TripTrus.Com - Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) telah menjadi salah satu acara wisata terkemuka di Jawa Timur. Dari 254 acara wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari bulan Januari hingga Desember 2023, terdapat 15 acara unggulan, dan salah satunya adalah Festival Nasional Reog Ponorogo. "Alhamdulillah, Ponorogo masuk dalam 15 acara unggulan Jawa Timur yaitu FNRP," kata Judha Slamet Sarwo Edi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Pemuda Olahraga Ponorogo pada hari Rabu (21/12/2022).
Judha menjelaskan bahwa Festival Nasional Reog Ponorogo yang diadakan setiap tahun akan diselenggarakan pada tanggal 14 hingga 18 Juli 2023 dan menjadi bagian dari perayaan Grebeg Suro dan peringatan hari jadi Ponorogo. "Karena menjadi acara unggulan, di tahun depan akan lebih meriah. Tahun lalu terdapat 54 kegiatan," tambahnya.
Tidak hanya itu, Festival Nasional Reog Ponorogo juga sedang dalam tahap kurasi dan seleksi dalam Kalender Event Nasional 2023. Rencananya, acara wisata nasional tahun depan tersebut akan diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). "FNRP sudah masuk dalam kurasi dan saat ini sedang dinilai. Namun, jika sudah dalam penilaian, kemungkinan besar akan masuk ke KEN 2023," jelas Judha.
[Baca juga : "Jember Fashion Carnaval"]
Ia juga berharap bahwa masuknya Ponorogo dalam kalender wisata 2023 dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat Ponorogo. Capaian yang membanggakan ini perlu dipertahankan agar tetap masuk dalam kalender wisata baik tingkat provinsi Jawa Timur maupun tingkat nasional.
"Ponorogo memiliki kekayaan seni dan budaya yang sangat melimpah. Selain Reog Ponorogo, terdapat 26 kesenian aktif di Ponorogo," ujar Judha Slamet Sarwo Edi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Pemuda Olahraga Ponorogo. (Sumber Foto: @anungbangun)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.