Apr/22
TripTrus.Com - Malam selikuran adalah tradisi menyambut malam lailatul qadar. Sesuai namanya, selikur yang berarti 21, tradisi ini dilakukan setiap 21 Ramadan yang dihitung menurut kalende Islam atau Jawa.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh KOTA SOLO EVENT & INFO (@event.solo)
[Baca juga : "Festival Reog Jathilan"]
Tradisi malem selikuran diadakan di Keraton Yogyakarta pada tanggal 22 April 2022. (Sumber: Artikel idntimes.com Foto @max_ncahyo )
...moreApr/17
TripTrus.Com - Paskah merupakan salah satu perayaan besar yang dirayakan oleh umat Katholik dan Protestan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sebagai kota yang mayoritas penduduknya adalah Kristen, tentunya umat Kristen memiliki semangat yang besar ketika Paskah tiba.
Setiap gereja meperingati Hari Raya Paskah dengan mengadakan berbagai kegiatan. Beberapa kegiatan bahkan telah dilangsungkan sebagai agenda rutin dan dianggap sebagai sebuah tradisi. Salah satunya kegiatan tersebut adalah kegiatan kreasi salib.
Kreasi salib adalah kegiatan membuat replika Salib Tuhan Yesus untuk ditempatkan di area lingkungan gereja. Dalam kreasi salib ini, biasanya akan ada tiga buah salib yang akan dibuat. Hal ini dibuat untuk meggambarkan peristiwa penyaliban Tuhan Yesus di bukit Golgota dan bertujuan untuk memaknai kematian Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan umat manusia dari dosa.
Kreasi salib ini juga memberikan ruang bagi para orang muda Kristen untuk mengeluarkan sisi kreatif mereka dalam merancang dan membuat bahan untuk membentuk salib. Bahan pembuatan salib pun berbeda beda, ada yang terbuat dari potongan kayu, potongan besi, potongan ranting, pecahan kaca atau dari barang-barang bekas. Itu semua bergantung pada kreatifitas dari jemaat. Bahkan tak jarang, di beberapa gereja, mereka menjadikan kegiatan ini sebagai ajang perlombaan untuk mengasah kreatifitas jemaat.
Gereja-gereja di Kupang umumnya memiliki banyak jemaat. Mereka biasanya dibagi dalam beberapa sektor untuk memudahkan pelayanan, misalnya dalam sebuah gereja terdapat 50 kepala keluarga, maka akan dibagi tiga sektor untuk pelayanan atau disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan. Dimana, gereja–gereja di Kupang umumnya memiliki lebih dari dua sektor pelayanan. Jadi sendainya jika ada 10 gereja saja, maka ada sekitar 15-an salib yang didirikan untuk Paskah. Sehingga ketika Paskah tiba, kita akan dengan sangat mudah melihat ornamen salib di mana-mana yang bahkan telah didirikan dua minggu sebelum paskah. Setiap sektor dari gereja tersebut akan memilih sebuah tempat yang terbuka dan sedikit lebih luas untuk mendirikan tiga salib tersebut.
Lingkungan gereja tempat di mana saya tinggal juga melakukan hal yang sama. Tempat didirikan kreasi salib ini biasanya menjadi sentral kegiatan berkumpul selama kurang lebih seminggu dalam sektor itu. Berbagai kegiatan bersama pun digelar seperti peribadahan, menjadi tempat berkumpulnya para keluarga-keluarga Kristen dalam melakukan kegiatan bersama untuk menjalin keakraban satu sama lain serta menjadi ajang hiburan bagi anak-anak sekolah untuk mengisi masa liburan, karena libur paskah di Kupang berlangsung selama seminggu penuh. Bukan hanya itu, tapi tempat tersebut juga menjadi ajang membina keakraban bersama dengan teman-teman yang beragama lain karena ketika persiapan pembuatan kreasi salib, para pemuda Kristen juga mendapat banyak pertolongan dari teman yang berbeda keyakinan.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Pemuda Sinode GMIT (@pemuda_sinode_gmit)
Puncak acara terjadi pada hari Jumat terakhir sebelum Paskah yang biasa disebut Jumat Agung (peringatan kematian Tuhan Yesus). Pada hari Jumat, setiap gereja akan merayakan Jumat Agung dengan melakukan peribadahan di gereja yang telah didekorasi dengan warna ungu untuk menunjukkan perasaan berkabung atas kematian Tuhan Yesus. Bukan hanya itu saja, ada tradisi lain yang dikhusukan bagi jemaat yang telah dewasa pada Jumat Agung yakni ibadah perjamuan (roti dan anggur) pada sore hari. Tradisi perjamuan ini memiliki makna yang dalam yakni sebagai pengingat akan kematian dan janji kebangkitan Tuhan Yesus.
Di gereja tempat saya beribadah, kami memiliki tradisi lain yaitu setelah ibadah jumat agung dan perjamuan di gereja, para jemaat akan kembali melaksanakan kegiatan lain di tempat kreasi salib pada malam hari yaitu kegiatan duduk bersama untuk melantunkan puji-pujian sebagai bentuk peringatan akan kematian Tuhan Yesus. Pada hari berikutnya (Sabtu), para jemaat akan kembali berkumpul di tempat salib untuk melakukan ibadah bersama untuk memaknai akan kebangkitan Tuhan dan dilanjutkan dengan kegiatan ramah tamah. Biasanya setelah ibadah hari kedua, banyak jemaat yang tidak pulang ke rumah, melainkan memilih bertahan untuk menjaga tempat salib, sambil menunggu pawai dalam lingkungan gereja yang sering disebut dengan pawai obor.
Pawai obor adalah kegiatan yang dilakukan oleh gereja bagi umat untuk memperingati tentang kebangkitan Yesus dari kematian. Sejarah mengapa disebut pawai obor, hal dikarenakan sejak dahulu digelarnya pawai ini, jemaat akan berjalan akan berjalan mengelilingi lingkungan gereja dengan membawa obor (alat penerang yang terbuat dari bambu yang telah diisi minyak tanah dan diberi sumbu diatasnya agar dapat diibakar). Kegiatan membawa obor ini dilakukan sejak dulu dikarenakan jaman dulu penerangan di jalan belum masih sangat minim, tidak sebanyak sekarang. Namun tradisi ini terus dibawa hingga sekarang.
Pawai ini akan dimulai pada dini hari sekitar jam tiga pagi di mana para jemaat yang ada di setiap sektor berkumpul di gereja. Kemudian, para jemaat beserta para pengurus gereja akan berjalan mengelilingi setiap sektor sesuai dengan rute yang telah ditentukan dari pihak gereja. Mereka secara bersama-sama akan melaksanakan pawai dalam lingkup gereja mereka untuk melihat kreasi masing-masing sektor dan melihat beberapa pementasan drama singkat tentang cerita Paskah yang dipersiapkan dimasing-masing sektor. Setelah semua rute selesai, jemaat akan kembali ke gereja sebagai penutup.
Pawai obor yang telah selesai akan dilanjutkan dengan melakukan kegiatan lain di gereja yakni kegiatan mencari telur Paskah yang disembunyikan dalam area gereja. Kegiatan ini menjadi sangat menarik karena akan diikuti oleh semua kalangan usia, baik anak-anak atau orang tua, mereka akan berusaha untuk mencari telur Paskah. Walaupun mungkin hanya telur rebus biasa yang disembunyikan, tetapi ada kebahagian tersendiri ketika kita berhasil menemukan telur tersebut dalam masa raya Paskah.
Kegiatan cari telur Paskah ini bermakna tentang perubahan hidup yang lebih baik lagi setelah Paskah. Jemaat diharapkan dapat menjadi pribadi yang sudah melepas kelakuan buruk di masa lalu dan berusaha hidup ke depan dengan hati yang baru dan kelakuan yang baik. Kegiatan Paskah ini akan diakhiri dengan ibadah bertema Paskah di gereja sebagai puncak dari perayaan Paskah.
[Baca juga : "Yogyakarta Simfony Orkestra"]
Demikianlah tradisi yang bisa saya gambarkan secara utuh tentang Paskah di Kupang, ini hanya sebagian kecil. Karena di NTT punya banyak cara tradisi yang dilakukan ketika Paskah. Sebut saja kegiatan Semana Santa di Flores. Setiap tempat memiliki caranya sendiri untuk menghayati masa Paskah. Kegiatan itu juga dapat berupa kegiatan berbagi kepada orang tak mampu, pelayanan kasih kepada orang tua, bahkan lomba-lomba bertema rohani lainnya.
Tetapi yang menjadi sama adalah tradisi membuat kreasi salib yang terus dihayati sebagai bentuk pengingat tentang pengorbanan Sang Juruselamat bagi manusia yang dimaknai lebih lewat perilaku yang membawa sukacita. Paskah bukan hanya berbicara tentang tradisi, tetapi berbicara lebih banyak tentang hubungan manusia dengan pencipta lewat keyakinan yang dianutnya serta tentang keharmonisan hidup bersama orang lain. Tradisi boleh berbeda, tapi makna tentang Paskah haruslah tetap sama yakni tentang kasih yang tiada berakhir dari Tuhan Yesus yang semestinya terus kita sebar kepada sesama. (Sumber: Artikel aiya.org.au Foto pemuda_sinode_gmit )
...moreApr/02
TripTrus.Com - Festival Dugong merupakan keunikan alam yang memperlihatkan persahabatan antara alam dan fauna yang beragam. Di tahun ke-3 penyelenggaraan Festival Dugong, bakal ada berbagai acara menarik.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Nurchairifah Boli (@nurchairifah_boli)
Seperti Prosesi Upacara Adat Cinta Laut, Wisata Pengamatan Dugong, Parade Perahu Galla Soro (Lomba Galla Soro), Lomba Dayung Perahu Kano, Lomba Mural, Lomba Tarik Tambang Perahu, serta Pameran Usaha Ekonomi Kreatif dan Kuliner.
[Baca juga : "Pawai Paskah Kupang"]
Supaya memberikan rasa aman dan nyaman kepada para wisatawan serta kru yang bertugas, event ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, serta rapid test antigen. (Sumber: Artikel inews.id Foto fenceishak)
...moreApr/01
TripTrus.Com - Bulan April dibuka dengan Festival Reog Jathilan yang rencananya akan digelar pada tanggal 1. Ini adalah atraksi kesenian tradisional yang menggabungkan antara tarian jathilan dan reog yang tentu akan menarik banyak pihak.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh dae.kitchen_jogja (@dae.kitchen)
[Baca juga : "Warsimah Pasaran 2022 "]
Dan biasanya festival ini diadakan bergilir dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain di Yogyakarta dan kali ini direncanakan digelar di Gunung Kidul. (Sumber: Artikel idntimes.com Foto @sendohjogja )
...moreMar/01
TripTrus.Com - Warsimah Pasaran pertama kali digelar pada Oktober 2020 oleh Omah Kreatif Loedji’ 16 di wilayah Kalurahan Gunung Ketur. Menampilkan nuansa pasar tempo dulu melalui cara jual beli yang menggunakan nilai tukar mata uang kethip dan kuliner yang disajikan berupa jajanan tradisional.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh allen (@alen_eva)
[Baca juga : "The 5th Mataraman Cultural Archery Festival Jemparingan Paku Alams Cup"]
Warsimah Pasaran held for the first time on October 2020 by Omah Kreatif Loedji’ 16 in Gunung Ketur ward. It shows the vibe of old school market through the unique transaction with 'kethip' old coins and selling traditional snacks. (Sumber: Artikel pariwisata.jogjakota.go.id Foto @kopiwarsimah )
...moreFeb/27
TripTrus.Com - The 5th Mataraman Cultural Archery Festival Jemparingan Paku Alam’s Cup atau Lomba Jemparingan Mataraman Paku Alam Cup merupakan salah satu event tahunan yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta, yang juga merupakan rangkaian memperingati Hadeging Kadipaten Pura Pakualaman. Para wisatawan yang berasal dari luar Yogyakarta dapat mencoba tradisi panahan kuno asala Mataram yang menjadi ikon khusus di Yogyakarta. Untuk merasakan sensasinya dapat mengunjungiacara Mataraman Cultural Archery Festival Jemparingan Paku Alam’s Cup, bisayanya dilaksanakan di Lapangan Panahan Jalan Kenari, Yogyakarta.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh irhash surya prajana (@irhash_surya)
[Baca juga : "JogjaVaganza 2022"]
The Jemparingan Mataraman Paku Alam Cup Competition is one of the annual events held in the city of Yogyakarta, which is also a series of commemorating the ‘Hadeging Kadipaten Pura Pakualaman’. Tourists from outside Yogyakarta can try the ancient archery tradition from Mataram which has become a special icon in Yogyakarta. To feel the sensation, you can visit the Mataraman Cultural Archery Festival Jemparingan Paku Alam's Cup, usually held at the Archery Field, Jalan Kenari, Yogyakarta. (Sumber: Artikel pariwisata.jogjakota.go.id Foto @irhash_surya )
...moreFeb/25
TripTrus.Com - Jogjavaganza 2022 akan dihadiri ratusan potensial buyer domestik. Acara ini akan dihadiri para pengelola hotel, restoran, objek wisata serta sentra oleh-oleh. Selain Table Top akan diadakan tour Jogjavaganza.
[Baca juga : "Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XVI"]
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh YuniArti (@juniarti)
Jogjavaganza 2020 will be attended by potential domestic buyers from travel agent around Indonesia. Many of hotels, restaurant, tourism attractions and souvenir shops will participate in this event as the seller. Beside of Jogjavaganza Table Top as one of the programs from Jogjavaganza 2020, there also City tour Jogjavaganza. (Sumber: Artikel pariwisata.jogjakota.go.id Foto @hermanpbakara )
...moreFeb/20
TripTrus.Com - Peringatan Tahun Baru Imlek bagi masyarakat Tionghoa di Yogyakarta biasanya diselenggarakan di Kampung Ketandan, Jalan Malioboro. Bernama Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XV dengan tajuk "The Cultural Colors of Wonderfull Indonesia", dalam acara ini terdapat karnaval Liong dan Naga Barongsai, Bazar kuliner, Konsultasi Feng shui dan Sinshe.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh KULINER JOGJA // SABELLA (@masakjajan)
[Baca juga : "11 Event Unggulan Jawa Tengah Tahun 2022"]
Celebrate Chinese New Year in Yogyakarta at Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XV with theme "The Cultural Colors of Wonderfull Indonesia " Usually held at Kampung Ketandan, Yogyakarta, this event has many activities that only come up at Chinese New Year, such as Barongsai, Liong Carnival, Culinary Bazaar, Fengshui and Sinshe Consultant. (Sumber: Artikel pariwisata.jogjakota.go.id Foto @arifin_1209)
...moreApr/29
TripTrus.Com - Sebuah tradisi masa lalu di Banten, akan kembali dihadirkan dalam Seba Baduy 2020, 29 April - 6 Mei 2020. Tradisi ini adalah aktivitas saat masyarakat Baduy melakukan long march pusat pemerintahan Banten. Mereka datang membawa beragam hasil bumi yang mereka dapat selama setahun. Kegiatan ini sudah berlangsung ratusan tahun.
Suku Baduy terbagi dua, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Warga Baduy Luar atau Baduy Pendamping bisa ditandai dari pakaian hitam dengan ikat kepala biru. Sedangkan warga Baduy Dalam atau Urang Jero memakai busana dan ikat kepala putih.
Urang Jero bisa dijumpai di Kampung Cibio, Cikawartana, dan Cikeusik. Dalam Seba Baduy, Urang Kanekes-sebutan masyarakat Baduy- membawa beragam komoditas hasil bumi. Seperti padi, gula aren, pisang, sayuran, dan palawija. Selama ini, Urang Kanekes memang mengembangkan bercocok tanam secara tradisional.
[Baca juga : "Bali Spirit Festival 2020"]
“Seba Baduy memang menarik. Ini adalah budaya yang sangat tua dan tetap lestari hingga saat ini. Seba sendiri berarti seserahan. Produk yang diserahkan beragam hasil bumi. Seba Baduy pun menjadi ungkapan rasa syukur. Ritual ini juga jadi media komunikasi dengan pemerintah,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati dalam siaran persnya.
Rangkaian panjang harus dilakukan masyarakat Baduy dalam tradisi ini. Sebelum Seba digulirkan, Urang Kanekes menjalankan ritual Kawalu selama 3 bulan penuh. Yaitu rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi Urang Kanekes.
Selama proses Kawalu, seluruh kawasan Baduy akan tertutup bagi masyarakat umum. Ritual Kawalu sendiri terbagi dalam 3 sesi. Nuansa religi pun semakin kental dalam ritual Kawalu ke-3. Saat itu, Urang Kanekes melakukan puasa. Ritual berbukanya pun unik, yaitu memakan daun sirih dan gambir.
Kewajiban puasa berlaku bagi warga Baduy dengan usia di atas 15 tahun. Berakhirnya ritual Kawalu ditandai dengan Ngalaksa. Ritual Ngalaksa ini merupakan aktivitas saling berkunjung Urang Kanekes. Mereka pun bersilaturahmi dengan kerabat dan tetangga sembari membawa hasil bumi.
View this post on Instagram
A post shared by π‘πͺπ½π·πͺπ€π½πͺπΆπ²πΉ (@ratamdup30) onMay 5, 2019 at 10:00pm PDT
Berikutnya, dilakukan dialog budaya antara Urang Jero dan Baduy Pendamping dengan para panggede atau pemerintah. Inti dialognya, menjaga kelestarian alam. “Tradisi Seba Baduy even besar. Selalu menarik perhatian publik. Wajar bila Seba Baduy selalu banjir wisatawan. Mereka tertarik karena masyarakat Baduy tetap memegang tradisi, meski modernisasi dunia berkembang pesat,” terang Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelengggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Rizki Handayani.
Hidup sesuai tradisi, Urang Kanekes memang masih memegang teguh ajaran leluhurnya. Sebab, Baduy memiliki Hukum Adat Leluhur. Inti peraturannya, ‘Gunung Tak Diperkenankan Dilebur, Lembah Tak Diperkenankan Dirusak’. Berikutnya, ‘Larangan Tak Boleh Diubah’ dan ‘Panjang Tak Boleh Dipotong’ lalu ‘Pendek Tak Boleh Disambung’. Penutupnya, ‘Yang Bukan Ditolak Yang Jangan Harus Dilarang’. Dan, ‘Yang Benar Haruslah Dibenarkan’.
“Dengan menganut hukum adat, keseimbangan hidup manusia dan alam akan terus terpelihara di sana. Akan ada banyak manfaat positif yang mengalir. Serupa event Seba Baduy yang maksimal menggerakan perekonomian masyarakat. Kesejahteraan ini pun akan terus dinikmati oleh masyarakat di sana sampai kapanpun,” tutup Rizki. (Sumber: Artikel galamedianews.com Foto derapfakta.com)
...more