Pantai wisata Senggigi akan menjadi tempat Sumbawa Pearl Festival ke-6 di bulan Juni 2016 nanti. LSPF ini bertujuan untuk mensukseskan progam Visit Lombok yang dicanangkan oleh Pemerintah Nusa Tenggara Barat sekaligus memperkenalkan Lombok sebagai daerah penghasil mutiara dengan taraf standar internasional. (Sumber: Artikel mbolangyuk.com foto nationalgeographic.co.id)
Festival Teluk Jailolo merupakan sebuah festival rakyat Halmahera Barat yang melibatkan atraksi budaya yang dikombinasikan dengan kekayaan serta keindahan alam. Festival Teluk Jailolo diadakan setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat. Memasuki tahun ke-8, Festival Teluk Jailolo kembali eksis untuk membawa nama Halmahera Barat menjadi lebih besar lagi. Pentingnya festival ini telah membuat Halmahera Barat menjadi salah satu destinasi utama di Indonesia Timur.
Untuk itu, pada tahun 2016 ini, Festival Teluk Jailolo kembali mengundang Anda ke dalam Pesona Budaya Kepulauan Rempah. Bagi Anda, para pelancong yang cinta petualangan dan penikmat keanekaragaman budaya, ayo berpartisipasi dalam salah satu pagelaran terbesar di Indonesia timur. Di sini, Anda dapat menangkap keindahan Jailolo, baik di atas maupun bawah laut, juga bergabung dalam hangatnya masyarakat setempat dengan keramahan dan keberagaman kebudayaannya
Ini waktunya Anda membuktikan eksotisme budaya dan kekayaan alam di Kepulauan Rempah! Cari tahu mengenai program acara Festival Teluk Jailolo 2016 di sini. (Sumber: Artikel jailolofest.com Foto beritasatu.com)
Acara budaya tahunan kota baja Cilegon yaitu Cilegon Ethnic Carnival (CEC), akan diselenggarakan untuk keempat kalinya di halaman kantor Walikota Cilegon, Banten. Acara ini digelar dengan tujuan memfasilitasi pagelaran seni dan budaya serta etnik yang berasal dari daerah Nusantara.
Dengan mengangkat tema "Ethnic Multi Cultural in Harmony", CEC 2016 akan menggelar parade sekaligus lomba kostum dengan konsep Kerajaan Nusantara. Peserta yang turut serta dapat berupa perwakilan dari sekolah/sanggar ataupun perorangan. Pendaftaran bagi peserta dimulai pada 15 Januari-22 Februari 2016.
Nama CEC sendiri dibuat untuk menggantikan nama Festival of Krakatau yang juga digunakan untuk acara budaya di Lampung. CEC diharapkan dapat menjadi obyek wisata buatan yang mampu menarik perhatian banyak pihak sehingga ke depannya mampu berkembang menjadi kalender event nasional.
Sesuai dengan nama yang dibawanya, CEC akan menampilkan berbagai macam kebudayaan dan etnik yang berkembang di Kota Cilegon tanpa menghilangkan budaya asli kota ini. Keragaman adat budaya warga yang tinggal di Cilegon memang menjadi kekuatan baru untuk membuat kota ini menjadi Kota Metropolis, namun tetap menjunjung adat budaya dan peduli akan lingkungan.
Kota Cilegon dikenal sebagai Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara, Cilegon terletak di ujung barat laut Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota ini menaungi berbagai macam obyek vital negara, seperti Pelabuhan Merak dan Kawasan Industri Krakatau Steel.
Topografi wilayah Gerem-Merak di Cilegon yang berupa hamparan pegunungan membentuk semacam pintu selamat datang untuk menyambut pendatang. Dari sini pula, pengujung akan melihat hamparan pesisir barat Kota Cilegon dari Gunung Batu Lawang. Selain itu, terdapat Gunung Batur yang merupakan salah satu tujuan wisata argo, hingga Krakatau Country Club yang dibangun dengan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan rekreasi keluarga dan ekspatriat.
Sumber: indonesia.travel Foto bantenpos.com
Gunung Tambora memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan juga dunia. Gunung yang meletus pada 200 tahun silam ini menyimpan sejarah yang cukup berarti.Untuk terus memperingati peristiwa meletusnya Gunung Tambora yang ada di Pulau Sumbawa ini, Pemerintah Daerah Provinsi NTB didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kompas menyelenggarakan event tahunan Festival Pesona Tambora (FPT) 2016.Acara yang baru pertama kali digelar ini akan berlangsung pada 11-16 April 2016 di NTB. Selain untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut, Gubernur NTB M. Zainul Majdi mengatakan tujuan lainnya adalah untuk mengangkat potensi alam dan budaya di NTB."Pesona Lombok dan Sumbawa tidak ada habis-habisnya, khususnya Gunung Tambora, yang berada di Kabupaten Dompu dan Bima yang juga mempunyai objek wisata yang begitu kaya," ungkap dia dalam Peluncuran FPT 2016, seperti dikutip dari merdeka.com, Selasa (12/1/2016).Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, menyambut baik kegiatan FPT 2016. Menurutnya, penyelenggaraan festival ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kunjungan wisman dan wisnus ke Indonesia, khususnya NTB."Saya harap Festival Pesona Tambora bisa mendunia," kata Arief lebih lanjut.Nantinya, akan ada tiga event utama yang terdiri dari pra-event yaitu, launching, seminar (wisata bahari, Rinjani menuju geopark dunia, dan Lombok wisata halal dunia), peziarahan Tambora, Gili Tapan (Upacara Lau, pertunjukan musik gambus lautan dan layaran film), perkebunan kopi Tambora (gelaran budaya, kompetisi kopi kreatif dan Cargo Cult Festival).Selain itu ada pula main event, yaitu Tambora running (Ultra run 329K dan 100K, Tambora Ultra 50K dan 25K), Tambora Bike Camp, Tambora Festival, Pulau Satonda (Tambora Literary and Film Festival, pameran seni rupa dan instalasi art-arche di Galeri Seni Satonda) dan situs budaya Tamboraman. Dan untuk post event antara lain ialah klik fotografi trip. (Sumber: Artikel galamedianews.com Foto harnas.co)
TRIPTRUS - Keraton dan Pemerintah Daerah Cirebon mengagendakan "Festival Pesona Cirebon" pada 31 Maret sampai 2 April untuk mempromosikan potensi wisata di daerah tersebut."Kami agendakan 'Festival Pesona Cirebon' dalam rangka mempromosikan wisata yang berada di Cirebon," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Arief Natadiningrat, di Cirebon, Kamis (10/3/2016). Festival Pesona Cirebon diagendakan mulai dari 31 Maret sampai 2 April 2016 dengan menampilkan seni budaya Cirebon.Dengan adanya festival tersebut, Sultan berharap bisa mengangkat wisata yang ada di Cirebon, baik wisata budaya, religi, kuliner, dan yang lainnya karena dalam festival tersebut akan ditampilkam semua potensi wisata yang ada di Cirebon.Festival tersebut merupakan bentuk pembenahan wisata agar Cirebon bisa menjadi salah satu kota yang menyuguhkan wisata budaya ataupun alamnya. "Dalam rangka meningkatkan wisatawan mancanegara yang diprogramkan pemerintah Indonesia, Cirebon terus berbenah diri, untuk bisa mensukseskan program tersebut," ungkap Sultan.Untuk agenda Festival Pesona Cirebon sendiri sebagai berikut, pada 31 maret 2016 jam 09.00-16.00 WIB, akan ditampilkan gamelan renteng di Keraton Kasepuhan. Kemudian jam 14.00 WIB seminar pariwisata di Waterland, sedangkan pada jam 19.00 WIB pagelaran seni di panggung budaya Sunyaragi.Pada 1 April 2016 Jam 09.00 -16.00 WIB, ada penampilan renteng dan jaran lumping di Pesanggrahan Sunyaragi, seni hadaroh di Srimanganti Keraton Kasepuhan dan seni gembyung di Astana Gunungjati. Kemudian dilanjutkan jam 14.00 WIB lomba dayung, perahu hias dan 'ngejala' di Pantai Waterland setelah itu jam 19.00 WIB pagelaran kesenian di panggung budaya Sunyaragi.Dilanjutkan pada 2 April 2016 jam 09.00 -16.00 WIB, ditampilkan buroq dan sisingaan di Pesanggrahan Sunyaragi, seni gembyung di Astana Gunungjati dan aneka tarian Cirebon di Srimanganti."Itu agenda yang akan ada pada festival pesona Cirebon nanti," pungkasnya. (Sumber: Artikel dan Foto trvael.kompas.com )
TRIPTRUS - Keragaman agama dan budaya yang ada membuat Kota Mataram ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pawai ogoh-ogoh salah satunya. Pawai yang digelar sehari sebelum umat Hindu melangsungkan ibadah Nyepi ini mampu menarik ribuan pengunjung untuk datang menyaksikannya.
Sumber: Foto dutapraja.blogspot.com
Ogoh-ogoh merupakan budaya khas Pulau Dewata yang telah lama berkembang di Pulau Lombok, terutama di Kota Mataram. Dalam ajaran Hindu Dharma, ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian butha kala. Butha kala menyimbolkan kekuatan alam semesta (bhu) dan waktu yang tidak terukur (kala). Secara perwujudannya, bhuta kala digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan, tinggi dan besar. Biasanya bhuta kala kerap digambarkan dalam bentuk raksasa.
Ogoh-ogoh yang diarak sepanjang jalan juga kerap digambarkan dalam bentuk makhluk-mahkluk yang hidup di mayapada, neraka dan surga. Wujud dari bentuk-bentuk tersebut seperti garuda, gajah, naga, widyadari dan dewa.
Semarak pawai ogoh-ogoh yang dilaksanakan di Mataram memang telah banyak memberi dampak yang positif terhadap kemajuan pariwisata. Jika menjelang Hari Raya Nyepi tiba, masing-masing banjar (lingkungan) mulai terlihat sibuk mempersiapkan dan membuat ogoh-ogoh.
Masing-masing Banjar biasanya membuat wujud dan bentuk ogoh-ogoh berbeda dengan banjar-banjar yang lain.
Antusias warga sekitar yang ingin menyaksikan pawai tersebut cukup tinggi. Wisatawan lokal maupun mancanegara juga menantikan hal yang sama. Tepat di pusat Kota Mataram, ogoh-ogoh tersebut diarak melintasi jalan utama yang terletak di Cakranegara setelah sebelumnya dilepas oleh Wali Kota Mataram, atau pejabat yang mewakili.
Sumber: Foto mashuminosekai.blogspot.com
Menurut ajaran Hindu Dharma, proses arak-arakan ogoh-ogoh menyimbolkan wujud keinsyafan manusia terhadap kekuatan alam semesta dan kekuatan waktu yang tidak terbantahkan. Seluruh kekuatan tersebut terdiri dari kekuatan bhuana agung (alam semesta) dan kekuatan bhuana alit (diri manusia). Seluruhnya akan tergantung dari niat tulus manusia dalam menjaga seluruh isi alam semesta dan menjaga diri sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Biasanya, jumlah ogoh-ogoh yang diarak setiap menjelang Ibadah Nyepi ini bisa mencapai lebih dari seratus buah dengan diarak oleh ribuan remaja, anak-anak dan para orang tua. Dalam arak-arakan tersebut, patung ogoh-ogoh yang terbuat dari bambu dan kertas karton tersebut, seluruh pengarak akan mengenakan kostum atau pakaian seragam khas banjar (lingkungan) masing- masing. Kemudian ogah-ogoh akan diarak sepanjang 2 kilometer melewati jalan utama menuju Cakranegara.
Saat pawai berlangsung, gemuruh tabuhan gendang dan gamelan serta musik-musik tradisional lainnya mengiringi upacara tersebut. Terlihat seluruh peserta pawai dengan serentak menari-nari mengikuti irama musik yang dimainkan oleh pengiring. Sementara itu, kanan dan kiri pinggir jalan dipenuhi oleh penonton dari berbagai elemen masyarakat yang sengaja meluangkan waktunya untuk menyaksikan semarak pawai yang diadakan sekali setahun ini.
Pawai ogoh-ogoh ini telah diadakan sejak tahun 1992. Bagi Anda yang gemar akan wisata kebudayaan bernuansakan religi, ada baiknya datang untuk menyaksikan langsung pawai yang digelar sekali dalam setahun ini.
Sumber: Artikel lombokpost.net Foto travel.tempo.co
Festival Pasola merupakan festival tahunan yang dirayakan masyarakat Sumba Barat saat memulai masa tanam. Festival ini juga menjadi wisata budaya di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur . Dalam perayaan ini, masing-masing kampung akan beradu ketangkasan dengan menunggang kuda sambil melempar lembing ke lawan sampai lawan berdarah.
Festival Pasola ditentukan berdasarkan bulan serta melalui rapat para Rato (pendeta adat). Selain itu, penentuan juga bisa dilakukan dengan cara melihat tumbuhan-tumbuhan tertentu yang berbunga pada saat menjelangFestival Pasola.
Perayaan ini sebenarnya untuk menyambut masa panen dan memprediksi hasil panen. Semakin banyak darah keluar saat Pasola, masyarakat setempat percaya hal itu berarti hasil panen berlimpah. Festival Pasola biasanya dirayakan di tiga kecamatan Sumba Barat, yaitu Kecamatan Wanokaka, Lamboya, dan Gaura.
Ada dua tradisi atau ritual yang juga merupakan pelengkap Pasola yaitu, tradisi Bau nyale dan ritual Pajura. Bau Nyale diadakan pagi hari sebelum Pasola. Bau nyale merupaka tradisi menangkap cacing laut.
Tradisi tersebut menjadi istimewa dan sakral, lantaran cacing nyale yang ditangkap dipercaya sebagai jelmaan seorang putri bernama Putri Mandalika. Sementara tengah malam, diadakan ritual Pajura. Pajura merupakan adu tinju antar kampung. Para peninju adalah anak-anak muda dengan menggunakan sarung tinju terbuat dari alang-alang.
Sumber: Artikel dan Foto kidnesia.com
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, akan menyelenggarakan Festival Danau Ranau ke-XX pada 27-29 November 2015 di Ponton dan Banding Agung. Ini adalah sebuah pertunjukan budaya yang menampilkan seni tari dan lagu daerah serta peragaan visualisasi kepariwisataan daerah yang mampu menambah nilai dan promosi pariwisata.
Festival Danau Ranau ke-XX bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, mempresentasikan potensi wisata, sebagai wadah informasi promosi dan pemasaran bagi pengelola obyek wisata, meningkatkan kreatifitas para insan pariwisata, juga untuk meningkatkan dan menggairahkan apresiasi masyarakat agar lebih mencintai budaya sendiri.
Beragam seni tari dan lagu daerah akan dilombakan untuk memperebutkan hadiah uang tunai, tropi, piagam dan hadiah hiburan lainnya. Kegiatan ini juga akan menjadi acara yang atraktif dan interaktif agar tercipta suasana yang dinamis, dengan melibatkan 17 kabupaten/kota se-Sumatera Selatan serta 19 kecamatan se-kabupaten OKU.
Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatra. Danau ini terbentuk akibat gempa bumi yang dahsyat dan letusan gunung vulkanik. Sebuah sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung vulkanik berubah menjadi jurang. Berbagai jenis tanaman termasuk semak belukar yang secara lokal dikenal sebagai Ranau, tumbuh di tepi danau dan sisa-sisa gunung menjadi Gunung Seminung, yang berdiri menjulang di samping danau yang memiliki air bersih ini.
Danau ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Lampung Barat di Propinsi Lampung dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan di Sumatera Selatan. Untuk menuju ke sini, dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, pengunjung bisa menyewa mobil ke Danau Ranau. Jika Anda ingin mengunakan kendaraan umum, Anda bisa mengunakan bus atau jenis transportasi lokal lainnya di Baturaja, namun transportasi umum di Sumatera Selatan biasanya beroperasi hanya ketika pasar buka, yaitu setiap hari Rabu.
Sumber:http://indonesia.travel/events/detail/1234/festival-danau-ranau-ke-xx