Bangunan Museum Kretek yang berdiri di atas areal seluas 2 hektar ini terbilang sangat indah dan megah. Di depannya ada dua bangunan terpisah berasitektur rumah adat Kudus dan surau gaya Kudus.
Lokasi Museum ini tak terlalu sulit untuk dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun umum. Kota Kudus terletak 50 km timur Semarang, paling tidak bisa menghabiskan waktu kurang dari satu jam dari Semarang.
Museum kretek didirikan bertujuan untuk menunjukan bahwa kretek berkembang sangat pesat di tanah jawa khususnya di kota kudus. Di museum ini diperkenalkan mulai dari sejarah tentang kretek hingga proses produksi rokok kretek, mulai dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern. Di sana juga bisa ditemukan siapa saja tokoh-tokoh yang berperan besar dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia.
Museum Kretek yang diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1986 oleh Soeparjo Rustam Gubernur Jawa Tengah merupakan satu-satunya museum kretek di Indonesia, bahkan di dunia.
Menelusuri sejarah rokok kretek di Kudus, bermula dari sosok H. Jamhari, karena deraan penyakit dada yang sering menyesakkan nafasnya, ia mencoba mengoleskan minyak cengkeh pada dada dan punggungnya. Kemudian H. Jamhari mencoba dengan cara lain, yakni cengkeh yang sudah dirajang dicampur dengan rempah-rempah dan ia linting menjadi batang rokok.
Banyaknya permintaan akan rokok racikannya, H. Jamhari membuat rokok dalam jumlah besar. Sejak saat itulah industri rokok terlahir. Dan rokok cengkeh yang diisap menimbulkan bunyi ”kretek-kretek”, khalayak kemudian menyebut rokok tersebut sebagai ”Rokok Kretek”.