shop-triptrus

Pasola : Ritual Perang Adat Di Pulau Sumba


When
: 10 Feb - 14 Mar 2015
Location
: Pulau Sumba
Short URL
: http://triptr.us/gfW9

Ritual perang adat Pasola kembali berlangsung di enam kampung adat di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, selama bulan Februari dan Maret. Selama bulan Februari 2015 di Homba Kalayo, Bondo Kawango dan Rara Winyo, sedangkan bulan Maret di Maliti Bondo Ate (Ratenggaro), Waiha dan Wainyapu.

Penentuan tanggal Pasola dihitung para tetua adat melalui munculnya bulan purnama 'naalbukolo'. Rato nyale merupakan orang yang sangat penting dalam hal penentuan tanggal digelarnya Pasola. Sulit menentukan waktu pasti perhelatan acara ini karena Pasola sejatinya bukan hanya hiburan semata namun juga ritual adat agama Marapu.

Pasola merupakan atraksi perang yang dilakukan oleh dua kelompok dengan kuda. Setiap kelompok terdiri lebih dari 100 pemuda bersenjatakan tombak yang dibuat dari kayu berdiameter 1,5 cm dengan ujung yang tumpul. Dalam peperangan ini, peserta dan kuda yang jatuh tidak boleh diserang. Setiap darah yang keluar diyakini dapat menyuburkan tanah dan bermanfaat bagi panen berikutnya.

Pasola bukan sekadar pemainan adat belaka namun telah tertanam jauh dalam budaya orang Sumba. Pasola berasal dari kata sola atau hola yang bermakna lembing kayu dalam bahasa lokalnya. Pelafalan kata tersebut dibubuhi awalan menjadi pasola sehingga makna pun berubah menjadi permainan demi perekat jalinan persaudaraan.

Pasola dimaknai orang Sumba sebagai perang damai dalam sebuah ritual adat (baca: bukan perang-perangan). Meskipun acap kali memakan korban, pasola tetap berpacu di tanah Sumba sebagai permainan penawar duka, duka seorang leluhur atas hilangnya belahan jiwa. Hal itu diawali dari legenda masyarakat Sumba.

Sumba sendiri adalah pulau yang menyajikan warna lebih memikat daripada sekadar tangkapan lensa kamera. Pulau ini tidak sekadar menyajikan perang Pasola, namun juga rentetan rumah adat tradisional, kubur batu, dan agama Marapu yang seolah tak terjangkau perubahan zaman.

Jadwal Pasola 2015

 Bulan Februari 2015

10 Februari 2015 : Pasola Homba Kalayo, Kecamatan Kodi Bangedo.

13 Februari 2015 : Pasola Bando Kawango, Kecamatan Kodi 14 Februari 2015 : Pasola Rara Winyo kecamatan, Kodi.

 Bulan Maret 2015

11 Maret 2015 : Pasola Maliti Bondo (Ratenggaro), Kecamatan Kodi Bangedo.

13 Maret 2015 : Pasola Waiha, Kecamatan Kodi Blaghar.

14 Maret 2015 : Pasola Wainyapu, Kecamatan Kodi Blaghar.

 

Sumber : http://indonesia.travel/id/event/detail/1079/pasola-2015-ritual-perang-adat-di-pulau-sumba

   

Other Event

Mar/28 | Tawur Agung Kesang 2025

TripTrus.Com - Yo, buat lo yang penasaran sama vibes mistis tapi tetep nyeni, Tawur Agung Kesanga 2025 di Desa Klinthing, Kecamatan Somagede, Banyumas, bakal jadi tontonan yang nggak boleh lo lewatin!       View this post on Instagram A post shared by Juni Antara (@7uni_antara) Acara ini tuh bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi yang dirayain sama warga Hindu di sana. Nah, karnavalnya rame banget, ada ogoh-ogoh, seni budaya, sampe atraksi seru lainnya. [Baca juga : "Selikuran Senjoyo 2025"] Setelah pawai, dua ogoh-ogoh itu bakal balik ke lapangan desa buat prosesi sakral. Pemuka agama mimpin doa, terus grup liong, ebeg, sama buncisan mulai muterin raksasa. Ini tandanya ritual pembakaran bakal dimulai! Begitu api dinyalain, ogoh-ogoh setinggi enam meter itu langsung dibakar habis! Filosofinya? Simbol ngusir energi negatif dan segala angkara murka dari kehidupan! Jadi, lo siap ngerasain atmosfer mistis sekaligus seru dari Tawur Agung Kesanga? 😎 (Sumber Foto: @karangtaruna_saptanajagaraga)...
more.

Mar/26 | Festival Thong-Thong Lek 2025

TripTrus.Com - Buat lo yang lagi siap-siap Ramadan di Rembang, ada kabar seru nih! Festival Thong-Thong Lek bakal balik lagi di tahun 2025 dengan konsep yang beda dari sebelumnya. Biasanya acara ini punya panggung utama, tapi kali ini formatnya keliling. Jadi, peserta bakal tampil sambil jalan tanpa harus ngumpul di satu titik. Pasti vibes-nya makin seru! Buat yang belum tahu, Thong-Thong Lek itu kesenian tradisional khas Rembang yang biasanya muncul di bulan Ramadan. Musiknya bisa akustik atau elektrik, dan tujuannya buat ngebangunin orang sahur biar makin semangat puasa. Festival ini udah jadi agenda tahunan di Rembang, sebagai bentuk pelestarian budaya lokal yang terus dijaga sama masyarakat dan Pemkab Rembang. [Baca juga : "Boyong Grobog 2025"] Buat teknis acaranya, Pemkab Rembang bareng stakeholder terkait udah meeting dan mutusin kalau festival tahun ini bakal dinilai langsung sepanjang perjalanan peserta, dari garis start sampai finish. Rutenya dimulai dari Perempatan Zaini, terus berjalan ke arah selatan, dan berakhir di Stadion Krida atau Gedung Haji. Tapi ada beberapa aturan yang harus dipatuhi, nih! Peserta dilarang pakai truk, maksimal cuma boleh bawa tiga kendaraan L300 per grup. Selain itu, dilarang keras konsumsi miras atau narkoba, dan semua peserta wajib tanda tangan surat pernyataan buat menjaga ketertiban selama acara berlangsung. Festival ini rencananya bakal digelar antara 26 Maret 2025, dari jam 21.00 sampai 01.00 WIB. Karena durasinya terbatas, panitia juga membatasi jumlah peserta maksimal cuma 25 kelompok. Jadi, siap-siap deh, Ramadan di Rembang bakal makin rame dan meriah tahun ini! 🚀🔥 (Sumber Foto: @jatengprov.go.id)...
more.

Mar/20 | Selikuran Senjoyo 2025

TripTrus.Com - Lo pernah denger tradisi Selikuran? Nah, ini tuh tradisi yang biasa dilakuin tiap malam ke-21 Ramadan, pas banget momen buat berburu Lailatul Qadar. Salah satu spot yang masih ngejaga tradisi ini adalah Sendang Senjoyo, yang ada di Desa Tegalwaton, Tengaran, Kabupaten Semarang.       View this post on Instagram A post shared by Rusni Yulianto (@rusni_yulianto) Meskipun zaman udah makin canggih, teknologi makin gila, tapi tradisi kungkum alias berendam atau minimal basuh muka di sini tetep eksis! Banyak orang yang masih percaya kalau ritual ini bisa kasih manfaat, baik buat jasmani maupun rohani. [Baca juga : "Upacara Adat Mondhosio 2025"] Kayak tahun-tahun sebelumnya, abis Maghrib, akses masuk ke area Senjoyo dijaga ketat sama panitia. Semua yang mau masuk harus bayar retribusi Rp 3.000/orang plus parkir Rp 2.000. Tapi jangan khawatir, suasananya gak cuma sakral doang, ada hiburan juga! Lo bisa nikmatin pertunjukan reog dan dangdutan yang bikin vibe makin asik. Ngomongin Sendang Senjoyo, tempat ini udah dikenal sejak lama, bahkan ada kaitannya sama legenda Joko Tingkir alias Mas Karebet. Dari zaman kolonial Belanda, Senjoyo udah dianggap tempat sakral. Selain buat ritual kungkum semalam suntuk, tempat ini juga sering dijadiin tujuan buat tradisi padusan sebelum Ramadan. Pas malam Selikuran, kalau cuaca lagi cakep, ratusan orang bakal datang buat ngalamin langsung vibes sakralnya. Jadi, lo tertarik buat cobain? 😎 (Sumber Foto: @ungarannews.com)...
more.

Comment

ButikTrip.com
remen-vintagephotography

Related Trip

Upcoming Trips

Suspension Bridge Situgunung
20 Mar - 20 Apr 2025
Treaking Gunung Papandayan
21 - 22 Mar 2025
Treaking Gunung Papandayan
28 - 29 Mar 2025
Treaking Gunung Papandayan
04 - 05 Apr 2025
Treaking Gunung Papandayan
11 - 12 Apr 2025
×

...