Kalianda adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Indonesia yang terletak di kaki Gunung Rajabasa, kota kecil yang bersahaja. Kota ini juga terletak di tepi pantai di sepanjang teluk Lampung.
Ada banyak objek pariwisata di Kalianda, diantaranya Taman Makam Pahlawan Radin Intan II, Pemandian Way Belerang, Pantai Batu Kapal, Pantai Bom yang sekaligus juga sebagai tempat pelelangan ikan, ada juga Pantai Canti, Pantai Gunung Botak atau Pantai Wartawan. Ada juga air terjun atau curug Way Kalam dengan tujuh tingkat air terjunnya. Selain itu ada juga pariwisata di kec. lain seperti wisata Krakatau, Kalianda Resort,Krakatoa, Pantai Merak Belantung, Way Panas Kalianda, Way Belerang Simpur, Pantai Laguna Helau.
Suku asli Kalianda adalah Lampung Pesisir. Sedangkan suku pendatang, diantaranya ada jawa, sunda, jawa serang,Minang kabau [Padang], Semenda [Palembang] ,batak, bali. Biasanya suku pendatang tinggal secara berkelompok dan bisa menjadi sebuah desa.
Kalianda termasuk penghasil durian. Buah durian ini biasanya dijual dipinggir jalan di depan rumah penduduk. Harganya tergantung dari besar kecilnya bauh durian. Di pasar Kalianda, biasanya jika musim durian tiba, banyak sekali penjual durian dengan harga yang cukup murah jika dibandingkan di kota besar. Masyarakat Kalianda termasuk pencinta durian, hingga durian pun diolah menjadi tempoyak dan bisa juga dimasukkan ke dalam kopi panas atau dicampur dengan rujak (disini rujak adalah es buah).
Ikan yang paling enak untuk di bakar adalah ikan tengkurungan. Ikan ini akan sangat mudah di dapat di pasar Kalianda, ditemani dengan sambal khas masyarakat kalianda yaitu sambal seruit. Sambal seruit ini bumbunya sangat sederhana, yaitu cabe rawit, garam, bawang merah, tomat biasa atau lebih enak lagi kalau pakai tomat rampai. Tomat rampai ini bentuknya bulat kecil seperti cerry yang rasanya sangat asam. Bisa juga rampai diganti dengan belimbing tunjuk [belimbing wuluh].