TripTrus.Com - Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada bulan Agustus ini akan dipenuhi oleh wisatawan lokal dan mancanegara untuk menyaksikan upacara Yadnya Kasada 2017. Upacara ini adalah agenda tahunan di kawasan Bromo Tengger Semeru yang diadakan tiap tanggal 14 bulan Kasada, bulan ke-10 dari penanggalan kaum Tengger. Perayaan Yadnya Kasada sendiri berlangsung selama satu bulan penuh pada bulan Kasada. Perayaan ini dilakukan untuk memperingati pengorbanan dari Raden Kusuma, putra dari Raden Joko Seger dan Roro Anteng yang mengorbankan dirinya demi keselamatan kaum Tengger.
Sebelum perayaan hari Yadnya Kasada, anggota suku Tengger beramai-ramai datang ke Pura Luhur Poten di Gunung Bromo untuk melakukan ritual pemberkatan bagi benda-benda yang akan dijadikan sesajen Kawah Bromo. Benda-benda yang dijadikan sesajen pun bermacam-macam bentuknya, mulai dari hasil panen, binatang ternak, berbagai jenis bunga, hingga uang. Ritual tahunan ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur dan permohonan agar ternak dan pertanian serta kehidupan suku Tengger tetap tentram dan subur.
Ritual Yadnya Kasada bermula dari saat Putri Roro Anteng dan Pangeran Joko Seger, dua leluhur suku Tengger, berdoa kepada dewa untuk mendapatkan keturunan. Setelah mendapatkan 25 anak, dewa meminta anak terakhir mereka - Raden Kusuma - untuk menjadi persembahan dengan bagi Kawah Gunung Bromo. Raden Kusuma pun menyanggupi permintaan ini dan melemparkan dirinya ke dalam kawah itu.
Pada tahun ini, upacara Yadnya Kasada akan diadakan pada tanggal 9-10 Juli 2017. Jadi segera cari tripnya di TripTrus untuk merasakan khidmatnya perayaan Yadnya Kasada di Bromo.
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.