shop-triptrus


Ternyata Makanan Ini Sangat Cocok Dijadikan Sebagai Bekal Mendaki

TRIPTRUS - Meski lelah dan payah, mendaki gunung memiliki kenikmatan yang lengkap. Setiap hal kecil selama pendakian, masing-masing memiliki seni tersendiri yang ada sisi nikmatnya.  Lumrah saja kalau banyak pendaki yang baru saja turun dari puncak masih terlihat lesu, dekil, dan berantakan, namun, jika ditanya pasti suatu saat akan mengulangi pendakiannya lagi. Andai bisa, dalam waktu yang dekat.Ngopi misalnya. Ngopi di rumah beda nikmatnya dengan ngopi di atas matras sembari menghirup hawa sejuk pegunungan dan memandang dengan bebas samudera awan yang mengumpal-gumpal. Makan juga sama. Sembarang makanan asal dimakannya di gunung bersama teman-teman semuanya akan terasa nikmat.Sensasi makan dan minum yang enak itu semestinya diimbangi denga kandungan nutrisi yang mumpuni. Mengingat naik gunung tak cuma butuh enak, tapi juga butuh sehat, seger, dan waras. Makanan-makanan berikut adalah makanan yang cocok untuk bekal mendaki yang omahpetualang.com rangkum dari pelbagai sumber:1. BiskuitSelain praktis, biskuit juga memiliki nutirisi yang seimbang sebagai cadangan energi selama pendakian. Biskuit adalah logistik paling tidak ribet dan bisa kapan saja dinikmati di jalur pendakian.2. MaduMadu sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuhmu. Nutrisi yang terkandung dalam madu sangat berguna bagi tubuh yang bekerja keras saat mendaki. Stamina yang kuat harus selalu dipertahankan untuk menghadapi situasi tak menentu di jalur pendakian. Untuk itulah madu ada.3. SerealSereal mengandung karbohidrat, protein, dan vitamin, zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Membuatnya sangat mudah, hanya perlu diseduh dengan air panas sereal sudah siap dinikmati. S3real juga ringan dibawa.4. RotiRoti adalah pengganjal perut paling manjur ketika perut keroncongan saat mendaki. Roti bisa bermacam-macam yang dibawa bekal. Bergantung selera masing-masing. Bisa roti tawar, roti sisir, roti gandum, dll, dll, dll.5. Cokelat BarCoklat mengandung senyawa phenethylamine yang bisa meningkatkan hormon endorfin dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih tenang dan rileks. Coklat juga mengandung cukup kalori dan mudah mengenyangkan perut. Tapi jika Anda memiliki sakit maag, coklat tidak direkomendasikan karena coklat justru akan memancing asam lambung makin naik.6. Bubur InstanBubur instan mudah ditemui di warung-warung. Harganya juga terjangkau. Bubur instan hampir serupa dengan sereal. Cara membikinnya juga sama. Cukup diseduh air panas.7. Mi InstanMi instan adaalah makanan paling populer di gunung. Rasanya enak, membuatnya mudah, dan harganya murah.8. BuahBuah memiliki kandungan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh. Buah juga dapat menyegarkan badan. Sebaiknya memilih buah yang  tidak mudah busuk.Selain beberapa makanan yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada beberapa makanan sehat yang lain seperti telor, sayuran, beras, dan makanan kaleng. Namun beberapa pendaki mengaku teralu ribet dan membutuhkan manajemen tersendiri ketika memutuskan untuk memasak nasi dan sayur.  (Sumber: Artikel omahpetualang.com Foto jalanpendaki.com) 
...more

Mengunjungi Taman Nasional Gunung Bromo saat Libur Lebaran: Panorama Alam yang Menakjubkan

TripTrus.Com - Taman Nasional Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata alam yang sangat terkenal di Indonesia. Terletak di Jawa Timur, Gunung Bromo menjadi salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Libur Lebaran menjadi momen yang tepat untuk mengunjungi Gunung Bromo karena cuaca di sekitar Gunung Bromo cenderung cerah dan tidak terlalu dingin.       View this post on Instagram A post shared by Ossan m🧡m (@nifa727) Selain itu, ketika berkunjung ke Gunung Bromo pada Libur Lebaran, Anda akan disuguhi pemandangan yang sangat memukau. Dari ketinggian, Anda akan melihat langit biru yang cerah, padang rumput yang hijau, dan pegunungan yang indah. Tidak hanya itu, ketika fajar menyingsing, Anda akan bisa menyaksikan pemandangan sunrise yang menakjubkan di sekitar Gunung Bromo. [Baca juga : "Pengalaman Berbeda Di Pulau Bali Selama Libur Lebaran: Festival Budaya Dan Aktivitas Outdoor"] Saat Libur Lebaran, Anda juga bisa melihat tradisi unik masyarakat sekitar yang disebut dengan "Upacara Kasodo". Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam sebelum Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat setempat akan berkumpul di sekitar Gunung Bromo untuk melakukan ritual adat yang diyakini sebagai tanda syukur atas hasil panen yang telah diperoleh. Namun, saat berkunjung ke Taman Nasional Gunung Bromo, penting untuk mengikuti aturan dan peraturan yang berlaku, serta menjaga kebersihan dan kelestarian alam. Anda juga disarankan untuk membawa pakaian yang nyaman, sepatu yang nyaman, serta membawa bekal yang cukup untuk perjalanan Anda. (Sumber Foto @zahrulmubbarak) 
...more

Tari Jaipong

Tari Jaipong lahir dari kreatifitas seorang seniman Bandung bernama Gugum Gumbira yang menaruh perhatian besar pada kesenian rakyat seperti tari pergaulan Ketuk Tilu. Gugum Gumbira memang sangat mengenal pola-pola gerak tari tradisional Ketuk Tilu, seperti gerak bukaan, pencugan, nibakeun, dan gerakan-gerakan lainnya. Pada awal kemunculannya, Tari Jaipong disebut dengan Ketuk Tilu Perkembangan karena tarian ini memang dikembangkan dari tari Ketuk Tilu.Karya Gugum Gumbira yang pertama kali dikenal masyarakat adalah Tari Jaipong "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong". Dari kedua jenis tarian itu, muncullah sejumlah nama penari Jaipong yang terkenal seperti Tati Saleh, Eli Somali, Yeti Mamat, dan Pepen Dedi Kurniadi. Kemudian pada tahun 1980-1990-an, Gugum Gumbira kembali menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, dan lain-lain. Kembali lagi muncul penari-penari Jaipong yang handal seperti Ine Dinar, Aa Suryabrata, Yumiati Mandiri, Asep Safaat, Iceu Effendi, dan beberapa penari lainnya.Bisa dikatakan, Tari Jaipong sudah menjadi salah satu ikon keseniaan Jawa Barat, dan sering dipertontonkan pada acara-acara penting untuk menghibur tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat. Juga, saat melakukan misi kesenian ke mancanegara. Padahal di awal kemunculannya, tarian ini sempat menjadi perbincangan hangat, terlebih karena gerakan-gerakannya yang dianggap erotis dan vulgar. Tapi hal itu justru membuat Tari Jaipong mendapatkan perhatian dari media, termasuk ditayangkannya Tari Jaipong pada tahun 1980 di TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Semenjak itu, Tari Jaipong semakin populer dan frekuensi pementasannya pun semakin bertambah.Kelahiran Tari Jaipong pun menginspirasi para penggerak seni tari tradisional untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang mendapat perhatian. Kemunculan jenis tarian ini juga membuka lahan usaha bagi para penggiat seni yang membuka kursus untuk belajar Tari Jaipong. Sementara pengusaha hiburan malam memanfaatkan Tari Jaipong untuk memikat pengunjung tempat usahanya. Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...more

7 Tempat Pertapaan Bersejarah Bung Karno Yang Bisa Jadi Daftar Wisata Kalian

TripTrus.Com - Semua orang tahu dan sangat yakin bahwa Bung Karno, Sang Proklamator kita itu benar-benar memiliki kharisma yang tidak ada tandingan dengan siapa pun saat itu, bahkan juga sekarang. Kharisma, kewibawaan dan kedigdayaannya itu tentu tidak didapat begitu saja tanpa usaha keras untuk mendapatkannya.  Menurut kepercayaan orang Jawa, bahkan juga banyak suku di Nusantara, bahwa kharisma itu didapatkan lewat tapa brata dan puasa yang sangat keras. Bahwa sesuatu yang diperoleh itu bukan sekadar turun begitu saja dari langit biru.  Bagi Bung Karno, juga semua orang sakti, yang berilmu tinggi dengan kharisma yang tiada tandingan itu, biasanya memiliki tempat-tempat untuk meditasi dan tapa brata yang khusus dan sendiri.  Puasa dan tapa brata itu dilakukan sejak zaman dulu kala di berbagai suku di Nusantara.  Bung Karno, Soeharto, dan para raja zaman dulu di berbagai kerajaan di Nusantara ini memang memiliki kebiasaan itu.  Bung Karno memiliki 7 tempat pertapaannya.  1. Goa Istana, Banyuwangi Goa Istana berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi yang terkenal angker. Menurut masyarakat setempat, Soekarno pernah bertapa di beberapa goa yang terdapat di Alas Purwo, salah satunya adalah Goa Istana. Masyarakt setempat percaya jika di Goa Istana menyimpan berbagai benda pusaka dan cerita- cerita mistis. Terdapat mitos yang dipercaya oleh masyarakat jika si pertapa tertidur kemudian bertemu oleh ratu, maka hal tersebut pertanda baik. Hingga saat ini di Goa istana masih banyak orang yang melakukan pertapaan, bahkan para caleg yang akan mencalonkan dirinya mereka bertapa dahulu di goa istana. 2. Pertapaan Indrokilo, Prigen Tempat pertapaan Soekarno yang lain adalah Pertapaan Indrokilo, pertapaan yang terletak di desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan ini juga dipercaya pernah disinggahi oleh soekarno untuk menyepi.  Menurut masyarakat setempat, Bung Karno mencari Wahyu Cakraningrat yaitu wahyu yang dianggap sebagai syarat untuk mendapat kekuasaan dan takhta suatu kerajaan. Selain wahyu Cakraningrat, Bung Karno juga mendapatkan sebuah pusaka yang digunakannya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menurut pewayangan jawa, yang mendapatkan Wahyu Cakraningrat adalah putra dari R.Arjuno yaitu Abimanyu, Abimanyu mengalahkan beberapa pesaingnya, yaitu lesmana mandrakumara dan samba wisnubrata. 3. Goa Selomangleng, Kediri Tempat pertapaan Soekarno yang lain adalah Goa Selomangleng. Goa Selomangleng dalam bahasa jawa berarti batu miring, dinamakan Selomangleng dikarenakan lokasinya yang berada di lereng bukit yang miring. Pada saat ini Goa Selomangleng dijadikan sebagai objek wisata. Menurut cerita masyarakat setempat, pada zaman dahulu tempat ini digunakan oleh Dewi Kilisuci yang merupakan putri dari Sri Aji Jayabaya, Raja Erlangga yang kemudian dipercaya menjadi Nyi Roro Kidul. Karena itulah mengapa Goa Selomangleng ini disinggahi oleh Soekarno untuk bermeditasi dan memikirkan keadaan Indonesia. 4. Alas Ketonggo, Ngawi Tempat pertapaan Soekarno berikutnya adalah Alas Ketonggo. Alas Ketonggo ini merupakan kawasan hutan jati, di hutan inilah terdapat pemakaman prabu Brawijaya V yang lari dari kerajaan Majapahit karena serangan dari kerajaan Demak.  Kawasan hutan ini dipercaya memiliki daya mistis yang sangat tinggi karena adanya kerajaan gaib dan gerbang gaib yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia gaib. Di areal hutan ini juga terdapat pesanggrahan Soekarno yang merupakan tempat soekarno untuk bertapa. 5. Gedung Bentol, Istana Cipanas Tempat pertapaan Soekarno lainnya adalah Gedung Bentol yang berada di areal Istana Cipanas Presiden, Kabupaten Cianjur ini dibangun oleh R.M. Soedarsono dan F. Silaban.  Gedung Bentol ini berada di belakang bangunan utama dari Istana Cipanas. Gedung ini pernah digunakan oleh Presiden Soekarno untuk membuat naskah pidato yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme Indonesia. Gedung bentol ini digunakan untuk mencari inspirasi dikarenakan arealnya yang sunyi sehingga cocok dijadikan tempat bersemedi oleh Bung Karno. 6. Goa Ratu, Cilacap Tempat pertapaan Soekarno yang lain adalah Goa Ratu, Goa yang terbentuk karena fenomena alam ini tidak diketahui persis dimana tempatnya. Namun goa Ratu sudah banyak yang mengunjunginya, pengunjungnya pun tidak hanya dari pulau Jawa melainkan juga Luar Jawa.  Orang-orang yang datang ke goa Ratu kebanyakan bermeditasi dan memohon suatu kepada sang pencipta. Banyak para pengunjung yang sering melihat sosok Kanjeng Ratu Kidul karena Goa ini merupakan salah satu tempat petilasan Ratu Kudul.  Menurut cerita warga sekitar, Presiden Soekarno dan Soeharto pernah menyepi di Goa Ratu. 7. Gunung Munara, Bogor Tempat pertapaan Soekarno berikutnya adalah Gunung Munara. Gunung Munara yang terdapat di daerah bogor ini merupakan tempat yang sakral, itu terbukti dari adanya beberapa titik yang sering dijadikan tempat untuk pertapaan.  Gunung Munara ini memiliki tiga puncakm beberapa goa serta batu – batu besar yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Sebut saja Batu Adzan dan Batu Qur’an, menurut masyarakat setempat batu adzan merupakan tempat Sultan Hasanuddin mengumandangkan Adzan yang dekat dengan tempat pertapaannya. Selain itu juga terdapat goa yang dinamakan Goa Soekarno, dinamakan Goa Soekarno dikarenakan goa ini tempat Bung Karno Bertapa. (Sumber: netralnews.com Foto bogor.tribunnews.com)
...more

Pelaku Industri Wisata Siap Terapkan Protokol Kesehatan

TripTrus.Com - Pelaku industri pariwisata khususnya di sektor hotel dan restoran sudah siap menyambut pemulihan pariwisata di era new normal. Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebut, penerapan protokol kesehatan jadi poin utama yang harus dilakukan pelaku industri wisata sektor perhotelan dan restoran. "Saat ini hotel-hotel dan restoran siap menjalankan protokol kesehatan dengan acuan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No 328 tahun 2020. Kami dari pelaku usaha sekarang buat ekspose untuk penerapan tersebut buat promosi produk dan kepercayaan bagi pengunjung. Jadi mereka lihat proses kami lakulan protokol tersebut," kata Maulana saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu. Dengan penerapan protokol kesehatan di industri pariwisata maka akan meningkatkan kepercayaan diri para wisatawan dan pengunjung. Maulana menyebut ada dua jenis wisatawan domestik di Indonesia. Pertama, wisatawan leisure yang memang ingin berekreasi. Kedua, business tourism. Maulana menyebut potensi wisatawan leisure besar akan terjadi pada Natal dan Tahun Baru. Apalagi ada kebijakan libur Lebaran atau cuti bersama yang dialihkan pada akhir tahun nanti. [Baca juga : "Menparekraf Sebut Wisata Alam RI Risikonya Rendah Covid-19"] Ia berharap pemerintah bisa mendorong business tourism terlebih dahulu, yang nantinya akan membuat hotel kembali aktif. "Pergerakan business tourism itu kan kebanyakan domestik, mayoritas dari kegiatan pemerintah. Kami berharap kegiatan di hotel dari pemerintah bisa (diaktifkan) agar hotel dan restoran kembali aktif," imbuhnya. Maulana menambahkan dari kebijakan protokol kesehatan di hotel dan restoran akan menambah biaya operasional hampir 10% dari total biaya. (Sumber: Artikel nasional.kontan.co.id Foto syta.org) 
...more

9 Event Besar di Jawa Timur Oktober 2023

TripTrus.Com -  Banyak banget event keren yang bakal heboh di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur pas bulan Oktober 2023 nih, bro! Eventnya nggak main-main, macem-macem, dari festival, jambore, sampe pasar rakyat, pokoknya semuanya ada.       View this post on Instagram A post shared by Jambore Jawa Timur 2023 (@jamborejawatimur2023) Kita nih ngecek dari akun Instagram @eventjawatimur, dan ini dia sembilan event seru di Jawa Timur buat Oktober 2023: 1. Banyuwangi Aquaculture Festival 2023 Ini festival seru yang berlangsung selama tiga hari dari 1-3 Oktober 2023. Lokasinya di Balai Benih Ikan Kecamatan Genteng Banyuwangi. 2. Serang Culture Festival VII 2023 Nah, festival ini gak main-main, bro, berlangsung selama 29 hari mulai dari 1 sampe 29 Oktober 2023 di Wisata Pantai Serang, Desa Wisata Serang Blitar. Ada macem-macem festival, kayak Serang Fishing Festival, Kite Festival, Patung Pasir, Barong Festival, Pantai Serang Jazz Festival, dan Kroncong Festival. 3. Hari Jadi Kota Batu ke-22 2023 Event ini berlangsung sepanjang bulan Oktober 2023 di Kota Wisata Batu. Bakal ada banyak UMKM dan Ekonomi kreatif yang tampil. 4. Jambore Jawa Timur 2023 Buat kamu yang suka jambore, nih! Event ini berlangsung dari tanggal 2 sampe 7 Oktober 2023 di Bumi Perkemahan Ngawun Abilowo Parengan Tuban. Ada 1.900 peserta dari 38 kwartir cabang se Jawa Timur, loh. 5. Jatim Fest 2023 Festival ini digelar selama empat hari dari tanggal 4 sampe 8 Oktober 2023 di Jatim Expo Surabaya. Rangkaian acaranya buat merayakan hari jadi Jawa Timur ke - 78 dengan pesta belanja, hiburan, dan rekreasi ala Jawa Timur. [Baca juga : "Calender Of Event Wonosobo Bulan Oktober 2023"] 6. Semarak MTQ XXX Provinsi Jawa Timur 2023 Event ini digelar pada Kamis, 5 Oktober 2023, di GOR Untung Suropati Kota Pasuruan. Ada guest star Setia Band dan Charly Van Houten yang bakal bikin meriah. 7. Sampang Envesment Week 2023 Buat yang suka bisnis, event ini wajib nih. Digelar dari tanggal 5 sampe 7 Oktober 2023 di Kabupaten Sampang Madura. Ada exhibition, talkshow, seminar discussion, Sampang talent search, pengobatan gratis, dan juga hiburan. 8. Gelar Reog Bulan Purnama 2023 Ada event seru lagi nih! Digelar Sabtu, 7 Oktober 2023, mulai jam 7 malam di Aloon - aloon Ponorogo. Ada grup reog Singo Mudo Kecamatan Jenangan, plus penampilan kreasi tari dari Sanggar tari Kinanti putri dan Granggang Suh. 9. Pasar Rakyat Madiun 2023 Event ini udah berlangsung dari 22 September sampe 7 Oktober 2023 di Alun-alun Caruban Madiun. Keren banget buat ngerayain HUT ke-4 Paguyuban Pedagang Alun-Alun Caruban bersatu. Nah, itu dia beberapa event asik yang bakal bikin bulan Oktober 2023 di Jawa Timur makin seru! Jangan sampe ketinggalan, bro! (Sumber Foto @b_roll.studio) 
...more

Tradisi Idul Adha Nusantara, Dari Ngejot Sampai Manten Sapi, Seru Banget!

TripTrus.Com - Lo tau nggak sih, ternyata Idul Adha di Indonesia tuh nggak cuma soal potong kambing dan sapi doang. Di berbagai daerah, ada tradisi-tradisi unik yang kece banget, kental sama budaya lokal, dan penuh makna. Dari yang mistis, heboh, sampe yang penuh toleransi—semuanya bikin vibes Lebaran Kurban makin spesial. Yuk, kita kulik satu-satu tradisi gokil ini, siapa tau tahun depan lo pengen ngerasain langsung! 1. Meugang di Aceh: Dagingan Bareng-Bareng Sebelum Hari H, warga Aceh tuh udah heboh dengan yang namanya Meugang. Pokoknya, suasana jadi rame, pasar penuh, semua orang buru-buru beli daging buat masak rame-rame. Uniknya, daging yang dimasak nggak cuma buat keluarga, tapi juga dibagi-bagiin ke yatim piatu dan tetangga. Ini bukan cuma soal makan-makan, tapi wujud syukur mereka ke Allah SWT. Lo bakal ngerasain vibes kekeluargaan yang hangat banget di sini. Biasanya, prosesi Meugang dimulai dari potong hewan kurban, terus lanjut masak dan nikmatin bareng. Kalo lo lagi nggak punya hewan kurban, nggak masalah, bisa beli di pasar. Pokoknya, yang penting semua dapet bagian dan bisa ngerayain bareng. Keren banget kan? 2. Apitan di Semarang: Berebut Hasil Bumi, Bro! Namanya Apitan, karena emang diadain di bulan yang ‘diapit’ antara Syawal dan Zulhijjah. Ini tradisi Semarang yang seru parah, soalnya warga bakal rebutan hasil bumi yang diarak keliling. Ada pertunjukan kuda lumping juga loh, makin rame dan mistis vibes-nya! Awalnya sih ini tradisi sedekah bumi, tapi sekarang jadi hiburan rakyat yang bikin warga kumpul bareng. Tradisi ini juga jadi bentuk syukur warga karena hasil panen mereka. Kalo lo beruntung, bisa dapet sayuran atau hasil tani yang katanya bawa berkah. Siap-siap rebutan, ya! 3. Gamelan Sekaten di Surakarta: Tabuhan Sakral nan Syahdu Di Solo, ada Gamelan Sekaten yang bukan sembarang gamelan. Ini tuh pusaka dari zaman Kerajaan Mataram, dan cuma ditabuh pas event gede kayak Maulid Nabi, Idul Fitri, atau Idul Adha. Bayangin deh, gamelan yang usianya ratusan tahun, bunyinya syahdu, dan penuh makna spiritual. Warga yang nonton biasanya sambil ngunyah kinang, semacam tradisi juga. Katanya sih biar awet muda dan bisa nonton gamelan ini terus tiap tahun. Jadi bukan cuma nonton, tapi juga ngalamin tradisi yang udah berjalan dari tahun 1644. Gila sih, ini tua banget tapi masih keren! 4. Grebek Gunungan di Yogyakarta: Rebutan Gunungan Demi Berkah Kalau lo lagi di Jogja pas Idul Adha, jangan sampe kelewatan Grebeg Gunungan. Ada 7 gunungan gede dari hasil tani yang bakal diarak keliling. Abis diarak, warga langsung berebut hasilnya, karena katanya sih yang berhasil dapet bisa dapet keberkahan. Seru banget kayak pasar dadakan tapi penuh aura sakral. Tempat arakannya juga dibagi tiga, dari Masjid Gede sampe Puro. Bayangin tuh rame-nya, penuh sesak orang yang pengen dapet berkah dari gunungan. Ini bukan soal dapet sayur atau buah, tapi lebih ke simbol rezeki dari Tuhan. Merinding, cuy! 5. Manten Sapi di Pasuruan: Sapi Pun Punya Hari Bahagia       View this post on Instagram A post shared by Puspita Nagari (@puspita_nagari_) Di Pasuruan, sapi kurban dimanja banget, cuy! Namanya Manten Sapi, jadi sebelum disembelih, sapinya dimandiin, dikasih bunga tujuh rupa, sampe dipakaikan sorban dan sajadah. Kayak pengantin beneran! Sapi-sapi itu bakal diarak bareng-bareng ke masjid buat diserahin ke panitia kurban. Ini bukan cuma seru, tapi juga bentuk penghormatan ke hewan yang bakal jadi persembahan. Tradisi ini tuh ngajarin lo buat bersyukur dan menghargai segala ciptaan Tuhan, bahkan hewan kurban sekalipun. [Baca juga : "Liburan 2025: Saatnya Lo Healing Beneran, Bukan Cuma Demi Feed Aesthetic!"] 6. Toron & Nyalasi di Madura: Mudik & Ziarah, Dua Tradisi Sekaligus Orang Madura punya tradisi yang nggak kalah keren, namanya Toron dan Nyalasi. Toron tuh artinya turun, jadi kayak mudik pas Idul Adha. Meski sibuk merantau, pas momen ini mereka pasti pulang ke kampung. So sweet kan? Nah, setelah sholat Ied, mereka lanjut ke nyalasi, alias ziarah ke makam keluarga. Lo bakal ngeliat jalanan penuh orang, suasana haru campur bahagia. Ini bukan sekadar pulang kampung, tapi bentuk penghormatan dan doa buat leluhur mereka. Respect abis, sih! 7. Mepe Kasur di Banyuwangi: Kasur Pun Ikutan Rayain Di Desa Kemiren, Banyuwangi, warga suku Osing punya tradisi unik banget: Mepe Kasur alias jemur kasur. Tapi bukan sembarang jemur, kasurnya harus warna merah-hitam. Merah lambang keberanian, hitam lambang kelanggengan. Tradisi ini tujuannya buat buang sial dan jaga keharmonisan rumah tangga. Jadi bukan cuma kasurnya yang ‘disucikan’, tapi juga energi di rumah lo. Semua warga jemur barengan, kayak vibe gotong royong yang adem dan penuh makna. 8. Ngejot di Bali: Toleransi Tingkat Dewa Bali emang nggak pernah gagal bikin takjub. Di sana ada tradisi Ngejot pas Idul Adha. Masyarakat Muslim bakal bagi-bagi makanan ke tetangga yang beda agama. Ini bentuk rasa syukur plus bukti bahwa toleransi di Bali tuh bukan sekadar wacana. Yang dikasih bisa makanan, buah, bahkan minuman. Tetangga yang non-Muslim pun nerima dengan senang hati. Gimana nggak adem, coba? Di tengah perbedaan, mereka tetep bisa saling menghargai. Indonesia banget, kan? 9. Accera Kalompoang di Gowa: Cuci Pusaka ala Kerajaan Di Gowa, Sulawesi Selatan, ada tradisi sakral bernama Accera Kalompoang. Intinya, benda pusaka kerajaan dicuci sebelum dan saat Idul Adha. Prosesinya dua hari, dan lokasinya di Rumah Adat Balla Lompoa. Tradisi ini jadi momen penting buat mempererat hubungan antara keluarga kerajaan dan masyarakat. Selain sakral, acaranya juga megah dan penuh filosofi. Ini bukan sekadar nyuci benda, tapi simbol menyucikan hati dan hubungan antarmanusia. 10. Kaul Negeri & Abda'u di Maluku Tengah: Parade Budaya Seru Abis Tepat setelah shalat Idul Adha, warga Negeri Tulehu langsung gelar Kaul dan Abda’u. Bayangin, pemuka adat gendong tiga ekor kambing pake kain, terus jalan keliling kampung sambil takbiran dan shalawatan. Habis itu, baru deh kurbannya disembelih. Tradisi ini udah ada sejak abad ke-17 dan masih lestari sampai sekarang. Bukan cuma satu desa doang, tapi banyak desa ikutan gabung. Tujuannya? Nolak bala dan minta perlindungan dari Allah SWT. Meriah, sakral, dan penuh makna. Respect banget! Gila sih, ternyata Idul Adha di Indonesia tuh berwarna banget ya! Dari Aceh sampe Maluku, tiap daerah punya cara unik buat ngerayain hari besar ini. Yang penting bukan cuma potong hewan, tapi juga makna di balik setiap tradisi: syukur, kebersamaan, toleransi, dan budaya yang kaya banget. Yuk, jaga dan lestarikan biar tradisi keren ini nggak cuma jadi cerita doang, tapi terus hidup sampai anak cucu kita nanti! (Sumber Foto @ajanggojang)
...more

5 Masjid Tertua Dan Bersejarah Di Kudus - Part 3

TripTrus.Com – Sepanjang wilayah Pantai Utara Timur dari Demak-Kudus hingga ke Jawa Timur dikenal sebagai daerah-daerah persinggahan para Walisongo untuk menyebarkan agama Islam. Tak heran, jika budaya dan sisa-sisa peninggalan sejarah Islam masih melekat di daerah tersebut. Seperti di Kota Kudus, terdapat makam Sunan Muria dan Sunan Kudus, sebagai penyebar agama Islam yang sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi peziarah. Dengan kehadiran dua tokoh tersebut, banyak meninggalkan kisah dan artefak kebudayaan Islam yang masih dapat dijumpai di sejumlah tempat. Salah satunya peninggalan masjid-masjid yang memiliki sejarah panjang. Berikut 5 masjid tua bersejarah di Kudus yang bisa menjadi pengingat dan bahan pelajaran generasi saat ini. 1. Masjid Jami' Kaujon       View this post on Instagram A post shared by RIZKY AJHARIE (@rizky_ajharie) onJun 28, 2017 at 7:01am PDT Langgardalem, adalah sebuah desa yang konon dulunya adalah tempat tinggal Sunan Kudus. Di desa ini terdapat delapan dukuh, yang masing-masing dukuh itu memiliki masjid sendiri. Di dukuh Kaujon ada sebuah masjid yang berada di atas kontur tanah yang tinggi, Kaujon pula namanya. Nama yang sama dengan dukuhnya dikarenakan tidak ada yang tahu kapan dan oleh siapa masjid ini dibangun. Masjid ini dulunya kecil, dan tanah sekeliingnya kala itu adalah milik Nitisemito. Kemungkinan masjid ini sudah ada sejak zaman Nitisemito. Luas bangunan masjid awalnya hanya 70 m2. Masjid Kaujon direnovasi pertama kali pada tahun 1989 dengan diprakarsai oleh K.H. Ma’ruf Irsyad yang kala itu menjadi nadhir masjid dan H. Mukhlis, BA yang menjadi wakil nadhir. Pelebaran hingga teras depan dilakukan karena semakin banyaknya jamaah. Hingga sekarang, luas masjid sekitar 345 m2 dan dapat menampung 800 jamaah. Dengan daya tampung tersebut, masjid ini disebut-sebut sebagai masjid terbesar di desa Langgardalem. 2. Masjid Agung Kudus       View this post on Instagram A post shared by KUDUS (@sekitarkudus) onMay 18, 2018 at 1:26am PDT Pada awalnya masjid ini tidak seperti sekarang. Masjid ini dulunya bernama Masjid Kriyan yang letaknya ada di belakang “Toko Sidodadi”5 . Berdasarkan cerita, keberadaan Masjid Kriyan sebenarnya masih ada, akan tetapi jalur akses untuk menuju ke lokasi sudah tidak bisa. Pada tahun 1991 Masjid Kriyan ini dipindahkan ke lokasi Masjid Agung Kudus yang sekarang ini. Berdirinya Masjid Agung Kudus, merupakan salah satu dari beberapa syarat yang harus ada dalam keberadaan pemerintahan. Pada zaman kolonial syarat adanya pusat pemerintahan harus mencakup tiga komponen, (Tiga Adat Jawa) yaitu: 1. Pendapa Kabupaten (dulu Kadipaten), 2. Adanya alun-alun dan 3. Adanya pohon besar yang terletak bersebelahan dengan kadipaten atau 1. Masjid, 2. Pendopo dan 3. Pembinaan Umat. Atas dasar tersebut, oleh prakarsa dari Muhammad Idris atau Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro ke-IV (Bupati Kudus ke-4) pada tahun 1853 M/1274 H pembangunan Masjid mulai berlangsung. 3. Masjid Al-Firdaus Masjid Al-Firdaus merupakan masjid Muhammadiyah terbesar se-Kabupaten Kudus. masjid dominan warna merah marun itu dibangun sekitar tahun 1925. Masjid terakhir mulai direnovasi pada tahun 2012, hingga sekarang sudah hampir tujuh tahun mengalami perbaikan, biaya pembangunan diambil dari hasil swadaya masyarakat. Masjid berdiri di atas tanah luas sekitar 2 ribu meter persegi.  Sebelum direnovasi, masjid dulu berdiri seluas tanah 100 meter persegi. Masjid yang terletak di Jl. Raya Sudimoro, Desa Gribig, Kec. Gebog, ini memiliki dua buah menara yang menjulang tinggi. Menara tersebut mengapit kubah berwarna merah berkombinasi putih. Di bagian depan masjid, terdapat kubah-kubah kecil berwarna emas mengelilingi halaman masjid sebagai pagar. Dua buah menara di bagian depan mengadopsi desain dari Masjid Nabawi di Madinah. Di ruang utama masjid bagian dalam kubah bertuliskan lafal Ayat Kursi yang melingkar seirama bentuk kubah. Depan masjid dan bagian imam, tertuliskan lafal Allah dan Muhammad. [Baca juga : "5 Masjid Tertua Dan Bersejarah Di Kudus - Part 2"] 4. Masjid Kyai Telingsing       View this post on Instagram A post shared by M.Sholachudin.AL_AYUBI (@al_ayubi.54) onJun 10, 2019 at 9:06am PDT Menurut H.J. De Graff & Th. Pigeaud (1985:108-122) Sunan Kudus merupakan salah satu imam masjid Kerajaan Demak pada akhir masa Sultan Trenggana, dan pada awal masa Sultan Prawata. Kyai Telingsing sebagai Guru Sunan Kudus dalam hal ilmu kanuragan atau kasekten adalah mubalig yang berasal dari Yunnan, Tiongkok Selatan. Selain menjadi mubalig, beliau juga seorang pedagang, serta pelukis terkenal dengan motif lukisan Dinasti Sung dari Tiongkok. Setelah datang ke Kudus untuk menyebarkan Islam, ia kemudian mendirikan Masjid Kyai Telingsing dan pesantren di Kampung Nganguk. Masjid yang diyakini sebagai tempat syiar agama untuk orang-orang yang nyantri pada Kiai Telingsing. Hanya saja, bangunan masjid itu tampak modern, jauh dari kesan kuno. Konon, dulu bangunnaya dari kayu jati berbentuk panggung. Di depan masjid, ada bangunan berbentuk Joglo Pencu, ciri arsitektural rumah di Kudus. Ada teras yang luas. Jejak lain sang kiai yang bisa dijumpai makam yang berjarak sekitar 50 meter dari masjid. 5. Masjid Darussalam Masjid yang dibangun pada tahun 1938, berlokasi di Dukuh Jetak, Desa Kedungdowo, RT. 05 RW. 04, Kaliwungu. Masjid ini memiliki luas tanah 925 m2 , luas bangunan 2.700 m2 dengan status tanah Wakaf. Jumlah daya tampungnya 50 - 100 jamaah. Semenjak terakhir direnovasi, halaman masjid jadi terlihat lebih luas dan bangunan masjidnya juga jadi lebih bagus. (Sumber: Artikel sknews.com, betanews.id, kemdikbud.go.id, lokadata.id, dkm.or.id Foto instagram.com/al_ayubi.54) 
...more

Sejarah Centrale Stichting Wederopbouw atau CSW

TripTrus.Com - Pada tanggal 1 Juni 1948 pemerintah Kotapraja membentuk Centrale Stichting Wederopbouw yang disingkat CSW, sebuah yayasan yang bertugas sebagai pelaksana pembangunan kota baru di Onderdistrict Kebajoran Ilir. Bersamaan dengan itu dimulai pembangunan kota baru Kebajoran. Setelah terjadi pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, CSW berganti nama menjadi 'Jajasan Pemugaran Pusat'. Menurut catatan sejarah kota Batavia, CSW tidak lepas dari rencana pengembangan sebuah kota baru di daerah Kebayoran (kini masuk wilayah Jakarta Selatan). Di masa itu kota Batavia sudah begitu padat. Pada tahun 1940 jumlah penduduk kota telah mencapai 700.000 jiwa dan delapan tahun kemudian meningkat jadi 1.174.252 jiwa. Populasi penduduk sebanyak itu tak mungkin ditampung di kota Jakarta tanpa pemekaran.Salah satu wilayah selatan yang diincar pemerintah Kotapraja untuk pengembangan adalah Onderdistrict Kebajoran Ilir yang jarak tempuhnya 4,5 kilometer dari pusat kota. Luasnya sekitar 730 hektare dan direncanakan dibangun 80.000 unit rumah berikut fasilitas sosial dan jalan raya. Ketika itu juga direncanakan dibangun gedung perkantoran, pasar dan pertokoan, kawasan industri termasuk juga sarana ibadah dan sekolah. Persoalannya: di atas tanah itu berdiri pemukiman penduduk asli Betawi. Statusnya erfpach, hak garap. Sampai tahun 1950 populasi penduduk Kebajoran Ilir berjumlah 4.900 jiwa yang umumnya bertani. Pemerintah Kotapraja tetap ingin mewujudkan membangun kotabaru di Kebajoran Ilir meski mendapat tantangan dari 2.500 warga setempat yang enggan melepas tanah dan meliputi tiga desa di onderdistrict tersebut. Wedana Kebajoran pada awalnya juga menyatakan menolak rencana pemerintah Kotapraja.Akhirnya melalui perdebatan sengit, proyek tetap dilangsungkan. Gubernur District Federal Djakarta, RSS Hilman Djajadiningrat membentuk 'Komisi Pendjualan' yang meliputi empat orang Indonesia dan empat orang Belanda. Komisi ini tugasnya bernegosiasi dengan warga, walau warga tetap bersikeras tak mau menjual tanahnya. Hal itu membuat Gubernur Hilman mengancam menggunakan onteigeningsrecht, hukum pencabutan hak atas tanah. Tahun 1948 proses pembebasan tanah pun rampung meski masih ada pembayaran ganti rugi yang belum tuntas. CSW hingga kini menjadi sebuah perempatan tidak jauh dari kantor PLN Kebayoran, kantor Sekretariat Asean dan kantor Kejaksaan Agung. (Sumber: Artikel jakarta.go.id Foto beritabuzz.blogspot.co.id)
...more
ButikTrip.id
remen-vintagephotography

Upcoming Trips

Trekking Gunung Papandayan
27 - 28 Jun 2025
Open Trip Baduy
27 - 28 Jun 2025
Baduy Dalam
28 - 29 Jun 2025
Open Trip Baduy
28 - 29 Jun 2025
×

...