dahulu kawasan yang sekarang menjadi Bukit Tangkiling adalah sebuah kampung tepi sungai. Singkat cerita, Kilin bertemu dengan ibunya yang dahulu pernah ditinggalkan. Kilin mengucapkan sumpah pada ibunya yang menyebabkan dia terkena kutukan. Langit tiba-tiba berubah, hujan turun dengan derasnya, sementara kilat menyala-nyala dilangit diikuti dengan sahutan suara guntur. Keadaan menjadi begitu kacau, namun pada akhirnya semua hal tersebut menjadi reda. Setelah reda ternyata kapal yang dibawa oleh Kilin ternyata berubah menjadi batu. Penumpang kapal tersebut tidak diketahui lagi dimana keberadaanya. Sementara kampung yang tadinya berada di tepi sungai kemudian mengering dan berubah menjadi dataran tinggi yang sekarang disebut dengan Bukit Tangkiling. Sekarang yang tersisa di Bukit Tangkiling hanyalah sebuah batu yang disebut oleh masyarakat setempat dengan nama Batu Banama. Sesuai dengan nama kapal yang dibawa oleh Kilin. Meskipun tidak terlihat seperti sebuah kapal, namun batu itulah yang dimaksud dalam cerita rakyat mengenai Kilin.