TripTrus.Com - Ramadhan Jazz Festival, yang diprakarsai Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) dan WartaJazz, akan digelar pada tanggal 7 dan 8 April 2023 di pelataran Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta. Festival yang telah memasuki usia ke-12 ini mengusung tema Harmony Our Culture dengan semboyan #ItsAllAboutUs, dan memiliki panggung musik yang akan dimeriahkan oleh Deredia, Mahalini, Gugun Blues Shelter, Rizky Febian, dan banyak lagi. Selain hiburan musik, RJF juga mengajak pengunjung untuk berbagi antara sesama dengan memberikan donasi sebagai tiket masuknya, bekerja sama dengan Yayasan Jambrud Biru.
Menurut Muhamad Fathuroziq, Project Officer Ramadhan Jazz Festival 2023, festival ini memiliki keunikan tersendiri dengan agenda besar untuk melakukan dakwah dan syiar agama Allah dengan cara yang lebih mudah diterima anak-anak muda. Tahun ini, seluruh hasil donasi akan disalurkan kepada teman-teman ODGJ yang membutuhkan kehidupan yang lebih layak agar dapat beraktivitas layaknya teman-teman yang lain.
[Baca juga : "Aceh Ramadan Festival 2023"]
Agus Setiawan Basuni, Artistic Director dan penggagas RJF, menyatakan kegembiraannya bahwa RJF bisa menjadi sarana dakwah kekinian yang relevan di kalangan muda atau millennials serta Gen Z. Ia berharap kegiatan ini akan menebarkan manfaat bagi semua orang yang terlibat baik sebagai penyelenggara, penampil, pendukung, ataupun penonton yang hadir serta menonton live streamingnya. Pra acara bertajuk IRAMA RJF (Indahnya Ramadhan Meraih Taqwa Bersama Ramadhan Jazz Festival) telah diadakan sebelumnya pada Sabtu, 1 April di Symphony of The Sea, Ancol yang menampilkan Anggi Marito, Alfie Alfandy, dan Farrel Hilal. (Sumber Foto: @naughtytonices)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.