TripTrus.Com - Jangan sampai ketinggalan acara Bali Trail Running Ultra tahun ini bagi para pelari yang tak pernah absen mengikuti ajang lari lintas alam di Gunung Batur, Kintamani. Rencananya, acara ini akan berlangsung pada 21 Mei mendatang.
Bali Trail Running Ultra awalnya dikenal dengan nama Bali Trail Running Challenge (BTR Challenge) dan terselenggara berkat komunitas pelari lintas alam Bali Trail Running yang bertujuan meningkatkan pariwisata di Bali, terutama di Kabupaten Bangli. Saat penyelenggaraan perdananya pada 2020, hanya ada satu kategori, yakni 20K. Kemudian, tantangannya bertambah dengan kategori 15K dan 30K, yang juga dikenal sebagai BTR Challenge. Pada November 2022 lalu, Bali Trail Running telah sukses menggelar percobaan lari lintas alam untuk jarak ultra dengan jumlah peserta yang terbatas.
Tahun ini, Bali Trail Running telah menyiapkan total empat kategori yang bisa dipilih oleh para peserta sesuai kemampuan masing-masing. Kategori tersebut adalah 7K, 15K, 30K, dan 55K, dengan total elevasi dan COT yang berbeda-beda. Acara dimulai dengan pelepasan lari untuk peserta kategori 55K pada Minggu, 21 Mei pukul 00:30 di Tova Devasya, Desa Toya Bungkah, Kintamani.
Peserta akan berlari dengan total elevasi 3.600 meter dan COT 18 jam. Selanjutnya, peserta kategori 30K mulai berlari pukul 05:00 dengan total elevasi 1.340 meter dan COT 8 jam. Peserta kategori 15K akan berlari mulai pukul 05:30 dengan total elevasi 980 meter dan COT 5 jam. Sementara peserta kategori 7K berlari mulai pukul 06:00 dengan total elevasi 300 meter dan COT 3 jam.
[Baca juga : "Java Jazz Festival"]
Karena acaranya berlangsung sedari pagi, sebaiknya peserta sudah menginap sebelumnya di akomodasi yang tak jauh dari lokasi pelepasan lari. Selain itu, persiapkan fisik dan stamina dengan baik karena lintasan larinya menantang dengan jalur tanah, pasir, bebatuan, maupun jalan beraspal.
Untuk registrasi, kunjungi balitrailrunning.com. Pendaftaran paling lambat 20 April, atau bisa lebih cepat bila slot terpenuhi. Biaya pendaftaran untuk WNI adalah Rp450 ribu untuk kategori 7K, Rp550 ribu untuk 15K, Rp790 ribu untuk 30K, dan Rp990 ribu untuk 55K. Sementara itu, biaya pendaftaran untuk WNA adalah Rp550 ribu untuk kategori 7K, Rp650 ribu untuk 15K, Rp1,04 juta untuk 30K, dan Rp1,39 juta untuk 55K. Biaya tersebut sudah termasuk hoodie, finisher medal, tote bag, chip RFID, BIB, dan refreshment di garis finis. Khusus finisher kategori 15K, 30K dan 55K, mereka juga akan mendapatkan jersey. (Sumber Foto: @idvoyager)
Sep/13 | Festival Pinisi 2025
TripTrus.Com - Bro-Sis Traveler, siap-siap deh karena tanggal 11–13 September 2025 bakal ada event super epic: Festival Pinisi di Bulukumba, Sulawesi Selatan! Bayangin lo lagi menikmati vibe laut sambil nonton perahu Pinisi klasik yang terkenal ke keseluruh dunia lewat UNESCO, tapi acaranya gak kuno—masuknya malah dijadiin ajang kreatif buat lokal, UMKM, hingga ritual adat yang bikin lo bener-bener ngerasa nyatu sama budaya asli sana. Jadi, kalau lo pengen content yang meaningful sekaligus vibes chill di pantai, ini event yang wajib lo pecahin!
View this post on Instagram
A post shared by @kukunjbipanlop
1. Warisan Budaya Pinisi + Ritual Tradisional
Bro-Sis, yang bikin Festival ini beda: Kapal Pinisi—simbol maritim Bulukumba—digelar totalitas dari pembuatan sampai pelayaran, lengkap sama ritual adat kayak songka bala ribantilang, ammossi’, annyorong lopi, dan andingingi. Ritual annyorong lopi, lo tau ga? Itu ritual mendinginkan bumi yang udah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda! Jadi lo ngerasain langsung gimana budaya itu hidup, bukan cuma dipajang di museum. Festival ini ngajak lo ‘ngeh’ sama akar budaya sambil tetep seru kekinian!
2. Kolaborasi Lokal dan Ekonomi Kreatif
Lo bakal liat bagaimana penduduk Bulukumba on fire! Mereka pake momentum ini buat jualan UMKM, fashion show kerajinan tangan, produk pangan khas dan ngembangin kreativitas masyarakat lokal. Ada expo ekonomi kreatif, senandung kopi khas Kahayya, bahkan pemutaran film pendek dokumenter tentang Pinisi—semua kolaborasi antara pemerintah, Dinas Koperasi, Ekraf, Kominfo, bahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan support penuh. Lo gak cuma nonton, lo jadi bagian dari semangat lokal yang mau survive dan berkembang!
[Baca juga : "Rang Solok Baralek Gadang 2025"]
3. Gabungan Seru Hiburan & Sosial
Gak cuma budaya dan ekonomi, Bro-Sis! Festival ini juga ngeblend unsur sosial dan fun bareng: ada pasar murah, sunatan massal, pemeriksaan kesehatan gratis, berbagi telur buat generasi makan sehat (#GemarMakanTelur), bantuan bahan pangan untuk yang butuh, lomba hias perahu, sampe rekor MURI makan ikan terbanyak! Dan semua itu dikemas bareng karnaval budaya, panggung seniman lokal, pemilihan duta wisata kabupaten, hingga kegiatan konservasi lingkungan. Lo bisa main, nonton, peduli—semua bisa lo rasain di satu festival!
Bro-Sis Traveler, Festival Pinisi tuh bukan sekadar event—dia panggilan buat lo yang pengen traveling punya makna. Dari iconic-nya kapal Pinisi dan ritual adat yang kental, sampai kolaborasi ekonomi kreatif, seni lokal, dan misi sosial yang dibawa. Lo gak cuma dapet konten kece, tapi lo juga bantu masyarakat lokal dan jadi bagian cerita budaya yang sesungguhnya. Jadi siapin tiket, outfit pantai yang comfy tapi estetik, karena Festival Pinisi 2025 bakal ngebawa lo ke cerita laut, heritage, dan kreativitas yang anti-mainstream! (Sumber Foto: @sanggarsaorajae)...
more.
Sep/12 | Jakarta International Photo Festival 2025
TripTrus.Com - Bro-Sis, siap-siap buat jalan-jalan visual ke dunia fotografi keren! JIPFest 2025 hadir di Taman Ismail Marzuki, Cikini—tepatnya tanggal 12–21 September—gratis pula. Festival foto internasional ini bukan cuma display karya estetik, tapi juga ajakan buat kita ngulik gimana teknologi udah nempel banget sama hidup: internet, sosial media, gadget wearable sampai kecerdasan buatan. Lo bakal diajak refleksi, dialog, workshop, sambil betah keluyuran nyari visual ter-meaningful yang bukan sekadar “feed-able” tapi juga ngebuka mata. Coexistence—tema tahun ini— ngajak lo bilang, “Eh, manusia dan teknologi, bisa ga sih jalan barengan tanpa ngilangin sisi kemanusiaan kita?”
View this post on Instagram
A post shared by Kala Karya Gallery (@kala____karya)
Pesta foto JIPFest edisi kelima, diselenggarain sama PannaFoto Institute, udah jadi platform yang ngehubungin fotografer muda sama publik—gue, lo, kita semua—buat ngobrol, bertukar cerita, dan nendang karya ke panggung global meski dari sini.
Tahun ini tema Coexistence keren banget, Bro-Sis! Fotografer diajak buat ngebahas gimana teknologi—dari medsos sampai AI—udah nyatu sama keseharian kita, juga cara kita bangun narasi, identitas, dan memory. Di antaranya ada pameran foto, discourses kritis, kuliah umum, plus workshop yang bikin lo mikir—kita hidup di jaman digital, tapi kemanusiaan harus tetap nge-stand out.
[Baca juga : "Festival Pinisi 2025"]
Lokasinya ada di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, selama 10 hari penuh—12 sampai 21 September 2025. Banyak acara seru: 41 acara dan 16 program publik, lengkap sama 50 bintang tamu dari dalam dan luar negeri. Jadi bukan cuma jalan-jalan, tapi ngeri juga kualitasnya. Lo bisa ngerasain networking-nya, dapet ilmu, ikut diskusi, atau nemenin karya-karya powerful di pameran. Semua gratis!
Bro-Sis, JIPFest 2025 tuh bukan cuman festival foto—dia ajakan buat kita buat pikirin gimana teknologi nge-shape hidup, sambil tetap ngejaga essence kemanusiaan. Lo bisa jadi bagian dari cerita visual, ketemu ide keren, atau sekadar jalan-jalan sambil cari vibes baru buat feed dan hati. Dari workshop, pameran, sampe diskusi kreatif—semua disuguhin gratis sama PannaFoto Institute di TIM. Jadi, jangan cuma jadi ghost follower di timeline—ayo gas langsung ke venue, serap energi ‘Coexistence’, dan bikin traveling literasi lo makin meaningful! (Sumber Foto: @miojkt)...
more.