TRIPTRUS - Sebelum Raden Ajeng Kartini berusia 20 tahun, kaum perempuan diberi kebebasan sebatas macak (merias diri), masak, dan manak (melahirkan). Para perempuan terkungkung dengan berdiam diri di rumah dan menyiapkan seluruh keperluan untuk suami dan anak-anaknya. Tetapi kini, perempuan dan laki-laki bisa bepergian sama jauhnya.
Tidak tampak lagi batasan antara perempuan dan laki-laki soal perjalanan. Pun dengan travelling dengan berkeliling dunia. Emansipasi wanita pun telah melahirkan banyak travel writer yang menginspirasi para pecandu perjalanan untuk pergi lebih jauh. Menularkan semangat untuk melihat dunia lebih luas.
Berikut Okezone rangkum tiga travel writer wanita yang selalu membagi pengalaman perjalanannya ke berbagai belahan dunia melalui buku:
Claudia Kaunang
Perjalanan sepertinya telah mendarah daging pada perempuan kelahiran Jakarta ini. Claudia Kaunang memulai traveling pertamanya sejak bayi.
Claudia menerbitkan buku pertamanya pada tahun 2009 yang berjudul Rp2 Juta Keliling Thailand, Malaysia & Singapura. Keinginannya menulis buku ini berangkat dari rasa ingin membagi pengalaman dan tips berlibur hemat pada traveller,terutama mereka yang senang bepergian dengan budget minim atau backpacker.
Delapan buku lain ciptaannya adalah TraveLove, Rp2,5 Juta Keliling Jepang, Rp3 Juta Keliling Taiwan, Rp2 Juta Keliling Macau, Hong Kong & Shenzhen, Rp500 Ribu Keliling Singapura, 101 Travel Tips & Stories, dan Traveling is Possible (2015).
(Sumber: bambangpurnomohp.blogspot.com)
Melalui buku Traveling is Possible, ia ingin menularkan semangat travelling pada masyarakat. Dalam bukunya ini, ia menuliskan berbagai kalimat inspirasi untuktravelling.
Bagi seorang Claudia Kaunang, travelling bukan hanya soal jalan-jalan, tetapi juga mendekatkan diri kepada Tuhan, belajar memahami karakter masyarakat di suatu negara, belajar lebih peka terhadap lingkungan dan berbagai aspek sosial lainnya.
Windy Ariestanty
Windy adalah seorang travel writer yang telah menulis beberapa buku, termasuk Life Traveler (2011) dan Studying Abroad: Belajar Sambil Berpetualang di Negeri Orang (2007).
Melalui bukunya, Windy berbagi pengalamannya saat travelling. Ia juga mendeskripsikan perjalanan dalam arti yang luas. Tentang menemukan rumah bagi batinnya, tentang menemukan teman dan saudara yang tidak memiliki ikatan darah.
(Sumber: ganlob.com)
Baginya, perjalanan adalah sebuah rumah yang sesungguhnya. Sehingga tidak membuatnya asing meski berada di tempat asing.
“Because travelers never think that they are foreigners,” ujarnya.
Trinity
Trinity mulai dikenal sejak menulis blog The Naked Traveler. Kemudian ia menulis buku dengan judul yang sama.
Sejak saat itu, dirinya menjadi salah satu penulis buku travel terkenal di Indonesia. Bahkan, ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai Manusia Inspirasional yang memberi Kontribusi bagi Dunia Pariwisata pada 2010 oleh sebuah majalah travel.
Hingga saat ini, dirinya telah menelurkan delapan buku tentang perjalanan. Tak hanya melalui buku, perempuan kelahiran Sukabumi ini juga kerap membagi pengalaman liburannya melalui akun Twitter-nya, @trinitytraveler.
(Sumber: kompas.com)
Dalam urusan travelling, Trinity bukanlah orang yang senang menikmati perjalanan dengan fasilitas mewah. Ia justru lebih senang bepergian sendiri dengan memilih tempat-tempat terpencil yang menawarkan keindahan alam yang asri dan menenangkan. (Sumber: Artikel okezone.com Foto panduanwisata.id)