Setelah sukses menggelar Jogja International Heritage Walk 2015 pada tahun ini kegiatan serupa kembali diadakan. Jogja International Heritage Walk ke-8 dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 20 November 2016 yang akan berlokasi di dua tempat yang berbeda yakni Candi Prambanan dan Desa Heritage Imogiri.
Pada hari pertama Anda akan berjalan berkeliling Candi Prambanan menikmati pemandangan dan merasakan keramahan oleh warga lokal yang bertemu berpapasan di jalan. Sebagai Informasi, Candi Prambanan adalah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara dengan keunikannya yaitu arca dan patung. Selain itu pada tahun 1991 Candi Prambanan dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Di hari kedua Anda akan berjalan mengelilingi Desa Imogiri dimana Anda dapat menemukan keunikan dari penduduknya yang masih menjaga budaya tradisional. Anda dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan sehari-hari mereka seperti bertani di sawah atau mengajar di sekolah.
Jogja International Heritage merupakan event tahunan berskala Internasional yang diadakan oleh Jogja Walking Association yang mendukung penuh kegiatan berjalan kaki. Jogja Walking Association juga akan membawa nuansa baru dengan motto : “Walk for Green and Community.” Selama kegiatan berlangsung peserta diharapkan dapat menikmati keindahan dan keeksotisan pemandangan serta berinteraksi langsung dengan penduduk lokal.
Melalui kegiatan ini, Jogja Walking Association mengundang seluruh orang di seluruh dunia untuk datang dan mengikuti kegiatan berjalan kaki bersama sekaligus dapat berinteraksi dengan berdiskusi atau sharing tentang budaya asal mereka yang akan memberikan suasana nyaman dan menyenangkan dengan motto andalan “Let’s Walk Together”. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto yogyakarta.panduanwisata.id)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.