Batik Desa Tanjung Bumi
Batik Desa Tanjung Bumi terletak di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan Madura, sektar 41 km dari kota Bangkalan. Di Bangkalan, Pulau Madura, khususnya Desa Ketengan dan Jalan Kusuma Bangsa Burneh, banyak warga setempat berprofesi sebagai perajin batik tulis. Desa ini banyak didatangi oleh turis yang mencari batik tulis Bangkalan.
Anggapan selama ini bahwa batik hanya menjadi milik daerah Solo dan Yogyakarta di Jawa Tengah ternyata tidak sepenuhnya benar. Buktinya, di Pulau Madura yang kaya akan pesona alam pantai dan tambang garam ini juga memiliki potensi seni batik.
Setiap hari sabtu - minggu hampir semua rumah memajnga hasil karya batiknya didepan rumah. dan banyak pengunjung dari luar kota yang membeli batik disini untuk dijual lagi keluar. Di desa tanjung buni ada 60 kelompok pengrajin batik.
asal muasal mengapa masyarakat Tanjung Bumi mengerjakan di dalam rumah, ternyata tidak lepas dari sejarah kelahiran batik di Madura. Konon, keterlibatan perempuan-perempuan di Tanjung Bumi pada proses membatik dikarenakan menunggu kedatangan sang suami, yang sebagian besar bermatapencarian sebagai nelayan. Dan kalau sudah pergi menangkap ikan, mereka bisa pergi berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.
Bagi perempuan Tanjungbumi, menunggu kedatangan suami merupakan saat-saat paling panjang dan menegangkan. Mereka selalu gelisah apakah suaminya bisa pulang kembali dengan selamat dan bisa membawa uang untuk biaya rumah tangga. Untuk mengurangi rasa gelisah tersebut, akhirnya mereka mulai belajar membatik. Namun, hingga kini belum ada yang dapat memastikan kapan para istri itu mulai membatik.
Anggapan selama ini bahwa batik hanya menjadi milik daerah Solo dan Yogyakarta di Jawa Tengah ternyata tidak sepenuhnya benar. Buktinya, di Pulau Madura yang kaya akan pesona alam pantai dan tambang garam ini juga memiliki potensi seni batik.
Setiap hari sabtu - minggu hampir semua rumah memajnga hasil karya batiknya didepan rumah. dan banyak pengunjung dari luar kota yang membeli batik disini untuk dijual lagi keluar. Di desa tanjung buni ada 60 kelompok pengrajin batik.
asal muasal mengapa masyarakat Tanjung Bumi mengerjakan di dalam rumah, ternyata tidak lepas dari sejarah kelahiran batik di Madura. Konon, keterlibatan perempuan-perempuan di Tanjung Bumi pada proses membatik dikarenakan menunggu kedatangan sang suami, yang sebagian besar bermatapencarian sebagai nelayan. Dan kalau sudah pergi menangkap ikan, mereka bisa pergi berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.
Bagi perempuan Tanjungbumi, menunggu kedatangan suami merupakan saat-saat paling panjang dan menegangkan. Mereka selalu gelisah apakah suaminya bisa pulang kembali dengan selamat dan bisa membawa uang untuk biaya rumah tangga. Untuk mengurangi rasa gelisah tersebut, akhirnya mereka mulai belajar membatik. Namun, hingga kini belum ada yang dapat memastikan kapan para istri itu mulai membatik.
