TripTrus.Com - Dataran tinggi Dieng yang terhampar di ketinggian 2.000 mdpl, berjuluk negeri di atas awan, menawarkan keindahan alam dengan banyak opsi seru untuk menjelajahinya. Salah satunya adalah dengan melalui kegiatan orienteering, yang mengajak kamu menjelajah alam dengan berlari sambil bernavigasi. Pasalnya, kegiatan ini cocok untuk penyuka alam maupun pegiatan olahraga dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada kegiatan lari lintas alam pada umumnya, hanya berbekal peta dan kompas.
Bila kamu tertarik untuk menjajal cabang olahraga lintas alam ini, Dieng Orienteering Race bisa menjadi pilihanmu, yang akan berlangsung pada 19-21 Mei mendatang. Dieng Orienteering Race 2023 mengusung tema Collaborate Energy Above the Clouds dan hadir dengan skala event yang lebih luas, yakni tingkat internasional, dengan kategori Foot Orienteering dan Mountain Bike Orienteering yang dibagi berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Untuk Foot Orienteering, kategori yang tersedia adalah M20, W20, M21, W21, M30 dan W30, dan terdapat juga Relay untuk dua orang. Sementara Mountain Bike Orienteering hanya dibagi berdasarkan jenis kelamin, yakni M dan W. Selain orienteering, Dieng Orienteering Race 2023 juga akan dimeriahkan dengan serangkaian acara lainnya seperti Indonesia International Outdoor Festival dan Indonesia Summer Camp 2023.
[Baca juga : "Sungailiat Triathlon"]
Tak hanya itu, Dieng Orienteering Race juga akan menjadi pembuka untuk Dieng Culture Festival, yang merupakan salah satu acara budaya terbesar di Indonesia. Festival ini akan digelar pada 25-27 Agustus 2023. Biaya registrasi untuk Dieng Orienteering Race dimulai dari Rp250 ribu per orang, yang sudah termasuk jersey, finisher medal, makan, asuransi, dan e-sertifikat. Registrasi saat ini masih dibuka, namun slotnya terbatas. Jadi, bagi kamu yang tertarik, langsung mendaftarkan diri dengan mengunjungi laman yang tersedia. (Sumber Foto: @orienteersindo)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.