TripTrus.Com - Pemerintah Kota Depok tengah bersiap untuk menggelar Lebaran Depok 2023 yang akan dilangsungkan pada 17-20 Mei mendatang. Acara tersebut merupakan hajatan tahunan kebudayaan Betawi yang akan diisi dengan sejumlah acara seperti Gubek Empang, Nyenengin Baju, Potong Kebo Andil, Pasar Pengabisan, dan Nganam Kulit Ketupat. Lokasinya akan digelar di Perumahan Candi Graha, Kecamatan Bojongsari Kota Depok.
Lebaran Depok 2023 merupakan acara kolaborasi antara Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporyata) bersama Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD) dan akan berlangsung selama empat hari. Menurut Ahmad Dahlan, Ketua Umum KOOD, acara tersebut bertujuan untuk mengangkat dan melestarikan seni budaya Betawi Depok serta dimeriahkan dengan berbagai pagelaran kebudayaan dan kebiasaan zaman dahulu.
[Baca juga : "Java Jazz Festival"]
Selain itu, akan ada kegiatan seru lainnya seperti bazar, Gambang Kromong, dan Parade Qosidah. Bojongsari dipilih sebagai lokasi kegiatan karena masih banyak dihuni oleh suku Betawi, sehingga masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat yang dimiliki. Lokasi tersebut juga strategis karena dekat dengan wilayah perbatasan seperti Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor, sehingga warga Betawi dari luar Depok dapat ikut meramaikan acara tersebut.
Lebaran Depok 2023 diharapkan dapat mempertahankan dan menghidupkan kembali tradisi budaya Betawi sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Hal ini sejalan dengan tujuan dari acara tersebut untuk melestarikan seni budaya Betawi Depok. (Sumber Foto: @toni_faisal_rhc)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.