TripTrus.Com - Upacara Yadnya Kasada Bromo adalah hari upacara dalam bentuk persembahan untuk persembahan Sang Hyang Widhi. Setiap bulan Kasada 14 hari di kalender Jawa mengadakan upacara persembahan untuk Sang Hyang Widhi dan leluhur.
Gunung Bromo telah dikenal sebagai salah satu tujuan wisata internasional utama di Jawa Timur, Indonesia. Lanskapnya yang indah dan karakteristik geologisnya yang unik telah menjadi magnet kuat yang menarik wisatawan untuk datang untuk melihat keindahannya sendiri. Dikelilingi oleh lautan pasir dan juga sabana di sisi selatannya, bersama dengan asap yang keluar dari kawahnya, Gunung Bromo menawarkan pemandangan indah yang menakjubkan bagi para pengunjungnya. Matahari terbit di atas Gunung Bromo juga dikatakan sebagai salah satu yang paling indah di dunia.
Upacara Tradisional Kasad Yadnya di Gunung Bromo dirayakan setiap tahun. Keberadaan Festival Yadnya Kasada memiliki acara-acara penting yang selalu diadakan sebagai persembahan kepada para dewa. Mereka merayakan upacara Yadnya Kasada sebagai bentuk rasa terima kasih atas hadiah para dewa untuk kesejahteraan, panen berlimpah, dll. Waktu festival untuk Upacara Yadnya Kasada di Bromo selalu dirayakan setiap tahun dan upacara Bromo Kasada 2019 menurut kalender Jawa kuno ritual Yadnya Kasada selalu diadakan pada saat bulan purnama.
[Baca juga : "Pesta Kesenian Bali 2019"]
Tepat pada malam bulan ke-14 Kasada, suku Tengger bersama-sama membawa persembahan ternak dan pertanian ke Pura Luhur Poten dan menunggu sampai tengah malam ketika dukun menahbiskan para tetua. Selanjutnya, persembahan yang dipersiapkan dibawa ke puncak kawah gunung untuk dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Bagi suku Tengger, persembahan dilemparkan ke kawah Bromo sebagai bentuk sumpah atau rasa terima kasih untuk ternak dan pertanian yang melimpah. Di kawah nampaknya telah menunggu banyak pengemis dan populasi yang tinggal di pedalaman. Yang menarik mereka sejak dulu pernah datang ke sini bahkan dengan sengaja mendirikan tempat tinggal sementara di sekitar Gunung Bromo dan berharap mendapat ongkek - ongkek yang berisi sesaji buah, ternak, juga uang. Aktivitas bertengger pedalaman warga yang berada di kawah Gunung Bromo dapat Anda saksikan dari waktu malam hingga siang hari sebelum Upacara Kasada Yadnya dirayakan. Perayaan Kasada di Gunung Bromo dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 17 – 19 Juni 2019. (Sumber: Artikel pedomanwisata.com Foto hellotravel.com)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.