Pacu Jalur adalah sebuah event perlombaan mendayung perahu di tepian sungai Narosa, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Event ini telah bertahan selama lebih dari seabad.
Awalnya pacu jalur ini dibuat untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina di zaman penjajahan Belanda. Setelah masa penjajahan berakhir, pacu jalur ini masih tetap berlangsung sampai saat ini untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. (Sumber: Artikel liandamarta.com Foto zipoer7.wordpress.com)
Dalam kegiatan ini Anda dapat menyaksikan upacara adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, pertunjukan seni dan budaya dari berbagai daerah, lomba olahraga tradisional, lomba perahu naga, lomba perahu motor, expo dan pesta rakyat. Untuk acara Festival Seni Tradisi Internasional akan diikuti negara-negara anggota CIOFF dan akan dilaksanakan bersamaan dengan Festival Erau.
Erau berasal dari bahasa Kutai "eroh" yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai, riuh rendah suara tersebut dalam arti: banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan. Pelaksanaan upacara Erau dilakukan oleh kerabat keraton dengan mengundang seluruh tokoh pemuka masyarakat yang mengabdi kepada kerajaan. Mereka datang dari seluruh pelosok wilayah kerajaan dengan membawa bekal bahan makanan, ternak, buah-buahan, dan juga para seniman.
Erau pertama kali dilaksanakan pada upacara tijak tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama (1300-1325), juga diadakan upacara Erau. Sejak itulah Erau selalu diadakan setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja-Raja Kutai Kartanegara. Dalam perkembangannya, upacara Erau selain sebagai upacara penobatan Raja, juga untuk pemberian gelar dari Raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap Kerajaan. Dalam upacara Erau ini, Sultan serta kerabat Keraton lainnya memberikan jamuan makan kepada rakyat dengan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sebagai tanda terima kasih Sultan atas pengabdian rakyatnya.
Pelaksanaan Erau yang terakhir menurut tata cara Kesultanan Kutai Kartanegara dilaksanakan pada tahun 1965, ketika diadakan upacara pengangkatan Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat. Erau sebagai upacara adat Kutai dalam usaha pelestarian budaya dari Pemda Kabupaten Kutai baru diadakan pada tahun 1971 atas prakarsa Bupati Kutai saat itu, Drs.H. Achmad Dahlan. Upacara Erau dilaksanakan 2 tahun sekali dalam rangka peringatan ulang tahun kota Tenggarong yang berdiri sejak 29 September 1782.
Kini, kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai telah menjadikan Erau sebagai pesta budaya yakni dengan menetapkan waktu pelaksanaan Erau secara rutin. Selain itu, Festival Erau telah masuk dalam calendar of events pariwisata nasional, tidak lagi dikaitkan dengan seni budaya Keraton Kutai Kartanegara tetapi lebih bervariasi dengan berbagai penampilan ragam seni dan budaya yang ada serta hidup dan berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Kutai.
Kota Tenggarong atau nama awalnya Tepian Pandan merupakan ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), di Provinsi Kalimantan Timur. Dulunya kota ini adalah ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dan berdiamnya makam para rajanya. Di Kota Tenggarong ada beberapa tujuan wisata seperti Pulau Kumala dengan fasilitas taman hiburan, kereta gantung, dan tower setinggi 100 meter. Ada pula Museum Mulawarman dan Kedaton Kutai Kartanegara.
Untuk menuju Tenggarong, Anda dapat mengarahkan penerbangan melalui Bandara Sepinggan di Balikpapan. Berikutnya, lanjutkan perjalanan darat menuju Kota Tenggarong sekira 3 jam lebih. Anda dapat menyambangi Kota Tenggarong dari Samarinda dengan perjalanan darat selama 45 menit.
Sumber: indonesia.travel Foto cioffindonesia.blogspot.com
Festival Pulau Makassar yang sudah menjadi agenda pariwisata nasional kembali diselenggarakan di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada 20-21 Agustus 2016. Acara ini akan dimeriahkan dengan serangkaian acara yang mengedepankan potensi budaya dan alam Pulau Makassar sebagai salah satu unggulan wisata bahari di Kota Baubau.
Pulau Makassar dikaruniai pemandagan alam bawah laut yang menakjubkan, terumbu karangnya menjadi incaran penyelam untuk dinikmati secara visual. Warga setempat pun setiap hari memanfaatkan kekayaan Pulau Makassar melalui panen-panen ikan yang dihasilkan dari pulau tersebut.
Festival Pulau Makassar tidak bisa lepas dari ritual tradisi masyarakat setempat yang 'tuturangiana andala' atau memberikan sesajen di tengah laut. Ini adalah kegiatan seraya menyerahkan persembahan kepada penguasa alam pada empat penjuru mata agin agar rezeki melimpah dan marabahaya menjauh dari nelayan. Tradisi itu biasanya menyertai kepala kambing sebagai sesajen.
Pulau Makassar yang kerap disingkat dengan 'Puma' tengah dipersiapkan sebagai tujuan wisata bahari, karena daerah yang terletak di pesisir Baubau ini memiliki nilai jual yang tinggi baik di atas laut maupun bawah lautnya.
Nama 'Pulau Makassar' sendiri mungkin menimbulkan kebingungan bagi wisatawan yang baru mendengarnya. Ada beberapa versi yang melatari pemberian nama tersebut. Salah satu versinya menyebutkan bahwa pulau ini dihibahkan oleh Sultan Buton kepada para bangsawan Bone (Makassar) penentang kerajaan Gowa.
Perjalanan dari Kota Baubau ke Pulau Makassar tidak sampai setengah jam dengan ojek laut 'jerangka' atau perahu mesin tempel. Di sepanjang perjalanan, wisatawan dapat menyaksikan air laut yang jernih. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto muhammadsyukran.co.vu)
Untuk pertama kalinya Toba Granfondo, kegiatan bersepeda jarak jauh, akan dilaksanakan di Danau Toba pada 20-21 Agustus 2016. Ini adalah ajang non-kompetisi pengganti Audax yang akan membawa peserta bersepeda sejauh 200 kilometer melewati kota demi kota, kabupaten, lembah dan pedesaan di Sumatera Utara.
Titik start Toba Granfondo dimulai dari Kantor Gubernur Sumatera Utara di Kota Medan dan akan finish di Parapat, Simalungun. Jarak sejauh 200 kilometer tersebut akan melintasi Berastagi, Sibolangit, Kabanjahe, Simalem, Saribu Dolok, Tiga Runggu dan Simarjarunjung selama 2 hari 1 malam.
Setiap rute memiliki keunggulan masing-masing. Rute pertama yaitu Medan-Kabanjahe-Taman Simalem sangat menantang dengan jarak total 107 kilometer. Usai melewati rute yang sulit, di hari kedua pesepeda dimanjakan dengan rute sightseeingyang menawarkan pemandangan indah. Rute kedua ini dimulai dari Taman Simalem Resort-To View Point-Parapat dengan jarak total 87,7 kilometer. Bagi yang ingin melanjutkan perjalanan, terdapat extended rute Tomok-Simanindo pada 21 Agustus. Selama tiga hari tersebut, kurang lebih 200 peserta akan bersepeda pada ketinggian hingga 1.635 m dpl.
Para pesepeda juga akan disambut dengan acara welcome dinner di Medan sebagai pembuka acara dan ditutup dengan perayaan suksesi di Parapat sebagai puncak acara termasuk juga berbagai entertainment ditambah sejuknya suasana atmosfer Danau Toba.
Karena dikemas sebagai ajang non-kompetisi, Toba Granfondo 2016 mengedepankan nuansa wisata. Para peserta akan dipandu dan dikawal mulai dari titik start hingga ke titik finish secara bersama-sama. Mayoritas peserta adalah anggota komunitas yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia, diantaranya dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Ada empat paket yang ditawarkan oleh pelaksana yaitu Naninura Package, Ulos Package, Gondang Package dan Gorga Package dengan harga mulai dari Rp3,5-5,9 juta. Paket-paket tersebut sudah termasuk penginapan, konsumsi, jersey, booth information, serta antar-jemput di Bandara Internasional Kualanamu di Medan untuk kemudahan akomodasi para pegowes.
Toba Granfondo merupakan salah satu dari rangkaian acara Toba International Detour 2016 yang diselenggarakan untuk mempromosikan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi unggulan Indonesia. Toba International Detour 2016 terdiri dari Fun Walk for Wonderful Toba yaitu jalan sehat yang diselenggarakan di Jakarta pada 15 Mei lalu. Kemudian ada Greatest Caldera Ride, turing sepeda motor besar, yang sukses diadakan pada 21-22 Mei lalu. Lalu Toba Granfondo, Samosir Toba Ultra Marathon dan acara musik Toba in Harmony. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto tobadetour.com)
Penikmat jazz akan menjadi saksi pertunjukan musik spektakuler dan bertaraf internasional berlatarkan Candi Prambanan yaitu Indihome Prambanan Jazz 2016 yang diselenggarakan pada 20-21 Agustus. Ini adalah sebuah inisiasi pertunjukkan yang berupaya memadukan musik dengan unsur budaya yang kental.
Adapun musisi internasional yang diboyong adalah kelompok vokal R&B asal Amerika yaitu Boyz II Men. Kelompok yang beranggotakan Nathan Moris, Shawn Stockman dan Wannya Moris ini akan menjadi penampil utama dalam Indihome Prambanan Jazz 2016. Selain itu, beberapa nama dari dalam negeri yang sudah tidak asing lagi seperti Kahitna, Krakatau Reunion, Tulus, Mocca, Shaggy Dod dan Trio Lestari, juga akan memeriahkan perhelatan musik ini.
Menurut CEO Rajawali Indonesia Communication, Anas Syahrul Alimi, Indihome Prambanan Jazz 2016 diharapkan bisa menjadi sinergi jangka panjang dalam memperkenalkan pariwisata Indonesia di kancah dunia internasional.
Project Director Indihome Prambanan Jazz 2016, Bakkar Wibowo menambahkan bahwa Jogja itu sebuah kenangan dan pihaknya ingin membangun kenangan-kenangan itu menjadi sesuatu yang istimewa melalui sebuah pertunjukan musik ruang terbuka, di sebuah tempat yang begitu istimewa dengan penonton dan pertunjukan musik yang istimewa.
Indihome Prambanan Jazz 2016 diselenggarakan di dua venue yaitu venue Brahma untuk special show dan venue Wisnu untuk festival show. Dalam dua hari pertunjukan tersebut, pihak panitia berjanji akan melakukan yang terbaik demi memuaskan penikmat konser musik di Jogja dan sekitarnya.
Selain pertunjukan musik, disediakan expo dan bazar dengan tempat yang sangat nyaman. Penonton dapat menikmati musik berkualitas sambil menyantap kuliner-kuliner pilihan. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto unitedindonesia.org)
Pantai Boom Banyuwangi akan dimeriahkan alunan musik jazz dalam acara Banyuwangi Beach Jazz Festival (BBJF) 2016 yang diselenggarakan pada 13 Agustus 2016. BBJF kali ini tampil beda dengan panggung yang lebih cantik menampilkan keindahan pantai dan menghadirkan penyanyi-penyanyi jazz ternama di pentas musik Indonesia. BBJF akan mengkolaborasikan secara unik antara musik daerah dan sentuhan jazz kontemporer.
Nama-nama penyanyi jazz lokal yang akan mengisi panggung BBJF 2016 diantaranya adalah: Raisa, Tulus, Rizky Febrian, White Shoes and The Couples Company, Bunglon, Barsena, dan masih banyak lagi. Mereka akan tampil dalam konser jazz yang tahun ini bertema "Jazz Rise and The Next". Tema tersebut diangkat untuk mengapresiasi baru kalangan muda terhadap antusiasme genre musik jazz di Banyuwagi.
BBJF diselenggarakan tidak hanya untuk mendukung perkembangan musik jazz di Banyuwangi tetapi juga melahirkan wadah apresiasi bakat bagi anak-anak muda. Visi misi ini serius digeluti Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, terbukti dengan diadakannya BBJF beserta event jazz lainnya seperti Student Festival Jazz dan Ijen Summer Jazz.
Pantai Boom dipilih sebagai venue tidak lain karena ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi warga Banyuwangi, selain itu lokasinya pun dekat dari pusat kota sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan. Pantai ini memiliki pemandangan yang indah dan dipenuhi akitivitas nelayan lokal. Nilai historinya juga cukup tinggi karena pernah digunakan untuk mengangkut hasil bumi zaman kolonial. Dengan segenap potensi itu kemudian Pantai Boom selalu dijadikan lokasi diselenggarakannya event-event akbar di Banyuwangi seperti BBJF ini dan juga Festival Gandrung Sewu.
Tiket BBJF 2016 dibandrol dengan harga mulai kelas festival Rp300 ribu, wings kanan/kiri Rp500rb,VIP Rp1,2 juta, dan VVIP Rp2 juta. Baru tahun ini, untuk menampung antusiasme penonton, panitia menyediakan kelas festival dengan paling rendan harga Rp300 ribu. Penonton akan disuguhi alunan Jazz didukung oleh multimedia efek yang akan menambah keindahan pantai Boom. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto gigsplay.com)
Festival Bahari Nuhanera digadang oleh Pemerintah Daerah Lembata untuk memperkenalkan destinasi wisata bahari Teluk Waienga. Tahun ini festival tersebut diselenggarakan pada 12-15 Agustus 2016 di Tanjung Nuhanera, Teluk Waienga, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Beragam acara yang akan disuguhkan antara lain bakti sosial bersama masyarakat di lokasi (lokasi 14 desa di Teluk Waienga), membersihkan pantai dan laut, dayung perahu tradisional, renang teluk, fun fishing, parade perahu dan motor laut, serta pentas seni tradisional dan lomba foto bawah laut.
Festival Bahari Nuhanera sendiri merupakan salah satu acara dari serangkaian program promosi yang telah dibuat Pemda untuk menyiapkan Teluk Waienga sebagai salah satu ikon wisata masa depan Lembata. Teluk Waienga yang bergaris pantai sepanjang 91 ini tidak hanya tempat yang indah, namun juga memiliki sejuta cerita dibaliknya. Masyarakat lokal Nuhanera dipercaya sebagai tempat tinggal leluhur atau orang yang sudah meninggal, sehingga ada kearifan laut tertentu yang harus dituruti demi menjaga kawasan ini.
Secara berkala paus biru muncul di teluk ini, ada juga penyelam yang melihat ikan duyung. Usai mengeksplor kekayaan bawah lautnya, wisatawan dapat berkujung ke kampung adat ataupun trekking menaiki Gunung Ilelewotolok. Untuk menuju ke tempat ini bisa menyewa kapal yang memuat hingga 20 orang.
Kabupaten Lembata yang menaungi Teluk Nuhanera sendiri memiliki beraneka potensi wisata alam bahari, wisata budaya, maupun wisata alam pegunungan yang memesona. Beberapa diantaranya adalah budaya berburu paus di Desa Lamalera, Pesta Kacang di Kampong Adat Lewohala di Desa Jontona, Pantai Lowolein di Desa Dikesare, Pantai Epo di Desa Patuntawa, Pantai dan Bukit Bour di Desa Bourdan Gunung lle Ape, serta tarian daerah, kerajinan dan kuliner khas Lembata. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto sportourism.id)
Kota Tomohon siap menebar pesona dan potensinya sebagai "Kota Bunga" dengan menggelar Tomohon Internasional Flower Festival (TIFF) 2016. Acara tersebut akan berlangsung pada 8-12 Agustus 2016. Acara ini akan jadi tontonan gratis bagi masyarakat lokal dan wisatawan mancanegara yang berlibur ke Tomohon.
Walikota Tomohon, Jimmy F Eman, mengatakan bahwa festival berskala internasional ini akan menghadirkan banyak wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Target Sulawesi Utara untuk wisatawan mancanegara sekira 1 juta, Tomohon optimis bisa meraih 10 persennya lewat Festival Bunga Tomohon ini.
"Ini sudah pasti akan berdampak luas bagi perekonimian, jasa dan barang, serta dampak lainnnya yang bisa dinikmati masyarakat Kota Tomohon," katanya.
Kehadiran peserta mancanegara tahun ini juga lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, dimana ada peserta baru berasal dari Tiongkok, Australia, New Zealand, Hongkong, Rusia, Amerika, Perancis, Thailand dan Filipina. Negara-negara tersebut akan mendekorasi mobil-mobil besar dengan bunga berwarna-warni.
Mariam Rau, Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon menambahkan bahwa TIFF diselenggarakan dalam rangka memperkenalkan destinasi-destinasi wisata di Kota Tomohon. Semakin banyak promosi yang dilakukan, wisatawan semakin tahu potensi wisata yag tidak kalah menarik dibanding daerah lain.
Kota Tomohon berlokasi 22 km dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi tanah yang subur dan udara yang sejuk membuatnya cocok untuk membudidayakan berbagai jenis bunga dan sayuran. Kota ini dikenal sebagai penghasil bunga. Saat musim berbunga tiba maka di sinilah tempat bunga-bunga indah bermekaran bahkan taman di rumah penduduk lokal dapat turut Anda nikmati. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto jpnn.com)
Atraksi perang antara beberapa suku di Papua akan dikemas dalam sebuah festival menarik bertajuk Festival Lembah Baliem 2016. Tahun ini festival tersebut kembali digelar pada 8-10 Agustus 2016 di Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Ini adalah kesempatan Anda untuk melihat semua ragam suku di Dataran Tinggi Wamena dan Lembah Baliem berkumpul untuk merayakan festival tahunan bersama. Suku-suku tersebut akan melakukan atraksi perang dengan tujuan menjaga kelincahan dan kesiapan mereka untuk mempertahankan desa.
Walaupun perang ini hanyalah skenario namun tetap menghasilkan suasana yang menegangkan karena benar-benar terlihat adegan saling lempar tombak dan berteriak antar suku. Pengunjung akan tetap aman karena sudah disediakan tempat duduk khusus untuk menonton acara ini.
Festival ini diselenggarakan oleh Kabupaten Jayawijaya untuk memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai serta budaya suku tradisional Lembah Baliem. Selain pertunjukan perang, Anda juga dapat menyaksikan tari-tarian tradisional Papua, balapan babi, lontar rotan, panahan, sikoko dan masih banyak lagi lainnya.
Lembah Baliem merupakan lembah indah di bentangan Pegunungan Jayawijaya. Suku Dani, Suku Yali dan Suku Lani adalah beberapa suku yang tercatat tinggal di sini. Untuk dapat sampai ke Lembah Baliem, pengunjung harus melewati bandara utama Provinsi Papua, yakni Bandara Sentani. Bandara Sentani dapat diakses menggunakan maspakai penerbangan dari Jakarta, Surabaya, maupun Manado. Setibanya di Bandara Sentani diteruskan dengan pesawat jenis Hercules maupun Twin Otter menuju Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya. (Sumber: Artikel pesona.indonesia.travel Foto puteriputeri.com)
Agustus 2016 akan menjadi bulan pelaksanaan festival Mentaram di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dalam event ini akan ditampilkan berbagai kesenian daerah tradisional dari suku Sasak, Sumbawa, Mbojo, Bali dan suku-suku lainnya yang mendiami kota Mataram. (Sumber: Artikel mbolangyuk.com foto lombokpost.net)