Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Provinsi Fujian – China, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa kepada dewa Kie Ong ya yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan. Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar samar. dengan berpikiran di mana ada api di situlah ada daratan dan kehidupan akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malaka tersebut akhirnya tongkang yang mereka naikipun mereka bakar, inilah yang menjadi cikal bakal ritual bakar tongkang Masyarakat Cina pun mempercayai apabila tongkang yang dibakar jatuh mengarah ke laut,maka peruntungan perekonomian bersumber dari laut.Sebaliknya apabila jatuh mengarah ke darat,maka peruntungan perekonomian pada tahuh itu lebih banyak dari darat.Sumber:http://disparekraf.riau.go.id/ Foto:https://www.pedomanwisata.com/event/festival/festival-bakar-tongkang-2018-di-bagansiapiapi-acara-tahunan-membakar-replika-kapal-terakhir-di-riau