TripTrus.Com - Udah pernah merasakan sensasi balap lari ditemani pemandangan pemandangan pesisir yang elok? Kalau belum, nih ada satu acara yang wajib kamu ikuti! Dihelat di Pantai Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat tanggal 26 Februari mendatang, Merumatta Coast Trail bisa jadi kesempatan buat kamu berolahraga sambil menikmati pemandangan cantik.
Merumatta Coast Trail merupakan sebuah ajang trail running, yakni gabungan antara olahraga lari dan hiking di mana pesertanya harus berlari sambil menghadapi jalur yang menantang. Mau tahu lebih lanjut tentang perlombaan lari lintas alam yang satu ini? Yuk, langsung saja simak informasi-informasi berikut ini biar enggak penasaran lagi!
Menyusuri pantai, sungai, dan bukit yang memesona
Untuk kamu yang belum tahu, Merumatta Coast Trail merupakan ajang trail running bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Hotel Merumatta di Pantai Senggigi. Perlombaannya sendiri akan terbagi ke dalam tiga kategori berbeda, yaitu 8 Kilometer (8K), 15 Kilometer (15K), dan 25 Kilometer (25K). Rute yang harus kamu hadapi akan bermula dan berakhir di Hotel Merumatta.
Nantinya, selama mengikuti lomba, kamu bakal menghadapi jalur pantai, batu karang, serta perbukitan. Rute untuk kategori 8K terdiri dari Pantai Senggigi dan Bukit Mangsit. Rute untuk kategori 15K meliputi Pantai Senggigi, Puncak Batu Penyu, Puncak Rajengkunyi, Puncak Loco, dan Bukit Mangsit. Sementara itu, rute untuk kategori 25K mencakup Pantai Senggigi, Puncak Batu Penyu, Puncak Rajengkunyi, Puncak Loco, Bukit Mangsit, dan Kerandangan. Wah, pastinya bakalan menantang, nih!
Sekilas pesona dari venue utama Merumatta Coast Trail
Sejumlah titik yang bakal kamu lewati di rute Merumatta Coast Trail bukanlah sembarang tempat biasa. Titik start dan finish dari ajang trail running ini sendiri, yaitu Pantai Senggigi, merupakan salah satu destinasi favorit di Lombok.
[Baca juga : "East Java Fashion Harmony 2022"]
Tak begitu jauh dari Kota Mataram, pantai yang membentang panjang di pesisir barat pulau ini menawarkan pemandangan alam yang ciamik. Letaknya yang berhadapan langsung dengan Selat Lombok, memungkinkan kamu untuk menyaksikan kegagahan Gunung Agung di Bali dari kejauhan. Untuk kamu yang tertarik belajar selancar, Pantai Senggigi juga bisa lho dijadikan sebagai lokasi selancar pertama kamu karena ombaknya terbilang aman untuk pemula.
Tak jauh dari lokasi perlombaan, kamu bisa menemukan sebuah spot unik, lho! Dikenal dengan nama Pura Batu Bolong, tempat ini merupakan sebuah pura kecil yang berdiri tegak di atas bebatuan karang andesit yang membentuk sebuah lubang. Warna bebatuan karang yang hitam membuat pemandangan pura berumur sekian abad ini semakin menawan. (Sumber: Artikel indonesia.travel Foto @eve_zuzan)
Sep/13 | Festival Pinisi 2025
TripTrus.Com - Bro-Sis Traveler, siap-siap deh karena tanggal 11–13 September 2025 bakal ada event super epic: Festival Pinisi di Bulukumba, Sulawesi Selatan! Bayangin lo lagi menikmati vibe laut sambil nonton perahu Pinisi klasik yang terkenal ke keseluruh dunia lewat UNESCO, tapi acaranya gak kuno—masuknya malah dijadiin ajang kreatif buat lokal, UMKM, hingga ritual adat yang bikin lo bener-bener ngerasa nyatu sama budaya asli sana. Jadi, kalau lo pengen content yang meaningful sekaligus vibes chill di pantai, ini event yang wajib lo pecahin!
View this post on Instagram
A post shared by @kukunjbipanlop
1. Warisan Budaya Pinisi + Ritual Tradisional
Bro-Sis, yang bikin Festival ini beda: Kapal Pinisi—simbol maritim Bulukumba—digelar totalitas dari pembuatan sampai pelayaran, lengkap sama ritual adat kayak songka bala ribantilang, ammossi’, annyorong lopi, dan andingingi. Ritual annyorong lopi, lo tau ga? Itu ritual mendinginkan bumi yang udah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda! Jadi lo ngerasain langsung gimana budaya itu hidup, bukan cuma dipajang di museum. Festival ini ngajak lo ‘ngeh’ sama akar budaya sambil tetep seru kekinian!
2. Kolaborasi Lokal dan Ekonomi Kreatif
Lo bakal liat bagaimana penduduk Bulukumba on fire! Mereka pake momentum ini buat jualan UMKM, fashion show kerajinan tangan, produk pangan khas dan ngembangin kreativitas masyarakat lokal. Ada expo ekonomi kreatif, senandung kopi khas Kahayya, bahkan pemutaran film pendek dokumenter tentang Pinisi—semua kolaborasi antara pemerintah, Dinas Koperasi, Ekraf, Kominfo, bahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan support penuh. Lo gak cuma nonton, lo jadi bagian dari semangat lokal yang mau survive dan berkembang!
[Baca juga : "Rang Solok Baralek Gadang 2025"]
3. Gabungan Seru Hiburan & Sosial
Gak cuma budaya dan ekonomi, Bro-Sis! Festival ini juga ngeblend unsur sosial dan fun bareng: ada pasar murah, sunatan massal, pemeriksaan kesehatan gratis, berbagi telur buat generasi makan sehat (#GemarMakanTelur), bantuan bahan pangan untuk yang butuh, lomba hias perahu, sampe rekor MURI makan ikan terbanyak! Dan semua itu dikemas bareng karnaval budaya, panggung seniman lokal, pemilihan duta wisata kabupaten, hingga kegiatan konservasi lingkungan. Lo bisa main, nonton, peduli—semua bisa lo rasain di satu festival!
Bro-Sis Traveler, Festival Pinisi tuh bukan sekadar event—dia panggilan buat lo yang pengen traveling punya makna. Dari iconic-nya kapal Pinisi dan ritual adat yang kental, sampai kolaborasi ekonomi kreatif, seni lokal, dan misi sosial yang dibawa. Lo gak cuma dapet konten kece, tapi lo juga bantu masyarakat lokal dan jadi bagian cerita budaya yang sesungguhnya. Jadi siapin tiket, outfit pantai yang comfy tapi estetik, karena Festival Pinisi 2025 bakal ngebawa lo ke cerita laut, heritage, dan kreativitas yang anti-mainstream! (Sumber Foto: @sanggarsaorajae)...
more.
Sep/12 | Jakarta International Photo Festival 2025
TripTrus.Com - Bro-Sis, siap-siap buat jalan-jalan visual ke dunia fotografi keren! JIPFest 2025 hadir di Taman Ismail Marzuki, Cikini—tepatnya tanggal 12–21 September—gratis pula. Festival foto internasional ini bukan cuma display karya estetik, tapi juga ajakan buat kita ngulik gimana teknologi udah nempel banget sama hidup: internet, sosial media, gadget wearable sampai kecerdasan buatan. Lo bakal diajak refleksi, dialog, workshop, sambil betah keluyuran nyari visual ter-meaningful yang bukan sekadar “feed-able” tapi juga ngebuka mata. Coexistence—tema tahun ini— ngajak lo bilang, “Eh, manusia dan teknologi, bisa ga sih jalan barengan tanpa ngilangin sisi kemanusiaan kita?”
View this post on Instagram
A post shared by Kala Karya Gallery (@kala____karya)
Pesta foto JIPFest edisi kelima, diselenggarain sama PannaFoto Institute, udah jadi platform yang ngehubungin fotografer muda sama publik—gue, lo, kita semua—buat ngobrol, bertukar cerita, dan nendang karya ke panggung global meski dari sini.
Tahun ini tema Coexistence keren banget, Bro-Sis! Fotografer diajak buat ngebahas gimana teknologi—dari medsos sampai AI—udah nyatu sama keseharian kita, juga cara kita bangun narasi, identitas, dan memory. Di antaranya ada pameran foto, discourses kritis, kuliah umum, plus workshop yang bikin lo mikir—kita hidup di jaman digital, tapi kemanusiaan harus tetap nge-stand out.
[Baca juga : "Festival Pinisi 2025"]
Lokasinya ada di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, selama 10 hari penuh—12 sampai 21 September 2025. Banyak acara seru: 41 acara dan 16 program publik, lengkap sama 50 bintang tamu dari dalam dan luar negeri. Jadi bukan cuma jalan-jalan, tapi ngeri juga kualitasnya. Lo bisa ngerasain networking-nya, dapet ilmu, ikut diskusi, atau nemenin karya-karya powerful di pameran. Semua gratis!
Bro-Sis, JIPFest 2025 tuh bukan cuman festival foto—dia ajakan buat kita buat pikirin gimana teknologi nge-shape hidup, sambil tetap ngejaga essence kemanusiaan. Lo bisa jadi bagian dari cerita visual, ketemu ide keren, atau sekadar jalan-jalan sambil cari vibes baru buat feed dan hati. Dari workshop, pameran, sampe diskusi kreatif—semua disuguhin gratis sama PannaFoto Institute di TIM. Jadi, jangan cuma jadi ghost follower di timeline—ayo gas langsung ke venue, serap energi ‘Coexistence’, dan bikin traveling literasi lo makin meaningful! (Sumber Foto: @miojkt)...
more.