Penikmat jazz akan menjadi saksi pertunjukan musik spektakuler dan bertaraf internasional berlatarkan Candi Prambanan yaitu Indihome Prambanan Jazz 2016 yang diselenggarakan pada 20-21 Agustus. Ini adalah sebuah inisiasi pertunjukkan yang berupaya memadukan musik dengan unsur budaya yang kental.
Adapun musisi internasional yang diboyong adalah kelompok vokal R&B asal Amerika yaitu Boyz II Men. Kelompok yang beranggotakan Nathan Moris, Shawn Stockman dan Wannya Moris ini akan menjadi penampil utama dalam Indihome Prambanan Jazz 2016. Selain itu, beberapa nama dari dalam negeri yang sudah tidak asing lagi seperti Kahitna, Krakatau Reunion, Tulus, Mocca, Shaggy Dod dan Trio Lestari, juga akan memeriahkan perhelatan musik ini.
Menurut CEO Rajawali Indonesia Communication, Anas Syahrul Alimi, Indihome Prambanan Jazz 2016 diharapkan bisa menjadi sinergi jangka panjang dalam memperkenalkan pariwisata Indonesia di kancah dunia internasional.
Project Director Indihome Prambanan Jazz 2016, Bakkar Wibowo menambahkan bahwa Jogja itu sebuah kenangan dan pihaknya ingin membangun kenangan-kenangan itu menjadi sesuatu yang istimewa melalui sebuah pertunjukan musik ruang terbuka, di sebuah tempat yang begitu istimewa dengan penonton dan pertunjukan musik yang istimewa.
Indihome Prambanan Jazz 2016 diselenggarakan di dua venue yaitu venue Brahma untuk special show dan venue Wisnu untuk festival show. Dalam dua hari pertunjukan tersebut, pihak panitia berjanji akan melakukan yang terbaik demi memuaskan penikmat konser musik di Jogja dan sekitarnya.
Selain pertunjukan musik, disediakan expo dan bazar dengan tempat yang sangat nyaman. Penonton dapat menikmati musik berkualitas sambil menyantap kuliner-kuliner pilihan. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto unitedindonesia.org)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.