Semua pasti setuju bahwa Gunung Papandayan itu cocok buat pendaki yang baru mau memulai pendakian. Selain karena treknya yang relatif tidak terlalu sulit, dengan sumber air melimpah, spot-spot pemandangannya pun bakal bikin siapapun ketagihan. Nah, salah satu spot paling ikonik di Gunung Papandayan, selain Taman Edelweiss Tegal Alun, adalah Hutan Mati. Namanya memang agak seram, tapi alih-alih seram, Hutan Mati Gunung Papandayan akan memberi kesan eksotisme yang tidak ada duanya.
Terletak tepat di atas kawah utama Gunung Papandayan, kayu-kayu cantigi ini mati diterpa letusan vulkanik bertahun-tahun silam. Kini, asap belerang dari kawah pun seringkali diterpa angin ke arah Hutan Mati. Letaknya yang cukup dekat dengan camping ground Pondok Saladah membuat Hutan Mati menjadi spot yang harus dikunjungi baik di kala senja, maupun ketika menunggu sunrise.
Hanya sekitar 10 hingga 15 menit dari tenda di Pondok Saladah Travelmate sudah bisa menikmati Hutan Mati. Travelmate juga akan melewati jalur Hutan Mati ini untuk meneruskan pendakian ke taman edelweiss Tegal Alun. Untuk pendaki pemula, tentu pemandangan ini adalah trigger untuk melakukan pendakian lebih jauh. Sehingga tentu saja orang bisa berkata : “hutan ini memang mati, tapi disinilah petualangan itu mulai hidup… yup, the forest is dead, but the adventure has just lived.”
Menyelam dan melihat terumbu karang yang cantik nan memukau di dasar laut memang sangat menggairahkan, tetapi menyelam dan menyusuri bebauan granit bawah laut, masuk diantara sela batuan granit tersebut memberi pengalaman tersendiri bagi saya.
Belitung terkenal dengan pantai yang indah dan dipadu dengan batuan granit besar yang menambah kesan exotisnya. konon tempat seperti itu hanya ditemukan di dua tempat di dunia yaitu Belitung dan satu lagi di kepulauan Seychelles, Afrika Tengah.
Penyelaman kali ini saya lakukan di salah satu spot diving di perairan Tanjung Kelayang, sisi utara pulau Belitung. Spot tersebut bernama Batu Malang Penyu. Nama Batu Melang Penyu sendiri diambil karena spot penyelaman ini berada di sekitaran batu granit besar yang berbentuk penyu dan berada sendirian di tengah lautan, yah sungguh malang. Kita bisa melihat batu ini dari kejauhan ketika kita berada di pantai Tanjung Kelayang.
Baiklah, sekarang akan kita mulai cerita penyelaman kita menyusurui batuan granit bawah laut Belitung. Ketika mulai penyelaman, sajian terumbu karang yang cantik menyambut kita di kedalaman dua meter. Semakin masuk ke dalam kita akan melewati celah yang terbentuk dari reruntuhan batu granit tersebut. Adrenalin mulai terpacu, celah tersebut mulai menyempit dan hanya bisa di lewati oleh satu orang. Kita harus hati-hati dan tidak boleh memegang sembarangan karena banyak sisi yang tajam dan mungkin bisa melukai kita.
Penyelam harus cepat melewati celah tersebut karena terkadang ada arus yang bisa melemparkan kita apalagi jika kita menyelam di musim Barat yaitu periode November – Februari karena ombak dan arus di Belitung akan lebih kuat saat musim tersebut. Keluar dari celah tersebut kita akan melihat reruntuhan batuan granit yang sudah di tumbuhi terumbu karang di atasnya. Batuan granit tersebut tersusun cantik berpadu dengan warna-warni coral dan ikan karang yang bermain seakan menggoda kita. Menyusuri dan menyelami batuan granit Belitung tidak hanya memanjakan mata dan juga adrenalin kita.
Dari segi ilmu pengetahuan kita juga bisa mencoba mengetahui dan meneliti dari mana Batuan granit tersebut berasal. Batu Granit besar yang kita lihat di daratan Belitung ternyata hanya sebagian kecil. Di dasarnya Batuan granit tersebut menyambung antara satu batu dengan batu yang lain. Setelah puas diving kita bisa memanjat ke atas Batuan tersebut dan melihat landscape yang sangat indah dari atasnya.
Di atas batu Malang Penyu ini kita bisa menemukan telur burung Camar dan juga banyak Ular laut yang bersembunyi disela bebatuan. Petualangan diving menyusuri bebatuan granit bawah laut Belitung sungguh tak terlupakan. Belitung sungguh indah, begitu pun Indonesia. Jaya Nusantara.
Selain keindahan alamnya, Kei mempunyai banyak kuliner yang sangat menggugah selera. Makanan khas masyarakat Kei sangat lekat dengan kondisi alamnya di mana singkong dan hasil laut menjadi bahan baku utama kuliner mereka.
5 kuliner khas Kei yang sangat menggiurkan adalah
1. Embal
Merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Kei yang berasal dari singkong. Bentuk, rasa dan cara menikmatinya pun bermacam-macam, bisa dimakan dengan ikan asar, ikan kuah, sayur dll pada saat makan besar, bisa pula dimakan sebagai penganan dengan dicelup ke dalam teh. Ada embal yang berbentuk bubuk, goreng, embal swami dan embal busa (dicetak).
Saat ini Embal juga sudah diproduksi oleh masyarakat sebagai oleh-oleh dengan berbagai rasa.
2. Lad
Lad atau tumis rumput laut adalah makanan khas masyarakat Kei yang sangat lezat sebagai lauk pauk. Varian dari Lad adalah rumput laut segar ditumis singkat dengan bawang merah, bawang putih dan cabai atau dicampur dengan kelapa parut seperti urap. Masyarakat Kei bisa menyantap Lad dengan nasi, embal atau ketupat sebagai teman lauk utama berupa ikan. Rasa lezat rumput laut segar yang baru saja dipanen membuat selera makan kita menjadi bertambah. Rumput laut mempunyai kandungan protein tinggi.
3. Ikan Asar
Proses pembuatan ikan asar
Ini adalah salah satu menu utama masyarakat kuliner masyarakat Kei, yang berupa ikan yang diolah dengan cara diasap. Biasanya ikan asar berbahan baku ikan laut seperti ikan komo (tongkol), ikan sapuda (kakap), atau ikan semandar (baronang). Ikan asar dimakan dengan embal, sambal colo-colo dan sirsir atau lad.
Rasa gurih ikan sangat terasa karena masyarakat Kei terbiasa memasak dengan bahan baku ikan yang masih segar. “Di sini ikannya hanya mati sekali,” seloroh mereka tentang kesegaran ikan-ikannya, “Bukan ikan yang mati 4 kali seperti di Jawa!”
4. Sirsir
Sirsir, ikan asar, dan embal bubuk
Sayuran khas Kei ini berupa tumisan daun singkong dan bunga pepaya yang ditambah santan pukat. Sama seperti Lad, Sirsir dimakan sebagai lauk embal dan ikan asar. Rasa segar dan sedikit pahit menjadi sensasi sendiri bagi mereka yang menyantap menu tradisional ini. Keunikan rasa makanani ini membuat masyarakat Kei sampai mempunyai lagu tentang sirsir
5. Kue Langar
Penganan khas Kei ini terbuat dari singkong yang disangrai setengah matang dan ketika masih hangat disiram dengan santan kemudian digumpal-gumpal dibentuk seperti anyaman kemudian digoreng dengan minyak panas.
Langar sudah dibuat juga dalam bentuk stik dengan berbagai varian rasa seperti keju, cokelat, pandan dan rasa lainnya dan bisa dijadikan oleh-oleh khas Kei.
Hampir seluruh makanan tradisional masyarakat Kei tersebut dapat dengan mudah dijumpai dan dicicipi di Pasar Malam Kota Tua, di mana para penjualnya pun berjejer dengan menggunakan penerangan berupa pelita secara tradisional.
Jejeran penjual makanan di Pasar Malam Kota Tual
Jadi sudah saatnya kita kunjungi Kepulauan Kei, Maluku Tenggara dan nikmati pesona alam serta kelezatan kuliner khas masyarakatnya.
TRIPTRUS - Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara mempunyai potensi wisata yang sangat luar biasa dan saat ini sudah terjangkau dan mempunyai infrasturktur yang cukup memadai untuk dikunjungi wisatawan. Penerbangan Ambon – Langgur sudah dilayani oleh 3 maskapai Nasional dengan frekuensi 4 kali setiap harinya.
Inilah 9 Destinasi Wisata Di Kepulauan Kei yang mempesona:
1. Pantai Ngur Sarnadan, Ohoi Lilir
Pantai dengan pasir sangat halus dan bersih serta sangat lkamui sampai dengan lebih dari 100 meter ke tengah laut ini , akan sangat mempesona kamu terutama untuk menghabiskan pagi dan menanti sunset yang sangat indah yang bisa kamu saksikan di sini.
2. Pantai Pasir Panjang - Ngurbloat, Ohoi Ngilngof
Pantai ini merupakan garis pantai yang sama dengan Pantai Ngur Sarnadan. Panjang garis pantai ini mencapai lebih dari 2 km. Di sepanjang pantai ini terdapat saung-saung yang bisa disewa dari masyarakat lokal sambil menikmati kuliner khas setempat. Sama dengan pantai Ngur Sarnadan, pantai inipun sangat nyaman untuk dipakai berenang dan leyeh-leyeh sambil menikmati sunset. Pantai Ngurbloat juga dinobatkan sebagai pantai dengan pasir paling halus di dunia oleh majalah National Geographic.
3. Gua Hawang
Gua yang teletak di Desa Letvuan ini merupakan sebuah kolam air tawar yang dalam yang sangat indah dengan pantulan sinar matahari. Menurut cerit, kolam di Gua Hawang terhubung dengan mata air Evu melalui sungai bawah tanah. Gua Hawang terdiri dari dua liang yang dihubungkan oleh sungai bawah tanah. Jadi kalau kamu diving di sini kamu akan dapat menembus ke dua gua tersebut melalui sungai bawah tanah tadi.
4. Pasir Timbul Ngurtavur – Habitat Burung Pelikan https://youtu.be/8aTyVfVvPb0
Lokasi pantai Ngurtavur berada di Pulau Waha, tepat di depan Pulau Warbal. Pulau Waha memiliki pantai berpasir putih yang menjorok atau memanjang tanpa putus ke tengah lautan sepanjang 2 km dan lebar 7 meter.
Kamu dapat berjalan kaki ke tempat ini saat air surut atau naik perahu jika air pasang. Ketika berada di pantai ini, kamu serasa sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya kamu sedang berjalan di atas hamparan pasir putih halus yang membelah pantai menjadi dua sisi.
Ngurtavur merupakan habitat burung Australian Pelikan (Pelecanus conspicillatus) yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua Nugini. Di pantai ini kamu juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang dan snorkeling.
5. Pulau Bair
Terletak kurang lebih 1 jam perjalanan ke arah utara dari pelabuhan Dullah di Kei Kecil.
Landscape Pulau Bair ini sangat memanjakan mata dengan laguna yang jernih beralaskan pasir dan ikan serta terumbu karang yang masih sehat. Aktivitas berenang, piknik dan snorkeling bisa dilakukan di sini. Selain menjelajahi sekeliling pulau , kamu bisa masuk di antara celah tebing karang yang sangat eksotik. Destinasi antara menuju Pulau Bair, kita juga akan melewati Pulau Adranan yang mempunyai pasir putih yang menawan dengan air laut yang jernih menyelimuti terumbu karang dan ikan yang menghampiri saat kamu snorkeling.
6. Bukit Masbait
Bukit Masbait adalah Bukit tertinggi di Pulau Kei Kecil yang berada di Desa Kelanit, yang merupakan titik tertinggi di Kei Kecil. Selain sebagai tempat ziarah umat Katolik dengan patung Kristus Raja yang dapat berputar, atraksi alam berupa matahari terbit dan terbenam yang sangat indah dapat dinikmati dari puncak bukit ini.
7. Desa Adat Tanimbar Kei
Desa Adat yang dapat dicapai dengan perjalanan laut selama 5 jam dari Pelabuhan Debut ini adalah desa adat yang masih memegang teguh bentuk bangunan, seni, adat istiadat dan kepercayaan leluhurnya. Desa Tanimbar Kei terbagi menjadi dua, yaitu Kampung Atas dan Kampung Bawah. Yang dipisahkan dengan tangga yang bersandar di tebing setinggi 10 sampai 15 meter.
Di pulau ini kita bisa menemukan rumah adat asli Kei yang merupakan tempat menyimpan beraneka ragam benda-benda adat seperti Patung adat, perhiasan emas, bejana, tembikar. Legenda yang menyatakan bahwa leluhur orang Kei berasal dari Bali dapat dirasakan di sini, dengan adanya tempat ibadah berupa Pura dan agama Hindu yang dianut oleh masyarakatnya.
8. Gua Luvat - Tebing Lukisan Tangan
Situs purbakala di Ohoi Dertawun ini sangat fenomenal karena lukisan di dinding gua berbentuk Matahari, Panah, Perahu, Hewan merupakan peninggalan masa prasejarah pada zaman Megalitikum (zaman batu besar) di mana manusia mulai mengenal konsep ketuhanan walaupun masih sangat tradisional. Lukisan tersebut menggambarkan pola hidup dan aktivitas masyarakat saat itu yang berhubungan dengan alam.
9. Pulau Ngav, Er dan Ngodan
Tiga pulau yang berada tidak jauh di sebelah barat Ohoi Dertawun ini merupakan destinasi favorit untuk island hopping yang dapat dilakukan dalam satu hari. Bentang pantai pasir putih dan spot-spot snorkeling dengan terumbu karang menjadi daya tarik utama ketiga pulau ini. Bila kamu beruntung, sekelompok hiu sirip hitam (Carcharhinus limbatus) pun bisa kamu temui di pinggir pantainya.
9 Destinasi Wisata Di Kepulauan Kei yang mempesona ini dapat dinikmati karena sudah terdapat beberapa kelompok wisata lokal yang siap mengatur trip untuk kamu
Kelompok Ekowisata Ohoidertawun Kelompok Ekowisata OhoiNgilngof Kelompok Ekowisata Ohoililir
Source: @bramsakti; @veronica_louhenapessy – WWF Indonesia Kei Office; mondeck.net
Bila kita sedang berada di Kawasan Simpang Lima, Semarang dan ingin menuju Tugu Muda, kita akan melewati sebuah jalan yang diberi nama jalan Pandanaran. Jalan yang berada di tengah-tengah kota Semarang ini merupakan sentra jajanan oleh-oleh khas Semarang. Di tempat inilah makanan khas Semarang seperti lumpia, bandeng presto, dan wingko babat dapat ditemui dengan mudah.
Salah satu penjual lumpia di Jalan Pandanaran adalah lumpia Mbak Lien. Mbak Lien adalah generasi penerus lumpia Siem Swie Hie, yaitu kakak kandung dari Siem Swie Kiem, pendiri kuliner lumpia di gang Lombok Semarang. Yang spesial dari lumpia Mbak Lien adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Selain itu, terdapat tiga macam isi lumpia, yaitu lumpia isi udang, isi ayam, dan lumpia isi campuran antara keduanya.
Selain lumpia, oleh-oleh khas Semarang yang juga banyak dijual di jalan Pandanaran adalah bandeng presto. Bandeng presto adalah ikan bandeng berduri lunak karena dimasak menggunakan uap air betegangan tinggi. Di sini terdapat dua toko besar paling terkenal yang menjual kuliner bandeng presto, yaitu toko berlabel Bandeng Presto 'yang pertama sejak tahun 1977' dan Bandeng Juwana.
Harga bandeng presto di Jalan Pandanaran sangat bervariasi, misalnya saja ditoko Bandeng Juwana, bandeng rasa teriyaki dibanderol dengan harga Rp 30.000 per ekor atau bandeng dalam sangkar yang terdiri dari 3-4 ekor ikan dijual dengan Rp 95.000 per kilogram.
Ada satu yang menarik ketika melihat tulisan Ditembok toko Bandeng Juwana banyak terpampang testimoni para pengunjung yang pernah datang ke tempat ini. Salah satunya adalah tulisan "Jangan ragu deh!!! Bandeng Juwana always the Best...," begitu bunyi testimoni Benny MC, komikus yang terkenal lewat komiknya Benny & Mice.
Lain halnya dengan wingko babat, meski di Jalan Pandanaran banyak yang menjual namun semua penjual memakai label yang sama yakni wingko babat cap kereta api. Wingko Babat cap kereta api menawarkan berbagai rasa yang unik, seperti wingko babat rasa durian, rasa pisang, bahkan rasa coklat. Harga yang ditawarkan juga bervariasi tergantung besarnya ukuran dan rasa.
Jalan Pandaranan merupakan surganya para pecinta wisata belanja oleh-oleh di kota Semarang. Jalan ini selalu ramai dari pagi hingga malam dan akan bertambah ramai jika sudah memasuki akhir pekan. So, jika datang ke Semarang jangan lupa belanja oleh-olehnya di Jalan Pandanaran.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
Mendengar kata Martapura tentu akan mengingatkan kita dengan sebuah kota penghasil intan terbesar di Indonesia. Kota Martapura merupakan ibukota Kabupaten Banjar yang terletak di provinsi Kalimantan Selatan. Sejak tahun 1950 hingga sekarang, pedagang intan tradisional tetap melakukan transaksi jual beli di kota yang dulunya bernama Kayutangi, ibukota Kesultanan Banjar di masa pemerintahan Sultan Adam. Jadi tidak heran kalau kota ini dijuluki kota intan karena batu mulia tersebut telah menjadi ciri khas Kota Martapura. Wisatawan pencinta batu perhiasan pun datang berkunjung dan berburu intan ke pusat transaksi intan yang sekaligus tempat penggosokan intan terkenal ini.Pasar Intan Martapura berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pada hari biasa, pasar ini bisa dikunjungi oleh sekitar 10.000 orang. Tapi pada akhir pekan atau hari libur nasional, Pasar Intan Martapura bisa dipadati hingga sekitar 20.000 pengunjung.Kompleks pertokoan di Pasar Intan Martapura menyediakan 87 toko intan yang dibagi dalam empat blok pasar. Sementara tempat parkirnya bisa menampung lebih dari 380 mobil. Tetapi tidak perlu khawatir kehabisan tempat parkir, kendaraan pengunjung yang sudah tidak muat lagi bisa dititipkan di parkiran Masjid Al Karomah yang berdekatan dengan pasar.Batu intan yang diperjual belikan di pasar ini sudah diolah dalam bentuk perhiasan. Harganya berkisar antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung keunikan ataupun kelangkaan jenis batu intan. Peluang bisnis batu intan Martapura tidak hanya ada di kota ini. Intan yang dibeli seharga Rp 20.000 di Pasar Intan Martapura bisa dijual kembali dengan harga Rp 50.000 bahkan Rp 100.000 di pulau Jawa. Sungguh bisnis yang cukup menguntungkan. Murahnya harga batu intan di pasar ini tentu saja karena proses penggosokan batu intan masih dilakukan secara tradisional sehingga pesonanya kurang terpancar.Untuk menuju ke Martapura, pengunjung hanya memerlukan waktu setengah jam dari Bandara Syamsudin Noor. Sementara dari kota Banjarmasin, pengunjung harus melakukan perjalanan yang memakan waktu hingga satu jam dengan menggunakan kendaraan. Tentu saja, berkunjung ke pasar ini tidak dikenai biaya.Salah satu hal yang perlu diperhatikan jika berminat membeli intan adalah untuk selalu ingat memeriksa keaslian intan dengan alat yang dimiliki oleh hampir semua toko di pasar ini. Jika hanya modal pecaya saja, tanpa memeriksakan keasliannya, pembeli bisa saja membeli batu tiruan.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
Nusantara mempunyai beribu-ribu pulau yang indah. Pulau-pulau tersebut berderet dari Sabang hingga Merauke dalam kesatuan negara Republik Indonesia. Salah satu pulau terindah yang dimiliki Indonesia adalah Pulau Samalona. Pulau tersebut berada dalam wilayah Indonesia timur, tepatnya di kawasan administrasi pemerintahan Kota Makassar, Sulawesi Selatan.Untuk menuju Pulau Samalona, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 2 km dengan menggunakan perahu motor. Jasa sewa perahu motor bisa ditemukan di dermaga Kota Makassar yang letaknya tidak jauh dari Pantai Losari. Lalu lintas di dermaga tersebut selalu sibuk. Pasalnya, dermaga ini tidak hanya melayani wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau, tapi juga melayani lalu-lintas warga dan para pedagang.Harga sewa perahu motor bervariasi, tergantung tujuan dan sifat penyewaan. Terdapat dua sifat penyewaan perahu motor, yakni bersifat pribadi atau umum. Yang dimaksud pribadi di sini perahu motor disewa secara penuh dan akan menemani wisatawan sampai kunjungan selesai. Harga sewa perahu secara pribadi menuju Pulau Samalona berkisar Rp500.000 – akan lebih murah jika pengunjung pandai menawar harga. Sedangkan jika bersifat umum, wisatawan akan bergabung dengan penumpang lain yang satu tujuan dan kembali sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Tentu dengan harga sewa yang berbeda.Dari dermaga Kota Makassar, perjalanan menuju Pulau Samalona dengan menggunakan perahu motor memerlukan waktu sekitar 30 menit. Ketika tiba di Pulau Samalona, pengunjung akan disambut hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Saking jernihnya, pengunjung dapat melihat indahnya terumbu karang langsung dari atas perahu.Luas Pulau Samalona semakin menyusut dari tahun ke tahun. Di penghujung 2012, luas pulau ini hanya sekitar 2 hektare. Walau kecil, pulau ini dilengkapi berbagai fasilitas penunjang wisata, seperti penginapan, kamar bilas, dan kedai. Jika pengunjung ingin melihat keindahan bawah laut, juga tersedia jasa sewa alat-alat diving dan snorkeling lengkap dengan pemandu jika diinginkan. Harga sewa alat-alat snorkeling Rp50.000-Rp100.000, tergantung kepandaian pengunjung dalam menawar harga.Pamandangan bawah laut Pulau Samalona terkenal hingga penjuru dunia. Tidak heran jika setiap hari selalu ada wisatawan baik lokal maupun asing yang menyempatkan diri untuk datang ke pulau ini. Jika bosan bermain air, silakan merapat ke kedai. Di kedai ini, tersedia olahan masakan khas daerah pesisir, seperti ikan dan kepiting bakar.Pulau Samalona merupakan kekayaan milik nusantara yang harus dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai promosi wisata yang sedang digencarkan justru semakin merusak kealamian pulau ini. Apalagi banyak yang percaya bahwa Pulau Samalona yang luasnya selalu menyusut dari tahun ke tahun ini diyakini akan tenggelam di tahun 2020.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
Memasuki salah satu situs bersejarah di Minahasa Utara ini butuh sedikit perjuangan untuk mencarinya. Letaknya yang berada di belakang perumahan dan lahan penduduk membuat salah satu situs bersejarah di Sulawesi Utara ini agak tersembunyi. Inilah Situs Waruga Sawangan yang merupakan kuburan tua peninggalan zaman megalitik orang Minahasa.
Waruga di Minahasa diperkirakan berkembang pada sekitar awal abad ke-13 sebelum Masehi. Kemunculan Waruga pertama kali di daerah Bukit Kelewer, Treman, dan Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara. Kemunculan Waruga kemudian terus berkembang di berbagai daerah di Sulawesi Utara hingga awal abad ke-20 Masehi.
Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa masih percaya jika roh leluhur memiliki kekuatan magis. Untuk itu, kuburan dibuat secara khusus dengan seindah mungkin. Waruga terdiri dari dua bagian, bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah.
Uniknya, waruga tidak dibuat oleh kerabat atau keluarga dari orang yang meninggal akan tetapi dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur lengkap. Suatu hari bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sebenarnya di Sulawesi Utara banyak terdapat situs Waruga, salah satunya di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Terdapat 143 buah Waruga di desa ini yang dibagi dalam beberapa ukuran yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok.
Kelompok pertama, Waruga berukuran kecil dengan ketinggian antara 0-100 cm sebanyak 10 buah. Kedua, Waruga berukuran sedang dengan ketinggian antara 101-150 cm sebanyak 52 buah. Ketiga, Waruga berukuran besar dengan ketinggian antara 151-250 cm sebanyak 81 buah.
Waruga sendiri berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari suku kata Wale Maruga yang memiliki arti rumah dari badan yang akan kering. Waruga juga memiliki arti lainnya yakni Wale Waru atau kubur dari Domato atau sejenis tanah lilin.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
Selain dikenal dengan objek wisata jam gadang, Sumatera Barat juga ternyata memiliki satu destinasi eko-wisata yakni Pusat Konservasi Penyu di Kota Pariaman. Di sini, kita dapat melihat bagaimana penyu-penyu yang hidup di kawasan Pariaman dipelihara dalam sebuah penangkaran.
Untuk bisa menuju pusat konservasi yang terletak di Jalan Syeh Abdul Arif, Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat, tidaklah begitu sulit. Dari Pusat Kota Pariaman hanya memerlukan waktu 10 menit untuk sampai ke destinasi ini.
Begitu sampai di pusat konservasi ini, aneka jenis tukik seperti menyambut keberadaan kita. Ada beberapa jenis tukik yang bisa kita lihat di sini seperti penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik. Sejak 2009 tempat penangkaran penyu ini telah melakukan penangkaran kurang lebih 30.000 ekor tukik. Setelah melewati masa penangkaran, sebagian besar tukik-tukik tersebut kemudian dilepaskan ke laut.
Untuk dapat lebih dekat dan bahkan ingin menyentuh tukik-tukik ini, UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman ini memiliki beberapa fasilitas yang dapat dikunjungi pengunjung seperti, ruang inkubasi peneluran penyu, hacthery, dan ruang karantina. Pengelola juga menyediakan ruang informasi untuk pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai tukik-tukik yang ada di pusat konservasi ini.
Selain berfungsi sebagai pusat konservasi, saat ini UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman juga menjadi salah satu objek eko-wisata. Tidak hanya wisatawan dari Pariaman dan Padang pada umumnya, namun wisatawan mancanegara juga menjadikan destinasi wisata ini sebagai salah satu tempat yang mereka kunjungi ketika berada di Pariaman.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
Selain memiliki pantai-pantai yang eksotis, Banyuwangi juga memiliki beberapa air terjun indah nan permai yang letaknya bersembunyi di balik kaki gunung dengan pepohonan rimbun. Air Terjun Antogan salah satunya, destinasi wisata ini menjadi salah satu pilihan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten paling timur dari Pulau Jawa ini.
Begitu tiba di air terjun ini, mata pengunjung langsung dimanjakan oleh pemandangan jernihnya air yang jatuh dari ketinggian sekitar 7 meter. Suasana sejuk juga begitu terasa di sekitar lokasi air terjun ini. Perasaan tenang dan santai menjadi momen menyenangkan apalagi saat kaki kita merasakan kesejukan air terjun ini.
Air Terjun Antogan terletak di Dusun Krajan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Air terjun di kawasan ini berasal dari mata air Longon di Kaki Gunung Raung. Selain air terjun, di kawasan ini juga terdapat tempat pemandian Antogan Indah yang dapat menjadi alternatif bagi pengunjung sehabis menikmati sejuknya Air Terjun Antogan.
Konon Air Terjun Antogan dahulu dijadikan tempat bertapanya Pangeran Jogo Pati atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Jogo Pati. Selain itu, kawasan sekitar air terjun ini dahulu juga digunakan para pejuang untuk bersembunyi sambil terus melawan penjajah Belanda. Banyaknya lorong persembunyian yang berada di antara batu-batu besar menjadi tempat yang aman untuk bersembunyi. Antogan sendiri berasal dari kata Pesantogan, yang berarti tempat berkumpul.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com