TripTrus.Com - Sejak abad pertama sebelum masehi, Cina dan kepulauan Indonesia telah memiliki hubungan yang sangat dekat, baik antara Kaisar Cina dengan raja-raja di Indonesia, dalam aspek agama maupun perdagangan. Sejumlah putri kerajaan Cina bahkan menikah dengan sejumlah raja di Yogyakarta, Solo, Cirebon, Bangka dan Belitung , maupun Kalimantan Barat
Kedatangan bangsa Cina ke Indonesia dimulai pada abad ke 17, ketika kongsi perdagangan Hindia-Timur (VOC) berhasil mengajak bangsa Cina dari daratan untuk berimigrasi ke berbagai pulau di Indonesia baik untuk bekerja maupun berdagang.
Di Batavia , pusat Kongsi Perdagangan Hindia-Timur (VOC), meskipun komunitas bangsa Cina diperlukan oleh Belanda, tetap saja mereka dan penduduk asli hanya diperbolehkan tinggal di luar batas kota dan tembok kota.
Pada umumnya mereka bermukim dan berdagang di sepanjang daerah Pintu Besar, di sekitar sungai Ciliwung, yang sekarang dikenal sebagai Glodok, atau daerah Pecinan Jakarta. Daerah Glodok dimulai dari sepanjang Pancoran sampai dengan Jalan Gunung Sahari. Sejumlah komunitas Cina juga bermukim ke arah Barat yang sekarang dikenal sebagai daerah Tangerang, kini disebut provinsi Banten. Ppenduduk yang bermukim di daerah Tangerang dikenal sebagai Cina Benteng.
Dengan adanya larangan bagi perempuan Cina untuk beremigrasi di masa itu, banyak pria Cina yang berimigrasi ke Batavia menikah dengan perempuan lokal sehingga menghasilkan gabungan budaya Cina, lokal Melayu, Jawa dan tradisi asli lainnya. Budaya hasil gabungan ini dikenal dengan budaya Peranakan.
Budaya Peranakan adalah budaya yang sangat berpengaruh di upacara perkawinan, musik, tari dan khususnya pada makanan maupun masakan. Tampak jelas Cina menyerap budaya lokal dan sebaliknya, dimana penduduk lokal juga menyerap berbagai elemen budaya Cina untuk diterapkan diberbagai hal.
Sejumlah bangunan Cina yang dijaga keasliannya dan masih ada sampai saat ini salah satunya adalah Toko Merah. Berlokasi di Jalan Kali Besar, Toko Merah tampak memiliki pengaruh budaya Cina yang sangat kuat. Selain itu terdapat juga bangunan Candranaya yang baru selesai direstorasi yang berlokasi di Jalan Gajah Mada. Baik Toko Merah dan Candranaya sekarang digunakan untuk Seminar, Pesta Perkawinan dan sejumlah acara lainnya.
Petak Sembilan
Di sekitar Petak Sembilan, Anda dapat menemukan toko Cina yang menjual berbagai manisan dan pernak pernik Cina , toko obat Cina serta berbagai restoran Cina terbaik yang menyediakan makanan asli Cina seperti bebek panggang, pangsit goreng dan bakso. Di sini juga terdapat warung kopi yang disebut ‘Kopi Tiam’ dan Es Kopi yang disebut ‘Tak Kie’, yang kesemuanya disediakan masih dengan cara lama.
Bagian dari daerah Pecinan Jakarta ini menjadi sangat meriah dengan lentera dan tari Barongsai, terutama pada saat perayaan Tahun Baru Cina. (Sumber: Artikel jakarta-tourism.go.id Foto jakarta.panduanwisata.id)