Di Banten terdapat sebuah masjid yang telah dibangun sejak lama dan merupakan masjid tua. Masjid tersebut adalah masjid Kasunyatan. Meskipun lokasinya tidak berada di kota dan bukan di pinggir jalan, masjid ini sangat unik. Meskipun konon masjid ini angker karena sebagian masyarakat disana pernah tidur di masjid Kasunyatan dan ketika bangun orang tersebut berada di tengah hutan. Ditambah dengan adanya burung hantu dan pepohonan besar disekitar masjid menjadikan tempat ini terkesan angker.
Memiliki nama masjid Kasunyatan karena masjid ini berada di kampong Kasunyatan tetapi masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Al-Fatihah karena dianggap sebagai masjid pembuka. Ditambah dengan luas bangunan masjid Kasunyatan mencapai 144 meter persegi dan angka tersebut merupakan jumlah huruf surah Al-Fatihah yang merupakan surat pembuka dalam Al-Qur’an.
Masjid Kasunyatan telah dibangun diatas lahan seluas satu hektar dan memiliki tiga bagian dalam bangunan masjid tersebut antara lain dua pendopo dan satu ruangan utama. Bagian ruang utama masjid Kasunyatan tidak terlalu besar dan tidak luas. Namun hal yang unik dari masjid ini yaitu terdapat ‘singgasana’ milik Sultan Maulana Yusuf yang terbuat dari kayu jati dan dilapisi menggunaka cat berwarna putih dan emas. Dibagian atas singgasana tersebut masih terdapat sebuah Pedang Cis berbelah dua dibagian ujungnya yaitu pedang miliki Sultan Maulana Yusuf. Saat ini tempat ‘singgasana’ tersebut dijadikan tempat khutbah dan pedang tersebut dijadikan sebagai pegangan khotib ketika menyampaikan khutbahnya.
Tak hanya itu saja, masjid Kasunyatan memiliki hal unik lainnya, seperti segalanya memiliki jumlah empat. Antara lain masjid ini memiliki empat pintu gerbang, empat pintu masjid, empat tiang besar, menara yang berbentuk persegi empt hingga sebuah kubah yang berbentuk empat burung. Jumlah empat tersebut memiliki simbol sebagai empat perkara yang harus disebarkan yaitu keislaman, keimanan, keikhsanan dan keikhlasan, masjid Kasunyatan juga memiliki empat makna antara lain kesucian, kenyataan, kesepian dan kesunyian.
Disekiar masjid Kasunyatan juga dapat ditemukan sebuah kolam pemandian dengan kedalaman empat meter. Konon biasanya kolam pemandian tersebut di gunakan oleh para mualaf. Bahkan tak jarang setiap Kamis malam beberapa orang datang ke kolam pemandian tersebut dan dilanjutkan dengan ziarah. Karena disana juga terdapat komplek Panembangan Sulaiman yaitu komplek makam yang terbagi dalam dua bagian. Di bagian utara terdapat makam Syekh Abdul Syukur Sepuh, Syekh Ahmad Almadani, Tb Urip, Syekh Habul, Tb Sulaiman dan beberapa lainnya. Sedangkan dibagian selatan terdapat malam dari Nyi Ratu Aisyah, Nyi Karimah, Nyi Ratu Ayu Sari Banon dan lain-lainnya.
Dari tahun pembangunan masjid Kasunyatan memiliki pendapat yang berbeda. Salah satu sumber menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1533 oleh Maulana Hasanuddin yang merupakan seorang Sultan pertama di Kesultanan Banten. Disandingkan dengan catatan sejarahnya, masjid Kasunyatan dibangun jauh lebih dulu ketika pembangunan masjid Agung Banten tepatnya pada tahun 1522. Hal ini memberikan tanda tanya alasan apakah yang menyebabkan Maulana Hasanuddin membangun masjid ini di Kasunyatan yang tempatnya tidak berada dalam wilayah keraton. Namun lepas dari itu, masjid Kasunyatan tetap merupakan masjid tertua yang masih ada hingga kini di Banten.
Ketika akan memasuki masjid, para jamaah atau pengunjung akan melewati gapura yang dicat berwarna putih. Dan ketika memasuki masjid Kasunyatan, suasana yang adem dan sejuk sangat terasa ditambah dengan luas masjid yang sederhana serta warna yang natural tidak mencolok mebuat jamaah dan pengunjung akan merasa lebih nyaman dan melaksanakan ibadah lebih khusyuk.