shop-triptrus

Festival 3 Gunung


When
: 26 - 31 Aug 2022
Location
: Kab. Lembata
Short URL
: http://triptr.us/m719

TripTrus.Com - Lembata merupakan sebuah pulau sekaligus kabupaten yang termasuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dulunya, Lembata menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur, sebelum menjadi kabupaten otonom sejak 1999.

Lembata dikenal akan tradisi berburu pausnya yang terdapat di Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni. Namun, tidak hanya itu, Lembata juga dianugerahi pemandangan yang eksotis sejauh mata memandang jika kita berada di Bukit Cinta Lembata, yang kini menjadi kawasan wisata andalan Kabupaten Lembata yang berada di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan. BCL menjadi salah satu spot terbaik bagi wisatawan untuk menikmati keindahan saat matahari terbenam.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ditjen PPDT Kemendesa (@ditjen_ppdt)

Dan pada tahun ini, Festival Tiga Gunung Lembata kembali digelar untuk tahun kedua. Berlangsung pada 26-31 Agustus 2019, festival itu diharapkan bisa menjadi ajang promosi Lembata sebagai destinasi wisata yang potensial. Diberi nama Festival Tiga Gunung Lembata, karena Lembata memiliki tiga gunung yang memiliki keunikannya masing-masing. Pertama, Ile Werung atau Gunung Werung, merupakan salah satu gunung berapi dengan karakteristik kawah yang dalam dengan dinding batu terjal bekas letusan.

Kedua, Ile Lewotolok atau Gunung Lewotolok, memiliki keunggulan hamparan kawah yang sangat luas serta udaranya yang sejuk serta panorama alam yang indah di kawasan itu. Terakhir, Ile Batutara atau Gunung Batutara, yang keunikannya gunung berapi ini meletup setiap 20 menit dengan menyemburkan asap serta bunga api sehingga akan memperlihatkan pesona keindahan gunung api.

Selain disuguhkan keunikan tiga gunung tersebut, selama penyelenggaraan Festival Tiga Gunung Lembata, kita dapat menjelajahi Lembata dengan segala keunikannya. Selama pelaksanaan festival, setiap sorenya para wisatawan akan disuguhkan pementasan tarian pemersatu suku dan agama atau Sole Oha sebagai tanda toleransi antar sesama masyarakat di Lembata. Tarian ini akan dibawakan bergantian dari desa-desa yang terdapat di Lembata. Wisatawan dapat ikut serta dalam tarian ini dengan mengikuti gerakan dan syair yang dibawakan bergantian oleh penari.

Tidak jauh dari BCL, terdapat kawasan wisata rohani yang diberi nama Taman Doa Watomiten, Riangdua, di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan. Di taman doa ini terdapat Patung Bunda Maria setinggi 7 meter yang menghadap laut di depan Gunung Boleng, Pulau Adonara.

Selama Festival Tiga Gunung Lembata, kita juga dapat menyaksikan atraksi Hadok atau tinju tradisional. Tinju adat ini cukup terkenal di daratan Lembata. Di luar tanah asalnya Hadok sering disuguhkan sebagai sebuah atraksi budaya. Hadok biasanya dimainkan pada saat panen kebun sebagai ungkapan rasa syukur.

[Baca juga : "Lomba Pacuan Kuda"]

Hadok memiliki aturan mainnya sendiri. Dua petarung yang bertinju hanya boleh memukul ke arah wajah musuh, dilarang saling memeluk, tidak boleh menggunakan kaki, menggigit lawan dan memukul dari atas kepala. Sasarannya hanya bagian wajah saja. Selama berlangsungnya duel, terdapat pelerai yang tugasnya memperhatikan setiap gerakan dari para petinju. Sedangkan masyarakat lainnya melantunkan syair-syair lagu penyemangat bagi para petinju.

Dalam Festival Tiga Gunung Lembata, yang berlangsung selama enam hari, juga menghadirkan atraksi paramotor yang akan melayang-layang di atas BCL. Selain itu, festival ini menghadirkan berbagai kegiatan seperti Jalan Santai Lembata Sunset Trail Family Fun Running Race, suguhan Lembata Youth Music dan Film BCL Festival, parade komunitas motor dan sepeda, pameran produk UKM dan kuliner, serta NTT Fashion Carnaval Festival Tiga Gunung Lembata. (Sumber: Artikel sindonews.com Foto  @lucydarmadi ) 

   

Other Event

Sep/13 | Rang Solok Baralek Gadang 2025

TripTrus.Com - Bro-sis traveler, pernah ngebayangin gak kalau sawah yang biasanya cuma jadi tempat padi tumbuh bisa berubah jadi panggung megah penuh warna? Nah, di Kota Solok, Sumatera Barat, ada nih event kece bernama Rang Solok Baralek Gadang (RSBG). Dari namanya aja udah kebayang vibe pesta rakyat yang meriah abis. Bayangin deh, suasana sawah hijau jadi background parade budaya, fashion etnik, kuliner tradisional, plus hiburan musik lokal yang nge-blend sama alam. Ini bukan sekadar festival biasa, tapi simbol kebersamaan, syukur, dan cara kreatif masyarakat Solok ngenalin budaya mereka ke dunia luar.       View this post on Instagram A post shared by Erzha Koto (@punya_erzha) 🎭 Atraksi Budaya Penuh Warna Lo bakal dibuat terkesima sama parade budaya yang bener-bener autentik. Mulai dari penampilan tari Minang, musik tradisional talempong, sampai prosesi adat khas Solok ditampilin di tengah hamparan sawah. Lo bisa ngerasain vibe unik yang jarang banget ada di festival lain. Di sini bukan cuma soal hiburan, tapi juga tentang gimana masyarakat lokal ngajak lo nyemplung ke tradisi yang udah ada sejak ratusan tahun lalu. Rasanya kayak throwback ke akar budaya, tapi tetep dikemas fun dan kekinian. 🍲 Kuliner Tradisional yang Bikin Nagih Bro-sis, festival ini gak lengkap kalau lo gak nyobain kuliner khas Minang yang legit banget. Dari rendang, lamang tapai, sampai aneka jajanan pasar, semuanya ada di satu tempat. Makan di tengah suasana baralek rakyat dengan view sawah dan gunung bikin experience lo makin epic. Ini lebih dari sekadar makan—lo bakal ngerasain rasa yang penuh filosofi, penuh sejarah, dan tentunya penuh kelezatan. Kuliner di RSBG tuh bener-bener jadi highlight yang bikin lo pengen balik lagi. [Baca juga : "Wakatobi Wonderful Festival And Expo 2025"] 👗 Fashion Show Etnik di Sawah Lo yang suka fashion juga bakal dimanjain, karena ada fashion show etnik di tengah sawah. Model jalan di catwalk alam dengan outfit berbahan songket dan tenun khas Minang. Serius deh, ini vibes-nya aesthetic abis! Beda banget sama fashion show di mall atau runway modern, karena di sini alam jadi panggung utama. Lo bakal dapet banyak banget konten Instagramable, sekaligus belajar kalau fashion tradisional itu gak kalah classy sama brand internasional. 🎶 Hiburan dan Rasa Kebersamaan Selain parade dan fashion, hiburan musik dan seni kontemporer juga bikin acara makin meriah. Dari band lokal, penyanyi tradisional, sampai komunitas kreatif anak muda Solok tampil semua. Intinya, RSBG jadi ajang kumpul bareng yang nge-blend generasi tua sama generasi muda. Vibes kebersamaannya tuh kerasa banget—lo bakal ngerasa kayak ikut hajatan gede yang semua orang happy, dari warga lokal sampe traveler yang dateng. Sis-bro, Rang Solok Baralek Gadang tuh bukan cuma festival buat hiburan doang. Ini pesta rakyat yang nyatuin budaya, kuliner, fashion, alam, dan rasa kebersamaan jadi satu paket lengkap. Lo bisa jalan-jalan sambil dapet pengalaman otentik yang gak bisa lo temuin di tempat lain. Jadi, kalau lo bener-bener traveler sejati, jangan sampai skip event ini di itinerary September lo. Gaskeun bawa temen atau pasangan, biar makin rame vibes-nya. Ingat, sawah di Solok lagi nunggu lo buat jadi saksi baralek paling hits tahun ini! 🌾✨ (Sumber Foto: @punya_erzha)...
more.

Sep/13 | Festival Pinisi 2025

TripTrus.Com - Bro-Sis Traveler, siap-siap deh karena tanggal 11–13 September 2025 bakal ada event super epic: Festival Pinisi di Bulukumba, Sulawesi Selatan! Bayangin lo lagi menikmati vibe laut sambil nonton perahu Pinisi klasik yang terkenal ke keseluruh dunia lewat UNESCO, tapi acaranya gak kuno—masuknya malah dijadiin ajang kreatif buat lokal, UMKM, hingga ritual adat yang bikin lo bener-bener ngerasa nyatu sama budaya asli sana. Jadi, kalau lo pengen content yang meaningful sekaligus vibes chill di pantai, ini event yang wajib lo pecahin!       View this post on Instagram A post shared by @kukunjbipanlop 1. Warisan Budaya Pinisi + Ritual Tradisional Bro-Sis, yang bikin Festival ini beda: Kapal Pinisi—simbol maritim Bulukumba—digelar totalitas dari pembuatan sampai pelayaran, lengkap sama ritual adat kayak songka bala ribantilang, ammossi’, annyorong lopi, dan andingingi. Ritual annyorong lopi, lo tau ga? Itu ritual mendinginkan bumi yang udah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda! Jadi lo ngerasain langsung gimana budaya itu hidup, bukan cuma dipajang di museum. Festival ini ngajak lo ‘ngeh’ sama akar budaya sambil tetep seru kekinian! 2. Kolaborasi Lokal dan Ekonomi Kreatif Lo bakal liat bagaimana penduduk Bulukumba on fire! Mereka pake momentum ini buat jualan UMKM, fashion show kerajinan tangan, produk pangan khas dan ngembangin kreativitas masyarakat lokal. Ada expo ekonomi kreatif, senandung kopi khas Kahayya, bahkan pemutaran film pendek dokumenter tentang Pinisi—semua kolaborasi antara pemerintah, Dinas Koperasi, Ekraf, Kominfo, bahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan support penuh. Lo gak cuma nonton, lo jadi bagian dari semangat lokal yang mau survive dan berkembang! [Baca juga : "Rang Solok Baralek Gadang 2025"] 3. Gabungan Seru Hiburan & Sosial Gak cuma budaya dan ekonomi, Bro-Sis! Festival ini juga ngeblend unsur sosial dan fun bareng: ada pasar murah, sunatan massal, pemeriksaan kesehatan gratis, berbagi telur buat generasi makan sehat (#GemarMakanTelur), bantuan bahan pangan untuk yang butuh, lomba hias perahu, sampe rekor MURI makan ikan terbanyak! Dan semua itu dikemas bareng karnaval budaya, panggung seniman lokal, pemilihan duta wisata kabupaten, hingga kegiatan konservasi lingkungan. Lo bisa main, nonton, peduli—semua bisa lo rasain di satu festival! Bro-Sis Traveler, Festival Pinisi tuh bukan sekadar event—dia panggilan buat lo yang pengen traveling punya makna. Dari iconic-nya kapal Pinisi dan ritual adat yang kental, sampai kolaborasi ekonomi kreatif, seni lokal, dan misi sosial yang dibawa. Lo gak cuma dapet konten kece, tapi lo juga bantu masyarakat lokal dan jadi bagian cerita budaya yang sesungguhnya. Jadi siapin tiket, outfit pantai yang comfy tapi estetik, karena Festival Pinisi 2025 bakal ngebawa lo ke cerita laut, heritage, dan kreativitas yang anti-mainstream! (Sumber Foto: @sanggarsaorajae)...
more.

Sep/12 | Jakarta International Photo Festival 2025

TripTrus.Com - Bro-Sis, siap-siap buat jalan-jalan visual ke dunia fotografi keren! JIPFest 2025 hadir di Taman Ismail Marzuki, Cikini—tepatnya tanggal 12–21 September—gratis pula. Festival foto internasional ini bukan cuma display karya estetik, tapi juga ajakan buat kita ngulik gimana teknologi udah nempel banget sama hidup: internet, sosial media, gadget wearable sampai kecerdasan buatan. Lo bakal diajak refleksi, dialog, workshop, sambil betah keluyuran nyari visual ter-meaningful yang bukan sekadar “feed-able” tapi juga ngebuka mata. Coexistence—tema tahun ini— ngajak lo bilang, “Eh, manusia dan teknologi, bisa ga sih jalan barengan tanpa ngilangin sisi kemanusiaan kita?”       View this post on Instagram A post shared by Kala Karya Gallery (@kala____karya) Pesta foto JIPFest edisi kelima, diselenggarain sama PannaFoto Institute, udah jadi platform yang ngehubungin fotografer muda sama publik—gue, lo, kita semua—buat ngobrol, bertukar cerita, dan nendang karya ke panggung global meski dari sini. Tahun ini tema Coexistence keren banget, Bro-Sis! Fotografer diajak buat ngebahas gimana teknologi—dari medsos sampai AI—udah nyatu sama keseharian kita, juga cara kita bangun narasi, identitas, dan memory. Di antaranya ada pameran foto, discourses kritis, kuliah umum, plus workshop yang bikin lo mikir—kita hidup di jaman digital, tapi kemanusiaan harus tetap nge-stand out. [Baca juga : "Festival Pinisi 2025"] Lokasinya ada di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, selama 10 hari penuh—12 sampai 21 September 2025. Banyak acara seru: 41 acara dan 16 program publik, lengkap sama 50 bintang tamu dari dalam dan luar negeri. Jadi bukan cuma jalan-jalan, tapi ngeri juga kualitasnya. Lo bisa ngerasain networking-nya, dapet ilmu, ikut diskusi, atau nemenin karya-karya powerful di pameran. Semua gratis! Bro-Sis, JIPFest 2025 tuh bukan cuman festival foto—dia ajakan buat kita buat pikirin gimana teknologi nge-shape hidup, sambil tetap ngejaga essence kemanusiaan. Lo bisa jadi bagian dari cerita visual, ketemu ide keren, atau sekadar jalan-jalan sambil cari vibes baru buat feed dan hati. Dari workshop, pameran, sampe diskusi kreatif—semua disuguhin gratis sama PannaFoto Institute di TIM. Jadi, jangan cuma jadi ghost follower di timeline—ayo gas langsung ke venue, serap energi ‘Coexistence’, dan bikin traveling literasi lo makin meaningful! (Sumber Foto: @miojkt)...
more.

Comment

ButikTrip.id
remen-vintagephotography

Related Trip

No trip related to this event

Upcoming Trips

Open Trip Dieng Plateau
12 - 14 Sep 2025
Trekking Gunung Papandayan
13 - 14 Sep 2025
Baduy Dalam
13 - 14 Sep 2025
Open Trip Dieng Plateau
19 - 21 Sep 2025
×

...