Keberadaan Botu Liyodu Lei Lahilote tidak lepas dari legenda Lahilote yang konon jatuh cinta pada bidadari cantik dari kayangan bernama Boyilode Hulawa. Dengan akal bulusnya untuk bisa menikahi bidadari tersebut, Lahilote mencuri sayap sang bidadari yang berbentuk selendang. Dengan bujuk rayu akhirnya Boyilode dipersunting oleh Tahilote.
Suatu hari, ketika Tahilote mencari rotan di hutan, istrinya tidak sengaja menemukan selendang yang dicuri oleh Tahilote di dalam bambu. Dengan perasaan senang bercampur kecewa Boyilode Hulawa kembali ke kayangan. Dengan bantuan sebatang rotan, Tahilote melotarkan dirinya ke kayangan menyusul sang bidadari.
Di kahyangan, Lahilote bertemu istrinya dan mereka tinggal bersama untuk beberapa saat namun nasib malang menimpa Lahilote karena rambutnya mulai beruban. Undang-undang negeri kayangan mengharuskan Lahilote kembali ke bumi karena negeri kayangan bukan tempat manusia yang mengalami penuaan (beruban). Kemudian, ia turun ke Bumi dengan menggunakan tali yang dirajut dari ubannya. Namun, nasib malang pun menimpanya. Tali yang digunakannya putus, dan ia pun jatuh ke bumi dalam posisi berdiri. Kaki kanannya jatuh di Pantai Pohe, sedangkan kaki kirinya jatuh di Pelabuhan Kwandang, seperti dilansir dari laman Indonesiatravel.