, kami berinisiatif untuk mendirikan kedai kopi," katanya.

Rintisan Desa Wisata Petung sebelum sempat dibuka, kedai tersebut sudah ada terlebih dahulu sebelum terkena bencana erupsi Merapi 2010 yang menghancurkan bangunan kedai maupun kebun kopi di daerah ini.

"Setelah erupsi kami bersihkan semua. Baru dibuka lagi pada 2012. Seiring berjalannya waktu, Kopi Merapi semakin dikenal dan disukai masyarakat," ucapnya. Pengelola Kedai Kopi Merapi akan terus membuat inovasi-inovasi untuk menarik wisatawan. Satu di antaranya akan membuat destinasi wisata baru dengan konsep Wisata Edukasi Kopi.

Nantinya, wisatawan akan diajak melihat proses pembuatan kopi mulai dari budi daya, pengolahan hingga teknik penyeduhan kopi. "Nanti pengunjung bisa camping, outbound, dan tracking dengan tema kopi," katanya. (Sumber: Artikel-Foto liputan6.com)

...more

Begini Kolaborasi Petani Kopi Robusta dengan Dinas Pariwisata

Gunung Pancar, Kec Babakan Madang, Kab Bogor, Jawa Barat

TripTrus.Com -  Gunung Pancar tak hanya menyajikan suasana alam pedesaan yang adem dan asri. Gunung yang berada di wilayah Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini juga dikenal dengan penghasil kopi robusta.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkolaborasi menjadikan kawasan itu sebagai kampung lopi.  Disebut demikian karena Babakan Madang sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa Barat untuk jenis robusta.

"Produksi kopi robusta sebanyak 2.844.528 kilogram per tahun," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Irma Villayanti di Cibinong, Senin, 6 Agustus 2018.

      View this post on Instagram

Diveraifikasi perkeebunan kopi dengan sayur. Ada enaknya Ada ga enaknya Enaknya, kita bisa memiliki dua penghasilan. Tanah padat termanfaatkan maksimal. Habis jual kopi lalu panen sayur. Asyik kan, duitnya banyak Xixixixi Salah satu ga enaknya adalah ketika salah satu tanaman sayur atau kopi terkena hama. Dan menular ke pohon lain, lalu terjadilah transfer penyakit. Jadi kami harus telaten menyemprot dengan fungisida. Kami sedang riset fungisida alami menggunakan bahan yang ada di kebun. Bahannya sangat mudah ditemui misalnya gadung, mimba, mahkota dewa, lengkuas, jahe, kunyit, dan serai. Ah, bertani itu penuh tantangan, kesabaran dan mengasyikkan. Bangga saat hasilnya memuaskan, sabar ketika belum sesuai harapan. Semua itu tak lain agar kita pandai bersyukur dan selalu ikhtiar. Sudah sore ya, siap-siap pulang kerja ya bosku? Pulangnya ngopi duluβ˜•β˜•β˜• #pirocoffee #kopisukabumi #kopijabar #javapreanger #scai #kopigayo #kopimalaysia #kopibogor #kopijakarta #kopibekasi #kopidepok #kopibali #kopitoraja #kopipapua #kopijogja #kopisurabaya #kopibandung #kopicianjur #kopijatim #kopipuntang #manualbrew #coffeeroaster #sukabumi #sukabumi_ #sukabumifoodies #sukabumikuliner #sukabumiupdate #sukabumitoday #geoparkciletuh #arabika

A post shared by Piro Coffee Halimun Sukabumi (@kopigununghalimunsukabumi) onOct 5, 2018 at 3:06am PDT

Luas area tanaman kopi saat ini, berdasarkan catatan Irma, mencapai 6.059 hektare terdiri dari 408 hektare kopi jenis arabika dan 5.651 hektare robusta. Data rata-rata produksi 750  sampai 800 kilogram per hektare. Hasil ini belum mengarah ke produktivitas maksimal. "Hasil yang sesungguhnya seharusnya bisa mencapai 1.500 sdampai 2.000 kilogram perhektare."

Tak kurang dari 40 kelompok tani kopi di Gunung Pancar berhimpun. Mereka mendapat binaan, berupa pelatihan peningkatan produksi dan promosi. "Menurut data, pecapain tersebut setelah ada 40 kelompok tani yang menjadi binaan," kata Irman.

Untuk meningkatkan produktivitas, menurut Irma, perlu adanya sistematika dan sinergisitas dengan Dinas Pariwisata. "Ini sistematika membuka peluang usaha agar tercapainya kemandirian dan penyegaran di bidang pariwisata guna menjadikan kampung wisata kopi," ujar Irman sembari menambahkan bahwa sektor pariwisata, hasil perkebunan dan hasil bumi harus bersinergi menjadi obyek wisata alam.

Di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, petani kopi robusta memasuki akhir panen. Berdasarkan pantauan di Desa Tepusen, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, harga biji kopi robusta di tingkat petani pada awal panen Rp 24 ribu per kilogram, saat ini turun menjadi Rp 23 ribu per kilogram.

[Baca juga : "Festival Kopi Temanggung Sediakan 1000 Gelas Kopi Gratis"]

Menurut petani kopi di Dusun Nolopo, Desa Tepusen, Mujiono, mengatakan meskipun harga biji kopi turun, namun harga kopi gelondong masih bertahan Rp 5.500 per kilogram untuk petik campur, yakni merah dan hijau, sedangkan petik merah bisa mencapai Rp6.000 sampai 6.300 per kilogram. "Penurunan harga kemungkinan karena produksi kopi tahun ini melimpah dibanding tahun lalu," kata pria 60 tahun ini.

Petani warga Desa Ngemplak, Kecamatan Kandangan, Eko Susilo, menjelaskan produksi kopi tahun ini memang lebih baik dari tahun lalu karena pada saat berbunga disertai hujan yang cukup. "Kami menyayangkan harga biji kopi turun di akhir masa panen ini," kata Eko yang memprediksi pada akhir Agustus ini kemungkinan panen kopi selesai. (Sumber: Artikel tempo.co Foto pixabay.com)

...more

Festival Kopi Temanggung Sediakan 1000 Gelas Kopi Gratis

Kab Temanggung, Jawa Tengah

TripTrus.Com -  Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bersama para pegiat kopi kembali bakal menggelar Festival Kopi Temanggung.

      View this post on Instagram

http://m.mediaindonesia.com/read/detail/174350-festival-kopi-temanggung-ke-4-digelar-september https://www.suaramerdeka.com/news/baca/107563/festival-kopi-temanggung-keempat-akan-dibuat-lebih-baik http://radarsemarang.com/2018/07/24/festival-kopi-2018-dirancang-lebih-menarik/ #festivalkopitemanggung2018 #festivalkopinusantara #festivalkopibogor2018 #festivalkopiflores #festivalkopitemanggung #festivalkopitanahairkita #pariwisatatemanggung #genpijateng #kopitemanggung #nikmatnyakopinegeritembakau #hipmijateng

A post shared by festival kopi temanggung 2018 (@feskop_temanggung) onAug 20, 2018 at 9:27pm PDT

Ketua Panitia Festival KopiTemanggung Ardhi Wiji Utomo mengatakan Festival Kopi yang diselenggarakan untuk keempat kalinya ini berlangsung di Gedung Pemuda Temanggung pada 28 September hingga 1 Oktober 2018. “Tahun ini akan ada 60 stan,” kata dia di Temanggung, Selasa, 25/9.

Ardhi mengatakan arnimo tahun ini memang lebih besar ketimbang sebelumnya. Tahun lalu hanya ada 40 stan. Dari 60 stan yang ikut itu 42 di antaranya merupakan stan kopi dan 18 lainnya stan pendukung. “Misalnya kuliner dan lain-lain," katanya.

[Baca juga : "Sejarah Singkat Pabrik Gula Madukismo Jogja"]

Tujuan festival kopi ini adalah untuk memperkenalkan kopi Temanggung. Menurut Ardhi geliat usaha kopi di Temanggung semakin meningkat. Saat ini diperkirakan ada sekitar 100 merek kopi kemasan Temanggung.

Festival juga akan jadi ajang pertemuan antara buyer pabrikan, eksportir kopi, dan kopi shop, dan petani kopi.  “Jika semua pihak terkait sudah saling kenal dan ada kesepakatan diharapkan nantinya ada ekspor kopi langsung dari Temanggung," kata Ardhi..

      View this post on Instagram

Makin dekat aja nih Festival Kopi Temanggung yang ke 4 . Ingat-ingat tanggalnya bro sist! Ramaikan acaranya!!!! πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰ • • • • #festivalkopitemanggung #rangopirakepenak #komunitaskopinusantara #ehayokngopi #kopisindoro #sindorocoffee #kopiarabika #arabicacoffee #kopihitam #blackcoffee #kopiindonesia #aselitemanggung #kopinusantara #coffee #coffeeaddict #kopilokal #kopijawa #javacoffee #hobikopi #kopienak #pecintakopi #sukakopi #coffeelovers #manualbrewing #kopitemanggung #temanggung #sindoro #jawatengah #kopijateng #indonesia

A post shared by festival kopi temanggung 2018 (@feskop_temanggung) onSep 24, 2018 at 9:11pm PDT

Guna memeriahkan acara panitia juga akan memnetaskan kesenian tradisional, seperti jaran kepang, topeng ireng, warokan, angklung, dan tarian dari Sanggar Didik Nini Thowok. Ada pula penampilan sembilan band akustik.

Lalu pada hari terakhir festival, 1 Oktober 2018, karena bertepatan dengan Hari Kopi Internasional panitia akan menyediakan 1.000 gelas kopi gratis. (Sumber: Artikel-Foto tempo.co)

...more

Sejarah Singkat Pabrik Gula Madukismo Jogja

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

TripTrus.Com - Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya bernama Pabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Pabrik Gula Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo bertujuan menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula Madukismo diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja dan terlibat dalam usaha Pabrik Gula Madukismo.

 

black smokeπŸ’¨ •••••••• Lokomotif PG Madukismo nomor 3 yang sedang menarik lori isi tebu menuju penggilingan dan seorang pegawai yang sedang menabur pasir supaya roda gak selip #pgmadukismo #pabrikgulamadukismo #madubaru #madukismo #loritebu #dieselhidrolik #veblokomotivbau #karlmarx #babelsberg

A post shared by Novian Ananda Perdana (@novian_rf_daop6yk) onMay 23, 2018 at 2:30am PDT

Akan banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat musim giling. Perjalanan Wisata Agro Industri adalah melihat proses dari produksi yang dilakukan Pabrik Gula Madukismo. Wisatawan dapat menaiki gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat musim giling yaitu bulan Mei – September.Wisatawan dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula.

[Baca juga : "Banten Lama, Cerita Yang Memudar"]

Saat musim penggilingan tebu datang pada bulan Mei – September, wisatawan dapat melihat ritual cembengan yang dilaksanakan warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar. Selama ritual, wisatawan dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai acara kesenian lainnya seperti pasar malam, jathilan dan wayang kulit semalam suntuk. Selain mencermati proses produksi gula, wisatawandapat melihat mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo.

Pabrik Gula Madukismo dengan Jembatan Sungai Kwai di Thailand

Besi – besi bekas dari mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo ini pernah diangkut ke Thailand yang selanjutnya digunakan untuk membangun Jembatan Sungai Kwai. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Thailand dengan Burma yang dahulu merupakan lokasi pertempuran hebat pada masa Perang Dunia ke 2 dan sudah pernah dipakai dalam pembuatan film The Bridge of the River Kwai termasuk dalam Best Movie yang dalam penayangannya berhasil memenangkan 7 Oscar pada tahun 1957.

 

Pabrik Gula Madukismo dengan Jembatan Sungai Kwai di Thailand Besi – besi bekas dari mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo ini pernah diangkut ke Thailand yang selanjutnya digunakan untuk membangun Jembatan Sungai Kwai. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Thailand dengan Burma yang dahulu merupakan lokasi pertempuran hebat pada masa Perang Dunia ke 2 dan sudah pernah dipakai dalam pembuatan film The Bridge of the River Kwai termasuk dalam Best Movie yang dalam penayangannya berhasil memenangkan 7 Oscar pada tahun 1957. #pabrikgulamadukismo #yogya_istimewa

A post shared by Rbt (@bintang_rbt78) onAug 3, 2017 at 11:04pm PDT

Sekarang jembatan yang dibangun dari besi bekas dari Pabrik Gula Madukismo menjadi obyek wisata ziarah andalan negara Thailand untuk mengenang para pekerja romusa dan pertempuran dengan Sekutu. (Sumber: Artikel njogja.co.id Foto @noviannuliangga )

...more

Banten Lama, Cerita yang Memudar

Banten Lama, Banten

TripTrus.Com - Objek wisata Banten Lama, jarak tempuhnya sekitar 10 kilometer dari Alun-Alun Kota Serang dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Namun, sayangnya kondisi Banten Lama tersebut jauh dari harapan wisatawan. Sebab, yang tersisa hanyalah cerita mengenai kejayaan Kesultanan Banten itu pun mulai memudar seiring dengan kondisi objek wisata yang terkesan tidak terawat. 

 

Kali ini admin @explore_serang mengulas sejarah singkat Keraton Surosowan Keraton Surosowan sampai saat ini belum diketahui kapan Keraton Surosowan dibangun dan siapa arsiteknya? Karena bangunan itu tinggal pondasinya saja, hingga arkeolog yang melakukan penelitian disana belum bisa menggambarkan indahnya arsitektur bangunan tersebut. Dengan kemegahannya, Keraton ini disebut juga 'Forth Diamond' yang artinya Benteng Intan yang indah. Sementara yang baru diketahui para peneliti, keraton hancur terbakar pada waktu terjadi perang saudara antara Sultan Haji dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Kini, diseputar reruntuhan keraton masih bisa disaksikan bekas bangunan 'bale kembang' atau biasa disebut Roro Denok yang dikelilingi air. Kemudian di sebelah selatannya terdapat pancuran mas, tempat mandi keluarga sultan lengkap dengan kolam renangnya. Foto : @ayunmakhzun @dronecilegonserang Sumber info : Buku 'Kota Intan yang tenggelam' terbitan BPCB Serang [ #infoexploreserang ] #keratonsurosowan #heritage #kotaserang #banten #indonesia #excitingbanten #banten7wonders #ayokebanten #genpibanten #exploreserang #explorebanten #exploreindonesia #wonderfulindonesia #pesonaindonesia

A post shared by Explore Serang (@explore_serang) onMar 28, 2018 at 6:27pm PDT

Seperti halnya objek wisata sejarah di Indonesia yang terbengkalai, nasib Banten Lama yang masuk dalam wilayah Kecamatan Kasemen tersebut tidak terawat akibat keterbatasan anggaran. Inisiatif perbaikan saat ini mulai menggunakan anggaran pemerintah provinsi. Itu pun pelaksanaannya bertahap.

Sebenarnya, apa saja yang terdapat di dalam kompleks Banten lama sehingga membuat peninggalan sejarah ini patut untuk menyelamatkannya? Kalau melihat geografisnya, lokasi yang berada di tepi pantai tersebut seharusnya dapat menjadi potensi mendatangkan devisa bagi pemerintah daerah karena selain memiliki cerita sejarah, juga pemandangannya akan membawa pengunjung ke beberapa abad silam.

Di dalam kompleks Banten Lama, pengunjung dengan mudah dapat menemukan peninggalan Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, dan Benteng Spellwijk. Di kawasan tersebut juga terdapat Museum Kepurbakalaan Banten, Masjid Agung Banten, dan Vihara Avalokitesvara.

[Baca juga : "Tiga Bangunan Bersejarah Banten Lama Ini Layak Dikunjungi"]

Vihara Avalokitesvara pada abad ke-16 yang merupakan salah satu Vihara tertua di Indonesia. Vihara ini memiliki sebutan sebagai Kelenteng Tridarma karena Vihara ini melayani tiga kepercayaan, yaitu Buddha, Kong Hu Cu, dan Taoisme. Bagi wisatawaan yang beragama lain, tetap dapat mengunjungi vihara ini dengan leluasa.

Salah satu pengurus vihara ini menjelaskan bahwa patung Dewi Kwan Im yang berada di dalam Vihara sudah berumur hampir sama dengan bangunan tersebut. Pada tahun 2009, vihara ini pernah mengalami kebakaran akibat arus pendek listrik.

Kebakaran yang terjadi pada saat itu membuat sebagian bangunan habis terbakar. Akan tetapi, patung Dewi Kwan Im yang bersejarah tersebut berhasil selamat dari kobaran api.

Tidak hanya masyarakat lokal yang berkunjung ke vihara ini, banyak wisatawaan dari luar daerah datang berkunjung untuk beribadah maupun sekadar ingin tahu, bahkan wistawan dari luar negeri juga ikut berkunjung ke lokasi ini.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Banten sedang melakukan penataan di sekitar wilayah vihara bersejarah ini. Penataan yang dilakukan oleh Pemprov Banten ialah dari kebersihan, penataan pedagang kaki lima, pemisahan zona-zona khusus yang memiliki nilai sejarah, serta perbaikan kanal-kanal yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Penataan ini bertujuan agar pengunjung yang datang ke daerah wisata Banten Lama merasa nyaman. Selain itu, melestarikan nilai-nilai sejarah yang berada di kawasan Banten Lama.

Objek sejarah lainnya yang wajib dikunjungi di kompleks Banten Lama adalah Istana Keraton Kaibon. Berdasarkan cerita sejarahnya tempat ini merupakan kediaman Ratu Aisyah ibu dari Sultan mSyaifuddin. Bangunan ini hancur karena di serang tentara Belanda pada saat peperangan melawan Kerajaan Banten yang tersisa sampai saat ini hanya sebagian dari bangunan istana.

Di lokasi yang berdekatan terdapat Istana Keraton Surosowan merupakan kediaman para Sultan Banten, di antaranya Sultan Maulana Hasanudin hingga Sultan Haji. Masjid Agung Banten merupakan salah satu bangunan peninggalan Kerajaan Banten yang hingga kini masih berdiri kukuh. Dibangun pada tahun 1652, tepat pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin, putera pertama Sunan Gunung Jati.

Masjid ini memiliki beberapa keunikan corak, di antaranya menaranya berbentuk mirip mercusuar, atapnya menyerupai atap dari pagoda khas gaya arsitektur Cina, ada serambi di kiri-kanan bangunan, serta kompleks pemakaman sultan Banten beserta keluarganya di sekitar kompleks masjid.

Di dalamnya, terdapat sembilan makam sultan beserta keluarganya. Makam yang sering dikunjungi pengunjung di antaranya makam Sultan Hasanudin dan makam Sultan Abul Mafakhir.

Makam sultan Maulana Hasanudin beserta keluarga dan para pengawalnya berlokasi di sisi utara Mesjid Agung Banten, terdapat dua bagian bangunan pemakaman pada bagian dalam tempat sultan beserta keluarga, sedangkan di sisi luar makam para pengawal.

Masjid Agung Banten bisa dibilang salah satu masjid tertua di Indonesia juga karena masjid ini berdiri sejak zaman kesultanan di Banten kira-kira pada tahun 1556. Masjid ini pun menjadi saksi sejarah Banten pernah memiliki pemerintahan kerajaan.

Penataan

Hasil dari penataan atau revitalisasi menjadikan komples Banten Lama menjadi bersih dan lebih rapi dengan tidak adanya pedagang pedagang yang berkeliaran dan mendirikan gerobak kaki lima, dan halaman di sekitar masjid sudah dipasangi paving block menggantikan hamparan ialang.

 

Ketika masalah datang menghampirimu, jangan berharap ia akan mudah, namun berharaplah bahwa ia akan membuatmu dewasa. . . . . #pelabuhankarangantu #exploreserang #vscocam #xiaomiyiindonesia

A post shared by Jajang Rukadi 🎧 (@_jajangrukadi) onApr 17, 2018 at 5:16am PDT

Jalan menuju tempat ini pun sangat mudah tinggal menuju Pelabuhan Karangantu atau ke arah Kasemen. Namun, untuk sampai ke jalan tersebut saat ini sedang ada pekerjaan pembetonan.

Pengunjung wisata Banten Lama tetap dapat membeli oleh-oleh dari pedagang yang kini ditempatkan pada lokasi yang sudah ditetapkan. Pedagang biasanya selain menjajakan makanan dan minuman juga cendera mata, seperti kerajinan Suku Badui, golok asli Ciomas, dan masih banyak yang lainnya. (Sumber: Artikel republika.co.id Foto vakansinesia.com)

...more

Tiga Bangunan Bersejarah Banten Lama Ini Layak Dikunjungi

Banten Lama, Banten

TripTrus.Com - Kawasan Banten Lama memiliki sejumlah tujuan wisata bersejarah yang kerap didatangi peminat wisata sejarah dan religi. Lokasinya yang berada di bibir pantai menawarkan cerita sejarah, pemandangan, serta gambaran kejayaan masa lalu.

Di kompleks Banten Lama, pengunjung bisa menemukan peninggalan Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, dan Benteng Spellwijk. Di kawasan tersebut ada Museum Kepurbakalaan Banten, Masjid Agung Banten, dan Vihara Avalokitesvara.

1. Vihara Avalokitesvara

 

Vihara Avalokitesvara Serang, Banten. Jl. Raya Serang, Banten, Kasemen, Kota Serang, Banten 42191 #viharaavalokitesvara #viharaavalokitesvarabanten #wisatabanten #note8photography #mobilephotography #terfujilah #xm1 #kakigatal *latepost

A post shared by Wani Lo (@wani_lo) onJun 20, 2018 at 3:36am PDT

Vihara ini dibangun pada abad ke-16 merupakan satu dari Vihara tua di Indonesia. Vihara ini memiliki sebutan sebagai Kelenteng Tridarma. Umat Buddha, Kong Hu Cu, dan Taoisme beribadah di sini. Seperti kebanyakan vihara masa lalu, umat beragama lain pun bisa leluasa mengujungi untuk sekedar menikmati suasana di sana.

2. Keraton Kaibon

 

Belajar Sejarah dari Travelling Nusantara. Lokasi : Keraton Kaibon (Banten). #nusantara #indonesia #explorenusantara #travelling #travellingnusantara #pesonaindonesia #visitindonesia #keratonkaibon #banten #shooting #cinema #actor #talent

A post shared by Januar Ismu Tanjung (@ismutanjung) onAug 18, 2018 at 9:10pm PDT

Tempat ini diyakini sebagai kediaman Ratu Aisyah, ibu dari Sultan Syaifuddin. Namun bangunannya hancur ketika tentara Belanda menyerang Banten. Untungnya masih tersisa bagian bangunan istana itu.  Di dekat tempat ini ada kediaman para Sultan Banten, dari Sultan Maulana Hasanudin hingga Sultan Haji.

[Baca juga : "Jadi Tempat Syuting Film, 7 Spot Wisata Indonesia Ini Makin Terkenal"]

3. Masjid Agung Banten

 

A post shared by Angga Senu Wardana (@anggasenuwardana08) onJul 28, 2018 at 7:18pm PDT

Masjid ini bercora unik. Menaranya mirip mercusuar dan beratap pagoda khas arsitekur Cina. Bangunan peninggalan Kerajaan Banten pada masa pemerintahan putra pertama Sunan Gunung Jati, Sultan maulana Hasanudin, ini masih kukuh berdiri, walau usianya sudah lebih dari tiga setengah abad.  

Di sini, kompleks makam sultan Banten beserta keluarganya berada. Tak hanya itu, pengunjung Banten Lama tetap bisa membeli oleh-oleh seperti kerajinan Suku Badui, atau golok asli Ciomas. (Sumber: Artikel tempo.co Foto vakansinesia.com)

...more
ButikTrip.com
remen-vintagephotography

Upcoming Trips

Treaking Gunung Papandayan
25 - 26 Apr 2025
Trekking Gunung Papandayan
02 - 03 May 2025
Baduy Dalam
03 - 04 May 2025
Trekking Gunung Papandayan
09 - 10 May 2025
×

...